Joe Andmie wrote:
Sdr,LLI sedikit kisah kami, saya bertemu dengan istri saya juga sebuah kebetulan.istilah krennya dianya sedang ikut PKL dikampus saya. Sungguhlah heran, saya tiba2 menaruh simpatik terhadapnya ,pada hal kawan2 wanita sekelas juga cukup lumayan ,pernah akrab dengan suku Chinese,tapi tak punya tujuan.
Tapi entahlah,bagi saya dialah sangat istimewa, tapi juga bermasalah karena dianya masih berkerundung.
Cukup menjadi fikiran saya,ikut dia kembali keislam ,atau lupakan, sungguh pergumulan yg berat.
Singkat cerita ,dan karena saya telah berjanji dgn Tuhanku, dan percaya Dia akan membuka jalan buat saya, apapun yg terjadi saya serahkan kepadaNya,ternyata Tuhan ijinkan. Setelah berumah tangga selama 2 tahun lebih istri melepas jilbab dan kami diberkati disebuah gereja HKBP dikota kembang.
Saudara bisa baca kesaksian istri saya, hal yang paling utama bagi kita adalah bersandar pada Tuhan Sejati, ijin diterima dan dilarang kita juga bersyukur.
Mod, maaf ini tidak oot. Untuk kalangan sendiri . Horas bro LLI.
Horas juga bro :)) bejakeun, salam ti urang ka bini XD (sori bro bisanya bahasa sunda yang kasar, yang halus ga bisa)
hmmmm.... pergolakan (dihati) waktu itu bisa kebayang disaya.... Congratz bro :)
semoga Tuhan yang sejatipun membimbing saya juga :))
Pertanyaan berikutnya :
Ada yang bisa membimbing bagaimana saya bisa atau mampu membedakan data yang mendekati fakta...
ini hal yang sulit sekali untuk saya, mengingat sumber-sumber begitu banyak bertebaran...
apakah menggunakan sistem cross check, atau ngambil dari 'sumber' tertentu yang memiliki 'kredibilitas' dalam menyampaikan informasi?
well, kita semua tau para taqiers selalu (selalu dan selalu) menggunakan berbagai cara untuak menutupi 'inferiority complex' yang ditanam 'agamanya'...