Posted: Tue Aug 28, 2007 8:15 am
supaya jawabannya tepat dan memuaskan, tanyain aja sama astronot. Ada gak yang temannya astronot?
Dikelola oleh: Faithfreedom.org
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/
https://indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?f=26&t=16712
Sebenarnya dengan kemampuan otak manusia yg didesain oleh pencipta Agung, manusia telah mampu untuk 'melihat' bukan sekedar sinyal cahaya, sekarang telah bisa meng-translasikan sinyal suara menjadi gambar (sonar, ecg, dst...), mengtranslasikan sinyal panas menjadi sesuai yg dapat dilihat (detektor panas), melihat benda yg sinyal cahayanya terhalang (x-rays, high-density light, dst...), melihat & memprediksi kandungan mineral dari tempat yg jauh (spektografi), dan masih banyak lagi.antisymmetric wrote:Jadi, pemotretan suatu benda dgn cara apa pun belum tentu memberikan informasi yg benar mengenai bentuk benda tsb sebenarnya. Bagaimana pun juga mata memerlukan cahaya utk melihat, sebab bagaimanapun jg kita hanya dapat melihat cahaya
Yg terutama dari model bukanlah model tersebut amatir atau profesional, apakah model tersebut kuno ataupun baru. Bukan. Tetapi yg paling utama dari pemodelan adalah akurasi. Model yg anda sebut amatiran ini mampu menjawab fenomena alam yg sampai ke manusia seperti yg dipaparkan oleh sdr. Rouen.antisymmetric wrote:Jika satelit digeser, maka memang betul akan tampak bagian lain dari permukaan bumi, tetapi muka bumi yg datar tsb tetap tampak lengkung. Sekali lagi, itu hanyalah model amatir yg tidak memper-timbangkan fakror2 X lainnya. Harap maklum.
dari yg saya pelajari hingga saat ini, saat dimana cahaya tidak bergerak lurus adalah jika: merambat melalui medium yg berbeda densitasnya, dan, terpengaruh gravitasi yg SANGAT besar seperti yg terjadi pada singularitas black-holeantisymmetric wrote:Sekali lagi tolong: perhatikan perbedaan ukuran yg teramat sangat besar antara (1) bumi kita ini dgn (2) suatu benda bulat yg dpt kita lihat dan/atau kita genggam secara utuh. Bagaimanapun juga: sinyal2 informatif (termasuk cahaya) tidak selalu merambat lurus utk setiap titik pd ruang & waktu ttt.p
Justru karena keterbatasan itulah, manusia didorong untuk mengatasi keterbatasan tersebut, seperti contoh-contoh yg saya sebutkan diatas, pada zaman yg lalu dimana kebebasan berpikir sering ditekan (untuk menghindari murtad, untuk menekan pemberontakan & melanggengkan kekuasan, dsb...) hal-hal yg semacam itu belum terpikirkan oleh manusia saat itu,antisymmetric wrote:Bagaimanapun juga kemampuan indera kita sangat luar biasa tetapi tetaplah terbatas. Kita jangan berharap banyak untuk melihat suatu citra benda dgn telinga kita misalnya jika memang telinga kita hanya mampu menangkap getaran perubahan tekanan udara (berupa bunyi). Demikian pula dgn mata / kamera. Sangat dimungkinkan, mata / kamera kita mampu menangkap informasi citra geometris benda dgn tepat dlm skala ruang yg tdk terlalu besar. Namun belum tentu dlm skala yg teramat besar atau teramat kecil: citra yg ditangkap mata / kamera kita tsb persis (mendekati) secara signifikan dgn bentuk benda tadi.
coba kasi conto nyata buktinya, apa cuman angan2 ente belaka?antisymmetric wrote:
Yg berhasil dipotret itu adalah citra geometris bumi yg mana belum tentu merupakan bentuk bumi sebenarnya. Tolong bedakan antara citra (penampakan) & bentuk sebenarnya. Keduanya benar2 berbeda. Citra (gambaran penampakan) geometris suatu benda dipengaruhi oleh cara kerja sinyal2 informatif yg dipancarkan benda tsb hingga sampai ke indera / detektor, sedangkan bentuk benda sebenarnya sama sekali tidak dipengaruhi oleh cara kerja sinyal2 informatif yg dipancarkan benda tsb. Jadi, pemotretan suatu benda dgn cara apa pun belum tentu memberikan informasi yg benar mengenai bentuk benda tsb sebenarnya. Bagaimana pun juga mata memerlukan cahaya utk melihat, sebab bagaimanapun jg kita hanya dapat melihat cahaya.
kalau bisa, gunakan imagehosting...antisymmetric wrote:Lintasan sinar utk H = 7,0 bisa dilihat di Figure 7a & 7b pd Friendster saya.
Tdk mungkin saya menampilkan semua grafik utk semua nilai H itu. Semakin besar / tinggi nilai H, maka semakin lonjong pula grafik saya itu. Tdk setiap ukuran gambar dpt di-upload di Friendster.
Maksudnya kita tidak bisa mengetahui tempat itu?antisymmetric wrote:Maksudnya adl bhw terdapat berbagai gejala sedemikian rupa shg beberapa (atau semua) sinyal informatif tdk melewati ruang2 ttt. Ini menyebabkan kita tdk dpt mengirim / menerima informasi ke / dari ruang2 seperti itu.
no,no,no,no.... para ilmuwan (yg 120% percaya bahwa bumi bulat, bukan 100% spt bola tentunya...) mengatur satelit agar bergerak mengitari bumi dengan jalur elips spt yg 4core tulis. Jalur satelit = elips... bumi datar... hasilnya? satelit nabrak...antisymmetric wrote:Sangat dimungkinkan bhw satelit tsb hanya ber-putar2 pd ketinggian ttt di atas bidang bumi yg datar (menurut kami). Karena mekanisme perambatan sinyal2 informatif adl seperti tadi, maka satelit tsb tampak mengitari bumi yg bulat (menurut Teori Bumi Bulat). Kalau kita (misalnya) terbang bersama satelit tsb, maka kita akan merasa bhw kita telah berputar mengelilingi bumi "bulat", sebab bumi yg kita lihat dari satelit itu nampak bulat.
NdSP keduanya sudah dijelajahi dan dibuat peta oleh manusia... sampai ke sudut-sudutnya. Keduanya tidak lebih luas dari Asia. Keduanya juga tidak memiliki dataran super tinggi yg tak bisa dilewati... satelit? Satelit hanya membuktikan bahwa peta yang sudah dibuat itu bentuknya benar.antisymmetric wrote:Dataran es abadi terletak mengelilingi semua benua, pulau, laut, & samudera. Peta dari dataran tsb hanyalah citra geometris dari tepi2 dataran es yg memancarkan sinyal2 informatif ke detektor satelit, sehingga dataran es yg teramat luas tsb hanya nampak tidak begitu luas. Mekanisme perambatan sinyal seperti itu lah yg seakan memberi kesan bhw Benua Asia lebih luas drpd dataran es tsb.
Bisakah anda tampilkan perhitungan mekanisme perambatan panas dari matahari ke bumi? (cara rambatnya, efek2nya, panas yang tersebar, mulai dari pusat bumi hingga ujung bumi yang datar)antisymmetric wrote:Jgn lupa bhw jenis (ragam) sinyal informatif itu hanya sinyal2 yg membawa informasi geometris saja, melainkan juga sinyal2 pembawa informasi yg lain. Suhu adl salah satu informasi tsb. Kebetulan di sini saya hny mencoba menampilkan sinyal2 yg membawa informasi geometris, seperti cahaya. Itu pun hanya utk daerah2 yg sgt jauh dari es abadi. Sedangkan utk daerah2 yg dekat dgn es abadi, saya tdk berani mencoba menampilkannya.
Anda memberikan alternatif2... sementara kebenaran hanya ada satu...antisymmetric wrote:Ada banyak sekali alternatif penjelasan hal ini. Salah satu alternatifnya adl bhw mungkin matahari itu hanya ber-putar2 di atas bidang bumi yg datar pd ketinggian yg sgt luar biasa, yg mana selalu memancarkan sinyal2 informatif dg lintasan seperti tlh ditunjukkan pd Figure 1a s.d. 6b tadi. Jadi, tdk semua tempat di bumi datar ini dpt menerima sinar matahari pd waktu yg bersamaan.
Alternatif lain adl bhw matahari hanyalah diam di suatu tempat, tetapi sinar2 yg dipancarkan -lah yg menyinari bumi datar tsb secara bergantian dgn periode ttt.
Alternatif yg lain lagi adl bhw matahari pun belum tentu benar2 berada di atas bumi, melainkan mungkin di dasar bumi. Berdasarkan alternatif ini, sgt dimungkinkan bhw matahari mrpkn citra dari segala peristiwa di dasar bumi (misalnya).
Tentu saja, masih sangat banyak alternatif model bumi datar, yg mana teknik komputasi numerisnya sgt bervariasi dlm hal penampilan grafisnya.
point disini:antisymmetric wrote:Nih, saya beri contoh lain. Potretlah suatu benda yg berada di belakang benda bening cembung yg cukup besar, maka Anda akan mendapatkan citra geometris benda yg cukup berbeda dgn bentuk benda sebenarnya.
itu maksudnya apa ya?antisymmetric wrote: Masalahnya, penyesatan2 yg dinubuatkan dlm beberapa kitab suci itu bukan hanya penyesatan mengenai agama, tetapi juga penyesatan ttg sains yg tdk kita sadari selama ber-abad2. Banyak generasi sekarang yg sudah kendor iman agamanya krn mereka lebih mempercayai sains daripada nubuat2 kitab suci masing2!!! INGAT: Apakah pembangunan Menara Babel menurut Al Kittab Taurat itu mengenal perbedaan agama??? TIDAK. Kita semua juga sudah tau: bahwa banyak ilmuwan ummat Islam pun yg lebih mempercayai ramalan Stephen Hawking (misalnya Teori String) DARIPADA nubuat Al Qur'an & Al Kittab. KITA PERLU PRIHATIN!!!
It's faith freedom only. Thus, you may be belived or not.
and let him/her joint FLAT EARTH SOCIETY toomr. Hercule Poirot wrote:itu maksudnya apa ya?
apa menurut anda salah jika ada ilmuwan yang lebih percaya pada teori-teori sains dari pada agama?
Tolong beri tahu secara detail tempat2 itu. Nama tempat, gejala-gejala, efek yang terjadi, etc.antisymmetric wrote: Itu belum tentu. Mungkin kita tdk bisa mendeteksi keberadaan suatu detektor dlm ruang2 semacam itu, tetapi detektor tsb bisa mendeteksi keberadaan kita. Hal sebaliknya juga mungkin tjd. Bahkan keduanya bisa saja sama2 tdk bisa saling mendeteksi.
Gravitasi dan massa benda hanyalah model... gerak satelit dan gerak jatuhnya batu adalah fakta... Gerak satelit jika di lihat dari bumi adalah datar... bagaimana jika dilihat dari tempat lain... bulan, misalnya?antisymmetric wrote: Itu benar sekali. Bahkan secara matematik telah dibuktikan bahwa penyelesaian analitis (utk posisi sbg fungsi waktu) dari suatu persamaan diferensial yg menyetarakan hukum II Newton dgn hukum gravitasi Newton (menurut model bumi bulat), akan menghasilkan suatu fungsi posisi gayut waktu, yg mana kemungkinan trayektori lintasannya adl: lingkaran, elips, parabola, atau hiperbola. Tetapi, gravitasi & massa benda itu hanyalah model, sedangkan gerak satelit & gerak jatuhnya batu ke bawah -lah yg merupakan fakta.
welcome to flat earth society :)antisymmetric wrote: Peta merupakan citra geometris sebagian / seluruh permukaan bumi. Saya percaya kalau Samudera Arktik & Greenland sudah dijelajahi manusia, tetapi utk Benua Antartika (maaf saja): saya tidak percaya bhw setiap titik di daratan es tsb sudah dijelajahi orang. Saya hanya percaya bhw orang sudah berhasil memotret daratan es abadi tsb.
Agar tdk salah kaprah ttg letak daratan es & Samudera Artika yg saya maksud tadi, coba lihat Figure 8.
Ok, skip... sampai ada yg bisaantisymmetric wrote:Bagaimanapun juga algoritma (urutan langkah berhingga) penampilan gambarnya jauh lebih rumit drpd Figure 1a s.d. 7b. Maaf, saya tidak (belum) bisa, & mungkin tidak akan bisa. Barangkali ada yg (sudah) bisa? Kalau ya, saya senang sekali.
Skip lagi...antisymmetric wrote: Waah, apalagi ini. Menurut lemma bumi datar: tdk ada yg namanya revolusi bumi. Maaf, saya juga tdk bisa menampilkan lintasan sinar yg memberikan citra se-olah2 ada "revolusi" bumi itu, sebab programming utk peristiwa ini melibatkan dua parameter ruang & satu parameter waktu.
berarti masih belum jelas... teori bumi datar masih dalam black box...antisymmetric wrote: Hal ini sama sulitnya dgn menentukan posisi eksak suatu nukleon yg turut berpartisipasi dgn nukleon2 yg lain dlm membentuk nukleus (inti atomik) --> menurut Prinsip Ketakpastian. Lagi pula terma "me-raba2 dlm gelap" itu sah2 saja utk alam2 mikroskopis (sub-nuklir dsb) maupun alam2 super-makroskopis. Segala sesuatu yg belum jelas dan/atau tidak perlu diketahui itu biasa dikatakan dgn istilah "berada di dlm black box" --> biasa dipakai dlm untai listrik. Maaf, di sini: bentuk bumi & ruang2 misterius pun dianggap "berada di dlm black box".
hayaaa! kalo baca jgn dipotong2, kamera yg dipake NASA ntu uda lewat tahap koreksi & kalibrasi, benda yg UDA diketaui pasti bentuknya vs. imagenya, baru buat moto benda yg MAU diketaui bentuknya.antisymmetric wrote: Dalam contoh tadi: boleh lah ... saya sudah tahu bentuk benda tadi sebenarnya, tetapi saya tetap tidak tahu persis bentuk bumi sebenarnya.
Kami percaya bhw foto2 yg dibuat oleh NASA itu adl foto asli & bukan rekayasa, tetapi kami hanya tidak percaya bhw citra geometris permukaan bumi yg berhasil ditangkap oleh NASA itu persis (atau se-tidak2nya mendekati) bentuk permukaan bumi sebenarnya.
Anda benar sekali! Bahkan bukan sekedar tahapan, melainkan siklus yg tidak akan pernah berhenti. Semakin banyak pendukung, biasanya akan semakin memperkuat / memperlemah / mengubah suatu model, tetapi (berapa pun banyaknya pendukung) tidak akan mengubah fakta alamiah (bukan fakta buatan).
menta conto dunk cabang2 sains 1 & 2.antisymmetric wrote: Menurut pengamatan kami selama ini: ada dua macam sains, yaitu (1) sains yg bersifat fakta (terapan) & (2) sains yg bersifat model (keyakinan). Yg saya per-masalah-kan di sini adl yg sains ke-2 itu. Menurut Anda bagaimana?
Belum terbukti ada dataran es yang demikian, penglihatan mungkin bisa menipu kita, tapi tidak bisa menipu indera dan alat deteksi kita yang lain.Dataran es abadi terletak mengelilingi semua benua, pulau, laut, & samudera. Peta dari dataran tsb hanyalah citra geometris dari tepi2 dataran es yg memancarkan sinyal2 informatif ke detektor satelit, sehingga dataran es yg teramat luas tsb hanya nampak tidak begitu luas. Mekanisme perambatan sinyal seperti itu lah yg seakan memberi kesan bhw Benua Asia lebih luas drpd dataran es tsb.
Tapi dengan alat2 yang tepat kita bisa 'menggambarkan' apa yang 'didengar' lewat suara2 tsb.Kita jangan berharap banyak untuk melihat suatu citra benda dgn telinga kita misalnya jika memang telinga kita hanya mampu menangkap getaran perubahan tekanan udara (berupa bunyi).
Wong, planet yang jauh saja terlihat bulat kok, padahal seharusnya jika benar dibumi saja cahaya mengecoh kita, maka semakin jauh objek yang kita lihat akan semakin kacaulah penglihatan kita.Jadi, pemotretan suatu benda dgn cara apa pun belum tentu memberikan informasi yg benar mengenai bentuk benda tsb sebenarnya. Bagaimana pun juga mata memerlukan cahaya utk melihat, sebab bagaimanapun jg kita hanya dapat melihat cahaya
Anda bilang Lemma bumi datar era baru dapat menjelaskan gejala diatas? Reeeaaaalllllyyyy (Jim Carey Mode ON)(1) perjalanan manusia mengelilingi bumi dari suatu titik awal dan kembali ke titik semula,
(2) penampakan kapal laut yg sedang mendekati / menjauhi pantai,
(3) penampakan awan yg se-olah2 berada di depan kita,
(4) penampakan benda2 langit yg se-olah2 timbul & tenggelam,
(5) pemotretan muka bumi dengan satelit,
(6) aplikasi konsep pemantulan sinyal gelombang elektromagnetis (misal: telekomunikasi), dsb.
Anda hanya tidak bisa terima bahwa Kabah terletak dimuka bumi bulat hingga anda bingung, apa menghadap atau memantati kabah. Kok Rumah Allah tunduk pada hukum gravitasi???Bagaimana mungkin Ka’bah di Mekkah sebagai pusat kiblat sholat terletak di muka bumi bulat & tunduk pd hukum gravitasi??