BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Yang santai dan rileks. Gosip juga boleh.
Post Reply
israel hu akbar
Posts: 220
Joined: Thu Jan 24, 2008 11:30 pm

BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by israel hu akbar »

BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL
(Oleh : Luthfi Assyaukani - Paramadina Mulia Jakarta)

Saya baru saja melakukan perjalanan ke Israel. Banyak hal berkesan yang saya dapatkan dari negeri itu, dari soal Kota Tua yang kecil namun penuh memori konflik dan darah, Tel Aviv yang cantik dan eksotis, hingga keramahan orang-orang Israel. Saya kira, siapapun yang menjalani pengalaman seperti saya akan mengubah pandangannya tentang Israel dan orang-orangnya.

Ketika transit di Singapore, seorang diplomat Israel mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Israel senang informalities dan cenderung rileks dalam bergaul. Saya tak terlalu percaya dengan promosinya itu, karena yang muncul di benak saya adalah tank-tank Israel yang melindas anak-anak Palestina (seperti kerap ditayangkan oleh CNN and Aljazira). Tapi, sial, ucapan diplomat itu benar belaka. Dia bukan sedang berpromosi. Puluhan orang yang saya jumpai dari sekitar 15 lembaga yang berbeda menunjukkan bahwa orang-orang Israel memang senang dengan informalities dan cenderung bersahabat.

Saya masih ingat dalam sebuah dinner, seorang rabbi mengeluarkan joke-joke terbaiknya tentang kegilaan orang Yahudi. Dia mengaku mengoleksi beberapa joke tapi kalah jauh dibandingkan Gus Dur yang katanya "more jewish than me." Dalam jamuan lunch, seorang diplomat Israel berperilaku serupa, membuka hidangan dengan cerita jenaka tentang persaingan orang Yahudi dan orang Cina.

Tentu saja, informalities adalah satu bagian saja dari cerita tentang Israel. Pada satu sisi, manusia di negeri ini tak jauh beda dengan tetangganya yang Arab: hangat, humorous, dan bersahabat. Atau semua budaya Mediteranian memang seperti itu? Tapi, pada sisi lain, dan ini yang membedakannya dari orang-orang Arab: kecerdasan orang-orang Israel di atas rata-rata manusia. Ini bukan sekadar mitos yang biasa kita dengar. Setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel.

Kecerdasan itu seperti kecantikan. Ia memancar dengan sendirinya ketika kita bergaul dengan seseorang. Tidak yang laki-laki, tidak yang perempuan, semua orang Israel yang saya ajak bicara memancarkan kesan itu. Patutlah bahwa sebagian peraih nobel dan ilmuwan sosial besar adalah orang-orang Yahudi.

Yang membuat saya terkesima adalah bahwa orang-orang Israel, paling tidak para pejabat, pemikir, budayawan, diplomat, penulis, dan profesional, yang saya jumpai, semuanya lancar dan fasih berbahasa Arab. Mereka senang sekali mengetahui bahwa saya bisa berbahasa Arab. Berbahasa Arab semakin membuat kami merasa akrab. Belakangan baru saya ketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasa formal/resmi Israel. Orang Israel boleh menggunakan dua bahasa, Ibrani dan Arab, di parlemen, ruang pengadilan, dan tempat-tempat resmi lainnya.

Kebijakan resmi pemerintah Israel ini tentu saja sangat cerdas, bukan sekadar mengakomodir 20 persen warga Arab yang bermukim di Israel. Dengan menguasai bahasa Arab, orang-orang Israel telah memecah sebuah barrier untuk menguasai orang-orang Arab. Sebaliknya, orang-orang Arab tak mengerti apa yang sedang dibicarakan di Israel, karena bahasa Ibrani adalah bahasa asing yang bukan hanya tak dipelajari, tapi juga dibenci dan dimusuhi. Orang-orang Israel bisa bebas menikmati televisi, radio, dan surat kabar dari Arab (semua informasi yang disampaikan dalam bahasa Arab), sementara tidak demikian dengan bangsa Arab.

Bahwa Israel adalah orang-orang yang serius dan keras, benar, jika kita melihatnya di airport dan kantor imigrasi. Mereka memang harus melakukan tugasnya dengan benar. Di tempat2 strategis seperti itu, mereka memang harus serius dan tegas, kalau tidak bagaimana jadinya negeri mereka, yang diincar dari delapan penjuru angin oleh musuh-musuhnya.

Saya sangat bisa memahami ketegasan mereka di airport dan kantor-kantor imigrasi (termasuk kedubes dan urusan visa). Israel dibangun dari sepotong tanah yang tandus. Setelah 60 tahun merdeka, negeri ini menjadi sebuah surga di Timur Tengah. Lihatlah Tel Aviv, jalan-jalannya seperti avenues di New York atau Sydney. Sepanjang pantainya mengingatkan saya pada Seattle atau Queensland. Sistem irigasi Israel adalah yang terbaik di dunia, karena mampu menyuplai jumlah air yang terbatas ke ribuan hektar taman dan pepohonan di sepanjang jalan.

Bangsa Israel akan membela setiap jengkal tanah mereka, bukan karena ada memori holocaust yang membuat mereka terpacu untuk memiliki sebuah negeri yang berdaulat, tapi karena mereka betul-betula bekerja keras menyulap ciptaan Tuhan yang kasar menjadi indah dan nyaman didiami. Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah. Setiap melihat keindahan di Israel, saya teringat sajak Iqbal:

Engkau ciptakan gulita
Aku ciptakan pelita
Engkau ciptakan tanah
Aku ciptakan gerabah

Dalam Taurat disebutkan, Jacob (Ya'kub) adalah satu-satunya Nabi yang berani menantang Tuhan untuk bergulat. Karena bergulat dengan Tuhan itulah, nama Israel (Isra-EL, orang yang bergulat dengan Tuhan) disematkan kepada Jacob. Di Tel Aviv, saya menyaksikan bahwa Israel menang telak bergulat dengan Tuhan.

Orang-orang Israel akan membela setiap jengkal tanah yang mereka sulap dari bumi yang tandus menjadi sepotong surga. Bahwa mereka punya alasan historis untuk melakukan itu, itu adalah hal lain. Pembangunan bangsa, seperti kata Benedict Anderson, tak banyak terkait dengan masa silam, ia lebih banyak terkait dengan kesadaran untuk menyatukan sebuah komunitas. Bangsa Yahudi, lewat doktrin Zionisme, telah melakukan itu dengan baik.

Melihat indahnya Tel Aviv, teman saya dari Singapore membisiki saya: "orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?" Problem besar orang-orang Arab, sejak 1948 adalah bahwa mereka tak bisa menerima "two state solution," meski itu adalah satu-satunya pilihan yang realistik sampai sekarang. Jika saja orang-orang Palestina dulu mau menerima klausul itu, mungkin cerita Timur Tengah akan lain, mungkin tak akan ada terorisme Islam seperti kita lihat sekarang, mungkin tak akan ada 9/11, mungkin nasib umat Islam lebih baik. Bagi orang-orang Arab, Palestina adalah satu, yang tak bisa dipisah-pisah. Bagi orang-orang Israel, orang-orang Palestina tak tahu diri dan angkuh dalam kelemahan.

Sekarang saya mau cerita sedikit tentang Kota Tua Jerussalem, tentang al-Aqsa, dan pengalaman saya berada di sana. Percaya atau tidak, Kota Tua tidak seperti yang saya bayangkan. Ia hanyalah sekerat ladang yang berada persis di tengah lembah. Ukurannya tak lebih dari pasar Tanah Abang lama atau Terminal Pulo Gadung sebelum direnovasi. Tentu saja, sepanjang sejarahnya, ada perluasan-perluasan yang membentuknya seperti sekarang ini. Tapi, jangan bayangkan ia seperti Istanbul di Turki atau Muenster di Jerman yang mini namun memancarkan keindahan dari kontur tanahnya. Kota Tua Jerussalem hanyalah sebongkah tanah yang tak rata dan sama sekali buruk, dari sisi manapun ia dilihat.

Sebelum menuruni tangga ke sana, saya sempat melihat Kota Tua dari atas bukit. Heran seribu heran, mengapa tempat kecil yang sama sekali tak menarik itu begitu besar gravitasinya, menjadi ajang persaingan dan pertikaian ribuan tahun. Saya berandai-andai, jika tak ada Golgota, jika tak ada Kuil Sulayman, dan jika tak ada Qubbah Sakhra, Kota Tua hanyalah sebuah tempat kecil yang tak menarik. Berada di atas Kota Tua, saya terbayang Musa, Yesus, Umar, Solahuddin al-Ayyubi, Richard the Lion Heart, the Templer, dan para penziarah Eropa yang berbulan-bulan menyabung nyawa hanya untuk menyaksikan makam, kuburan, dan salib-salib. Agama memang tidak masuk akal.

Oleh Guide kami, saya diberitahu bahwa Kota Tua adalah bagian dari Jerussalem Timur yang dikuasai Kerajaan Yordan sebelum perang 1967. Setelah 1967, Kota Tua menjadi bagian dari Israel. "Dulu," katanya, "ada tembok tinggi yang membelah Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat. Persis seperti Tembok Berlin. Namun, setelah 1967, Jerussalem menjadi satu kembali." Yang membuat saya tertegun bukan cerita itu, tapi pemandangan kontras beda antara Jerussalem Timur dan Jerussalem Barat dilihat dari ketinggian. Jerussalem Timur gersang dan kerontang, Jerussalem Barat hijau dan asri. Jerussalem Timur dihuni oleh sebagian besar Arab-Muslim, sedangkan Jerussalem Barat oleh orang-orang Yahudi.

Saya protes kepada Guide itu, "Mengapa itu bisa terjadi, mengapa pemerintah Israel membiarkan diskriminasi itu?" Dengan senyum sambil melontarkan sepatah dua patah bahasa Arab, ibu cantik itu menjelaskan: "ya akhi ya habibi, kedua neighborhood itu adalah milik privat, tak ada urusannya dengan pemerintah. Beda orang-orang Yahudi dan Arab adalah, yang pertama suka sekali menanam banyak jenis pohon di taman rumah mereka, sedang yang kedua tidak. Itulah yang bisa kita pandang dari sini, mengapa Jerussalem Barat hijau dan Jerussalem Timur gersang." Dough! Saya jadi ingat Bernard Lewis: "What went wrong?"

Ada banyak pertanyaan "what went wrong" setiap kali saya menyusuri tempat-tempat di Kota Tua. Guess what? Kota Tua dibagi kepada empat perkampungan (quarter): Muslim, Yahudi, Kristen, dan Armenia. Pembagian ini sudah ada sejak zaman Salahuddin al-Ayyubi. Menelusuri perkampungan Yahudi sangat asri, penuh dengan kafe dan tempat-tempat nongkrong yang cozy. Begitu juga kurang lebih dengan perkampungan Kristen dan Armenia. Tibalah saya masuk ke perkampungan Muslim. Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk.

Jika pertokoan di quarter Kristen tertata rapi, di quarter Muslim, tampak tak terurus. Ketika saya belanja di sana, saya hampir tertipu soal pengembalian uang. Saya sadar, quarter Muslim bukan hanya kotor, tapi pedagangnya juga punya hasrat menipu.

Namun, di antara pengalaman tak mengenakkan selama berada di perkampungan Islam adalah pengalaman masuk ke pekarangan al-Aqsa (mereka menyebutnya Haram al-Syarif). Ini adalah kebodohan umat Islam yang tak tertanggulangi, yang berasal dari sebuah teologi abad kegelapan. You know what? Saya dengan bebasnya bisa masuk ke sinagog, merayu tuhan di tembok ratapan, dan keluar-masuk gereja, tanpa pertanyaan dan tak ada penjagaan sama sekali.

Tapi begitu masuk wilayah Haram al-Syarif, dua penjaga berseragam tentara Yordania dengan senjata otomatis, diapit seorang syeikh berbaju Arab, menghadang, dan mengetes setiap penziarah yang akan masuk. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan: "enta Muslim (apakah kamu Muslim)?" Jika Anda jawab ya, ada pertanyaan kedua: "iqra al-fatihah (tolong baca al-fatihah)." Kalau hafal Anda lulus, dan bisa masuk, kalau tidak jangan harap bisa masuk.

Saya ingin meledak menghadapi mereka. Saya langsung nyerocos saja dengan bahasa Arab, yang membuat mereka tersenyum, "kaffi, kaffi, ba'rif enta muslim (cukup, cukup, saya tahu Anda Muslim)." Saya ingin meledak menyaksikan ini karena untuk kesekian kalinya kaum Muslim mempertontonkan kedunguan mereka. Kota Tua adalah wilayah turisme dan bukan sekadar soal agama. Para petinggi Yahudi dan Kristen rupanya menyadari itu, dan karenanya mereka tak keberatan jika semua pengunjung, tanpa kecuali, boleh mendatangi rumah-rumah suci mereka.

Tapi para petinggi Islam rupanya tetap saja bebal dan senang dengan rasa superioritas mereka (yang sebetulnya juga tak ada gunanya). Akibat screening yang begitu keras, hanya sedikit orang yang berminat masuk Haram al-Syarif. Ketika saya shalat Maghrib di Aqsa, hanya ada dua saf, itupun tak penuh. Menyedihkan sekali, padahal ukuran Aqsa dengan seluruh latarnya termasuk Qubbat al-Shakhra sama besarnya dengan masjid Nabawi di Madinah. Rumah tuhan ini begitu sepi dari pengunjung.

Tentu saja, alasan penjaga Aqsa itu adalah karena orang-orang non-Muslim haram masuk wilayah mesjid. Bahkan orang yang mengaku Muslim tapi tak pandai membaca al-Fatihah tak layak dianggap Muslim. Para penjaga itu menganggap non-Muslim adalah najis yang tak boleh mendekati rumah Allah.

Saya tak bisa lagi berpikir. Sore itu, ingin saya kembali ke tembok ratapan, protes kepada Tuhan, mengapa anak bontotnya begitu dimanja dengan kebodohan yang tak masuk akal.

---------
Luthfi Assyaukani (orang Paramadina Mulia Jakarta) yang menganggap teks Al-Qur'an mengalami copy editing oleh para sahabat. Ungkapan untuk meragukan kemurnian Al-Qur'an ini disiarkan lewat internet JIL, islamlib.com: "Saya cenderung meyakini bahwa Alquran pada dasarnya adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi tapi kemudian mengalami berbagai proses copy-editing oleh para sahabat, tabi'in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan kekuasaan." (Islamlib.com --Merenungkan Sejarah Alquran, Oleh: Luthfi Assyaukanie Tanggal dimuat: 17/11/2003).
daniel-ntl
Posts: 1640
Joined: Mon Mar 31, 2008 2:03 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by daniel-ntl »

mantab thread ini........cocok jadi sticky nih, gimana MOD? isinya betul2 penting semua, mantap. :finga:
up1234go
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 04, 2006 12:05 pm

Post by up1234go »

Melihat indahnya Tel Aviv, teman saya dari Singapore membisiki saya: "orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?" Problem besar orang-orang Arab, sejak 1948 adalah bahwa mereka tak bisa menerima "two state solution," meski itu adalah satu-satunya pilihan yang realistik sampai sekarang.
aduh jadi malu
Saya ingin meledak menyaksikan ini karena untuk kesekian kalinya kaum Muslim mempertontonkan kedunguan mereka.
Ini contoh orang kafir yang berbahaya bagi muslim kaffah karena menentang diskriminasi yang dilegalkan dan mempermalukan superioritas muslim.
Kota Tua adalah wilayah turisme dan bukan sekadar soal agama.
betul... tapi allah sudah final melarang kaum kafir karena najis bau lendir babi, kelelawar, kuda, ular. Jadi kalaupun di ijinkan mesti pakai syarat yaitu sewa baju astronot nasa plus jilbab/burqa/hijab (jika ia wanita) dan jika mereka tidak semuhrim harus di nikah mu'tah kan dahulu untuk menghindari fitnah.
Saya tak bisa lagi berpikir. Sore itu, ingin saya kembali ke tembok ratapan, protes kepada Tuhan, mengapa anak bontotnya begitu dimanja dengan kebodohan yang tak masuk akal.
berbahaya sekali pemikiran beliau!

Berdasarkan laporan intelijen tentara allah dari iran, hamas dan hezbulloh... justru yahudi dan kristen keparat itulah yang melakukan diskriminasi soal kunjungan pariwisata ke tempat ratapan dan gereja2.
User avatar
nietzsche
Posts: 111
Joined: Mon Nov 03, 2008 4:07 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by nietzsche »

oh...sungguh cerita yg sangat menarik.

sekarang saya bisa tidur nyenyak... terimakasih.
Beyond_logic
Posts: 98
Joined: Sat Jan 03, 2009 2:57 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by Beyond_logic »

senangnya membaca cerita orang2 yang mempunyai pikiran yang terbuka...
suneokafir
Posts: 38
Joined: Mon Jan 05, 2009 9:17 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by suneokafir »

Luthfi Assyaukani murthad nga ya? betapa indahnya dunia jika semua slims bisa spt Luthfi.
Realitas emang slims mayoritas lebih males makanya terpuruk di banding Yahudi.
udung
Posts: 511
Joined: Wed Apr 23, 2008 12:31 am

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by udung »

Baca cerita diatas bikin gw mimpi barang sejenak. Kalo saja bangsa kita secerdas yahudi. Kalo saja bangsa kita punya nasionalisme yg tinggi seperti mereka... Hmmm sepertinya bangsa ini tidak akan terpuruk. Kita akan melihat orang indonesia yg ramah, budaya indonesia yg lestari. Aaaah indahnya. Sayang pikiran sempit sudah merasuk bangsa ini, bahkan sebagian bangsa ini lebih bangga berpakaian ala mujahid arab ketimbang pake peci, sarung dan baju kampret. Lebih bangga dgn berjilbab dan berbaju karung ketimbang berkerudung selendang dan kebaya. Aaah Indonesia...
daniel-ntl
Posts: 1640
Joined: Mon Mar 31, 2008 2:03 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by daniel-ntl »

ini websitenya Luthfi Assyaukani : http://www.assyaukanie.com/" onclick="window.open(this.href);return false;
ini dia di wiki : http://en.wikipedia.org/wiki/Luthfi_Assyaukanie" onclick="window.open(this.href);return false;
ini komentar2 muslim kaffah tentang tulisan dia yg berjudul BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL:
http://islamsyiah.wordpress.com/2008/12 ... ssyaukani/" onclick="window.open(this.href);return false;


Komentar untuk ‘Beberapa Catatan dari Israel Luthfi Assyaukani’

Desember 17, 2008 oleh Islam Syiah

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang Palestina. Anda katakan ” Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah”. Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina. Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?”

Komentar saya (Abdillah Toha)

yang dimuat di Facebook.


Bung Luthfie yang baik,

Membaca catatan anda, saya juga terkesima. Bukan dengan Israel, tetapi dengan catatan itu. Betapa seorang yang berpendidikan tinggi seperti anda bisa membuat tulisan dan kesimpulan yang berbau propaganda setelah hanya beberapa hari (?) berkunjung ke Israel, atas undangan dan kebaikan mereka, Sampai-sampai anda meratap di tembok ratapan Yahudi. Seingat saya, saya belum pernah membaca tulisan yang begitu memuja dan memuji Israel seperti tulisan anda ini, termasuk tulisan oarng Israel yang mendukung Zionisme. Kenapa saya sebut propaganda? Karena sebuah tulisan yang memuja dan memuji ditambah mengecam lawannya, seolah-olah tak ada aspek negatif dari subyek yang dipuji dan tak ada aspek positif dari yang dikecam, adalah sebuah propaganda. Propaganda ini cukup berhasil, melihat komentar-komentar di halaman Facebook anda. Namun, menurut saya, proaganda ini kurang cerdas karena orang langsung akan dapat menilai demikian. Seharusnya, anda bisa lebih cerdas dengan “pura-pura” sedikit mengeritik Israel agar lebih kelihatan obyektif.

Pertama saya harus jelaskan lebih dahulu bahwa saya dan kita semua harus membedakan antara orang Yahudi dan negara Israel. Tidak semua Yahudi mendukung Zionisme Israel dan sayapun punya cukup banyak kawan Yahudi yang sangat kritis terhadap Israel. Bahkan belum lama ini saya sempat bertemu dengan beberapa Rabbi Yahudi yang mengatakan bahwa pembentukan negara Israel itu bertentangan dengan buku suci mereka. Kita tidak boleh memusuhi Yahudi atau ras apapun, tetapi sikap mendukung negara Israel berarti mendukung kebiadaban modern dan satu-satunya penjajah yang tersisa di abad ke 21 ini (kecuali bila kita masukkan pendudukan AS atas Iraq dan Afghanistan) .. Saya tidak ingin berpanjang-panjang membahas soal ini, tapi bila anda ingin membaca tulisan-tulisan (termasuk oleh beberapa orang Yahudi seperti Dr Finkelstein dsb.) tentang pelanggaran, kebrutalan dan kekejaman Israel, dengan senang hati akan saya kirimkan.

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang Palestina. Anda katakan ” Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah”. Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina. Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?” Orang ini pasti belum pernah ke Saudi, Kuwait, Dubai, Turki dll. Atau anda yang sudah pernah kesana mungkin begitu terkesima oleh Israel sehingga lupa di negara-negara Arab yang merdeka mereka juga tidak kalah bisa membangun negerinya yang berpadang pasir. Bagaimana Palestina mau membangun kalau tiap hari di bom, diserang, digusur, dibatasi geraknya dengan ratusan chek points dan di blokade. Atau mungkin anda tidak diajak oleh pengundang anda ke kawasan-kawasan itu. atau anda tidak berpikir perlu menyempatkan melihat kesengsaraan warga Gaza yang diblokir oleh Israel.

Anda katakan “setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel “. Saya kira anda harus lebih banyak membaca, bung Lutfhi. Perang Yom Kipur, terusirnya tentara Israel dua kali dari Lebanon (terakhir Juli 2006) adalah sebagian rentetan fakta kekalahan-kekalahan Israel. Dluar itu, ketidak mampuan Palestina dan Arab mengusir Israel dari tanah yang didudukinya sampai sekarang bukan karena “kecerdasan” orang Israel tetapi nyata-nyata dukungan satu-satunya negara adi daya di dunia yang menjadikan militer Israel sebagai militer nomor tiga terkuat di dunia saat ini. Pejuang Palestina hanya bisa melawan dengan batu dan roket primitif rakitan sendiri.Yang dihadapai bangsa Arab itu sebenarnya Amerika, bukan sekadar Israel.Saatnya akan tiba ketika semua kekuatan zalim ini akan punah. Tanda-tanda itu sudah mulai tampak dengan adanya krisis global saat ini dan gagalnya misi Amerika di Iraq dan Afghanistan.

Bung Luthfi, saya tidak menutup mata terhadap kekurangan dan kebangrutan moral banyak negara Arab yang otoriter dan korup. Inilah salah satu sebab utama “kekalahan” Arab terhadap Israel karena mereka tidak menjalankan kebijakan yang merepresentasikan kehendak rakyatnya. Karenanya, ketika Sayyid Hasan Nasrullah dengan Hizbullahnya berhasil mengusir Israel dari tanah Lebanon untuk yang kedua kalinya, beliau menjadi pahlawan dan manusia terpopuler dikalangan rakyat Arab. Tetapi saya juga tidak akan menggambarkan orang-orang Arab (muslim) Israel yang tinggal di kampung-kampung kumuh dan membandingkannya dengan hunian orang Yahudi dengan mengatakan “Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk” tanpa mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang miskin dan terpinggirkan disana. Bukankah lorong-lorong orang miskin selalu demikian dimana-mana? Dan tahukah kenapa warga negara Arab muslim di Israel ini miskin dan terpinggirkan? Karena mereka adalah warga yang memang dipinggirkan dan di diskriminasi. Orang-orang Arab warga Israel harus membayar pajak lebih tinggi dari warga Yahudi karena mereka tidak (boleh/qualified) .menjadi anggota militer dan bentuk diskriminasi lain (http://www.jfjfp.org/factsheets/arabsinisrael.htm" onclick="window.open(this.href);return false;). Mereka dilarang membeli atau menempati rumah atau flat di daerah-daerah tertentu yang dihuni warga Yahudi.(http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/co ... 81_pf.Html" onclick="window.open(this.href);return false;), karyawan yang menggunakan bahasa Arab bisa dipecat (http://weekly.ahram.org.eg/2004/680/" onclick="window.open(this.href);return false; re104.htm), dalam pendidikan mereka juga di diskriminasi (http://www.hrw.org/legacy/" onclick="window.open(this.href);return false; reports/2001/israel2/), warga Arab Israel banyak yang dibunuh dan diperlakukan dengan semena-mena (http://files.tikkun.org/current/article ... 7044518248" onclick="window.open(this.href);return false;), dan seterusnya. Anda boleh lihat ratusan laporan berbagai organisasi Human Rights lainnya tentang hal ini. Sebagai negara yang digembar gemborkan demokrasi ditengah-tengah otoriterianisme dunia Arab, mereka telah memperlakukan demokrasi dengan standar ganda.

Saya kira semua yang saya sampaikan ini bukanlah hal baru. Hanya saja, entah kenapa, anda memilih menutup mata dan hati bagi situasi yang demikian. Atau mungkin karena anda mempunyai agenda tertentu dalam rangka me”liberalkan” Islam? Wallahualam.[]

18 Tanggapan ke “Komentar untuk ‘Beberapa Catatan dari Israel Luthfi Assyaukani’”

1.
di/pada Desember 27, 2008 pada 4:31 am Ahmad al-Aydrus

Assalamu’alaikum.
Saya pribadi setelah membaca ceritanya si Luthfi, dapat menyimpulkan bahwa dia orang yang tidak percaya dengan agama. Yang dilihat hanya keindahan semata. “Menyulap cipataan Tuhan yang kasar, Ya’qub menantang duel dengan Tuhan, agama memang tidak masuk akal, keluar masuk gereja, kemesjid, dan mengadu kepada Tuhan ditempok ratapan”. Dan keindahan israel, termasuk pantai israel yang sama dengan pantai amerika, adalah ca si caranya IBLIS untuk membawa manusia kesurga sang IBLIS. Semoga si IBLIS yang memakai tubuh si luthfi cepat mendapat hukuman Allah, amin.
Wassalam.

2.
di/pada Desember 30, 2008 pada 1:30 am amanahbumi

si Luthfi memang Sableenggggg……

3.
di/pada Januari 3, 2009 pada 3:22 pm ikrar muhammad

luthfi pangeran liberal itu ya calon pengganti nurcholis majid dan juga rekan ulil kan

4.
di/pada Januari 13, 2009 pada 6:36 am Aminah

Ha ha ha ….
bingung jadinya, tapi seru! sekarang kita harus lebih bijak dalam segala hal. Tanggapi dengan kepala jernih dan hati yang jujur.

5.
di/pada Januari 13, 2009 pada 9:37 am dir88gun

Masalah persengketaan tanah antara warga Muslim & Yahudi di Pelestin bermula pada saat Daulah Khilafah Usmaniyah di Turki mengalami kehancuran akibat propaganda kafir Barat.
Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Teodhore Hertz dkk yang menghasut warga Yahudi agar menguasai tanah Palestin.
Cara paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah mengembalikan hak pengelolaan tanah tersebut kepada pemilik terakhir yang sah, yaitu Daulah Khilafah.
Tanah Palestin adalah tanah wakaf yang diserahkan secara ikhlas dari pemilik sebelumnya kepada Khalifah Umar ra. & kemudian dibebaskan kembali dari tangan penjajah oleh Khalifah Muhammad al Fatih.
Bisa saja saudara Muslim kita di Pelestin lari & mengungsi ke negara lain agar selamat, namun hal itu tidak mereka lakukan, karena mereka telah bersumpah untuk merelakan jiwa mereka guna melindungi tanah wakaf milik Daulah Khilafah, hingga Daulah Khilafah bangkit kembali.
Wahai Saudara Muslim di manapun juga, relakah kalian berlama-lama membiarkan penderitaan saudara muslim kita di Palestin terus berlarut-larut?
Wahai Saudara Muslim di manapun juga, marilah kita tegakkan Khilafah sekarang juga!
Agar Saudara kita, baik umat Muslim maupun Yahudi, dapat kembali berdamai seperti sedia kala!
Agar berbagai masalah yang melanda kita saat ini dapat teratasi!
Dan yang terpenting, agar hukum Allah dapat ditegakkan kembali di muka bumi ini!

6.
di/pada Januari 15, 2009 pada 5:06 am al askari

Innalillahi….

7.
di/pada Januari 18, 2009 pada 1:13 pm Ahmad al-Aydrus

Innalillahi…jugalah saya al askari, tapi SyiahIslamnya kok nggak Innalillahi juga ya?

8.
di/pada Januari 19, 2009 pada 8:30 am anti jil

parah..org2 sinting..jil..jaringan israel liberal kali..bkn jaringan islam liberal..org2 tolol yg terbeli dgn dollar..matilah kalian diganggang dineraka..busuk!!!!

9.
di/pada Januari 21, 2009 pada 1:20 pm abdul

Saya rasa sdr. Luthfi harus membuka lagi Al-Qur’annya dan bercermin apakah beliau tergolong orang-orang tersebut atau tidak.

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar [1478]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al Munaafiquun:4)

“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah:55)

10.
di/pada Januari 22, 2009 pada 5:46 pm Hendi

Bukan main laporan perjalanan sdr Lutfi ke Israel.
Kesan saya Lutfi ini seperti penderita ‘rendah diri’ sangat memuji Israel dan memandang rendah lawannya Israel dan membanding-bandingkan dengan tempat2 canggih yang pernah dia kunjungi Seattle (di Amrik ya ?), Queensland (di Astralia ?) …. Mana lagi bung tempat2 canggih di dunia Barat yang Anda kagumi ?
Waktu berkunjung ke Israel ‘perang Gaza’ sudah berlangsung belum ?. Kalau sekarang Anda berkunjung ke Gaza (sayang Pemerintah Palestina pasti ngga punya duit untuk mengundang Lutfi ke Jalur Gaza) pasti Anda juga akan terkagum-kagum, begitu canggih dan cerdasnya Israel menghancurkan (dalam arti yang benar2 harfiah) Jalur Gaza, termasuk tubuh anak2 kecil dan kaum wanita Palestina.
Manusia yang punya nurani pasti marah melihat kehancuran Gaza, contohnya Sekjen PBB Ban Kim Moon (orang Korea) sangat marah dan mengutuk pelaku penghancuran Gaza.
Seandainya Lutfi sekarang mengunjungi Gaza, saya pesimis hati nurani Anda tergerak utk mengutuk Israel, mungkin Anda akan bilang inilah kebodohan orang Arab Palestina.

11.
di/pada Januari 23, 2009 pada 7:55 am erika

Salut untuk Bung Lutfi, kalau kita dapat berpikir yang positip2 saja, tidak perlu sewot belain palestina atau israel, karena kedua bangsa tersebut memang sukanya saling bunuh2an. pikirin saja saudara2 kita didalam negeri, yang miskin dan susah, sehingga hanya ingin dapat Rp. 30.000 jatah zakat saja berani korbankan jiwa.
Saudara2 kita ini lebih berani dari orang2 yang dikatakan pahlawan israel atau palestina, lebih patut untuk dibela dari pada belain itu palestin atau israel.

Salam

12.
di/pada Januari 24, 2009 pada 12:51 pm Ahmad

Salut juga untuk erika, yang menganggap kejadian dipalestina adalah hal yang lumrah dibandingkan dengan kejadian di bangsa sendiri.
Lumrah untuk Israel yang mengambil tanah haknya bangsa Palestina.
Lumrah atas tragedi pembantaian digaza.
Lumrah yang ikut terbantainya anak-anak kecil , orangtua. Lumrah juga yang ikut terbantainya orang yang membawa bantuan untuk kesana.
Lumrah untuk rumahsakit yang dihancurkan.
Lumrah jugalah untuk erika yang mungkin tak pernah nonton berita.
Lumrah jugalah untuk erika yang salut untuk bung Lutfi, yang mungkin mungkin telah tergoda dan tergiur dengan caranya si Iblis Lutfi…….
Lumrahlah untuk si Iblis dan pengikutnya…..

13.
di/pada Januari 24, 2009 pada 7:45 pm rozan

Membaca catatan perjalanan dari Israel, Luthfi Assyaukanie, saya teringat dengan anekdot “Kacamata Kambing”.

Syahdan, ada gembala yang gundah gulana. Kambingnya tidak mau makan, karena semua rumput telah kering dan menguning. Si gembala rupanya punya ide cemerlang. Kambingnya itu dia kenakan kaca mata hijau. Ternyata berhasil. Kambingnya dengan lahap menyantap rumput kering yang dia sodorkan, melebihi dari apa yang diperkirakan dan diharapkan si gembala.

Komentar saya selangkapnya lihat di: http://rozan-mf.blogspot.com" onclick="window.open(this.href);return false;.

14.
di/pada Januari 25, 2009 pada 7:58 am Ahmad

Membaca komentar anda bung rozan, saya bingung tanggapan anda tentang si Luthfi Assyaukanie. Yang anda anggap siLuthfi menggambarkan kebenaran dianggap buruk, dan sebaliknya keburukan dianggap benar agar orang tertarik dengan hal tersebut.
Rasulullah beserta para pengikutnya yang selalu setia dengan jalan Rasulullah, sepengetahuan saya, selalu menggambarkan kebenaran adalah kebenaran, keburukan adalah keburukan, dan siap dengan segala resikonya. Dan tidak untuk sebaliknya. Itulah Rasulullah dan pengikutnya.
Tidak seperti yang dilakukan oleh para penginjil, yang berhasil megkristenkan orang-orang yang mengaku umat Muhammad dengan cara menggambarkan keindahan padahal itu bathil.
Jadikan didalam dakwah ini dengan cara Rasulullah dan orang-orang yang berjuang benegakkan agama Illahi. Benarkan cara berfikir kita yang mengaku sebagai umat Muhammad.

15.
di/pada Januari 25, 2009 pada 3:49 pm rozan

@ahmad

sebenarnya saya ingin mengingatkan bahwa kita tidak bisa melepaskan “kaca mata” moral dalam melihat segala sesuatu.

bukan cuma hasil yang jadi ukuran dalam menilai sesuatu, tapi juga proses dan caranya. moralitas juga meniscayakan adanya emphati, pemihakan dan solidaritas bagi kalangan yang tertindas/mustadh’afin (dalam ini palestina). ali syari’ati telah mengulas hal ini secara gamblang.

bagian mana atau dalam hal apa yang anda maksud dengan:

“Yang anda anggap si Luthfi menggambarkan kebenaran dianggap buruk, dan sebaliknya keburukan dianggap benar agar orang tertarik dengan hal tersebut”?

maaf kalau ada misspersepsi. atau memang pandangan saya gak bener.

tks.

16.
di/pada Januari 25, 2009 pada 8:09 pm Ahmad

@rozan

Afwan jika saya salah persepsi atas tanggapan anda terhadap Luthfi Asysyaukani. Jujur saja, saya awam dalam ‘ilmu agama.

Namun apakah keindahan yang dibangun israel diatas tanah haknya Palestina itu adalah benar atau bathil? dan sebaliknya, kecurigaan orang palestina terhadap orang asing (karena mereka merasa hidup mereka tidak pernah aman sampai saat ini) itu adalah hal yang buruk atau benar?

‘Ali Syari’ati berada didepan untuk kalangan musthad’afin, menyuarakan suara mereka, hak-hak mereka. Dengan kaca mata moralnya, yang saya anggap kita semua memilki kaca mata ini. Namun kacamata yang dipakai si luthfi itu kacamata apa? Yang semua orang merasa tidak cocok untuk memakainya (kecuali anda). Kacamata yang harus dipakai adalah kacamata yang bisa melihat dengan jelas dan bisa memberikan penjelasannya kepada orang lain dengan jelas, seperti ‘Ali Syari’aati yang dengan jelas menyurakan hak-haknya musthad’afin. Perbandingkan antara ‘Ali Syari’ati dengan Luthfi Asysyaukani.
Kacamata itu adalah alat untuk dakwah kita, yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim. “Sampaikan olehhmu walau hanya satu ayat”. Jangan memaksakan kacamata yang dipakainya kepada orang lain, nantinya takut bukan Shirathal mustaqim yang didapatnya, malahan jurang yang diraih.
Dsaat ini kita memerlukan 1 kacamata, 1 pandangan.
agar kita tahu siapa musuh dan siapa kawan. jangan sebaliknya, kawan dianggap musuh - musuh dianggap kawan. Ukhuwah kita perlukan saat ini, dan jangan membuat jarak diantara kita sesama muslim.
Sekalilagi afwan ya saudara rozan jika saya misspersepsi atas tanggapan anda.
Syukron…

17.
di/pada Januari 25, 2009 pada 11:50 pm rozan

Melalui tanggapan yang saya buat (di blog saya) sebenarnya saya ingin membuat analog sebagai sindiran. Israel dan Belanda sama sama penjajah. Warga Palestina adalah kaum terjajah, yang terampas dan terhempas, seperti halnya pernah dialami bangsa Indonesia. Dengan kacatama si Luthfi saya mencoba melihat penjajajah di Indonesia dulu. Ternyata hasilnya jadi lain dari yang selama ini saya lihat dan saya rasakan. Belanda jadi pahlawan dan bangsa Indonesia jadi pecundang. Karena memang kacamatanya salah, tak bermoral. Tidak ada rasa empati dan pemihakan sedikitpun pada kaum yang tertindas (Palestina).

Catatan Luthfi jelas bukan hanya sekedar melaporkan fakta, tapi lebih bersifat opini, persepsi dan penilaian pribadinya. Malah terkesan tendensius. Joke yang saya sampaikan sebenarnya sejenis humor sufi, yang mengandung makna tersirat. Apa yang dia kira rumput hijau (haq) sebenarnya rumput kering (bathil), karena kamacata yang dia pakai untuk menipu/mengelabui. Dia tidak punya penciuman moralitas dan rakus. Hanya kambing dungu dan pandir yang bisa dikelabui.

Saya setuju dengan Anda yang memakai ungkapan “hak dan bathil”, bukan “kebenaran fakta” dalam menilai hasil pengamatan si Luthfi. Saya kira tak ada perbedaan pandangan kita dalam hal ini. Syukran jiddan ya akhy. Salam.

18.
di/pada Januari 28, 2009 pada 12:44 am alfie_khc

Heran orang Islam ini kok umumnya pandai debat kusir terus (tidak adakah kebijakan dari hati nurani buat mengagungkan agamanya? ) saja dari mulai jaman dahulu hingga sekarang apa-apa yang sudah dihasilkan menjadi hilang akibat perseteruannya sendiri , sampai sampai Iran yang berusaha untuk mengangkat harkat dan harga diri Islam dimata barat pun di sebut negara fanatik Islam sesat dll .Ironis sekali memang !!.
User avatar
nietzsche
Posts: 111
Joined: Mon Nov 03, 2008 4:07 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by nietzsche »

saya simpan cerita anda untuk nanti malam...

masih terlalu pagi, lebih cocok sebagai cerita sebelum tidur supaya saya bisa tidur nyenyak ...lagi.
up1234go
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 04, 2006 12:05 pm

Post by up1234go »

Waktu diskusi ama temen, temen punya solusi aneh. Dia bilang begini :

"cakupan yordania, israel, palestina di bom nuklir saja untuk dijadikan teluk atau lautan. Beres khan."
User avatar
spaceman
Posts: 2031
Joined: Thu Sep 18, 2008 12:23 pm
Location: Green Planet

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by spaceman »

Mungkin ini bisa jadi panorama yang berbeda:

http://www.terrorismawareness.org/what-really-happened/" onclick="window.open(this.href);return false;

Kalo ada yang bisa munculin di sini, silahken...

:-({|=
up1234go
Posts: 1655
Joined: Tue Jul 04, 2006 12:05 pm

Post by up1234go »

Tanda-tanda itu sudah mulai tampak dengan adanya krisis global saat ini dan gagalnya misi Amerika di Iraq dan Afghanistan.
Cara berpikir muslim. Ketahuan... sering ketiduran di kelas. Sebaiknya perlu ada akamedi khusus nih...
daniel-ntl
Posts: 1640
Joined: Mon Mar 31, 2008 2:03 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by daniel-ntl »

daniel-ntl wrote:ini websitenya Luthfi Assyaukani : http://www.assyaukanie.com/" onclick="window.open(this.href);return false;
ini dia di wiki : http://en.wikipedia.org/wiki/Luthfi_Assyaukanie" onclick="window.open(this.href);return false;
ini komentar2 muslim kaffah tentang tulisan dia yg berjudul BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL:
http://islamsyiah.wordpress.com/2008/12 ... ssyaukani/" onclick="window.open(this.href);return false;


Komentar untuk ‘Beberapa Catatan dari Israel Luthfi Assyaukani’

Desember 17, 2008 oleh Islam Syiah

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang Palestina. Anda katakan ” Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah”. Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina. Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?”

Komentar saya (Abdillah Toha)

yang dimuat di Facebook.


Bung Luthfie yang baik,

Membaca catatan anda, saya juga terkesima. Bukan dengan Israel, tetapi dengan catatan itu. Betapa seorang yang berpendidikan tinggi seperti anda bisa membuat tulisan dan kesimpulan yang berbau propaganda setelah hanya beberapa hari (?) berkunjung ke Israel, atas undangan dan kebaikan mereka, Sampai-sampai anda meratap di tembok ratapan Yahudi. Seingat saya, saya belum pernah membaca tulisan yang begitu memuja dan memuji Israel seperti tulisan anda ini, termasuk tulisan oarng Israel yang mendukung Zionisme. Kenapa saya sebut propaganda? Karena sebuah tulisan yang memuja dan memuji ditambah mengecam lawannya, seolah-olah tak ada aspek negatif dari subyek yang dipuji dan tak ada aspek positif dari yang dikecam, adalah sebuah propaganda. Propaganda ini cukup berhasil, melihat komentar-komentar di halaman Facebook anda. Namun, menurut saya, proaganda ini kurang cerdas karena orang langsung akan dapat menilai demikian. Seharusnya, anda bisa lebih cerdas dengan “pura-pura” sedikit mengeritik Israel agar lebih kelihatan obyektif.

Pertama saya harus jelaskan lebih dahulu bahwa saya dan kita semua harus membedakan antara orang Yahudi dan negara Israel. Tidak semua Yahudi mendukung Zionisme Israel dan sayapun punya cukup banyak kawan Yahudi yang sangat kritis terhadap Israel. Bahkan belum lama ini saya sempat bertemu dengan beberapa Rabbi Yahudi yang mengatakan bahwa pembentukan negara Israel itu bertentangan dengan buku suci mereka. Kita tidak boleh memusuhi Yahudi atau ras apapun, tetapi sikap mendukung negara Israel berarti mendukung kebiadaban modern dan satu-satunya penjajah yang tersisa di abad ke 21 ini (kecuali bila kita masukkan pendudukan AS atas Iraq dan Afghanistan) .. Saya tidak ingin berpanjang-panjang membahas soal ini, tapi bila anda ingin membaca tulisan-tulisan (termasuk oleh beberapa orang Yahudi seperti Dr Finkelstein dsb.) tentang pelanggaran, kebrutalan dan kekejaman Israel, dengan senang hati akan saya kirimkan.

Bung Lutfhi, anda memang tidak akan melihat tank-tank Israel di Tel Aviv atau kota lain karena tank-tank itu dikonsentrasikan di perbatasan untuk membunuh orang-orang Palestina. Anda katakan ” Mereka tak akan mudah menyerahkan begitu saja sesuatu yang mereka bangun dengan keringat dan darah”. Barangkali akan lebih jelas kalau anda lebih spesifik, mereka itu siapa, darah Israel atau darah Palestina. Alangkah naifnya komentar kawan Singapore yang anda kutip: “orang-orang Arab itu mau enaknya saja. Mereka mau ambil itu Palestina, setelah disulap jadi sorga oleh orang-orang Yahudi. Kenapa tak mereka buat saja di negeri mereka sendiri surga seperti Tel Aviv ini?” Orang ini pasti belum pernah ke Saudi, Kuwait, Dubai, Turki dll. Atau anda yang sudah pernah kesana mungkin begitu terkesima oleh Israel sehingga lupa di negara-negara Arab yang merdeka mereka juga tidak kalah bisa membangun negerinya yang berpadang pasir. Bagaimana Palestina mau membangun kalau tiap hari di bom, diserang, digusur, dibatasi geraknya dengan ratusan chek points dan di blokade. Atau mungkin anda tidak diajak oleh pengundang anda ke kawasan-kawasan itu. atau anda tidak berpikir perlu menyempatkan melihat kesengsaraan warga Gaza yang diblokir oleh Israel.

Anda katakan “setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas. Mungkin ini yang menjelaskan kenapa bangsa Arab yang berlipat jumlahnya itu tak pernah bisa menandingi Israel “. Saya kira anda harus lebih banyak membaca, bung Lutfhi. Perang Yom Kipur, terusirnya tentara Israel dua kali dari Lebanon (terakhir Juli 2006) adalah sebagian rentetan fakta kekalahan-kekalahan Israel. Dluar itu, ketidak mampuan Palestina dan Arab mengusir Israel dari tanah yang didudukinya sampai sekarang bukan karena “kecerdasan” orang Israel tetapi nyata-nyata dukungan satu-satunya negara adi daya di dunia yang menjadikan militer Israel sebagai militer nomor tiga terkuat di dunia saat ini. Pejuang Palestina hanya bisa melawan dengan batu dan roket primitif rakitan sendiri.Yang dihadapai bangsa Arab itu sebenarnya Amerika, bukan sekadar Israel.Saatnya akan tiba ketika semua kekuatan zalim ini akan punah. Tanda-tanda itu sudah mulai tampak dengan adanya krisis global saat ini dan gagalnya misi Amerika di Iraq dan Afghanistan.

Bung Luthfi, saya tidak menutup mata terhadap kekurangan dan kebangrutan moral banyak negara Arab yang otoriter dan korup. Inilah salah satu sebab utama “kekalahan” Arab terhadap Israel karena mereka tidak menjalankan kebijakan yang merepresentasikan kehendak rakyatnya. Karenanya, ketika Sayyid Hasan Nasrullah dengan Hizbullahnya berhasil mengusir Israel dari tanah Lebanon untuk yang kedua kalinya, beliau menjadi pahlawan dan manusia terpopuler dikalangan rakyat Arab. Tetapi saya juga tidak akan menggambarkan orang-orang Arab (muslim) Israel yang tinggal di kampung-kampung kumuh dan membandingkannya dengan hunian orang Yahudi dengan mengatakan “Lorong-lorong di sepanjang quarter itu tampak gelap, tak ada lampu, dan jemuran berhamburan di mana-mana. Bau tak sedap terasa menusuk” tanpa mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang miskin dan terpinggirkan disana. Bukankah lorong-lorong orang miskin selalu demikian dimana-mana? Dan tahukah kenapa warga negara Arab muslim di Israel ini miskin dan terpinggirkan? Karena mereka adalah warga yang memang dipinggirkan dan di diskriminasi. Orang-orang Arab warga Israel harus membayar pajak lebih tinggi dari warga Yahudi karena mereka tidak (boleh/qualified) .menjadi anggota militer dan bentuk diskriminasi lain (http://www.jfjfp.org/factsheets/arabsinisrael.htm" onclick="window.open(this.href);return false;). Mereka dilarang membeli atau menempati rumah atau flat di daerah-daerah tertentu yang dihuni warga Yahudi.(http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/co ... 81_pf.Html" onclick="window.open(this.href);return false;), karyawan yang menggunakan bahasa Arab bisa dipecat (http://weekly.ahram.org.eg/2004/680/" onclick="window.open(this.href);return false; re104.htm), dalam pendidikan mereka juga di diskriminasi (http://www.hrw.org/legacy/" onclick="window.open(this.href);return false; reports/2001/israel2/), warga Arab Israel banyak yang dibunuh dan diperlakukan dengan semena-mena (http://files.tikkun.org/current/article ... 7044518248" onclick="window.open(this.href);return false;), dan seterusnya. Anda boleh lihat ratusan laporan berbagai organisasi Human Rights lainnya tentang hal ini. Sebagai negara yang digembar gemborkan demokrasi ditengah-tengah otoriterianisme dunia Arab, mereka telah memperlakukan demokrasi dengan standar ganda.

Saya kira semua yang saya sampaikan ini bukanlah hal baru. Hanya saja, entah kenapa, anda memilih menutup mata dan hati bagi situasi yang demikian. Atau mungkin karena anda mempunyai agenda tertentu dalam rangka me”liberalkan” Islam? Wallahualam.[]

18 Tanggapan ke “Komentar untuk ‘Beberapa Catatan dari Israel Luthfi Assyaukani’”

1.
di/pada Desember 27, 2008 pada 4:31 am Ahmad al-Aydrus

Assalamu’alaikum.
Saya pribadi setelah membaca ceritanya si Luthfi, dapat menyimpulkan bahwa dia orang yang tidak percaya dengan agama. Yang dilihat hanya keindahan semata. “Menyulap cipataan Tuhan yang kasar, Ya’qub menantang duel dengan Tuhan, agama memang tidak masuk akal, keluar masuk gereja, kemesjid, dan mengadu kepada Tuhan ditempok ratapan”. Dan keindahan israel, termasuk pantai israel yang sama dengan pantai amerika, adalah ca si caranya IBLIS untuk membawa manusia kesurga sang IBLIS. Semoga si IBLIS yang memakai tubuh si luthfi cepat mendapat hukuman Allah, amin.
Wassalam.

2.
di/pada Desember 30, 2008 pada 1:30 am amanahbumi

si Luthfi memang Sableenggggg……

3.
di/pada Januari 3, 2009 pada 3:22 pm ikrar muhammad

luthfi pangeran liberal itu ya calon pengganti nurcholis majid dan juga rekan ulil kan

4.
di/pada Januari 13, 2009 pada 6:36 am Aminah

Ha ha ha ….
bingung jadinya, tapi seru! sekarang kita harus lebih bijak dalam segala hal. Tanggapi dengan kepala jernih dan hati yang jujur.

5.
di/pada Januari 13, 2009 pada 9:37 am dir88gun

Masalah persengketaan tanah antara warga Muslim & Yahudi di Pelestin bermula pada saat Daulah Khilafah Usmaniyah di Turki mengalami kehancuran akibat propaganda kafir Barat.
Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Teodhore Hertz dkk yang menghasut warga Yahudi agar menguasai tanah Palestin.
Cara paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah mengembalikan hak pengelolaan tanah tersebut kepada pemilik terakhir yang sah, yaitu Daulah Khilafah.
Tanah Palestin adalah tanah wakaf yang diserahkan secara ikhlas dari pemilik sebelumnya kepada Khalifah Umar ra. & kemudian dibebaskan kembali dari tangan penjajah oleh Khalifah Muhammad al Fatih.
Bisa saja saudara Muslim kita di Pelestin lari & mengungsi ke negara lain agar selamat, namun hal itu tidak mereka lakukan, karena mereka telah bersumpah untuk merelakan jiwa mereka guna melindungi tanah wakaf milik Daulah Khilafah, hingga Daulah Khilafah bangkit kembali.
Wahai Saudara Muslim di manapun juga, relakah kalian berlama-lama membiarkan penderitaan saudara muslim kita di Palestin terus berlarut-larut?
Wahai Saudara Muslim di manapun juga, marilah kita tegakkan Khilafah sekarang juga!
Agar Saudara kita, baik umat Muslim maupun Yahudi, dapat kembali berdamai seperti sedia kala!
Agar berbagai masalah yang melanda kita saat ini dapat teratasi!
Dan yang terpenting, agar hukum Allah dapat ditegakkan kembali di muka bumi ini!

6.
di/pada Januari 15, 2009 pada 5:06 am al askari

Innalillahi….

7.
di/pada Januari 18, 2009 pada 1:13 pm Ahmad al-Aydrus

Innalillahi…jugalah saya al askari, tapi SyiahIslamnya kok nggak Innalillahi juga ya?

8.
di/pada Januari 19, 2009 pada 8:30 am anti jil

parah..org2 sinting..jil..jaringan israel liberal kali..bkn jaringan islam liberal..org2 tolol yg terbeli dgn dollar..matilah kalian diganggang dineraka..busuk!!!!

9.
di/pada Januari 21, 2009 pada 1:20 pm abdul

Saya rasa sdr. Luthfi harus membuka lagi Al-Qur’annya dan bercermin apakah beliau tergolong orang-orang tersebut atau tidak.

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar [1478]. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al Munaafiquun:4)

“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah:55)

10.
di/pada Januari 22, 2009 pada 5:46 pm Hendi

Bukan main laporan perjalanan sdr Lutfi ke Israel.
Kesan saya Lutfi ini seperti penderita ‘rendah diri’ sangat memuji Israel dan memandang rendah lawannya Israel dan membanding-bandingkan dengan tempat2 canggih yang pernah dia kunjungi Seattle (di Amrik ya ?), Queensland (di Astralia ?) …. Mana lagi bung tempat2 canggih di dunia Barat yang Anda kagumi ?
Waktu berkunjung ke Israel ‘perang Gaza’ sudah berlangsung belum ?. Kalau sekarang Anda berkunjung ke Gaza (sayang Pemerintah Palestina pasti ngga punya duit untuk mengundang Lutfi ke Jalur Gaza) pasti Anda juga akan terkagum-kagum, begitu canggih dan cerdasnya Israel menghancurkan (dalam arti yang benar2 harfiah) Jalur Gaza, termasuk tubuh anak2 kecil dan kaum wanita Palestina.
Manusia yang punya nurani pasti marah melihat kehancuran Gaza, contohnya Sekjen PBB Ban Kim Moon (orang Korea) sangat marah dan mengutuk pelaku penghancuran Gaza.
Seandainya Lutfi sekarang mengunjungi Gaza, saya pesimis hati nurani Anda tergerak utk mengutuk Israel, mungkin Anda akan bilang inilah kebodohan orang Arab Palestina.

11.
di/pada Januari 23, 2009 pada 7:55 am erika

Salut untuk Bung Lutfi, kalau kita dapat berpikir yang positip2 saja, tidak perlu sewot belain palestina atau israel, karena kedua bangsa tersebut memang sukanya saling bunuh2an. pikirin saja saudara2 kita didalam negeri, yang miskin dan susah, sehingga hanya ingin dapat Rp. 30.000 jatah zakat saja berani korbankan jiwa.
Saudara2 kita ini lebih berani dari orang2 yang dikatakan pahlawan israel atau palestina, lebih patut untuk dibela dari pada belain itu palestin atau israel.

Salam

12.
di/pada Januari 24, 2009 pada 12:51 pm Ahmad

Salut juga untuk erika, yang menganggap kejadian dipalestina adalah hal yang lumrah dibandingkan dengan kejadian di bangsa sendiri.
Lumrah untuk Israel yang mengambil tanah haknya bangsa Palestina.
Lumrah atas tragedi pembantaian digaza.
Lumrah yang ikut terbantainya anak-anak kecil , orangtua. Lumrah juga yang ikut terbantainya orang yang membawa bantuan untuk kesana.
Lumrah untuk rumahsakit yang dihancurkan.
Lumrah jugalah untuk erika yang mungkin tak pernah nonton berita.
Lumrah jugalah untuk erika yang salut untuk bung Lutfi, yang mungkin mungkin telah tergoda dan tergiur dengan caranya si Iblis Lutfi…….
Lumrahlah untuk si Iblis dan pengikutnya…..

13.
di/pada Januari 24, 2009 pada 7:45 pm rozan

Membaca catatan perjalanan dari Israel, Luthfi Assyaukanie, saya teringat dengan anekdot “Kacamata Kambing”.

Syahdan, ada gembala yang gundah gulana. Kambingnya tidak mau makan, karena semua rumput telah kering dan menguning. Si gembala rupanya punya ide cemerlang. Kambingnya itu dia kenakan kaca mata hijau. Ternyata berhasil. Kambingnya dengan lahap menyantap rumput kering yang dia sodorkan, melebihi dari apa yang diperkirakan dan diharapkan si gembala.

Komentar saya selangkapnya lihat di: http://rozan-mf.blogspot.com" onclick="window.open(this.href);return false;.

14.
di/pada Januari 25, 2009 pada 7:58 am Ahmad

Membaca komentar anda bung rozan, saya bingung tanggapan anda tentang si Luthfi Assyaukanie. Yang anda anggap siLuthfi menggambarkan kebenaran dianggap buruk, dan sebaliknya keburukan dianggap benar agar orang tertarik dengan hal tersebut.
Rasulullah beserta para pengikutnya yang selalu setia dengan jalan Rasulullah, sepengetahuan saya, selalu menggambarkan kebenaran adalah kebenaran, keburukan adalah keburukan, dan siap dengan segala resikonya. Dan tidak untuk sebaliknya. Itulah Rasulullah dan pengikutnya.
Tidak seperti yang dilakukan oleh para penginjil, yang berhasil megkristenkan orang-orang yang mengaku umat Muhammad dengan cara menggambarkan keindahan padahal itu bathil.
Jadikan didalam dakwah ini dengan cara Rasulullah dan orang-orang yang berjuang benegakkan agama Illahi. Benarkan cara berfikir kita yang mengaku sebagai umat Muhammad.

15.
di/pada Januari 25, 2009 pada 3:49 pm rozan

@ahmad

sebenarnya saya ingin mengingatkan bahwa kita tidak bisa melepaskan “kaca mata” moral dalam melihat segala sesuatu.

bukan cuma hasil yang jadi ukuran dalam menilai sesuatu, tapi juga proses dan caranya. moralitas juga meniscayakan adanya emphati, pemihakan dan solidaritas bagi kalangan yang tertindas/mustadh’afin (dalam ini palestina). ali syari’ati telah mengulas hal ini secara gamblang.

bagian mana atau dalam hal apa yang anda maksud dengan:

“Yang anda anggap si Luthfi menggambarkan kebenaran dianggap buruk, dan sebaliknya keburukan dianggap benar agar orang tertarik dengan hal tersebut”?

maaf kalau ada misspersepsi. atau memang pandangan saya gak bener.

tks.

16.
di/pada Januari 25, 2009 pada 8:09 pm Ahmad

@rozan

Afwan jika saya salah persepsi atas tanggapan anda terhadap Luthfi Asysyaukani. Jujur saja, saya awam dalam ‘ilmu agama.

Namun apakah keindahan yang dibangun israel diatas tanah haknya Palestina itu adalah benar atau bathil? dan sebaliknya, kecurigaan orang palestina terhadap orang asing (karena mereka merasa hidup mereka tidak pernah aman sampai saat ini) itu adalah hal yang buruk atau benar?

‘Ali Syari’ati berada didepan untuk kalangan musthad’afin, menyuarakan suara mereka, hak-hak mereka. Dengan kaca mata moralnya, yang saya anggap kita semua memilki kaca mata ini. Namun kacamata yang dipakai si luthfi itu kacamata apa? Yang semua orang merasa tidak cocok untuk memakainya (kecuali anda). Kacamata yang harus dipakai adalah kacamata yang bisa melihat dengan jelas dan bisa memberikan penjelasannya kepada orang lain dengan jelas, seperti ‘Ali Syari’aati yang dengan jelas menyurakan hak-haknya musthad’afin. Perbandingkan antara ‘Ali Syari’ati dengan Luthfi Asysyaukani.
Kacamata itu adalah alat untuk dakwah kita, yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim. “Sampaikan olehhmu walau hanya satu ayat”. Jangan memaksakan kacamata yang dipakainya kepada orang lain, nantinya takut bukan Shirathal mustaqim yang didapatnya, malahan jurang yang diraih.
Dsaat ini kita memerlukan 1 kacamata, 1 pandangan.
agar kita tahu siapa musuh dan siapa kawan. jangan sebaliknya, kawan dianggap musuh - musuh dianggap kawan. Ukhuwah kita perlukan saat ini, dan jangan membuat jarak diantara kita sesama muslim.
Sekalilagi afwan ya saudara rozan jika saya misspersepsi atas tanggapan anda.
Syukron…

17.
di/pada Januari 25, 2009 pada 11:50 pm rozan

Melalui tanggapan yang saya buat (di blog saya) sebenarnya saya ingin membuat analog sebagai sindiran. Israel dan Belanda sama sama penjajah. Warga Palestina adalah kaum terjajah, yang terampas dan terhempas, seperti halnya pernah dialami bangsa Indonesia. Dengan kacatama si Luthfi saya mencoba melihat penjajajah di Indonesia dulu. Ternyata hasilnya jadi lain dari yang selama ini saya lihat dan saya rasakan. Belanda jadi pahlawan dan bangsa Indonesia jadi pecundang. Karena memang kacamatanya salah, tak bermoral. Tidak ada rasa empati dan pemihakan sedikitpun pada kaum yang tertindas (Palestina).

Catatan Luthfi jelas bukan hanya sekedar melaporkan fakta, tapi lebih bersifat opini, persepsi dan penilaian pribadinya. Malah terkesan tendensius. Joke yang saya sampaikan sebenarnya sejenis humor sufi, yang mengandung makna tersirat. Apa yang dia kira rumput hijau (haq) sebenarnya rumput kering (bathil), karena kamacata yang dia pakai untuk menipu/mengelabui. Dia tidak punya penciuman moralitas dan rakus. Hanya kambing dungu dan pandir yang bisa dikelabui.

Saya setuju dengan Anda yang memakai ungkapan “hak dan bathil”, bukan “kebenaran fakta” dalam menilai hasil pengamatan si Luthfi. Saya kira tak ada perbedaan pandangan kita dalam hal ini. Syukran jiddan ya akhy. Salam.

18.
di/pada Januari 28, 2009 pada 12:44 am alfie_khc

Heran orang Islam ini kok umumnya pandai debat kusir terus (tidak adakah kebijakan dari hati nurani buat mengagungkan agamanya? ) saja dari mulai jaman dahulu hingga sekarang apa-apa yang sudah dihasilkan menjadi hilang akibat perseteruannya sendiri , sampai sampai Iran yang berusaha untuk mengangkat harkat dan harga diri Islam dimata barat pun di sebut negara fanatik Islam sesat dll .Ironis sekali memang !!.
tambahan komentar : http://aagun2010.multiply.com/journal/item/91" onclick="window.open(this.href);return false;

Tanggapan Atas Tulisan Pak Luthfi Assyaukani’

Saya mencoba membaca tulisan itu berkali-kali, dan saya berusaha mencari tulisan asli tersebut walau tidak saya dpatkan, tapi saya mendapatkannya di alamat ini: http://islamsyiah.wordpress.com/2008/12 ... ssyaukani/" onclick="window.open(this.href);return false;

Saya mencoba mencari kekeliruan saya sehingga membuat bingung beberapa sahabat tercinta di milist tersayang ini yang semakin hidup dan menyegarkan. Sebagai perbandingan saya juga telah membaca komentar-komentar Pak Abdilah Toha yang luar biasa sebagai anti tesanya dan yang lainya. Saya memahami dan insya Allah saya mengerti dan sangat sependapat dengan apa yang pak Abdilah Toha katakan.

Saya mencoba merenungi apa yang membuat sahabat saya bingung dengan komentar saya terhadap tulisan tersbut.

Temans,

sebagaimana yang pernah saya katakan sekali lagi saya sendiri masih belum mempercayai apa yang diungkapkan Pak Luthfi dalam zhahir tulisannya. Terhadap Tulisan inipun saya juga tersinggung, bagi saya ini sebuah singgungan yang sangat halus dan bagi saya sangat positif, cerita ini seolah-olah ingin menampakan pribadi orang-orang yahudi/israel yang sesungguhnya yang beliau temui dan begitu mempesona, berakhlak mulia. Di balik Zhahir cerita tersebut mungkin ia ingin menyatakan, “andai pada diri setiap muslim yang ada di Indonesia atau lainya seperti ini, tentunya indah bukan?” berakhlak mulia, inilah mutiara yang hilang dalam diri umat Islam, pada hal "innamaa bui'stu liutammima makaarima al akhlaak" dan "laqad kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanah".

Lalu saya mencoba berfikir terbalik, andai tulisan pak Luthfi ini mencela dan memojokan bahkan menjelek-jelekan zionis Israel tentu akan lain ceritanya. Dan sayapun mencoba sedikit kreatif dengan mengganti kata-kata yang berbau zionis Israel dan yahudi yang ditampilkan begitu menawan diganti dengan kata-kata yang berbau Islam, hasilnya juga sebaliknya. Indah sekali wajah Islam.

Nah makanya, sekali lagi saya mengakui dan katakan tulisan ini memang bagus, dengan alur cerita cukup menarik, walau berisi kesan propaganda. Tulisan tersebut satu sisi dapat membawa orang yang tak mengerti persoalan akan tertarik dan percaya begitu saja, sedang bagi mereka yang sefaham dengan pak Luthfi tentunya akan mengamini atau sebaliknya, jika dibaca oleh yang memang tidak suka dan benci secara pribadi dan pemikiran pak Luthfi sebagai salah satu pentolan JIL dan mereka yang benci zionis Israel, karena memang tahu akar masalahnya atau mereka yang memang benci karena unsur perbedaanya (muslim dan non muslim) reaksinya tentu akan berbeda lain juga mereka yang cerdas akan menanggapi dengan elegan, berargumen dengan bukti-bukti yang akurat, seperti komentar Pak Abdilah Toha. Sedang mereka yang memang menuruti rasa bencinya itu secara pribadi atau pemikiran tentunya akan mencela dan memaki-maki, bahkan tidak mungkin akan mengkafirkan Pak Luthfi ini. Begitu saya melihat dan memang begitu kenyataannya.

Saya mencoba mencari benang yang lain dari tulisan tersebut, saya berandai-andai kalau saja yang isi cerita itu mengisahkan tentang kunjungan dan pertemuan beliau di negara Islam atau negara yang mayoritas Islam dengan pujian dan sanjungan beliau terhadap akhlak dan perilaku setiap muslim yang karimah dan rahmah yang ia ditemui dalam setiap interaksinya, tentu ceritanya menjadi lain, sebagaimana pada komentar saya pada paraghraf lima di atas.

Jadi begitulah saya memahami tulisan beliau dan saya mencoba memahaminya dari berbagai sisi, bagi saya hal ini akan sangat bermanfaat buat pribadi saya, tak perlu menghabiskan banyak energi karena marah dan membuat saya tidak produktif. begitu kira-kira, dan itu saya sahabat-sahabat tentunya mempunyai cara pandang yang berbeda dalam hal ini, so what gitu loch, heee...he...he...

Akhirnya, salam damai untuk mereka yang ingin hidup damai

Salam bahagia buat siapa saja yang ingin bahagia

Salam cinta dan sayang buat siapa saja yang kehilangan cinta dan kasih sayang

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Itulah pesan damai, itulah pesan bahagia, itulah pesan cinta

...........karena apa?........................................................

Karena,

Dia Pembawa Damai

Dia Penunjuk Penunjuk Bahagia

Dia Maha Pecinta dan Maha Penyayang

Lalu bagai mana kita? ??? ???

oleh AA GUN
Saif.Bahar
Posts: 1548
Joined: Thu Jul 29, 2010 7:41 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by Saif.Bahar »

Hehehe..

@smua atas.

Oooo si lutfi toh..

Saya bantu nih...utk mgukur n menilai kebebasan,tajdid,n kmodernan islam tinggal andda2 nilai saja brdasar pndgan muhamadiYAH..

Muhamadiyah itu modern,trbuka pd kritik,brsmgat pd kemajuan,..dst.

Nah..paramadina,JIL,..dll apakah masih brpegang pd etika islam...?
Timbanglah n ukurlah dgn cara pndang muhamadiyah...

Muhamadiyah itu moderat/tawasuth,tapi bijaksana skaligus islami juga modern.

Kejujuran islam n muslim akan bnyk anda temui di muhamadiyah.

Soal yahudi n israel..masalahnya sngat kompleks..tentu tdk bijaksana mghakimi brdasar prasangka semata..lagi pula kaum muslim wajib membela saudara muslim yg hidup dlm pnjajahan..

Bhwa yahudi/israel adlah sbuah bgsa yg brhak hidup brnegara secara merdeka tentu adalah niscaya sbgmana bgsa palestina juga brhak hidup brnegara scara merdeka......

Tapi apakah masalah israel palestina smata soal negara n teritori ? Tentu tdk..

Catatan pula ..kayaknya selama ini trjadi kesalah pahaman antara kaum muslim n yahudi...

Lagi pula Memang sih muslim n keislaman perlu memperbaiki diri terus menerus..

Weleh2..
Akukomkamu
Posts: 5517
Joined: Sat Jul 11, 2009 11:34 am
Location: "Mengajak onta2 arab unt bisa BERMARTABAT" IFF adalah TEMPAT nya.

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by Akukomkamu »

Hehehe... :lol: Si Saif ini ngemeng apa ??? masih ga ngrasa kalo sebagai muslim dijajah ama bangsa araf ya...

Israel bukan bangsa penjajah Saif , coba sedikit terbuka otaknya ya...masalah palestina yg bikin ribut itu hamas ...para onta2 araf yg seenaknya sendiri !!!



Piss... :heart:
User avatar
fire
Posts: 708
Joined: Sat Apr 10, 2010 11:59 am

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by fire »

israel hu akbar wrote:BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL
............
Setiap 2 orang Israel yang saya jumpai, ada 3 yang cerdas................
Wah, bung israel hu akbar......... satunya sapa yah...??? kalo jumpai 2 dan ada 3 yg cerdas..... satunya pasti yang jumpai donkk....
wah...wah...... promosi terselubung nih.....???? he...he....he......

selamat dah! gue dukung...... biar israel hu akbar bisa membagi kecerdasan setingkat kaum israel itu di sini.....he..he....

NB: bung ada bilang kagak sama kaum israel itu, bahwa mereka di idolakan lo di FFI..... he..he.... bahagianya kalo beristrikan gadis israel.....he..he....
Saif.Bahar
Posts: 1548
Joined: Thu Jul 29, 2010 7:41 pm

Re: BEBERAPA CATATAN DARI ISRAEL

Post by Saif.Bahar »

Akukomkamu wrote:Hehehe... :lol: Si Saif ini ngemeng apa ??? masih ga ngrasa kalo sebagai muslim dijajah ama bangsa araf ya...

Israel bukan bangsa penjajah Saif , coba sedikit terbuka otaknya ya...masalah palestina yg bikin ribut itu hamas ...para onta2 araf yg seenaknya sendiri !!!



Piss... :heart:
hehehe..

Bgni..soal israel palestina..sbgai muslim tentu wajib mmbntu sesama muslim plstina menuntut haknya..skaligus mghargai hak bgsa yahudi...

Tapi di satu sisi wajib pula mghapus prejudice pd bgsa yahudi yg tdk prnah di ajarkan oleh islam..tapi muslim ketiban sial prejudice dari barat akibat prsentuhan budaya..

Tapi setahu saya sih..apa2 yg nampak dari luar (soal israel palstina) tdk menunjukkan keadaan yg sesungguhnya...

Brbgai kpntingan memang menyelimuti masalah tsb...semestinya kita lbh bijaksana ketimbang cuma ikut2an arus yg pd dasarnya di bntuk oleh budaya anti semit...

Weleh2..
Post Reply