Sebagai orang awam dalam bidang agama, saya rada kecewa juga mengikuti perdebatan itu. Mengapa topik pertama justru hal yang sepele, tidak memilih ajaran yang menyangkut kehidupan manusia, lingkungan dan masyarakat.
Masalah memakan daging babi saya anggap tidak penting karena tidak mengganggu keseimbangan alam. Hampir semua daging babi yang dimakan berasal dari babi peliharaan. Sama dengan ayam, kambing, bebek, dan ternak lainnya.
Memburu dan memakan daging babi hutan seharusnya lebih diharamkan karena binatang tersebut merupakan bagian dari rantai makanan di alam liar, yang kelestariannya perlu dilindungi dan dipertahankan. Sama halnya dengan kebiasaan sementara orang memakan daging ular, harus diperangi/diharamkan karena ular merupakan salah satu mata rantai makanan penting di alam. Populasi hama tikus misalnya, akan meningkat drastis apabila populasi ular menurun.
Pendapat Dr Lutfi AS berikut lebih masuk akal saya:
"Kembali kepada masalah babi, sebenarnya yang diharamkan oleh bangsa yang baru bersatu ini bukanlah babi saja, namun semua jenis hewan berkaki empat yang kakinya berjari-jari mirip manusia. Jenis itulah yang tidak boleh dimakan. Jadi tidak hanya babi saja, melainkan, kucing, anjing,tikus, marmot, singa dsb. dan seandainya mereka tahu bahwa di belahan dunia nun jauh di sana ada kangguru dan capibara, jenis hewan inipun haram. Hanya hewan berkuku belah yang boleh dimakan, seperti sapi,kambing, onta dll.
Kenapa spesifik kepada babi orang yahudi begitu benci? Jawabannya
Pertama, karena tanah mereka yang begitu terbatas maka pertanian adalah penting, maka semua hama haruslah dibasmi, termasuk babi.
Kedua, karena cara hidup babi yang kotor dan suka berkubang di lumpur bisa dijadikan analogi ttg cara hidup kaum gentile / kafir yang tak bertuhan, pemalas, sia-sia dan najis.
Ketiga, karena kontur tanah mereka yang berbukit2 tidak memungkinkan bagi kawanan babi untuk hidup. Babi hanya bisa ditemukan di daerah utara, dimana daerahnya lebih hijau, yaitu daerah sekitar Samaria, Lebanon dan suriah atau di daerah selatan di tanah mesir yang kaya raya. Jadi apabila penduduk kanaan ingin memakan babi, mereka harus mengimpornya dari negeri2 di utara, atau dari selatan yaitu mesir. Dan prilaku hedonis macam ini yang dilarang oleh negara yang baru lahir itu sebagai sebuah bentuk ketergantungan.
Tapi yang lebih mendasari haram halalnya adalah karena pengaruh psikologis.
Karena penduduknya kanaan ini masih primitive dan belum dewasa dalam berdialektika, maka opsi yang ada bagi mereka hanyalah A dan B, haram dan halal, terang dan gelap, bani israil versus kafir."
(
http://www.apakabar.ws/content/view/3302/88888889/)