Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.

[I__Muslim]

Udah berapa tahun ya ngga kesini. Sekarang saya udah beda dari kemarin-kemarin waktu saya disini.



Saya ingin bertanya, apakah halal untuk mencabut masa depan seseorang? Bukan dalam hal mencabut nyawa, tapi sesuatu yang membuat saya dalam kontradiksi.

Saya ingin memperbaiki kehidupan saya. Tapi, dipikir dengan cara apapun, bagaimanapun, apa yang akan saya lakukan akan membuat tidak sedikit orang yang akan menjadi korban. Saya sih mau nya kita semua bersama memperbaiki nasib, tetapi orang2 disekitar saya, semua nya, saling menjatuhkan satu sama lain secara tidak langsung.

Saya marah (bukan kesal lagi) kalau ada yang ngomong, "Kita semua sudah diberi kesempatan yang sama, tetapi, usaha kalian sangat kurang. Kalian gagal dan saya sukses. Jika kalian gagal, maka itu semua adalah salah kalian. Jika kalian sukses, maka itu semua bukan atas usaha kalian.". Terdengar sama seperti, "Jika manusia itu melakukan kesalahan, maka manusia-lah yang salah. Jika manusia itu sukses, maka itu semua karena Allah SWT, bukan karena usaha manusia itu sendiri.".


Maaf jika kurang jelas, saya lagi susah berpikir.

Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.
FFI Alternative
Faithfreedompedia

[keeamad]

@atas
Menurut saya pribadi,
ke 2nya mempunyai perannya masing2x ....

Ingat istilah man propose god dispose?

Kesuksesan seseoang memang bisa jadi sudah ditakdirkan oleh yang Kuasa,
tapi bukan berarti orang itu gak perlu berusaha ....

Kuncinya,
karena kita gak tahu rahasia Tuhan,
tetaplah optimis dalam berusaha - yg baik2x tentunya ....

Salam

[MaNuSiA_bLeGuG]

Menjadi korban saya asumsikn sbg PHK krn latar blkg yg sikut2an. Kalo anda mampu, kenapa tidak? Toh semua udh tau situasiny alias fair. Dipecat bkn akhir segalanya, walt disney pun pernah dipecat krn ' tidak pny imajinasi dan ide bagus'.

Masa depn ada ditangan pribadi msg2, bkn orang lain.masalhnya yg namanya sikut2an past berbau negatif, and being jerk has its price.

[sundamurtat]

saya tidak tahu situasinya seperti apa. Maksud anda mencabut masa depan seseorang itu seperti apa, karena pada dasarnya kita tak bisa mengetahui apa yang akan terjadi nanti. Tapi memang masa depan tergantung kombinasi kejadian2 pendahulunya di masa sekarang. Variabel pendukungnya tidak sendiri atau belum tentu sendiri. Semua hal di dunia ini terjadi atas hukum sebab akibat yang kompleks.

Katakanlah kasusnya adalah PHK seperti yang disebut oleh bro Manusia_bleguk
Bila kasusnya (misalnya) karena anda harus menjelekan orang lain, memfitnah, demi mempertahankan kedudukan anda, dan karenanya orang lain yg anda maksud garis hidupnya berubah (mengarahkan pada kegagalan), maka porsi salah anda tetaplah pada fitnahnya, yang akibatnya anda akan menuai kebencian dari rekan kerja anda yang anda sikut. Sementara kalau dia (misalnya) di-PHK dan sekian waktu setelahnya hidupnya jadi gagal, porsi besarnya tetap pada dia yang tidak bisa mengendalikan hidupnya sendiri.

Bila anda dengan fair mengikuti sistem yang ada, rekan andalah yang jadi korban PHK, anda tidak salah. Anda hanya akan menuai rasa iri yang sementara saja dari rekan anda, yang bisa anda netralisir dengan empati dan perlakuan baik.

Jalan hidup itu banyak dan bisa berbagai cara. Dan semuanya adalah pilihan, termasuk pilihan apakah mau bergantung pada hidup dan keputusan orang lain atau tidak.

Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.
Mirror
Faithfreedom forum static

[shara]

Saya ingin bertanya, apakah halal untuk mencabut masa depan seseorang? Bukan dalam hal mencabut nyawa, tapi sesuatu yang membuat saya dalam kontradiksi.

Maaf jika aku ikut memberi saran. menurutku, soal haram & halal mencabut masa depan seseorang bukan hal yang tepat. Karena soal haram dan halal hanya menyangkut urusan manusia dengan tuhan dan tuhanlah yang memutuskan mana yang haram & halal.

Saya ingin memperbaiki kehidupan saya. Tapi, dipikir dengan cara apapun, bagaimanapun, apa yang akan saya lakukan akan membuat tidak sedikit orang yang akan menjadi korban. Saya sih mau nya kita semua bersama memperbaiki nasib, tetapi orang2 disekitar saya, semua nya, saling menjatuhkan satu sama lain secara tidak langsung.

Jika ingin memperbaiki taraf kehidupan itu relatif, tergantung bagaimana metode kita untuk memperbaiki taraf hidup kita.
Kondisi seperti itu bukan memperbaiki namun saling bersaing secara tidak sehat. Diperlukan metode yang tepat guna menghadapi persaingan seperti itu serta motivasi yang kuat. Sekalipun anda tidak menyaingi rekan kerja anda namun posisi anda tetap saja dicap oleh rekan kerja anda sebagai lawan saing. Lebih baik anda jaga posisi anda sebaik mungkin dengan lawan saing anda.

Saya marah (bukan kesal lagi) kalau ada yang ngomong, "Kita semua sudah diberi kesempatan yang sama, tetapi, usaha kalian sangat kurang. Kalian gagal dan saya sukses. Jika kalian gagal, maka itu semua adalah salah kalian. Jika kalian sukses, maka itu semua bukan atas usaha kalian.". Terdengar sama seperti, "Jika manusia itu melakukan kesalahan, maka manusia-lah yang salah. Jika manusia itu sukses, maka itu semua karena Allah SWT, bukan karena usaha manusia itu sendiri.".

Soal gagal atau tidak itu bukan soal kesempatan, hanya pemalas saja yang tidak pernah sukses. Pengusaha mana yang tidak pernah gagal ??? semua pernah mengalami itu namun kegagalan bukan akhir dari segalanya. Tuhan sudah menciptakan semuanya bagi kita, tinggal bagaimana kita mencari manfaat dari semua yang sudah Tuhan berikan untuk kelangsungan hidup kita. Dimata Tuhan soal gagal atau tidak itu bukan ukuran Dia, yang bisa Dia lihat adalah semangat & kerja kerasmu. Sekalipun kita Sukses atau Gagal tetap saja Kesuksesan atau kegagalan tidak jadi milik Tuhan tetapi kesuksesan atau kegagalan adalah hasil upaya kita.

TUHAN yang Sejati tidak menghukum Orang yang gagal namun memberi Kesempatan pada Orang yang gagal. Awloh Wts-lah yang menghukum orang yang gagal dan menikmati kesuksesan menjadi miliknya.

[Utbahbinabuwaqqash]

kalo dari aku, sesuai apa yg aku imani
1. Tidak ada yg namanya takdir, Manusia bisa melakukan apapun untuk dirinya sendiri, termasuk merancang kesuksesan, dan aturannya jg wis ada, yg mau bekerja keras, mengikuti ''aturan2'' / ''trik2'' yg ada, pasti doi berhasil!
2. Tapi sesuai yg aku imani sbg perkataan dari Tuhanku,
''Tuhan menetapkan langkah2 orang yg hidupnya berkenan kepadaNya..
Berkenan = mengikuti kehendakNya, spt mengasihi sesama, tidak ada tipu daya bin dusta bin bohong bin tepu2, dll

Jadi ya terserah orangnya aja,
Langkahnya ditetapkan oleh dirinya sendiri, merancang kesuksesan sendiri (No.1), bisa berhasil bin sukses
Ataukah :
Langkahnya ditetapkan oleh Tuhan (No.2), bisa berhasil bin sukses jg.

Jd kedua2nya bisa berhasil dan sukses
Buanyak sekali kog orang yg ga kenal Tuhan, hidupnya bisa berhasil dan sukses (jalan no.1)

Pilihan sih ada di tangan masing2 orang

Kalo aku seh milih yg No.2
jd kalo aku ada di posisimu, aku ga akan melakukan hal2 yg tidak berkenan menurut Tuhanku, meskipun itu berarti aku mungkin harus kehilangan pekerjaanku ato ''rejekiku'' dll..
Soale aku percaya Tuhanku akan menetapkan langkah2ku berikutnya..
Aku seh percaya Tuhanku itu pribadi yg berkuasa dan bertanggungjawab

Bukan kayak allah swt,
nabi cabulnya dan umatnya sampe nggarong dan makan harta rampasan perang demi utk makan
Bener2 ga tanggung jawab! Hi..hi..hi,.hi..

Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.
Mirror
Faithfreedom forum static

[OpoBener]

Kalo saya pribadi, tetap akan berjuang sekuat tenaga tanpa mengetahui hasil akhir, biarlah kehendak Tuhan yg terjadi atas saya.
Mengenai persaan iri atau dengki dari sesama terhadap kita, pandanglah dari sisi positifnya. Bukankan hal itu membuktikan kita "didepan" mereka ?

Berjuanglah sekuat tenaga, serahkan hasil akhir kepada kehendak Tuhan. Dan biarkan tanganNya turut campur dalam kehidupan kita.
Walau hidup tidak selalu manis, tapi saya percaya semua akan indah pada waktunya.

Jawablah segala sinisme dengan hasil kerja ! bukanya balas bacod dengan bacod (ini kerjaan anak SD)
Apalagi banyak orang yang memang ada bakat "mbacod" , skip aja orang macam ini, ga ada harganya diladeni

Mengenai kalimatmu "mencabut masa depan", saya masih agak sulit memahami....
Karena dalam pengertian saya,
Masa depan orang bukan ada dalam kuasamu, bahkan tentang masa depanmu pun kau tak tahu apa2 apa yg akan terjadi
Karena ada ayat mengatakan "bahkan menghitamkan sehelai rambut pun kau tak kuasa..."
Jadi saya anggap kalimatmu itu "wrong choice"

Persaingan di dunia nyata memang kejam, saling sikut dan fitnah, berusaha menaikkan derajat diri sendiri dengan menginjak2 yg lain, itu lumrah

Tapi janganlah melakukan hal yg sama terhadap mereka
Karena (sekali lagi) bukankah ada ayat yg mengatakan "Berilah pipi kananmu bila pipi kirimu ditampar"

Jangan bersifat mendewakan pembalasan dendam, melainkan berilah kesempatan kepada Tuhan menunjukkan kuasaNya dalam hidup kita

Itulah yang diajarkan dalam agama saya, kalau kamu berkenan, lakukanlah, kalo tidak berkenan, skip saja post saya :D

Dan, Happy New Year bagi semua, semoga tahun depan semakin baik dari tahun ini
Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.
Mirror
Faithfreedom forum static

[JANGAN GITU AH]

Mengenai kalimatmu "mencabut masa depan", saya masih agak sulit memahami....
Karena dalam pengertian saya,
Masa depan orang bukan ada dalam kuasamu, bahkan tentang masa depanmu pun kau tak tahu apa2 apa yg akan terjadi
Karena ada ayat mengatakan "bahkan menghitamkan sehelai rambut pun kau tak kuasa..."
Jadi saya anggap kalimatmu itu "wrong choice"

kalo begitu mari kita tebak-tebakan atau buat tafsiran atas kalimat bersayap doi...

1. bagaimana kalo doi komandan perang...atawa prajurit perang...sekali doorrr..maka tercabutlah masa depan orang...hihihi
2. bagaimana kalo doi seorang owner bisnis...lalu berfikir bagaimana cara baiknya "merumahkan" anak buah yg ngeyel...hihihi
3. bagaimana kalo doi seorang pimpinan umum...lalu berfikir bagaimana caranya memberi amplop terakhir berisikan surat perpisahan dengan anak buah...hi hihi
4. bagaimana kalo doi seorang pimpinan unit...lalu berfikir cara menggantikan posisi pimpinan umum dengan baik-baik...hihihi
...
...
...
deretkan sampai 100 halaman...

btw, sarannya bagus-bagus semua...layak dipertimbangkan lho sist I_Muslim..

kata orang, mendung tidak selalu kelabu...
masih kata orang, badai pasti berlalu...
masih juga kata orang, hidup bagai roda pedati...
ada yg pasrah mengatakan, tiada masalah yg tidak selesai seiring berjalannya waktu..
ada yg lebih parah dari sekedar pasrah, mereka bilang mengikuti kemana air mengalir...
dan masih banyak semboyan-semboyan pelipur lara yang gundah lainnya...

dengan mengingat ini (jangan lihat sisi negatifnya...hehehe) bisa jadi obat pereda ketegangan...

hanya itu sih saran tambahan saja (jangan dianggap serius lho..hihihi..soalnya agak klise sekali...hihihi)


oh iya, saran saya...jangan minta fendafat para ulama ya...hihihi

kaburrrrr...

[Chunk]

@I_Muslim

ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk melihat apa yang anda lakukan itu benar atau tidak

1. Data
Untuk membuat suatu keputusan yang tepat, tentu data harus lengkap dan semua pihak harus tau. Dengan demikian, kalau akhirnya keputusan yang diambil terlihat "mencabut masa depan" orang lain, maka semua pihak bisa memahami bahkan yang "dicabut masa depannya" juga.
2. Peraturan/Undang undang
Bila keputusan diambil, tentu tidak seenaknya "mencabut masa depan" orang lain, tetapi juga mengacu pada undang undang yang ada. Ingat negara kita berdasarkan hukum. Negara tidak melarang perusahaan melakukan PHK, tetapi ada aturan aturan yang harus diikuti.
3. Wewenang jabatan
Bila anda adalah atasan, itu sudah menjadi wewenang anda "mencabut masa depan" bawahan. Tentu bukan berarti seenaknya main cabut, tapi harus mengacu pada data dan peraturan diatas. Selain itu, bila bidang anda bukan bidang emerging, anda bisa memulai dengan memberikan peringatan, memberikan sangsi ringan, baru kemudian "pencabutan".
4. Kemanusiaan
Kalau selesai pencabutan dan anda masih merasa terbeban, lakukan pendampingan sosial bagi yang sudah dicabut. Pada beberapa perusahaan besar, bila yang "dicabut" itu level manager keatas, mereka masih diberikan opsi untuk didampingi atau jalan sendiri setelah "dicabut". Bila mereka memilih "didampingi" maka perusahaan memberikan pendampingan untuk ber wiraswasta bahkan sebagian perusahaan memberikan modal dengan sistem pinjaman tanpa bunga untuk bisa mandiri. Bahkan, saya pernah tau perusahaan yang membolehkan seorang marketing manager yang dicabut untuk berwiraswasta dengan menjual produk produk perusahaan pada customer2 yang lama dulu dia pegang.

Semoga membantu. Tuhan memberkati.

Hai. Minta pendapat dong. Dan lama tak jumpa.
Mirror
Faithfreedom forum static