Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
User avatar
cendol
Posts: 1009
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
Contact:

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by cendol »

kalau memang angin, pastilah anginnya dasyat.
gajahpun harus bisa ikutan terbang kena tiup, apalagi orang.
Kalits'39
Posts: 355
Joined: Sun Aug 22, 2010 11:38 pm

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by Kalits'39 »

Muammad Bin Umbrella wrote:kalau memang angin, pastilah anginnya dasyat.
gajahpun harus bisa ikutan terbang kena tiup, apalagi orang.
Berarti Mujizatnya diberikan pada manusianya (orang2 yang percaya kepada Musa tanpa keraguan), bagaimana mereka bisa bertahan dengan angin yang sangat kencang ?
User avatar
cendol
Posts: 1009
Joined: Tue Aug 03, 2010 10:04 pm
Location: Bermain Rudal Bersama 72 Bidadari
Contact:

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by cendol »

Muammad Bin Umbrella wrote:kalau memang angin, pastilah anginnya dasyat.
gajahpun harus bisa ikutan terbang kena tiup, apalagi orang.
Kalits'39 wrote: Berarti Mujizatnya diberikan pada manusianya (orang2 yang percaya kepada Musa tanpa keraguan), bagaimana mereka bisa bertahan dengan angin yang sangat kencang ?
Yups, that what I meant. Sorry for my ugly English.


[font=Bradley Hand ITC]Salam Poligami dan raih hadiahnya![/font]
kafirun_ali
Posts: 72
Joined: Thu Sep 30, 2010 8:31 pm

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by kafirun_ali »

Ternyata kisah mengenai Musa disingung di 4 (empat) Agama, yaitu Hindu, Yahudi, Nasrani dan Islam.

Al Qur'an menggambarkan kisah Musa dan membelah laut, sebagai berikut:
"Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan"[47]. [AQ 2:49]

[47]. Waktu Nabi Musa a.s. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut Merah sebelah Utara. Maka Tuhan memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya ditengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada di tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.

Hari Ashura [Arab: ke sepuluh] diperingati oleh Yahudi dan Kaum Sunni atas selamatnya Musa dan Kaum Yahudi dari kejaran musuh [Tafsir Ibn kathir; Hadis Bukhari]. Sementara itu, Kaum Syiah merayakan Ashura sebagai peringatan atas wafatnya Husain bin Ali [cucu nabi Muhammad] yang terbunuh dan dimutilasi sesama Muslim pada perang Karbala [10 Muharam, 61 H]

"Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu[933], kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. [AQ 20:77-78]

[933]Membuat jalan yang kering di dalam laut itu ialah dengan memukul laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63 surat Asy Syu'araa.

Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.".

Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." Lalu Kami wahyukan kepada Musa: 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu' Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar".Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.[AQ 26:60-66]

Tafsir Ibn kathir di sini dan di sini menyatakan bahwa Allah mengirim angin, setelah pembelahan laut, untuk mengeringkan dan mengeraskan daratan agar bisa dilalui
Alkitab memuat kisah Musa dan membelah laut sebagai berikut:
Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata:

"Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda."

Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. [PL, Keluaran 14:20-29]

Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu.

..dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang [Yosua 24:7]
Hasil rekonstruksi komputer yang dilakukan Carl Drews and Weiqing Han menyatakan:
Kecepatan angin 101 Km/jam harus terjadi selama 12 jam, agar laut dengan kedalaman 1.8 M dapat terdorong/terhempas dan membentuk dataran kering sepanjang 3.2km - 4km dengan lebar 4.8km yang akan bertahan selama 4 Jam

Namun, angin tersebut hanya akan menyibak 1 bagian saja, yaitu bagian yang berisi air, dimana angin hanya mendorong air menjauh dari sisi lainnya namun tidak membelah dua air laut
Jelas bahwa hasil rekonstrusi tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan di kitab-kitab kaum Abrahamic yaitu air laut yang terbelah.

Disamping itu, artikel di atas juga jelas telah menyampaikan bahwa Drews dan Han skeptik rombongan orang-orang israel mampu berjalan melintasi laut di bawah kuatnya tekanan angin yang mendekati topan itu.

Drews dan Han bukanlah yang pertama meragukan kejadian tersebut. Kalangan Pendeta yahudipun sudah mulai meragukan kebenaran kisah eksodus, Musa membelah air dan melintasi laut dari sejak lama.

Rabbi David Wolpe, di harian "L.A Times", tahun 2001, yang berjudul, "Doubting the Story of Exodus" mengakui kalo kisah MUSA membelah LAUT MERAH ngga beneran terjadi:
"Kenyataannya adalah setiap arkeolog modern yang menyelidiki kisah eksodus, dengan sangat sedikit pengecualian bersepakat bahwa cara alkitab menggambarkan eksodus ngga secara itu kejadiannya, jika itu benar terjadi", ujar Wolpe di hadapan para jemaahnya
Sebelum mengintip apa yang Tradisi hindu tuliskan tentang kisah Musa, marilah kita coba telusuri sendiri, yaitu dengan menggunakan hasil simulasi Drews dan juga bahan-bahan yang tercantum pada tradisi Abrahamic:
Alkitab [dan juga Al Qur'an] menyatakan bahwa kedalaman laut yang dibelah Musa itu tidaklah dangkal [Yesaya 51:10; Keluaran 15:5]. Kedalaman laut itu bukanlah hanya sampai 1.8 M saja
Di teluk Aqaba, terdapat klaim penemuan tulang manusia dan roda kereta di kedalaman 18m s/d 60m. Kedalaman teluk Aqaba sendiri adalah 1600m s/d 1800m. Sementara itu, di antara Laut merah - teluk Aqaba dan di antara Dataran Sinai - Semenanjung Arabia terdapat sebuah selat yang bernama selat Tiran. Selat itu mempunyai kedalaman 290m. Panjang lintasan di antara dua daratan tersebut adalah 13km s/d 18Km. Jika kisah ini beneran ada, maka saya lebih menyukai terjadinya kejadian adalah di selat ini, disamping tidak terlalu dalam bahkan jarak di antara dua daratanpun tidak terlalu jauh
Jumlah lelaki Israel yang berusia di atas 20 tahun yang ikut bersama Musa tercatat 603.550, Jumlah ini tidak termasuk suku lewi yang bertugas menjaga perabotan, bongkar muat dan Kemah suci. Jumlah ini juga tidak tidak termasuk anak-anak dan orang dari berbagai bangsa,serta anggota keluarga. Mereka juga membawa berbagai macam hewan [Kambing, Domba dan Sapi], perhiasan dan perabotan [di antaranya disebutkan di Bilangan 1:46; keluaran 12:37-39]
rata-rata kecepatan manusia ketika berjalan atau berlari:

Jalan: lambat [4km/jam]; normal [6.5km/jam] dan cepat [8-10km/jam]
Berlari: 13 to 21 km/jam.

Karena saat itu hari sangat gelap dan juga bervariasinya jenis mahluk yang menempuh perjalanan tersebut, maka laju perjalanan adalah lambat dengan kecepatan 4km/jam sehingga total waktu tempuh dengan jarak 13 km s.d 18 km adalah 3 s/d 4 Jam.
Ketika tuhan mengacaukan tentara mesir, itu dilakukannya pada jam 02.00 s/d 06.00 [Waktu jaga pagi], hasil pekerjaan tuhan diantaranya berupa rusaknya kereta-kereta tentara mesir, Ini menunjukan bahwa pergerakan tentara mesir-pun menjadi sulit dan lambat; Berada di kecepatan 4 km/jam dan dapat dipastikan mereka mulai menyeberang pada jam 2 pagi
Ketika mereka ditenggelamkan, yaitu saat menjelang pagi, mereka ada di tengah-tengan laut, dengan kecepatan yang kurang lebih sama, maka selisih waktu diantara dua kelompok adalah 2 jam saja. Jadi, Sekurang-kurangnya Rombongan Israel juga mulai berangkat pukul 22.00!
Alkitab menyatakan bahwa Musa membelah air dengan bantuan angin dan dilakukan semalam-malaman, Jadi waktu tersisa malam itu untuk membelah Air hanyalah 4 Jam saja!
Sebelumnya telah disampaikan bahwa hasil simulasi hitungan drew, untuk menghempaskan air dengan kedalaman 1.8 M sepanjang 3.2km s/d 4km dengan kecepatan angin 101 km/jam adalah selama 12 jam.

Di perjanjian lama pada kitab Keluaran 14:22 terdapat kalimat, "air itu sebagai tembok bagi mereka" sehingga kita asumsikan saja bahwa air laut tidaklah dihamparkan namun dibentuk menjadi tembok air dengan ketinggian tembok tetap 1.8 M.

Karena waktu yang dimiliki Musa sekarang hanyalah 4 jam saja [bukan lagi 12 Jam], maka agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan hasil yang kurang lebih sama, maka seharusnya kecepatan angin tidak lagi 101 km/jam melainkan dapat menjadi 3x nya yaitu mencapai 300 Km/jam!

Angin dengan kecepatan seperti itu, maka menurut skala Saffir-Simpson masuk pada skala 5, yaitu jenis SUPER TOPAN!!!

Sekarang, bagaimana dengan kedalaman yang menjadi 290 M? Bagaimana dengan panjang lintasan yang menjadi 13km s/d 18km? Maka apakah dengan waktu yang hanya 4 jam saja kecepatannya angin masih juga sama?

Seharusnya tidak..

Kemudian, dikatakan bahwa pasukan Mesir membawa 600 Kereta dan juga tunggangan [Keluaran 14:7-9], di antaranya termasuk juga Panji kerajaan. Ketika mereka menaiki tunggangan dan berdiri di atas kereta maka ketinggian tersebut seharusnya ditambah dengan bagian tinggi tertentu dari panji pengenal kerajaan. Untuk itu, agar tembok air tetap berada di atas mereka, maka diperlukan ketinggian tembok air sekurang-kurangnya menjadi 4 M tingginya.

Bisa anda bayangkan berapa cepat lagi kecepatan angin yang diperlukan agar dapat menghasilkan tembok air setinggi itu, bukan?!

Tafsir Ibn kathir untuk surat 26:63-66 menyebutkan,
laut terbelah seperti Gunung yang besar [spt pandangan dari Ibn Mas`ud, Ibn `Abbas, Muhammad bin Ka`b, Ad-Dahhak, Qatadah dan yang lainnya].
`Ata' Al-Khurasani berkata, "ini seperti sebuah jalan di antara 2 gunung".
'Ibn `Abbas berkata, "Laut terbelah menjadi 12 jalur, setiap jalur untuk setiap suku'' As-Suddi menambahkan, "dan di dalamnya ada jendela-jendela yang mereka bisa melihat satu dengan lainnya dan airnya menegak seperti dinding"
Wow, ini malah lebih sadis lagi!

Bisa kah juga anda bayangkan kecepatan angin yang seperti apa lagi yang harus bertiup selama 4 jam penuh agar dapat menghasilkan ketinggian tembok air seperti 'gunung yang besar' dan/atau bahkan menjadi 12 jalur [sesuai jumlah suku israel]?!

Jadi, bagaimanalah mungkin tidak ada satu manusia-pun beterbangan ketika kekuatan dan kecepatan angin sedahsyat itu sedang menghasilkan dan mempertahankan tembok air agar tetap menjulang tinggi?

Boleh-boleh saja jika ada yang berpendapat bahwa Musa dan gerombolannya adalah kesayangan tuhan sehingga ngga bakalan diterbangkan angin, namun para tentara mesir tersebut jelas bukan kesayangan tuhan dan tentunya sangat tidak masuk akal karena TIDAK di biarkan tersapu SUPER TOPAN yang kecepatannya sudah sangat gila-gilaan itu!

Nah, marilah sekalian kita ulas klaim penemuan Tulang dan Roda kereta-pun, yang ternyata juga bermasalah:
Kapal TITANIC yang mengangkut 1553 orang dan tenggelam pada tahun 1912. Ketika 73 tahun tahun kemudian dilakukan penyelaman dengan peralatan modern, sama sekali tidak ditemukan 1 tulangpun! tulang-tulang tentunya sudah habis dimakan oleh biota laut dan juga karena asinnya air laut! Jadi, 3000 tahun kemudian, masih dapat ditemukan 1 tulang yang utuh?!
Klaim roda kereta perang yang ditemukan, menurut William H. Shea, dari Institut riset Alkitab, bukanlah milik bangsa Mesir namun milik Bangsa Assyrian yang berasal dari abad ke 8 SM. Terdapat perbedaan di ketebalan lingkaran roda dan juga dinyatakan sangat janggal setelah 3000 tahunan terbenam di dalam laut, roda kereta tersebut masih sangat terawat.
Untuk kejanggalan lainnya silakan baca saja di sini, di sini dan di sini

Mengapa kekacauan ini dapat terjadi?

Salah satu yang terutama adalah tidak satupun ahli arkeologi yang mampu memastikan kebenaran terjadinya peristiwa eksodus, lokasi dan juga penyeberangannya. Kemudian juga yang berkenaan dengan kata Ibrani "yam suph" yang ditranslasi ke septuagint Yunani dan telah diterjemahkan secara keliru menjadi "laut merah". Kata Ibrani "Suph" ngga pernah berarti merah namun berarti "alang-alang" [Kenneth Kitchen, "On the Reliability of the Old Testament" (Eerdman's, 2003), pp.261-263]. Sehingga artinya seharusnya adalah "lautan alang-alang" [sea of the reeds]

Laut merah, merupakan terjemahan bahasa yunani (Erythra Thalassa) dan latin (Mare Rubrum; Sinus Arabicus; yang secara literal artinya adalah "teluk arab").

Ada juga yang mengkaitkan nama "laut merah" dengan musim ramainya sejenis alga [Trichodesmium erythraeum] yang berwarna merah [namun ini juga tidak tepat, silakan saja perhatikan foto di samping]. Juga ada pendapat lainnya yaitu nama laut merah berasal dari suatu suku lokal yang mempuyai nama "merah" yaitu Himyarit

Pendapat lain yang lebih digemari para ahli adalah kata "merah" digunakan untuk "arah selatan" dari mata angin. Warna arah utara adalah "hitam", di mana laut hitam berada. Dasar argumen warna pada teori ini adalah karena warna sebagai arah telah digunakan luas oleh beberapa kebudayaan tua dunia [Asia, Amerika, Turki] yang menggunakan warna sebagai arah mata angin. Herodotus pada satu kejadian kerap bergantian menggunakan nama "laut merah" dan "laut selatan" [lihat di: Laut hitam]

Disamping itu,
Eksistensi Musa dan kisahnya pun sangat diragukan kebenarannya, William G. Dever juga menyatakan bahwa TIDAK ADA satupun temuan Arkeologi menyatakan pernah terjadi eksodus dari Mesir dan Bahkan tidak ada 1 teks mesir-pun yang menyinggung mengenai adanya "Ibrani" atau "Israel" di Mesir.

Yang seharusnya segera menarik perhatian adalah mengenai jumlah Yahudi yang eksodus dari Mesir dan kemudian dilanjutkan mengembara selama 40 tahun di Gurun Sinai [Keluaran 16:35; Bilangan 14:33, 32:13].

Jika, 603.550 orang tentara Yahudi [dan juga dari bangsa lain ] masing-masing memiliki istri, anak dan orang tua, maka jumlah populasi Yahudi yang eksodus dari Mesir dan mengembara selama 40 TAHUN di Gurun pasir Sinai adalah 2Jt - 3.5Jt orang!

Lantas berapa besar populasi Mesir saat eksodus itu?

Banyak orang secara memaksa menyatakan bahwa Musa hidup kisaran 1250an SM, berikut di bawah ini terdapat 2 (dua) versi populasi mesir saat itu:
Menurut Robert Feather, populasi Mesir pada 3000 SM adalah 870.000 orang dan pada 1250 SM adalah 2.6 Jt orang[Robert Feather, The Copper Scroll Decoded:One Man's Search for the Fabulous Treasures of Ancient Egypt. London, Thorsons/HarperCollins, 1999]
Menururut Kathryn A. Bard, populasi Mesir 1250 SM adalah 3 jt s/d 3.5 jt orang [Encyclopedia of the archaeology of ancient Egypt, Kathryn A. Bard]
Jadi,
Bagaimana mungkin, 603.550 pria di atas 20 tahun, berikut keluarganya sejumlah 2 jt s/d 3.5 jt orang, yang ternyata bersaing jumlah dengan populasi penduduk Mesir, dapat meninggalkan mesir dengan membawa segala macam ternak dan perabotannya [Alkitab menyatakan mereka juga membawa emas, perak dan kain] dengan waktu kurang dari 1/2 malam saja, tanpa kehebohan dan tidak tercatat di 1 (satu)-pun literatur mesir kuno manapun!
Bagaimana mungkin 600 kereta kuda dapat membuat takut 603.550 tentara Yahudi?
Selebihnya anda dapat temukan di ini, ini, ini, ini dan masih banyak lagi.

Bagaimana dengan Makan mereka selama 40 tahun di gurun Sinai?
Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu...Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan"[Keluaran 16:1-35]
Al quran [AQ 2:57; 7:160; 20:81] menggambarkan bagaimana mereka hidup dan makan sebagaimana yang Tafsir Ibn kathir sampaikan:
Selama dalam pengembaraan di gurun, mereka terlindungi dari sengatan matahari dengan semacam awan putih [An-Nasa'i dari Ibn Abba's; Ibn Abi Hatim dari Ibn Umar, Ar-Rab' bin Anas, Abu Milaz, Ad-Dahha'k, dan As-Suddi, Al-Hasan, Qatadah dan Ibn Jarir]
Di berikan Al Manna yang jatuh dari pohon dan digunakan untuk keperluan apapun yang mereka inginkan [`Ali bin Abi Talhah melaporkan dari Ibn `Abbas]
Qatadah: "Manna, lebih murni dari susu dan lebih manis dari madu dan berjatuhan dari atas seperti salju dari menjelang fajar hingga menjelang pagi dan beberapa dari mereka memungut secukupnya, dan di hari ke enam memungut lebih banyak untuk 2 hari sekaligus"

Beberapa mengartikan "Manna" dengan hasil dari pohon Tamarisk atau hasil dari sekresi serangga pada tumbuhan yang hanya ada di Gurun Sinai. Namun pohon tersebut hanya menghasilkan di bulan May - July dan TIDAK TERJADI selama 6 hari dan selama 40 tahun!

Alfred Edersheim memperkirakan bahwa Semenanjung Sinai secara kasarnya hanya dapat memproduksi kira-kira 700 pounds [317.5 kg] untuk seluruh musimnya tamarisk. Bahkan jumlah tersebut sama sekali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan makanan hanya 1 hari bagi bagi 2jt - 3.5jt orang![The Bible History — Old Testament, Grand Rapids: Eerdmans, reprint from an 1890 edition, Vol. II, p. 97]

Di samping itu, "Manna" dalam arti di atas, tidaklah cocok dengan maksud "hujan roti dari langit" yang seharusnya kejadiannya itu adalah seperti hujan lumut yang terjadi di Persia pada jaman kelaparan besar tahun 1854, Masyarakat yang kelaparan ketika itu begitu gembiranya dan bergegas mengumpulkan, memasak dan menjadikannya roti di hari itu juga.

Contoh kejadian lainnya misalnya hujan binatang dari langit seperti: Ikan, Sapi, katak, ular, cacing dan bahkan telur rebus yang terjadi di berbagai belahan dunia. Sayang sekali, kaum Israel kurang beruntung tidak kedapetan turunnya hujan telur rebus, ikan dan sapi.

Namun, kejadian unik di atas tidaklah terjadi di tiap harinya namun hanya sekali-waktu saja dan itupun dikarenakan adanya TORNADO atau ANGIN TOPAN di tempat lain.

Jadi, apa sih arti "Manna" itu?

Fakta Sejarah menyatakan tidak ada kaum Israel di Mesir, namun ajaran Abrahamic sepakat secara sepihak menyatakan bahwa kaum Israel sudah 430 tahun lamanya beranak-pinak di Mesir, Jadi, bahasa Mesir merupakan bahasa Ibu bagi semua orang saat itu. Tentu saja itu artinya adalah saat itu, baik itu Tuhan, Musa dan seluruh kaum yahudi tidak berbahasa Ibrani karena bahasa itu belum ada. Mereka semua berbahasa Mesir!

Kata "Manna" adalah kata yang berasaal dari bahasa Mesir "Mennu" yang artinya adalah makanan/roti [Juga lihat George Ebers, Durch Gosen zum Sinai, p. 236]. Sehingga terjemahan literal "Apakah ini?" pada:
Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?"..Musa berkata kepada mereka: 'Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu'"[Keluaran 16:15]
Terjemahan itu tidaklah tepat. Mereka saat itu sedang bersungut-sungut karena kelelahan dan kelaparan serta menyesali kehidupan di Mesir yang mereka tinggalkan, yaitu "duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!"[Keluaran 16:3] sehingga ketika janji Musa datang namun tidak seperti yang mereka bayangkan maka mereka bukan lagi bertanya, "apa ini?" melainkan "Ini Makanan/roti?".

Jadi, apakah mereka hanya menyantap "itu-itu" saja selama 40 tahunan tanpa ada "Mennu" lainnya lagi?

Tentu saja hal itu tidak benar. Alkitab jelas menginformasikan bahwa sebelum "hujan roti", tuhan mereka menyatakan,
"katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu." [Keluaran 16:12]
Anda akan temukan bahwa semasa dongeng 40 tahun pengembaraan di gurun Sinai, mereka-pun makan berbagai jenis hewan yaitu: Lembu, Domba, burung [lihat di: Imanat, Keluaran 18:12,29:38-41, juga di Kitab Bilangan], ditemani dengan roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik. "Mennu" tersebut tersedia tiap hari baik di pagi maupun di senja hari [Keluaran 29:38-41] dan juga yang berasal dari perolehan mereka ketika menaklukan Orang Amalek [Keluaran 17:8-16].

Namun, apapun yang mereka makan, terdapat persoalan serius secara logika, karena menurut Situs ini [dan puluhan situs lainnya], keperluan harian 2jt s/d 3.5jt orang adalah sekurang-kurangnya setara dengan 1500 ton Makanan, 4000 ton kayu untuk api membuat makanan, 11 juta galon air dan juga perkemahan seluas 750 Mil2. Suatu ukuran jumlah yang luar biasa besar yang dapat di tampung oleh gurun pasir Sinai yang bahkan untuk mensupport puluhan ribu orangpun masih sangat berlebihan.

Nah, yang tidak kalah menakjubkannya adalah bagaimana mereka menangani permasalahan sampah selama 40 tahun mengembara di gurun sinai. Saking menakjubkannya hingga tidak ditemukan 1 (satu) artifak-pun untuk mengabadikan peristiwa ajaib tersebut.

Terakhir,
Kisah tentang Musa juga ada diliteratur Hindu, yaitu di dongeng Bhavishya [Bhavishya purana] yang hanya memuat sekelumit saja seperti ini:
Ketika Kaliyuga berlalu 2000 tahun, Dinasti Mleccaha [kaum barbar, tak paham tradisi India] meningkat. Mereka menciptakan dan tumbuhnya banyak jalan [pandangan/ajaran] dan secara bertahap seluruh bumi menjadi penuh orang-orang Mleccaha. Pemimpin spritual dan guru mereka bernama Musa. Ia tinggal di pinggiran sungai Sarasvati, dan menyebarkan doktrinnya keseluruh dunia.
Dongeng Bhavishya, sama sekali ngga memuat adanya kisah membelah laut.

Walah..

Tradisi ajaran yang mencatat kisah Musa ini hanya sebagai kiasan dalam bentuk dongeng [Purana] memang mengkategorikannya pada kelompok kitab-kitab Smerti [non wahyu] dan itu pun tidak ditambahkan lagi dengan adegan membelah laut namun justru tradisi ajaran yang menyatakan kisah Musa ini BUKAN DONGENG namun merupakan wahyu tuhan malah memuatnya dengan adegan membelah laut.

Mengherankan.
kafirun_ali
Posts: 72
Joined: Thu Sep 30, 2010 8:31 pm

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by kafirun_ali »

Did the Red Sea Part ? No Evidence , Archaeologists Say : http://www.nytimes.com/2007/04/03/world ... xodus.html?_ r= 1
User avatar
embun
Posts: 743
Joined: Thu Nov 04, 2010 8:23 am
Location: diatas daun di pagi hari

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by embun »

Peneliti Temukan Penjelasan Ilmiah Kisah Nabi Musa Membelah Laut Merah
23/9/2010 | 14 Syawal 1431 H | Oleh: Tim dakwatuna.com
dakwatuna.com – Washington. Nabi Musa tak bisa dipisahkan dari Laut Merah. Salah satu mukzijat yang diberikan Allah SWT kepada Musa adalah kemampuan untuk membelah Laut Merah sehingga utusan Allah itu bisa melintasinya bersama para pengikutnya.

Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah untuk menghindari kejaran dari Fir’aun dan pasukannya. Seizin Allah, rombongan Musa berhasil melalui laut yang dalam itu. Laut kembali menutup dan Fir’aun bersama pasukannya pun tenggelam ditelan Laut Merah. Kisah itu dengan jelas tertulis dalam Alquran maupun Alkitab. :stun:

Setelah melalui riset komputer yang cukup lama, peneliti di Amerika Serikat menyimpulkan kisah Laut Merah yang terbelah seakan memberi jalan bagi Musa itu, bila dilihat dari sisi ilmiah, sangat mungkin terjadi. Angin timur yang bertiup sepanjang malam bisa mendorong air laut seperti yang dikisahkan dalam Alquran atau Alkitab.

Menurut simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, memperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air kembali pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir. Demikian dilaporkan Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado. ”Hasil simulasi sangat cocok dengan kisah yang disampaikan dalam Exodus (Keluaran),” ujar Carl Drews dari NCAR, yang memimpin studi ini.

”Terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya dan itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.”

Drews dan rekan-rekannya mempelajari bagaimana badai topan di Samudera Pasifik dapat menggerakkan dan mempengaruhi air samudra yang dalam. Para peneliti itu juga menunjuk satu situs di selatan Laut Mediterania sebagai tempat penyeberangan yang legendaris, dengan model tanah yang memungkinkan terjadinya air laut membelah.

Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang terus berhembus selama 12 jam, bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter). ”Ini (menjadi) jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil), dan tetap terbuka selama 4 jam,” tulis mereka di jurnal Public Library of Science, PLoS ONE.

”Orang-orang selalu terpesona oleh kisah Exodus (Keluaran), bertanya-tanya apakah itu datang dari fakta-fakta sejarah,” kata Drews. ”Penelitian ini menunjukkan bahwa deskripsi terpisahnya perairan memang memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika.” (Budi Raharjo/Al Arabiya/RoL)

Sumber Referensi:
1.http://gradworks.umi.com/14/68/1468999.html
2.http://www.funmurphys.com/blog/?p=475
3.http://libraries.colorado.edu/record=b6033088~S9
4.http://acd.ucar.edu/~drews/
Saviour
Posts: 27
Joined: Wed Feb 11, 2015 2:39 pm

Re: Benarkah Nabi Musa Tak Membelah Laut Merah?

Post by Saviour »

Yah, ciri -ciri orang yg iri dg bangsa Israel dan Tuhannya. termasuk Muhammad dan Awloh sangat iri dg Israel sampai - sampai dikatakan Nabi-nabi adalah orang Arab dan beragama Islam. Hoooek......cuh....
Post Reply