tujuhsinar wrote:berarti kamu tidak paham tentang integrasi dan anti derivatif.
level mu lebih rendah dari yang lain. saran saya duduk manis, nonton dari jauh.
buncis hitam wrote:
Hai manusia narsis tujuhsinar. Yang jelas saya gak terlalu tau apa yang anda ingin katakan di sini. Apa yang ingin anda katakan dari situs yang anda kasih, hahhhhhh????????? Satu hal yang pasti anda tidak akan bisa mengubah kenyataan bahwa hanyalah orang yang logikanya kebalik yang mengatakan bahwa harta yang ditinggalkan tidak sama dengan harta total yang dimiliki oleh seseorang sehingga harus diintegralkan untuk mengetahui harta total dari harta yang ditinggalkan. Anda hanyalah seorang penipu kecil yang gak ngerti apapun tentang matematika. Jika saya punya anak saya tidak akan membiarkan anak saya diajarin oleh orang berotak udang seperti kamu. kamu pikir dengan menyatakan hal soal aljabar beserta dengan rumus integral kamu bisa membuktikan bahwa quran itu bener dan kamu itu umat pintar??? SALAH!!!!!
Berarti kamu tidak paham apa itu PUSAKA, Seluruh Harta yang ada di langit dan bumi, dan Manusia.
Kamu baca dengan hati, nanti kamu memahami apa yang telah saya berikan linknya (saya kutipkan lagi):
CARA PANDANG kamu:
--------------------------------------------------------------------
100% nya kamu itu adalah ‘nilai waris yang meninggal’ (menurut nilai perhitungan manusia)
Persamaan dalam pendapat kamu tentang hukum waris menjadi:
F(x) = x
Dimana dalam contoh: F(x) = 1/2 x + 2/3 x + 1/6 x
(ini menunjukkan bahwa suatu nilai waris adalah langsung penilaian mu sebagai manusia, padahal waris itu sudah menjadi milik Allah kembali)
--------------------------------------------------------------------
CARA PANDANG kami:
--------------------------------------------------------------------
100% nya bagi kami kaum muslim adalah ’seluruh waris yang ada di bumi dan langit’ (menurut petunjuk Al-Qur’an, lihat artikel)
LEVEL 1:
Persamaannya dalam hukum waris Islam menjadi
y = 1/0
∫ dy/dx = ∫ F(x)
∫ 1 dy = ∫ F(x) dx
Dimana dalam contoh: F(x) = 1/2 x + 2/3 x + 1/6 x
(ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menilai dan tidak mengetahui nilai waris sesungguhnya dalam QS An-Nisaa’ 4-11 dst, oleh karena segala warisan adalah milik Allah dalam QS Ali ‘Imran 3:180)
LEVEL 2:
dari hasil integrasi (antidiferensial) di atas diperoleh:
y + C = F'(x) + C123
Dimana F'(x) + C123 = (1/4 x² + C1) + (1/3 x² + C2) + (1/12 x² + C3)
(ini menunjukkan suatu nilai waris yang dapat diperhitungkan oleh manusia)
--------------------------------------------------------------------
LIHAT BAIK-BAIK PERBEDAAN KONSEP DI ATAS…INGAK-INGAK JANGAN SAMPAI LUPA (dan JANGAN DIPELINTIR-PELINTIR LAGI)
Jadi kamu mau bahas persamaan LEVEL 1 kami, tapi mempergunakan persamaan kamu yang bagi kami berada di LEVEL 2.
buncis hitam wrote:
Apa kamu pikir saya gak ngerti apa2 soal matematika. Kamu tau apa itu persamaan yang ditentukan oleh fungsi variabel yang biasanya dilambangkan dengan f(variabel)???? Baik akan saya kasih contoh:
Misalkan kamu buka usaha makanan, dan nama produk makanan kamu ialah snack. Lalu kamu hitung berapa biaya peralatan untuk membuat makanan tsb sebagai fixed cost misalkan Rp 50000. Trus kamu hitung berapa biaya yang terjadi sebagai variabel cost berdasarkan jumlah produk (x) dengan satu produk berbiaya Rp 3000. Nah dari sini fungsi x digunakan untuk menghitung jumlah biaya yang akan dikeluarkan. Sebagai berikut: total biaya=f(x)=3000x+50000. Itulah yang dinamakan sebagai persamaan yang dinyatakan sebagai fungsi variabel. Kesimpulannya adalah fungsi variabel digunakan untuk menentukan nilai persamaan.
Nah...di sini lah benang merahnya, kamu menganggap bahwa f(x) mempunyai sifat2 yang sama dengan x.
Kamu jangan lupa bahwa f(x) adalah merupakan suatu objek yang berbeda sifatnya, dan bukan dalam pengertian sebagai objek yang sama dengan sifat2 x. Biaya tentu berbeda sifatnya dengan Produk.
Dan dari contoh yang kamu berikan, adalah terbatas hanya berlaku untuk satu pabrik.
Coba lah melatih diri mu untuk mulai memahami tentang integral INFINITE (tak terbatas).
Selanjutnya, agar memperoleh ilustrasi yang lebih tepat, saya alihkan contoh mu menjadi f(x) sebagai jumlah BAHAN BAKU. (agar analog dengan hukum waris).
Bayangkan jika jumlah produk itu (x) berasal dari seluruh BAHAN BAKU di dunia ini sebagai Y = F(x).
Betapa banyaknya PRODUK yang akan dihasilkan yang jumlahnya juga tak akan terjangkau oleh kamu.
Dan kamu juga tidak mengetahui berapa fixed cost yang dibutuhkan jika jumlah pabriknya pun tak terbatas.
Sedangkan yang diketahui hanya lah perbandingan proporsional sebesar 3000 (sebagai koefisien variable x) seperti yang kamu contohkan di atas. HIngga jika dibahasakan ke dalam alajabar menjadi:
LEVEL 1, adalah suatu ranah yang tak terjangkau dalam pikiran mu.
Y = total seluruh BAHAN BAKU yang tak terjangkau oleh anda.
X = total seluruh PRODUK (di langit dan bumi) yang dihasilkan, yang juga tak terjangkau oleh anda.
Y = X / 0 -> 0 adalah KAMU (manusia).
∫ dy/dx = ∫ F(x)
∫ 1 dy = ∫ F(x) dx
Dimana dalam contoh: F(x) = 3000 x
-----------------------------------------------------
LEVEL 2, sebagai suatu ranah yang terbatas dan terjangkau dalam pikiran mu.
y + C = F'(x) + C123
Dimana F'(x) + C123 = 3000/2 x² + C1
Ingat ya, ilustrasi yang saya berikan hanya lah untuk memberikan gambaran agar mudah memahami persamaan dalam hukum waris. Proporsional 3000 yang kamu maksudkan, sebenarnya berada di level 2. Kita tidak pernah tahu berapa proporsional yang seharusnya yang ada pada LEVEL 1, karena hanya Tuhan lah yang mengetahuinya.
Oleh karena itu dalam hukum waris, proporsional 1/2, 2/3 ...dst. yang telah diketahui, adalah berada pada LEVEL 1. Sebagai Proporsional (besaran koefisien) yang Allah berikan kepada manusia, yakni proporsional dari harta yang ditinggalkan (harta si mayit, yang sesungguhnya telah kembali kepada-Nya), dan hanya Allah lah yang mengetahui nilainya. Makanya didahului dengan kata2 Pusaka (Lihat lagi pemahaman tentang LEVEL 1 dan LEVEL 2 di atas).
Oleh karenaitu, berulang kali saya tekan kan, pola fikir kalian hanya berputar2 sebatas LEVEL 2, sedangkan kami (muslim) memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan LEVEL 1 dan LEVEL 2, yang terkandung dalam surah An Nisa', dan ayat2 Al Qur'an lainnya yang terkait dengan hukum waris. Apa yang membedakan arti dan makna antara HARTA dan HARTA YANG DITINGGALKAN, apa yang membedakan arti dan makna PUSAKA dan WARIS.
buncis hitam wrote:
Lalu bagaimana dengan kasus integral derivatif itu sendiri. Saya contohkan begini: suatu kendaran berjalan dengan kecepatan yang dinyatakan sebagai fungsi waktu yaitu V(t)=2t+3. Lalu bagaimana kita menentukan persamaan kedudukan yang dinyatakan sebagai fungsi t?? gampang asal kita tau rumus kecepatan yaitu jarak dibagi waktu (S/t). Maka dari itu kita tinggal naikkan/ integralkan saja persamaan kecepatan menjadi persamaan kedudukan.
Beginilah caranya: persamaan kecepatan ialah turunan dari jarak yaitu v=ds/dt=2t+3. Lalu untuk mengintegralkan kecepatan maka kita pastikan dulu bahwa yang dinyatakan sebagai fungsi t masuk dalam t sedangkan yang dinyatakan sebagai fungsi s masuk dalam s. Jadinya seperti ini ds=(2t+3)dt. ds=(2t+3)dt merupakan penggambaran bahwa kedudukan adalah suatu hal yang dipengaruhi kecepatan dan waktu. Semakin besar kecepatan atau waktu maka semakin besar atau jauh kedudukannya. Intinya adalah ada satu kesatuan antara waktu dan kecepatan yang mengakibatkan bertambahnya kedudukan. Makanya untuk mengetahui jarak ada integrasi antara waktu dan kecepatan. Dan maka dari itu pula hal inilah yang menyebabkan mengapa kita menggunakan theorema integrasi untuk menentukan suatu persamaan. Baiklah, lanjut......untuk menemukan persamaan kedudukan maka kita integralkan saja ds=(2t+3)dt menjadi S=t kuadrat+3t+k. Ketemu deh sebagai berikut:
S=t kuadrat+3t+k. Selese deh.
Nah...tumben waras, tapi maaf analoginya kurang tepat.
Sama halnya dengan contoh kamu yang sebelumnya (biaya atau bahan baku vs produk), contoh kedua yang kamu bahas ini masih berada pada LEVEL 2. Karena kamu telah melimitasi jarak terhadap waktu (dengan cara menurunkan s sebagai ds, terhadap t sebagai dt). Integrasi yang kamu lakukan adalah dalam konteks untuk menghitung kedudukan, Padahal seharusnya, integrasi yang sedang dibahas adalah untuk mencari JARAK terhadap KECEPATAN (s terhadap V).
bukan JARAK terhadap WAKTU (s terhadap t).
Analogi dalam hukum waris, adalah mencari nilai HARTA (X) terhadap PUSAKA (Y). dimana Y diturunkan menjadi TOTAL HARTA yang diketahui. JADI BUKAN mencari NILAI HARTA (x) terhadap TOTAL HARTA (X) dalam sisi sebelah kanan yang sama, seperti contoh mu s (jarak) terhadap waktu (t) di atas.
lagian:
Kamu masih dalam konteks membahas INTEGRAL DEFINITE, sedangkan dalam hukum waris membahas tentang INTEGRAL INFINITE.
Bagaimana halnya jika jarak tak terbatas terhadap waktu yang relatif kecil, Apakah tetap kecepatan (V) sebagai hasil yang kamu peroleh?! hehe.... tentu kamu akan mendekati 'kekekalan'. hmmm...
buncis hitam wrote:
Nah sekarang saya mau tanya nih. Maksudnya f(x)=1/2x+2/3x apaan??? Jika kata kamu x itu adalah harta yang ditinggalkan maka f(x) itu apa??? Apa kamu mau bilang fungsi x adalah untuk menentukan harta yang ditinggalkan juga?? Apa kamu akan menyebutkan bahwa f(x) adalah harta yang ditinggalkan juga??? Mana mungkin dong, kan seharusnya kalo x dan f(x) adalah harta yang ditinggalkan dan fungsi x adalah untuk menentukan harta yang ditinggalkan maka seharusnya yang terjadi ialah f(x)=x. Lha itu yang terjadi malah f(x)=7/6x. Dari sini saja sudah gak logis.
Sekarang kamu dah ngerti ya, Y= F(x) adalah PUSAKA, sedangkan x adalah HARTA.
seperti halnya contoh di atas, Y = F(x) adalah BAHAN BAKU, sedangkan x adalah PRODUK.
Ada 2 level (LEVEL 1 dan LEVEL 2) dimana masing2 persamaan fungsi berada, yang telah kamu abaikan.
Sehingga kamu tidak dapat serta-merta memaksakan f(x) = 7/6x, memaksakan f(x) sama dengan 7/6x.
karena !/2 dan 2/3 berada pada LEVEL 1 dalam persamaan fungsi:
∫ dy/dx = ∫ F(x)
∫ 1 dy = ∫ F(x) dx
Kalau sudah begini, jelas berbeda kan antara Y=F(X) dengan 7/6x. Karena masing2 dalam teorema integrasi INFINITE.
jadi bukan mencari nilai x dengan cara membandingkan (memproporsionalkan) dengan total X pada LEVEL 2 secara langsung, melainkan dengan f(x) atau Y yang masih terletak pada LEVEL 1. Itu lah mengapa harus diintegrasikan dan dicari anti derivatifnya, karena proporsional yang diketahui justru berada pada LEVEL 1, sebagai ranah yang tak dapat dijangkau oleh manusia.
semua dalam konteks INFINITE. Suatu objek yang tak terbatas yang dilimatasi dengan cara mencari anti derivatifnya antara HARTA terhadap PUSAKA. Bukan HARTA terhadap TOTAL HARTA.
Kalau dalam contoh sebelumnya adalah mencari anti derivatif antara PRODUK terhadap BAHAN BAKU, bukannya PRODUK terhadap TOTAL PRODUK. iya kan?! hehe....
buncis hitam wrote:
Ela dalah kok pengen pake integral segala. Sekarang saya tanya lagi nih, apa gunanya integral tsb??? Apakah untuk menentukan harta yang ditinggalkan atau untuk menentukan harta total yang dimiliki si yang meninggal??? Kalo untuk menentukan harta yang ditinggalkan bukankah sudah ada tuh di atas ngapain pake integral segala??? Tapi kalo untuk menentukan harta total yang dimiliki emangnya gak sama ya harta total dengan harta yang ditinggalkan?? Emangnya kalo dulu saya punya harta dalam bentuk mobil ferrari trus pas saya meninggal hartanya udah bukan mobil ferrari lagi-kah?? Emangnya harta yang ditinggalkan itu merupakan pembagian dari apa supaya bisa kita gunakan rumus integral tsb??? Gak mungkin kan ente menggunakan rumus integral tsb untuk menentukan harta total yang dimiliki.
Sekarang kamu paham dan semua menjadi mungkin ya...hehe...
Renungkan lagi tentang Persamaan Integral Infinite (sudah dua contoh loo di atas) kalau ga ngerti juga....terlalu.
Sekali lagi ditemukan benang merahnya, proporsional 1/2 dan 2/3 dalam hukum waris adalah berada dalam LEVEL 1 pada persamaan (lihat lagi penjelasan di atas), dan bukan proporsional yang terdapat pada LEVEL 2 (sebagai ranah proporsional yang mampu kamu pikirkan). Sekarang coba kamu renungkan, jika ditelusuri ke belakang terus dan terus, mobil ferrari mu berasal dari bahan baku apa dan berada dimana?! Pada akhirnya kamu akan mundur kepada penciptaan awal bukan?! Begitu juga yang terjadi pada dirimu sendiri. Nah itu lah yang dimaksud dengan cara pandang pada LEVEL 1.
Ingat ya, thread ini membahas tentang PUSAKA, HARTA, dan WARIS, guna menjelaskan proporsional harta yang ada pada surah An Nisa'. Tidak hanya membahas waris (sebagai hasil akhir) yang berada pada LEVEL 2 pada persamaan di atas.
Saran saya, jika seseorangn memahami science, sudah sepatutnya dapat memahami agama, atau sebaliknya.
Karena konteks thread ini sumber utamanya adalah dari agama dan Al Qur'an.
buncis hitam wrote:
Karena harta total dan harta yang ditinggalkan itu sama sedangkan rumus integralnya ialah apabila x adalah harta yang ditinggalkan sedangkan y adalah harta total, maka nantinya akan menjadi 7/6x=dy/dt-> 7/6x=dy/dx.dx/dt=y.dy/dx->7/6x.dx=y.dy; Nah yang dx/dt dan dy/dt ini akan jadi apaan kalo misalkan harta total=harta yang ditinggalkan?? Gak mungkin kan dx/dt=y trus dy/dt=x. Coba liat baik2, aneh gak menurut ente tuh rumus?? Dan gak mungkin kan nanti 7/6x=dy/dx. Karena begitu artinya adalah harta total dibagi harta yang ditinggalkan sama dengan 7/6 harta yang ditinggalkan. Jadi aneh kan namanya. Karena harta total=harta yang ditinggalkan. Jadi rumus integral lo itu gagal total kalo elo pake mas.
Ini akibat kamu mengabaikan (Y) sebagai PUSAKA, dan (X) SEBAGAI HARTA.
btw....variable t itu apaan?! kok kamu jadi kreatif begitu...melebihi Al Qur'an...mungkin maksud kamu TOTAL HARTA ya....haha....beda filosofinya mas.
Sekali lagi kamu pahami beda antara "Pusaka" dan "Harta".
Seperti pendekatan Ilustrasi di atas antara "Bahan Baku" dan "Produk" yang kamu harapkan. Semua dalam ruang lingkup bumi dan alam semesta.
Bahwa dalam penyelesaian INTEGRAL INFINITE, dari LEVEL 1 ke LEVEL 2 (atau sebaliknya) memang seperti itu.
bukan dalam pemahaman (substitusi silang) seperti yang kamu uraikan di atas.
Total Harta berasal dari PUSAKA, sebagai objek yang berbeda sifat terhadap HARTA (yang ditinggalkan) itu sendiri.
Itu lah mengapa dikatakan diturunkan, seperti halnya FERRARI mu yang diturunkan dan berasai dari BESI, KARET, dan ZAT CAIR, dan zat2 lainnya yang terkait.
buncis hitam wrote:
Sampe sini mengerti mas tujuh?? Kalo gak ngerti jangan bilang ke semua orang kalo ente itu ahli matematika. Trus kalo ada yang salah dari penjelasan saya soal fungsi dan integral jelaskan secara logis Intinya adalah pertanyaan saya ini: x dan f(x) itu apa?? Lalu ente pake integral buat apaan???
Mudah2an sekarang kamu mulai paham dengan apa arti PUSAKA dan HARTA, dan mengapa Al Qur'an pantas disebut sebagai kitab suci.
note:
Kalau kamu masih bingung, coba di baca2 ulang lagi. Dengan meng-ulang2 membaca umumnya orang dapat memahami sedikit demi sedikit. memahami kok cuma sedikit....haha....