Mahasiswa98 wrote:
Bro Opo Bener mau tanya untuk berita perang 3 hari dijogja masih simpang isu beritanya.
saya ajah masih bertanya tanya benarkah demikian? mungkin Bro OpoBener punya beritanya. makasih
@ bro mahasiswa98
Maksud saya serangan umum 1 Maret 1949, yg dipimpin oleh Soeharto (LetKol pada saat itu)
Demikian cuplikan peristiwanya yg saya dapat dari web,yg kurang lebih dengan pelajaran yg saya dapat waktu SD :
Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi salah satu catatan penting saat Republik ini baru mulai berdiri setelah lepas dari penjajahan Belanda.
Banyak versi seputar Serangan Umum 1 Maret tersebut. Namun demikian, peran Letkol Soeharto tentu tidak bisa dipisahkan dalam perang untuk merebut kembali Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta.
Tujuan utama tentu untuk menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Alhasil Serangan Umum 1 Maret bisa menunjukkan kepada dunia internasional bahwa tNI masih ada.
Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II, yaitu Desember 1948, TNI mulai menyusun strategi melakukan serangan balik terhadap tentara Belanda yang telah mengambil alih Yogyakarta. Serangan dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang rombongan konvoi Belanda, serta tindakan perebutan lainnya.
Belanda terpaksa memperbanyak pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah diduduki. Hal ini berarti kekuatan pasukan Belanda tersebar di pos-pos kecil di seluruh daerah.
Ketika pasukan Belanda sudah terpencar-pencar, barulah TNI melakukan serangan. Puncak serangan dilakukan dengan serangan umum terhadap kota Yogyakarta terjadi pada tanggal 1 Maret 1949, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto.
Tepat pukul 6 pagi, serangan mulai dilancarkan ke seluruh penjuru Yogyakarta. Serangan itu telah mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kita sama2 tahu, bahwa beliau memang bersalah karena tidak berhasil "meredam" pemanfaatan dirinya oleh sanak saudara maupun teman disekitar beliau
Tetapi kejatuhan Soeharto tidak bisa dilepaskan dari krisis moneter 98, yang juga harus kita ingat, tidak bisa dipisahkan dari adanya campur tangan dari pihak luar pada saat itu berkenaan rumor dengan pembelian Sukhoi dari Soviet.
Sebagaimana santer beredar kabar bahwa pembelian peralatan perang tersebut membuat pihak Amerika tidak senang dan berbuntut kepada tampilnya seseorang bernama George Soros (saya sampai saat ini pun tidak percaya seorang george Soros bisa memporak porandakan perekonomian Indonesia tanpa beckingan, u know what i mean)
Kalau kita mau jujur, jeleknya nama Soeharto memang sebagian besar dikarenakan kroni2nya (macam bob hasan, sudwikatmono, Liem Sioe Liong, Probosutedjo, Prabowo, Soedomo, sampai Tommy Soeharto sekeluarga), dan apapun alasannnya, dia tetap tidak bisa lepas dari tanggung jawab mengenai hutang Indonesia yg kemudian membengkak
Mengenai kejadian priok, LB Moerdani, sampai ditukarnya pesawat rakitan made in habibie dengan ketan ke Thailand, itu saya anggap
bukan kegagalan, melainkan metode pribadi yang dia anggap mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan berusaha memajukan tekhnologi Indonesia....walau gagal dalam prosesnya, dan semua ini manusiawi
Mengenai kesalahan Soeharto bisa kita bandingkan dengan presiden yg lain yg pernah memerintah Indonesia sejauh ini.....
1. Soekarno bahkan pernah mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup
2. Megawati bahkan ga bisa apa2
3. Gusdur cerdas tapi tidak bisa memilah2 informasi apa yg pantas / tidaknya u/ diketahui masyarakat
4. Habibie secara garis besar bahkan bukan seorang pemimpin, melainkan Insinyur, dan dia bertanggung jawab atas Timor Leste !
5. Pak BEYE ??? enuf said....
Yang pasti, saya kangen ngelihat orang seperti Rizieq / Habib Selon (yg menghasut massa u/ melakukan pembunuhan secara terbuka), di PETRUS, dan saya muak melihat GAM dengan beraninya mengibarkan benderanya di NKRI, serta lepasnya Timor Leste dan semakin kalah pamornya Polri dari Ormas2 keagamaan.....
Saya rindu NKRI yg berwibawa, NKRI yang berkibar di Asia Tenggara, NKRI yang memiliki harga diri, NKRI yang patut dibanggakan dan dicintai...(dan saya juga rindu klompen capir..)
Btw, saudara2ku yang terkasih,
Saya tidak mau berpolemik masalah penilaian pribadi masing2 individu tentang Soeharto, curhat saya diatas tidak lebih dari penghormatan saya kepada beliau
Kalau sekarang nama Soeharto diabadikan sebagai nama jalan, saya rasa it's OK, terlebih orangnya sudah tiada....dan kita wajib me'manusia'kannya
Secara simplenya, anggap saja sama dengan penamaan sejumlah nama seperti Jl Gatot Subroto, Jl S Parman, JL RA Kartini, JL Arief R Hakim dll
Malah banyak tuh di kota2 besar penamaan jalan yg ga jelas, macam jalan cuka, jalan Sosro, malah ada yg namanya jalan sewek (selendang) wkwkwkwkwkwkwkw