Sebelum Jadi Muslim, Mohammad IkramSudah Jatuh Cinta pada Is

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
User avatar
cendol
Posts: 1009
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
Contact:

Sebelum Jadi Muslim, Mohammad IkramSudah Jatuh Cinta pada Is

Post by cendol »

REPUBLIKA.CO.ID, JITRA,
MALAYSIA--Ia suka membaca
dan mengamati. Dua
kebiasaan itu pula yang
membuat ia jatuh hati
terhadap Islam.
Mohammad Ikram Loh Abdullah yang dulunya
bernama Loh Kim Hua, mengaku awalnya sering
membaca buku-buku yang ditulis oleh salah satu
ulama Malaysia tersohor, Datuk Ismail Kamus.
Kadang-kadang, ketika masih berstatus non-
muslim, ia mengunjungi ceramah seorang ulama
Malaysia lain, Datuk Harun Din yang menurutnya
sangat inspiratif.
Kedua tokoh tadi adalah idola Ikram. Dari mereka
ia mempelajari Islam dan menemukan jawaban
dari berbagai pertanyaannya. Pria berusia 52
tahun itu bekerja sebagai guru di Sekolah
Menengah Kebangsaan Seri Mahawangsa--
tempat di mana ia mengucapkan ikrar Syahadat
di usia 30-an tahun.
Namun sebenarnya Islam sudah dekat dihatinya
sejak usia remaja. "Saya beralih ke Islam tidak
karena pengaruh teman-teman kolega saya.
Keinginan mendesak untuk menjadi Muslim
datang dari dalam," aku anak ketiga dari enam
bersaudara itu.
Rupanya sejak di bangku sekolah menengah
pertama, mantan penganut Budha ini sudah
memiliki kecintaan membaca buku-buku Islam.
Salah satu sebab yang membuat ia terdorong
kian kuat yakni saat ia mengambil jurusan kajian
Melayu di Universitas Malaysia.
Terkesan dengan kehidupan Islam
"Satu hal lagi, saya suka mengamati dan karena
itu saya terkesan dengan cara shalat orang
Muslim. Dalam pengamatan saya shalat
berjamaah dan panggilan shalat (adhzan)
menciptakan rasa damai di dalam dan percaya
diri terhadap pemeluknya" ujar Ikram ketika
menerima penghargaan dalam negeri "Tokoh
Saudara kita" bertepatan dengan perayaan tahun
baru 1432 Hijriah, dua pekan lalu.
"Bahkan sebelum beralih, saya sudah mengikuti
pola hidup Islami, seperti berpuasa dua hingga
enam jam sehari, untuk membiasakan diri, juga
belajar tentang shalat dari bacaan dan VCD,"
tuturnya. Keluarga Ikram, ternyata tak asing
terhadap Islam karena kakak perempuannya
menjadi anggota pertama dalam keluarga yang
memeluk Islam pada 1980-an.
Penerimaan Keluarga
Saat ditanya mengapa ia tak beralih ke Islam saat
di usia remaja, Ia menjawab, alasannya karena
tak ingin menyakiti perasaan ibunya. Ikram secara
resmi memeluk Islam pada Maret 1993 silam.
"Pada waktu itu saya sudah siap. Saya sudah
bekerja dan mandiri, sehingga bebas untuk
memutuskan jalan hidup saya," tuturnya dengan
penuh kelegaan.
Namun, sesudah itu pun ia mengaku masih
belum siap untuk mengungkap status barunya
sebagai Muslim terhadap teman-teman dekatnya
dan terutama kepada keluarganya. Ia cemas
mereka akan menjauh darinya.
Hingga suatu hari, seorang kawan lama melihat
Ikram pulang ke rumah sehabis mengunjungi
masjid. Tak lama kemudian, kabar bahwa ia telah
memeluk Islam pun menyebar.
Tapi keluarganya baru mengetahui bahwa ia
seorang Muslim ketika ia mengutarakan maksud
untuk menikahi wanita Muslim. Awalnya Ikram
hanya mendapat tanggapan dingin. Namun
seiring waktu mereka mulai bisa menerima fakta
itu.
"Ibu saya, Tan Ah Soo, berusia 69 tahun, masih
melihat saya sebagai anaknya, dan saya juga
masih dekat dengan saudara-saudara saya," kata
Ikram. "Setiap Tahun Baru Cina, saya pun akan
selalu pulang untuk merayakan dengan keluarga,"
ujar Ikram.
Aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Setelah menikah, sang istri, Tom Pah Chom
Sharif Taha, 42, dan saudara-saudar iparnya
memainkan peran besar dalam menguatkan iman
Ikram. "Para ipar membantu saya mengatasi
benturan dan tantangan yang saya jumpai
dengan islam. Saya bahagia mereka menerima
saya apa adanya," ujarnya.
Sejak masuk Islam, Ikram aktif di sebuah
lembaga swadaya masyarakat Islam. Ia kini
menjabat sebagai sekretaris Asosiasi Muslim Cina
Kedah/Perlis. Asosiasi itu bertanggung jawab
untuk kegiatan para mualaf di lingkungan Kedah
dan Perlis. Sejauh ini lembaga sudah memiliki 48
anggota.
"Lembaga kami mendampingi warga Cina yang
memeluk Islam. Namun etnis lain yang menjadi
Muslim dan butuh bantuan kami dapat melakukan
konsultasi pula," paparnya. Organisasi itu
membantu memberi panduan dan bantuan
kepada pemeluk baru untuk menjalani hidup
berdasar ajaran Islam.
"Dalam kenyataan, ada beberapa mualaf yang
berbalik ke agama semula karena mereka tidak
menemukan seseorang yang dapat diandalkan
untuk memandu mereka terkait masalah agama,"
tutur Ikram. Bahkan, imbuhnya. ada pula mualaf
yang masih meneruskan cara hidup lama,
mabuk-mabukan dan menyantap makanan
haram
Akrab dengan musuh tersembunyi dan
tantangan yang dihadapi mualaf, lelaki yang juga
anggota komite Yayasan Dakwah Islam Malaysia
Kedah itu selalu memberi saran bagi mereka yang
baru memeluk Islam untuk selalu sabar, tetap
yakin dan berserah kepada Allah. "Kita harus tulus
dan bersungguh-sungguh terhadap apa pun
yang kita lakukan dan lakukan itu dengan sepenuh
hati," tegas Ikram.
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Bernama
m.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/10/12/24/154153-sebelum-jadi-muslim-mohammad-ikram-sudah-jatuh-cinta-pada-islam
User avatar
I Want You
Posts: 2321
Joined: Thu May 07, 2009 2:20 pm
Location: Serambi Yerusalem
Contact:

Re: Sebelum Jadi Muslim, Mohammad IkramSudah Jatuh Cinta pada Is

Post by I Want You »

saya mau komentar agak kasar dikit yah , mohon maaf sebelumnya :

Orang Chinese di mana2 di seluruh dunia , pintar dan pandai2 , rata2 mengandalkan rasio , akal , dan hati dan nurani .
orang2 chinese yang paling beg0 atau b0d0h , adalah orang chinese muslim , kenapa saya bilang begitu ? karena masuk islam berarti menanggalkan otak , akal , hati nurani . Tetapi untunglah populasi chinese muslim tidak sampai 10% dari populasi Chinese di seluruh dunia. Makin membuktikan Chinese tidak b0d0h / t0l0l.

:-k

sekali lagi , mohon maaf atas komentar kasar saya ya. Untuk Mod , kalau tidak berkenan boleh di buang di tong sampah , saya ikhlas 1000% :supz:
Post Reply