Halimah Akui Ferry Seorang Biksu

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Halimah Akui Ferry Seorang Biksu

Post by Laurent »

Senin, 18 Desember 2006 20:01 WIB
HUKUM-KRIMINAL - Pidana
Halimah Akui Ferry Seorang Biksu
Penulis: Syarif Hidayatullah

BOGOR--MIOL: Kontroversi tentang teman dekat almarhum Alda Rizma, Ferry Surya Prakasa mulai terkuak. Halimah, ibunda Alda, mengakui bahwa Ferry yang sedang dicari polisi saat ini adalah seorang biksu dengan nama Lim Pho Ce.

Pernyataan itu dilontarkan Halimah setelah menjalani pemeriksaan terkait kasus penggelapan uang sewa kendaraan rental di Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/12).

Halimah mengatakan dirinya memang mengenal Ferry. Namun ia bungkam saat ditanya lebih jauh tentang teman yang terakhir menemani Alda sebelum meninggal.

Halimah juga membantah adanya autopsi ulang terhadap jenazah Alda yang sudah dimakamkan. "Saya sendiri berharap kasus ini bisa segera diselesaikan," jelasnya.

Terkait kasus penggelapan uang sewa rental, Kapolsek Bogor Selatan, AKP Adriansyah mengatakan Halimah tidak ditahan dan hanya wajib lapor. (DD/OL-06)

www.mediaindo.co.id
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

Kerja sama:

www.kapanlagi.com

Halimah: Pacar Alda Biksu


BOGOR, WARTA KOTA- Ibunda Alda Risma, Ny Halimah, mengakui bahwa pacar Alda seorang rinpoche, sebutan bagi pemuka agama Buddha. Pacar yang dimaksud adalah Ferry Surya Perkasa. Keterangan Halimah itu disampaikan seusai menjalani wajib lapor di Polsekta Bogor Selatan, Senin (18/12).

Menurut Halimah, Alda sudah lama berpacaran dengan Ferry yang kini buron. Ferry diburu polisi setelah dia meninggalkan jenazah Alda Risma di Rumah Sakit Mitra Internasional, Jatinegara, Selasa (12/12) malam. Pria itu menghilang sesaat sebelum jenazah Alda dibawa ke RSCM untuk menjalani autopsi.

Sebelumnya, Ferry dan Alda check-in di kamar 432 Hotel Grand Menteng, Matraman, Minggu (10/12) petang, ditemani dua rekannya (perempuan dan laki- laki). Alda mengembuskan napas terakhir Selasa (12/12) sekitar pukul 20.00. Di tubuhnya ditemukan sedikitnya 20 titik bekas suntikan yang baru.

Menurut Halimah, Ferry Surya Perkasa alias Liem Pho Ce benar-benar pacar Alda. Jika Ferry yang dimaksud benar-benar YM Serlingpa Dharmakirti Yongdzin Tulku Rinpoche, dia adalah Biksu Ferry yang memimpin Vihara Thar Paling yang terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat.

Ia merupakan pemuka agama Buddha beraliran Tibet. Liem dilahirkan di Jakarta tahun 1972. Ia alumni University of Washington sebagai ahli aeronautika atau kedirgantaraan. Liem lantas mengasah ilmu kepada seorang guru Buddha Tantrayana Vajrayana (Tradisi Nyingma) dari Tibet bernama YM Chagdud Tulku Rinpoche. Semasa kuliah di Universitas Washington, Liem juga memperdalam ilmu keagamaan (Tradisi Gelug) kepada guru besar di universitas itu yakni YM Geshe Ngawang Nornang.

Ferry kemudian dinobatkan sebagai YM Serlingpa Dharmakirti Yongdzin Tulku Rinpoche tahun 1996 di Swiss. Menurut Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya, Yongdzin dikenal sangat santun. Maka, Hartati tidak percaya orang yang sekarang dikait-kaitkan dengan kematian Alda itu adalah Yongdzin yang dikenalnya selama ini. Karena itu pula, Hartati berharap Ferry segera menyerahkan diri agar persoalan ini jadi jelas. Ia juga menyerukan kepada segenap ummat Buddha untuk tidak panik tetapi terus waspada.

Hartati pun mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Yongdzin berupaya mengobati Alda, jika dilihat dari barang-barang yang dimilikinya dan kini dijadikan barang bukti oleh kepolisian.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Carlo Tewu semakin mengesampingkan Alda tewas karena overdosis narkoba. Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan barang bukti, besar kemungkinan Alda tewas saat menjalani terapi ozon.

Ia pun mengingatkan bahwa penggunaan psikotropika dengan cara suntik merupakan hal yang baru. Umumnya penggunaan psikotropika dilakukan dengan cara ditelan atau diminum. "Kami belum menyimpulkan apakah kematian Alda itu karena pembunuhan atau tidak. Itu masih sumir. Kejelasannya nanti akan diperoleh kalau Ferry sudah ditangkap," ujar Carlo.

Wajib lapor
Tepat sepekan lalu Alda mengembuskan napas terakhir. Ia pun telah dimakamkan di TPU Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor. Sang ibu, Ny Halimah, berharap tidak ada lagi pembongkaran makam Alda untuk kepentingan apa pun, termasuk penyidikan. "Masalah penggalian kuburan Alda, kayaknya tidak perlu yah," kata Halimah setelah melapor ke Polsekta Bogor Selatan. Menurut Kapolsekta Bogor Selatan AKP Andriansyah, Halimah wajib lapor diri ke kantor polisi dua kali dalam seminggu.

Kemarin Halimah tiba di Polsekta Bogor Selatan di Jalan Pahlawan pukul 08.00. Selain wajib lapor, Halimah juga menjalani pemeriksaan lima jam sehubungan dengan laporan penggelapan mobil yang dituduhkan kepada dirinya.

Halimah mengenakan kemeja putih bercorak bunga warna-warni dan bercelana panjang serta tas hitam. Rambutnya diikat dan bibirnya dipoles dengan gincu warna pink.
Usai diperiksa, ibu dari sembilan anak tersebut hanya sebentar menjawab pertanyaan wartawan. Ia segera meninggalkan kantor polisi, diantar seorang polisi dengan sepeda motor menuju rumah ayahnya, Dede Suwardi, di Jalan Sukasari I RT 02/02, Kelurahan Sukasari, Bogor Timur, Kota Bogor.

Halimah mengatakan bahwa kedatangannya ke kantor polisi tidak ada hubungannya dengan tewasnya Alda Risma. "Saya datang ke kantor polisi guna memenuhi panggilan polsi untuk wajib lapor sehubungan dengan adanya laporan tentang diri saya," katanya.

Ketika disinggung tentang Ferry, Halimah kembali menjelaskan bahwa Ferry seorang tokoh agama. Itu diketahuinya setelah dikenalkan oleh Alda. “Dia sudah lama berteman dengan anak saya yaitu Alda," ujarnya.

Sekretaris Ferry Ditangkap

Sementara itu, sekretaris Ferry akhirnya ditangkap Senin (18/12). Tapi itu ternyata belum cukup untuk menyingkap misteri kematian Alda. Sesuai rekaman closed circuit television (CCTV) Hotel Grand Menteng, semula salah satu teman check-in diidentifikai sebagai Maria Imaculata Media alias Medya (25), mantan pekerja salon kecantikan di Kelapa Gading yang pernah merawat Alda. Tapi ternyata identifikasi itu salah karena wanita tersebut bernama Yanti alias Santi, yang disebut-sebut sebagai sekretaris Ferry. Setelah diburu selama dua hari, Yanti akhirnya ditangkap di wilayah Jakarta.

Direktur IV Narkoba Baresktrim Mabes Polri Brigjen Indradi Thanos membenarkan penangkapan Yanti. Indradi menambahkan bahwa polisi belum yakin benar bahwa Yanti merupakan perempuan yang menemangi Alda saat check-in di hotel. "Namun kami masih terus melakukan penelitian dan mencari siapa identitas perempuan yang terekam dalan CCTV tersebut," ujar Indradi.

Sumber di kepolisian menyebutkan kini Yanti diperiksa di sebuah tempat di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hingga semalam, pemeriksaan tersebut masih berlangsung. Dalam beberapa kali pemeriksaan, Medya pun membantah ikut menemani Alda ke hotel. Ketika Alda dkk check-in di hotel Minggu (10/12) petang, Medya berada di rumah kosnya di Jalan Pramuka Sari I, RT 11/08 No 25, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Perempuan asal Lampung ini meneruskan kos kekasihnya, Andi H Nababan (25) yang mengikuti pendidikan kerja di Bandung. "Andi tinggal di kos ini sejak Desember 2005," ujar H Santoso, pemilik kos, Senin (18/12).

Awalnya Medya tinggal di tempat kos berjarak 50 meter dari kos-kosan milik Santoso. Baru setelah Andi ke Bandung, Medya pindah kos."Saya nggak punya identitas lengkapnya, karena posisi dia (Medya) meneruskan pacarnya. Biasanya sih, setiap penghuni kos baru harus mengisi formulir yang dilampiri KTP," ujarnya.

Menurut Santoso Medya sangat tertutup. Medya tidak pernah bergaul dengan sesama penghuni rumah kos yang memiliki 10 pintu (kamar) tersebut. Tapi, Medya memiliki kepedulian yang sangat tinggi. "Kalau ada pekerja bersihin depan kamarnya, Medya selalu ngasih rokok," ujar Santoso.

Menurut Santoso, Medya ditangkap anggota reserse Polda Metro Jaya Sabtu (16/12) pukul 17.30. Empat anggota Polda datang ke kos-kosan itu pukul 16.00 atau beberapa menit setelah Medya meninggalkan kos-kosan bertarif Rp 500.000 per bulan itu. Tapi polisi terus menyanggongnya hingga akhirnya menangkap Medya.

Minggu pukul 15.00, Medya kembali ke kos dengan kawalan petugas berpakaian preman. Saat itu pula kamar Medya digeledah, disaksikan pengurus RT. Polisi menemukan identitas Medya di dalam lemari.

Menurut Wulan (29) yang ngekos persis di depan kamar Medya, para penghuni kos tak pernah bertegur sapa dengan Medya. Bahkan, para tetangga tidak mengetahui pekerjaan Medya."Kalau kita lagi ngobrol di depan, dia datang tapi langsung masuk kamar. Tanpa permisi, atau basa-basi," ujar Wulan.
Bantuan interpol
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Sisno Adiwinoto mengatakan Polri sudah meminta bantuan Interpol terkait dengan kemungkinan kaburnya Ferry Surya Perkasa ke luar negeri."Secara otomatis, jika seseorang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dan diperkirakan memiliki peluang lari ke luar negeri, kami mengirimkan red notice ke Interpol pusat,” kata Sisno semalam.

National Central Beareu (NCB) Interpol Indonesia sudah pula mengirimkan data-data identitas Ferry Surya Perkasa ke Interpol pusat. Informasi itu secara otomatis disebarkan ke 186 negara anggota Interpol. “Orang seperti dia (Ferry) bisa saja keluar negeri karena memiliki jaringan dan keuangan yang kuat. Ini antisipasi saja, kemungkinan nya bisa saja terjadi begitu," ucapnya.(chi/mur/wid/nir/akn/bum)


Sumber: Warta Kota
User avatar
jetli
Posts: 324
Joined: Sun Oct 08, 2006 9:27 am

Post by jetli »

Membingungkan ini versi dari POS KOTA

Keluarga Konglomerat Terkait Kematian Alda


Senin 18 Desember 2006, Jam: 9:25:00
JAKARTA (Pos Kota) – Siapa salah satu dalang yang bertanggung jawab kasus kematian penyanyi Alda Risma Elvariani akibat mengkonsumsi heroin melebihi takaran di kamar Hotel Grand Menteng, Jakarta Matraman Raya, Jakarta Timur, mulai terungkap. Seorang pria parlente yang disebut-sebut keluarga konglomerat di jaman Orde Baru, diburu petugas.

Erik Salim alias Feryy, yang diyakini petugas sebagai pacar Alda dan wajahnya terekam di kamera Hotel Grand Menteng dan kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) itu dikenal keluarga dekat konglomerat, yang kini bermukim di Singapura. Pria kaya ini diburu polisi karena ia adalah salah satu orang terakhir bersama Alda di kamar hotel.

Keterangan yang didapat Pos Kota, selain memburu Erik Salim, petugas juga mencari Ferry Surya Perkasa, yang tinggal di Jalan Kuta Indah K 18, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ferry Surya Perkasa juga kenal dengan Alda. Ketika rumah mewah ini digerebek, Ferry Surya Perkasa tidak berada di tempat. Dari kamar tidur pria ini, petugas menemukan satu koper heroin dan shabu-shabu.

“ Erik Salim alias Ferry dan Ferry Surya Perkasa sudah kenal lama. Mereka bersahabat dan rumah Erik Salim berdekatan dengan tempat tinggal Ferry Surya Perkasa. Wajah yang terekam di kamera hotel itu adalah Erik Salim , “ kata petugas, yang ikut memburu kedua pria tersebut, Minggu sore.

Menurut petugas, ketika pergi ke Hotel Grand Menteng, Erik Salim mengendarai mobil Nissan X Trail B 8550 0 milik Ferry Surya Perkasa. Dari STNK mobil inilah didapat tahu tempat kediaman Ferry Surya Perkasa di Kelapa Gading. “ Kamar yang dipesan di Hotel Grand Menteng, memang atas nama Ferry Surya Perkasa, “ tambah sumber Pos Kota.

“Dari sini kami menarik kesimpulan bahwa antara Erik Salim alias Ferry dan Ferry Surya Perkasa saling berhubungan dalam kasus kematian Alda. Mereka kami curigai sebagai bandar narkoba, “ ujar petugas.
.
ERIK PACAR ALDA
Sumber Pos Kota menambahkan, hubungan Erik dan Alda sudah berjalan dua tahun. Bahkan hubungan mereka sudah diketahui Ny. Halimah, ibu Alda. Pasangan ini sering berkunjung di Diskotek Crown di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Jika datang ke diskotek papan atas ini, Erik selalu mengendarai mobil Jaguar. Selain itu, keluarga konglomerat ini juga mengendarai mobil Mercy seri S 600.

Di diskotek ini, Erik mendapat perlakuan khusus. Bersama Alda, ia selalu memesan tempat di balkon dan tidak sembarang orang bisa masuk ke balkon ini. Pasangan ini selalu menghabiskan waktu hingga menjelang pagi.

Erik Salim, memiliki seorang istri dan dua anak, yang kini berada di Taiwan, menjamin semua kehidupan Alda. Bahkan penyanyi cantik ini memegang tiga kartu kredit, yang semunya ditanggung Erik Salim. Erik memang kaya. Selain keluarga konglomerat, ia juga memiliki saham di salah satu kafe di daerah Jakarta Pusat. “ Untuk mengungkap kasus kematian Alda, kedua pria itu harus kami dapatkan. Biar jelas, siapa yang bertanggung jawab, “ tegas petugas.

Sedangkan untuk mencari Erik Salim dan Ferry Surya Perkasa, dikerahkan sekitar 150 petugas gabungan dari Polres Jakarta Timur, Polda Metro Jaya, dan petugas BNN. Hasil dari pelacakan, ditangkap Suster Medi. Wanita yang pernah bekerja di sebuah klinik kecantikan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara ini terekam wajahnya di kamera hotel.

Dari Medi ini didapat informasi berharga bahwa Alda dan Erik Salim serta Ferry Surya Perkasa sudah kenal lama. Menyangkut tentang siapa yang menyuntik heroin ke tubuh Alda hingga penyanyi ini menemui ajal, Medi selalu memberi jawaban yang berbelit-belit. Ketika ditanya soal asal-usul heroin yang ditemukan di rumah Ferry Surya Perkasa, wanita ini lebih banyak menjawab pertanyaan petugas dengan kalimat ‘tidak tahu’.

SATU WANITA DICARI
Selain mencari Erik Salim dan Ferry Surya Perkasa, petugas kini sedang memburu wanita bernama Yanti. Wanita yang diduga orang kepercayaan Erik Salim itu pernah datang ke kamar 432, sehari sebelum Alda dijemput maut.

Yanti juga dikenal sebagai suster kecantikan yang biasa menyuntik berbagai obat-obatan ke tubuh artis-artis cantik.
Munculnya nama Yanti didapat polisi dari pengakuan Mediana, 25, yang akrab disapa Medi, yang wajahnya terekam dalam Close Circuit Television (CCTV) Hotel Grand Menteng.

Menurut Medi, penyuntikan terhadap Alda bukan dilakukan dirinya tetapi Yanti yang melakukan. “Suster Mediana mengaku pernah beberapa kali menyuntik vitamin ke tubuh Alda,” ungkap seorang polisi. Namun, pengakuan Medi ini tidak dipercaya petugas begitu saja. Karenanya, Yanti kini menjadi incaran baru.

Upaya polisi mengintai Yanti antara lain dilakukan di Jalan Malaka Raya, Jaktim, belum membuahkan hasil. Menurut Wuryanto, tokoh masyarakat setempat, polisi mencari Alfons yang disebut-sebut sebagai suami Yanti, di Gang 13 RT 09/06, namun pria itu tak ditemukan. Penghuni rumah itu benar bernama Alfons yang bekerja di perusahaan farmasi.

Di samping itu, polisi juga mengintai rumah di Gang 2 RT 05/06 yang diduga tempat tinggal Yanti. Sambil menunjukkan foto yang diambil dua tahun lalu bergambar wanita berambut pendek dengan perawakan gemuk dan kulit gelap, polisi mencari Yanti. “Tapi kami tak pernah melihat orang seperti dalam foto itu, rumah yang dimaksud juga ditempati keluarga lain, “ kata Wuryanto.

FERRY BUKAN ANGGOTA WALUBI
Sementara itu Ketua Walubi Siti Hartati Murdaya membantah Ferry Surya Prakasa sebagai anggota Walubi ataupun rohaniawan agama Budha. “Saya tak mengenal Ferry,” kata Siti Hartati Murdaya, yang dihubungi Pos Kota, Minggu petang .

Begitupula dengan nama Erik Salim, juga tak dikenal di kalangan Walubi ataupun kaum biksu. “Tak ada nama Erik sebagai biksu, dia itu siapa ya,” lanjut Hartati Murdaya balik bertanya. Seorang biksu, kata Hartati, tak mungkin terlibat pidana karena iman mereka kuat.

Ketua Walubi ini meminta kepada Ferry untuk menyerahkan diri agar kasus ini menjadi jelas karena membawa-bawa nama rohaniawan. Menurut Hartati Murdaya, ia malah bertanya-tanya orang yang disebut Ferry dan wajahnya ditayangkan di media itu dindikasikan sebagai Rinpoche, seorang rohaniawan Budha.

“Wajah itu memang mirip Rinphoce, tapi rasanya tak mungkin ia terlibat. Ia orangnya sangat santun dan taat pada agama,” ujarnya. Karena itu secara intern di organisasi yang dipimpinnya Hartati langsung meningkatkan koordinasi ke para majelis roaniawan Budha
Hand15
Posts: 339
Joined: Wed Oct 05, 2005 2:40 am

Post by Hand15 »

pacaran kok sama rinpoche... ada ada aja
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

SENI DAN BUDAYA
Ferry Ingin Jadikan Alda Seperti Richard Gere?

Jakarta (Lampost Online) - Ferry Surya Prakasa menjadi sorotan banyak orang. Pria ini masih misterius. Tidak diberitahu keberadaannya. Meski belum terkonfirmasi, namun Ferry diyakini sebagai Yonzhin Rinphoce, seorang biksu aliran Buddha Tibet. Mengapa dia mendekati Alda Risma? Apakah Ferry ingin menjadikan Alda seperti Richard Gere?

Indikasi Ferry adalah Yonzhin Rinphoce, pemilik vihara Tharpa Ling di Jakarta ini cukup banyak. Yonzhin Rinphoce tidak terlihat lagi di viharanya, sebagaimana Ferry menghilang dari rumahnya yang mewah di kawasan Kelapa Gading.

Orang-orang di sekitar Vihara Tharpa Ling juga melihat Yonzhin Rinphoce sebagai Ferry. Foto-foto yang beredar di publik juga mengindikasikan hal yang sama.

Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya belum yakin bahwa yang dimaksud Ferry adalah Yonzin Rinpoche. Yang dia kenal hanya Yonzhin Rinphoce. Yonzhin pernah aktif di Walubi cukup lama, hingga April 2006. Hartati juga membenarkan bahwa foto seorang biksu yang beredar di media massa adalah Yonzhin.

"Saya belum yakin kalau Yonzhin adalah Ferry, karena saya belum melihat sendiri. Tapi, kalau memang benar Ferry adalah Yonzhin Rinphoce, maka sebaiknya dia menyerahkan diri," pinta Hartati.

Ketua Forum Komunikasi Umat Buddha (FKUB) DKI Jakarta Budiman Sudharma Henry Wibowo juga mengenal foto biksu yang beredar di media massa sebagai Yonzhin Rinphoce, bukan sebagai Ferry. "Saya pernah bersama-sama dengan Yonzhin di Walubi. Saya ketemu terakhir tahun 2004, setelah saya mundur dari Walubi," kata Budiman kepada detikcom.

Yang membuat prihatin Budiman, bila nanti terbukti Ferry adalah Yonzhin Rinphoce, maka ada dua hal sensitif yang muncul di permukaan. Pertama, vihara dan tempat ibadah agama Buddha akan dikesankan sebagai sarang narkoba. Kedua, akan ada kesan bahwa biksu ingin menjadikan orang-orang termasuk artis non-Buddhis untuk menjadi penganut Buddha.

"Ini nanti yang harus dijelaskan kepada masyarakat. Jangan sampai nanti, ketika ada biksu dari luar negeri datang ke Indonesia, terus dikira membawa narkoba. Karena itu, bila memang nanti terbukti bahwa Ferry adalah Yonzhin Rhinphoce, harus diambil tindakan hukum yang setimpal," kata dia.

Budiman mengakui saat ini para pemuka Buddha Tibet memang mengagedakan untuk mendekati artis/aktor untuk menjadi penganut Buddha. Mereka telah berhasil menjadikan Richard Gere dan artis-artis lainnya sebagai penganut Buddha Tibet. Apakah Ferry juga ingin menjadikan Alda sebagaimana Richard Gere?

Kemungkinan itu bisa jadi. Namun, Budiman menilai cara-cara untuk menjadikan orang-orang non-Buddhis menjadi umat Buddha tidak bijaksana.

Budiman juga melihat bila memang Ferry adalah Yonzhin Rhinpoce, maka sebenarnya dia bukanlah seorang biksu. "Sesuai aturan agama, seorang biksu tidak boleh menikah. Tapi, katanya dia punya istri dan anak," kata Budiman.

Apalagi, jika nanti terbukti Ferry benar-benar terlibat narkoba dan kematian Alda Risma, maka Ferry atau Yonzhin bukanlah biksu sebenarnya.

Budiman mengaku mendengar Yonzhin Rhinpoce memang menikah dan punya anak. Tapi, tidak ada pihak yang berani mempermasalahkannya. "Ya saat di Walubi saya memang dengar Yonzhin punya istri dan anak. Tapi, (untuk mempermasalahkan hal itu) itu urusan Walubi," ujar Budiman.

Polisi masih terus memburu Ferry yang diyakini sebagai Yonzhin Rinphoce itu. Ferry diburu, karena terekam di CCTV bersama Alda Risma di Hotel Grand Menteng, Matraman, Jakarta Timur, tempat ditemukannya Alda tewas. Ferry juga diketahui yang membawa Alda ke RS. Namun, setelah itu, Ferry kabur. Hingga kini, Selasa (19/12/2006), polisi belum menemukan keberadaan Ferry.(asy/asy)

Image
Inilah Yonzhin Rhinpoce dengan jubah biksunya. Yonzhin diyakini sebagai Ferry(Asy)

http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=1446
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Post by Laurent »

Masa Sih Artis Muslim Pribumi Pacaran dgn Cina Budha itu
Post Reply