Cinderamata dari palestina dan libanon

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
User avatar
Thufgifar
Posts: 258
Joined: Sun Aug 20, 2006 4:04 am

Cinderamata dari palestina dan libanon

Post by Thufgifar »

Alhamdulillah beberapa saudara kai telah kembali ke Indonesia dari misi kemanusiaan dan Aqidah ke Libanon dan Palestina..

Wawancara eksklusif kontributor Majalah Hidayatullah dan Situs
Hidayatullah.com, Dzikrullah W Pramudya dan Santi W Soekanto, dengan
Khalid Misy'al, orang nomor satu HAMAS di Suriah.

atau bisa di cek di Hidayatullah.com—

Beginilah selalu cara Allah Subhaanahu wa Ta'ala memperkuat dan
mendewasakan umat Islam, yaitu dengan memberi cobaan berat. Palestina
dan Masjidil Aqsha yang kini dipimpin orang-orang yang shalih, hanif,
dan menyayangi rakyat, hari-hari ini sedang diuji dengan tiga tekanan
besar: Pertama, embargo keuangan internasional yang dikompori Amerika
Serikat dan negara-negara Eropa. Kedua, sabotase politik yang
terus-menerus dilakukan oleh oknum-oknum dari rezim Orotitas Palestina
yang kalah pemilu dan lebih ingin hidup "damai" di bawah Israel.
Ketiga, semakin ganasnya penjajahan Israel menangkapi para pemimpin
Palestina dan memperlakukan rakyatnya lebih biadab dari rezim
Apartheid Afrika Selatan puluhan tahun silam.

Khalid Misy'al adalah pusat pusaran ujian bangsa Palestina saat ini.
Dialah orang nomor satu di Harakah Al-Muqaawamah Al-Islamiyah (Hamas:
Gerakan Perlawanan Islam). Usianya 50 tahun. Tepat sembilan tahun yang
lalu ia pernah setengah mati setengah hidup, gara-gara syaraf di dekat
telinganya diinjeksi gas racun oleh dua agen Mossad di Yordania.
Sepuluh agen berpaspor Kanada dikirim PM Israel waktu itu Benjamin
Netanyahu untuk membunuh Misy'al. Walaupun dua agen berhasil
ditaklukkan oleh satu orang pengawal Misy'al, tapi racun sudah
terlanjur disutikkan. Kedua agen Mossad yang dibekuk itu lalu ditukar
dengan antidote (penawar racun), dan... dibebaskannya Asy-Syahid
Syaikh Ahmad Yassin. Alih-alih berhasil membunuh Misy'al, Israel malah
terpaksa melepas ulama mujahid besar itu dari hukuman penjara seumur
hidup. Allaahu Akbar.

Sebagai salah satu pemegang saham kemenangan Hamas dalam pemilu enam
bulan silam, Misy'al tidak mentang-mentang. Dia memberi jalan bagi
Ismail Haniyah untuk menjadi perdana menteri, dan meneruskan
kehidupannya yang selalu di bawah ancaman di Suriah untuk memimpin
organisasi jihad terbesar dewasa ini.

Alhamdulillah, kontributor majalah Hidayatullah dan kolumnis situs
Hidayatullah.com, Dzikrullah W. Pramudya diizinkan Allah bertemu dan
mewawancarai Khalid Misy'al. Wawancara ini disertai istri Dzikrullah,
Santi W Soekanto, yang sehari-harinya memegang amanah sebagai Pemimpin
Redaksi Majalah Alia. Permintaan wawancara sudah diajukan tiga minggu
sebelumnya, saat pasangan suami-istri tersebut berada di Libanon
Selatan dalam sebuah misi kemanusiaan bersama tim dokter MER-C
(Medical Emergency Rescue Committee). Sepekan sebelum wawancara,
penghubung mereka yang juga orang Hamas mengaku diperiksa
habis-habisan oleh atasannya.

Tiga hari menjelang wawancara baru terjadi kontak via telepon yang
intensif antara Dzikrullah dengan orang Hamas yang berganti-ganti.
Sehari sebelum mereka pulang ke Jakarta, baru ada kepastian dari
Hamas. Pasti diterima, tapi waktu dan tempat masih dimajumundurkan,
dirahasiakan. Jadwal wawancara dimajukan dari jadwal yang sudah
disepakati sebelumnya.

Menjelang wawancara, Dzikru dan Santi dijemput dengan hangat dan ramah
oleh seorang petinggi Hamas. Tempat pertemuan di sebuah masjid sesudah
shalat maghrib, di Damaskus, bekas ibukota Khilafah Bani Umayyah dan
kini ibukota Republik Arab Suriah. Hari sudah gelap, tapi beberapa
orang berbadan tegap masih terlihat berdiri dan duduk di tempat yang
kurang lazim, di sekitar masjid. Mereka berdua diajak masuk ke sebuah
sedan yang berkaca sangat gelap.

"Di dalam mobil suasana sudah lebih akrab. Kami saling bertukar salam
dan doa. Namun suasana tegang malah meningkat karena tiba-tiba saja
supir membentangkan tirai hitam sehingga kami sama sekali tak bisa
melihat jalan di depan. Keadaan gelap itu hampir-hampir sama dengan
kalau mata kami ditutup kain hitam," kenang Dzikru. Mobil berjalan
cukup cepat, melambat di beberapa belokan, tapi ngebut sebisa mungkin,
sampai akhirnya masuk ke sebuah garasi. Sebelum mereka keluar dari
mobil, pagar baja tebal berwarna gelap di belakang mobil ditutup
secara otomatis.

Mereka kemudian dibimbing masuk dan menemukan beberapa orang yang baru
selesai menunaikan shalat Maghrib berjama'ah. Hampir semua pria yang
ada di ruangan itu menyandang senjata di dada atau di pinggangnya.
Semuanya menyambut dengan senyum akrab dan genggaman tangan yang erat.
"Silakan masuk.. silakan masuk... Ahlan wa sahlan.."

"Telepon seluler kami diamankan. Sebuah mesin detektor logam untuk
barang dan manusia dioperasikan. Salah seorang pria di dekat mesin itu
tidak tersenyum sama sekali. Matanya tajam memandangi bola mata kami
satu per satu. Salah seorang dari kami mengucapkan salam dan tersenyum
kepada pria gagah ini. Di belahan dunia manapun, kepada bangsa
manapun, senyum selalu ampuh untuk mencairkan suasana. Kali ini tidak
mempan. Matanya tetap menyorot tajam. Bibir pria itu hanya bergerak
sedikit menjawab salam, tangannya mengisyaratkan bahwa tas komputer
jinjing, tas-tas kamera, dan tas tangan kami semua ditinggal di situ
untuk nanti akan dikembalikan. Barang-barang petinggi Hamas yang
mengantarkan kami juga diperiksa," Dzikru menceritakan suasana saat itu.

Belum selesai. Mereka kemudian diantarkan ke sebuah ruang pertemuan
yang ditata seperti ruang tamu di rumah-rumah, berpintu kayu dengan
ukiran yang indah. Sunyi dan tenang. Di dinding terdapat billboard
bergambar puluhan pemimpin Hamas yang sudah menjadi syuhada,
diantaranya Insinyur Al-Maghfurullaah Yahya Ayyasy dan Syaikh Shalah
Syahadah. Ada sebuah poster besar bergambar khusus satu orang,
Allahuyarham Syaikh Ahmad Yassin. Di ujung ruangan yang memanjang itu
ada maket raksasa Qubatusy-Syaqr bangunan indah beratap sepuhan emas,
icon Al-Quds. Di ujung yang satu, sebuah wallpaper besar menutupi
seluruh dinding bergambar Masjidil Aqsha, peta dan bendera Palestina,
serta logo gerakan Hamas. Di atas gambar masjid suci ketiga itu
tertulis ayat Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat pertama: Subhaanalladzii
`asyra bi `abdihi laylan min al-Masjidil Haraam ila al-Masjidil Aqsha....

Tak lama kemudian seorang pengawal dengan pistol di rompi dan kabel
putih di telinga (mirip para anggota Dinas Rahasia Amerika yang
mengawal presidennya), datang membawa semua barang-barang Dzikru dan
Santri, lalu mempersilakan mereka untuk menggunakannya. Sesudah 10
menit berlalu datanglah seorang pria yang wajahnya menyirnakan seluruh
ketegangan yang sejak ba'da Maghrib menggumpal.

Inilah Khalid Misy'al. Berjas setelan abu-abu, berkemeja putih bersih
lengan panjang, bersepatu kulit hitam, berkaos kaki abu-abu. Rambut
dan jenggotnya rapi dan memutih di sana sini. Hal pertama yang
dilakukan pria ini begitu masuk ruangan adalah menyapa Santi,
satu-satunya perempuan di ruangan itu. Badannya sedikit membungkuk,
telapak tangan kanannya ia letakkan di dadanya sendiri, sambil
tersenyum Misy'al menyapa, "Assalaamu'alaikum, kayfa haluki.. tamaam?"

Sesudah itu dia menyalami dan memeluk para pria yang hadir, seperti
bertemu dengan teman lama. Bersamaan dengan kedatangan Misy'al, dua
orang pengawal berpistol di pinggang dan rompi mengantarkan air putih
dan piring-piring berisi pisang, anggur, pir, dan apel segar. Abu Umar
Muhammad, Kepala Biro Politik Hamas, tiba-tiba masuk ke dalam ruangan
dengan setelan jas yang sangat rapi. Rupanya ia menjemput Misy'al
untuk sebuah janji yang lain. Kehadiran Abu Umar membatalkan niat
Misy'al untuk makan bersama Dzikru dan Santi sesudah wawancara.
Sesudah saling memperkenalkan diri, wawancara dimulai. "Bahasa Inggris
saya tak begitu bagus," katanya merendah.

Sahabat yang budiman, selamat menikmati perbincangan kontributor kami
dengan Khalid Misy'al yang arti namanya adalah "Api yang Menyala-nyala
Abadi". (Shw)

(BERSAMBUNG )
Bang Oma Irama
Posts: 148
Joined: Fri Sep 08, 2006 9:21 am
Location: afartemennya Angel Legah

Post by Bang Oma Irama »

dongeng sebelum tidur dari pecinta mohamad
(huek..huek ..huek)
Post Reply