Haniam_maria wrote:Terima kasih. Jadi akan saya bahas satu per satu dulu saja agar lebih mudah.
Wife rape. Saya saat pertama tahu hadits ini juga sedikit terkejut. Hingga saat ini saya belum mendapatkan jawaban yang memuaskan penasaran saya.
Anda muslimah yg jujur dan hati nuraninya masih jalan.
if you keep up those quality of yours in our debate, semoga kita menghasilkan debat yg berkualitas kedepannya.
Haniam_maria wrote:Tapi ini jawaban sementara yang bisa saya berikan.
Dalam menentukan hukum, tidak bisa secara lafad saja tapi mesti memperhatikan aspek lainya. Dan dalam hadits itu, saya punya tiga hal yang perlu diperhatikan, tentu setelah melihat2 di internet. Dari segi kebahasaan dan ini yang paling utama karena menurut saya bahasa arab adalah bahasa paling unik dan paling rumit. Dalam hadits menyebutkan lafad Da'a yang dalam bahasa indonesia kita yaitu doa. Jadi dalam hadits, suami meminta bukan memaksa. Dan yang namanya meminta harus dengan cara yang halus dan mengerti sikon.
1. Untuk menghindari debat kusir, bisakah anda memberikan saya referensi sah yg bisa dipertanggung-jawabkan bahwa statement MUhammad itu adalah doa?
Muhammad said:
"If a husband calls his wife to his bed [i.e. to have sexual relation] and she refuses and causes him to sleep in anger, the angels will curse her till morning"
(Bukhari 4.54.460).
Saya akan pelajari referensi anda dan akan mencari kaitannya statement MUhammad diatas dengan doa.
2. Seandainya pun jika argumen anda benar jika statement itu hanyalah doa, jelas doa2 seperti itu adalah doa yg bernada mengancam.
Statement MUhammad sangat jelas =>
if she refuses and causes him to sleep in anger, the angels will curse her till morning.
TIdak ada penjelasan apapun kenapa istri menolak ngesex dengan suami. Dan sama sekali tidak ada ayat untuk cater case sebaliknya (jika suami yg menolak ngesex dengan istri).
Anda katakan dalam hadits, suami meminta, bukan memaksa (yg anda kaitkan dengan doa).
Setau saya, kalo orang yg minta sesuatu dengan baik2, ga ada tuh ada embel2nya yg namanya ancaman.
Statement Muhammad dengan teramat jelas menyatakan jika sang istri menolak, nasib istri tersebut akan dikutuk malaikat2 hingga tiba pagi hari.
Jika siapapun dateng kepada saya (even itu keluarga saya sendiri) meminta sesuatu kepada saya, dan berkata jika saya tidak penuhi permintaanya maka saya akan dikutuk malaikat, jelas dimata saya, itu lebih terlihat sebagai ancaman dibandingkan dengan permintaan baik2 seperti argumen anda.
Anda katakan "Dalam hadits menyebutkan lafad Da'a yang dalam bahasa indonesia kita yaitu doa. Jadi dalam hadits, suami meminta bukan memaksa. Dan yang namanya meminta harus dengan cara yang halus dan mengerti sikon.", bagaimana mungkin suami yg meminta baik2, mengerti sikon bisa memberikan ancaman doa bahwa malaikat2 akan mengutuk istrinya jika menolak ngesex dengannya?
Anda mao sugarcoat ayat2 tersebut dengan argumen doa tetap tidak mengubah kenyataan bahwa statement tersebut (apapun bentuknya, anggap ajalah doa) adalah statement ancaman.
Jika moral code this so called prophet aja udeh kaya gitu, terus terang sangat tidak aneh jika negara yg apply Sharia Law tidak akan pernah mempidanakan suami2 yg memaksa istri untuk melayaninya tanpa memperhatikan kondisi dari sang istri. Sekali lagi, berikan saya satu referensi saja bahwa ada istri yg pernah menang di pengadilan Sharia ketika memperkarakan suaminya yg memperkosa dirinya.
Pernah ada muslimah yg berdebat dengan saya dengan sangat bangga bilang Muhammad lah yg mengangkat martabat wanita. Jujur self proclaiming seperti itu sering membuat saya mual.
Saya bukan umat Buddha, tapi saya sangat mengagumi Nabi besar mereka Sidharta Gautama.
Sidharta mengajarkan umatnya arti dari pengendalian diri/self control. Membuang hawa nafsu dunia, salah satu masalah sex ini.
Terkadang Sidharta dalam pengajarannya mungkin extreme, tetapi sebagai orang yg objective dengan agama lain, saya tetap bisa mengerti essential teaching dari Sidharta yg dirangkum dalam Four Noble Truth and Noble Eightfold Path.
https://secure.wikimedia.org/wikipedia/ ... ama_Buddha
https://secure.wikimedia.org/wikipedia/ ... ble_Truths
https://secure.wikimedia.org/wikipedia/ ... tfold_Path
Haniam_maria wrote: Dari segi sosial, melayani suami adalah kewajiban istri dan merupakan hak suami untuk dilayani. Jadi suami harus memenuhi kewajiban pada istri sebelum meminta hak.
Dari segi sosial juga, masyarakat beradab tau bahwa kewajiban istri bukan hanya melayani nafsu sex seorang suami saja.
Anda bayangkan jika anda seorang wanita karir, jam 9 pagi - hingga jam 6 malem harus membantu suami mencari nafkah, pada saat yg sama sebagai istri yg baik anda juga harus menyiapkan makan malam suami, eh jangan lupa anak2 juga harus dikasih makan, kalo ada PR harus dibantuin, kalo ada ulangan harus diawasi belajar dan bagi yg ga punya pembantu dan mesin cuci, masih harus cuci baju, keringin baju, setrika dan bersihin rumah. Saya rasa sangat ga berlebihan jika masyarakat beradab di kemudian hari membuat rule yg melarang suami untuk memaksa nge-sex dengan istrinya jika yang bersangkutan sedang kecapean atau tidak ada mood. Saya sangat bersyukur dengan WIFE RAPE law mengingat saya juga akan jadi orang tua suatu hari. Hukum seperti ini membuat saya lebih sedikit berasa aman jika suami anak saya melakukan kekerasan sexual terhadap anak saya.
Anda boleh katakan suami harus memenuhi kewajiban juga, tapi dewasa ini coba anda survey berapa persen sih suami2 (terutama di negara yg apply Sharia) yg mao ngurus anak beol, ngurus anak makan, nyuci baju, setrika dan bersihin rumah. Suami2 (saya akui tidak semuanya) pada umumnya berpendapat bahwa tugas mereka hanya untuk menghidupi anak istrinya. Ini kenyataan lapangan dear Haniam, saya rasa tidak perlu saya memberikan referensi buat anda untuk pengetahuan yg sangat umum ini.
Haniam_maria wrote:Dari segi hikmah, Nabi mengajarkan bahwa derajat seorang ibu lebih tinggi 3 derajat dari ayah dan lagi surga ada di telapak kaki ibu. Jadi ya saya kira imbang.
Tolong berikan referensi/ayat Quran/Hadith sahih untuk mendukung argumen anda diatas, please
Ini Hadith sahih saya buat anda
Al Qur’an menggambarkan hubungan suami istri dengan bahasa yang sangaaat sopan.
(QS: Al Baqoroh: 223).
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
Bagi Quran, istri itu hanya tempat untuk bercocok tanam. Sangat tidak aneh jika para pengikut2nya sangat ga bisa terima aktivitas menanam (nge-sex) mereka itu dihalang2i oleh istri
Anda mungkin bisa menemukan segelintir ayat Hadith yg sepertinya mengangkat derajat wanita. Tapi segelintir ayat tersebut tidak punya dampak yg berarti jika dibandingkan dengan ayat2 Quran/Hadith dibawah ini yg justru menceritakan hal sebaliknya :
1.
Ayat boleh pukul istri yg bisa diaccess di http://quran.com/4/34
Di website
http://quran.com/4/34 juga ada terjemahan Arabnya.
=>
Quran 4.34 K
aum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
2.
Wanita adalah mayoritas penghuni neraka karena kekurangan mereka pada intelligence dan dalam hal beragama. Kesaksian perempuan hanya bernilai 1/2 dari laki-laki.
Narrated Abu Said Al-Khudri:
Once Allah’s Apostle went out to the Musalla (to offer the prayer) o ‘Id-al-Adha or Al-Fitr prayer. Then he passed by the women and said, “O women! Give alms, as I have seen that the majority of the dwellers of Hell-fire were you (women).” They asked, “Why is it so, O Allah’s Apostle ?” He replied, “You curse frequently and are ungrateful to your husbands. I have not seen anyone more deficient in intelligence and religion than you. A cautious sensible man could be led astray by some of you.” The women asked, “O Allah’s Apostle! What is deficient in our intelligence and religion?” He said, “Is not the evidence of two women equal to the witness of one man?” They replied in the affirmative. He said, “This is the deficiency in her intelligence. Isn’t it true that a woman can neither pray nor fast during her menses?” The women replied in the affirmative. He said, “This is the deficiency in her religion.” Sahih Bukhari 1:6:301
3.
Shahih Bukhari 1.9.490
Dikisahkan oleh Aisha
Hal2 yang membatalkan sembahyang dikatakan padaku. Mereka berkata, “Sembahyang dibatalkan jika seekor anjing, keledai dan wanita (berlalu di depan orang sembahyang).” Aku berkata, “Kamu menyamakan kami (para wanita) dengan anjing2.
4.
Sahih Muslim, buku 004, nomor 1032
sholatnya akan berhenti karena lewatnya KELEDAI, WANITA dan ANJING HITAM. (anjing herder coklat atau putih masih jauh lebih baik daripada wanita)
5.
Sahih Muslim, buku 004, hadis 1034
“SEORANG WANITA, SEEKOR KELEDAI DAN SEEKOR ANJING MENGHANCURKAN SHOLAT,
Masih yakin Mba jika perempuan digambarkan IMBANG dengan laki-laki seperti argumen anda?
Haniam_maria wrote:Nah, tapi bagaimana jika suami memaksa? Kembalikan pada Allah swt.! Karena melayani suami adalah perintah Allah swt., dan barang siapa yang memberikan perintah pasti memberikan kecukupan agar perintah itu bisa dilaksanakan. Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai dengan kekuatan yang diberikan. Bagaimana?
Saya quote kesaksian user dengan nickname end final buat anda, agar anda mendapatkan sedikit gambaran apakah si Allah SWT ini membebani perempuan apa engga.
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ma%20dedeh
endfinal wrote:tadi pagi saya dengar sebentar kuliah subuh di indosiar.
pertanyaan : (dari seorang istri) suami saya sudah lama tidak bisa memberikan nafkah batin (sex) kepada saya. bagaimana sikap saya mama dedeh? apakah saya minta cerai saja? sementara orang tua saya selalu menanyakan soal anak.
mama dedeh : kalau suami lemah, masih bisa disembuhkan. kasih dia makan madu dan obat2an supaya bisa "tegak" lagi (disambuh dengan gelak tawa hadirin di studio). jangan cerai dulu dan minta orang tua bersabar. bisa juga konsultasi ke dokter. tapi kalau masalahnya di pihak istri, si suami boleh minta ke istri utk poligami atau cerai saja (hadirin pada diem karena semua ibu-ibu).
sejenak saya diem. ternyata ada juga jawaban mama dedeh yang islami. tapi lucunya, hadirin yang semua kaum ibu2 dari majelis taqlim pada diem. mungkin pada mikir ya kok ajaran islama gak adil gitu??
saya jadi tertarik dengan acara tv ini. tunggu laporan saya selanjutnya....
Bahkan figur ulama perempuan seperti mama dedeh aja, berkata tanpa malu2 bahwa kalo suami yg bermasalah dengan problem sexual (tidak bisa melayani istri secara seksual), istri harus tetap setia dengan suami, diminta bersabar dan membawa suaminya ke dokter. Tapi jika masalahnya di istri, option cuman either di poligami atau dicerai. Sungguh saya luar biasa "kagum" bagaimana seorang perempuan, dalam hal ini Mama Dedeh dengan sangat luar biasa mendukung para laki2 untuk bertindak egois.
Saya percaya adanya Tuhan, tapi terus terang, saya mempertanyakan karakter Tuhan yg bernama Allah Swt yg diclaim oleh Muhammad.
Jika memang benar Quran berasal dari Tuhan seperti claim Muhammad dan muslim/ah seluruh dunia, maka konsekuensi logis dari Bukhari 4.54.460 (wanita yg dikutuk malaikat jika nolak ngesex dengan suami) adalah Quran 4:34 yg memberikan alibi bagi muslim2 yg tidak mampu menahan diri karena marah melakukan pemukulan kepada istri yg jelas2 disahkan oleh Quran. Saya sependapat dengan anda, Tuhan sejati harusnya tidak mencobai umatnya melebihi batas kemampuannya. Tapi jika saya menilai karakter Allah swt dan Muhammad dari Quran dan Sahih Hadith dan Sahih Muslim, saya sama sekali tidak melihat karakter Tuhan sejati yg tidak mencobai perempuan melebihi kekuatannya dalam diri ALLAH Swt.
Kalaupun benar yg anda katakan itu terjadi dikarenakan complexity dari bahasa ARab, kenapa juga ga ada Muslim2 yg protes dengan case2 wife rape di negara Sharia? JIka wanita di negara Sharia tidak ada yg berani protes, saya masih bisa mengerti karena lemahnya posisi mereka dihadapan Quran dan Hadith. Tapi mana laki2 pro SHARIA Law yg tinggal di negara yg apply Sharia Law? kok ga ada yg berani protes soal case WIFE RAPE Ini?
Jika hanya satu ayat dari Hadith Bukhari yg terlihat controversial, mungkin saya masih bisa mempertimbangkan argumen anda soal bahasa Arab yg katanya complex itu. Tapi ada lebih dari satu ayat Hadith dan Quran yg memberikan kepada kami gambaran yg begitu jelas bagaimana cara pandang Allah Swt si Muhammad akan figur yg namanya perempuan/istri.
Inilah gambaran yg saya dapatkan dari penulis Quran dan Hadith akan hak superiority dari suami.
1. Mengizinkan pemukulan terhadap istri
2. Menganalogikan istri sebagai ladang becocok tanam
3. Nge-claim kecerdasan perempuan hanya 1/2 dari laki-laki dan mayoritas penghuni neraka lagi
4. Ibadah muslimin akan dibatalkan dikarenakan lewatnya keledai, anjing....ATAU WANITA.
Dalam analisa secara mendalam, saya sama sekali tidak terkejut, jika penulis (Bukhari 4.54.460) tidak salah ketika mengutip kata2 Muhammad bahwa istri akan dikutuk malaikat hingga pagi jika menolak ngesex dengan suami. 4 points diatas mempunyai korelasi yg sangat kuat dengan ayat istri dikutuk malaikat jika nolak ngesex dengan suami WHEN IT COMES TO THE SUPERIORITY OF MAN OVER A WOMAN.
Saya berharap cukup satu point dari dampak dari Sharia Law (dalam hal ini WIFE RAPE) bisa menjadi bahan pertimbangan anda untuk berfikir ulang untuk mendukung Sharia Law diterapkan di Indonesia.
WIFE RAPE hanya salah satu dampak "keindahan" dari Sharia Law jika hukum gila ini diterapkan di Indonesia. Masih ada 4 points yg lain, bahkan sebenernya masih banyak point2 yg lain jika kita mao bahas. Tapi sesuai dengan permintaan anda, mari kita focuskan pada point 1 dulu =>WIFE RAPE.
Haniam Maria wrote:
Alhamdulillah, banyak banget. Tapi dari sekian banyak saya hanya punya satu jawaban, entah mungkin karena saya belum paham atau bagaimana. Semua aturan, lembut atau keras, dikembalikan pada yang diatur apakah mentaati atau tidak.
1. Saya tidak menyatakan hadits itu sebagai doa. Tapi hadits tsb memuat lafad da'a yang bisa diartikan meminta/doa.
2. Tentang malaikat yang mengutuk, menurut saya, kita cari dulu di tafsir2 dahulu, karena semua perkataan/hadits Nabi dijadikan dasar hukum yang nomer 2
Haniam_maria wrote:Alhamdulillah, banyak banget. Tapi dari sekian banyak saya hanya punya satu jawaban, entah mungkin karena saya belum paham atau bagaimana. Semua aturan, lembut atau keras, dikembalikan pada yang diatur apakah mentaati atau tidak.
Saya pribadi yakin anda bukannya tidak paham, namun anda sedang berjuang keras untuk synchronize hati nurani anda dengan NIAT anda untuk membela kitab suci sahih Islam.
Terus terang ga aneh buat saya jika anda kesulitan untuk membela Quran dan Sahih Hadith. Membela Muhammad sama saja membela penjahat sekelas Hitler dan Moammar Qaddafi and their kinds. Mao anda lawyer kelas wahid sekalipun, case yg hendak anda bela terlalu sulit untuk dimenangkan bukan karena anda belum paham atau kurang intelligence-nya, namun dikarenakan semua Golden Rule, moral code, logika berfikir sama sekali tidak berpihak pada Quran dan Sahih Hadith dan Sahih Muslim.
Saya quote kata2 anda "Jika semua aturan, lembut atau keras dikembalikan pada yg diatur apakah mentaati atau tidak" => untuk study kita akan case Bukhari 4.54.460 (malaikat ngutuk istri yg nolak ngesex dengan suami), tentulah suami2 temperamental akan sangat senang hati untuk "mendidik" istrinya seperti anjuran Quran 4:34 (ayat izin untuk memukul istri).
Dear Haniam_Maria, kita lagi berbicara hukum suatu negara disini. Ga ada ceritanya hukum negara itu bisa dikembalikan pada yg diatur apakah mentaati atau tidak. Hukum bersifat mengikat dan pelanggaran akan berakhir dengan hukuman. Jika Sharia Law diterapkan di negara Indonesia menggantikan demokrasi Pancasila, ga ada ceritanya seorang istri dapat memperkarakan suaminya yg memperkosa dirinya. Itu sebabnya dari awal saya memberikan pertanyaan apakah anda setuju Sharia Law diterapkan di Indonesia menggantikan demokrasi Pancasila dan ekspektasi saya adalah anda sudah melakukan analisa sebelum anda mempertimbangkan untuk memilih Sharia Law sebagai lawan tanding UU yg berlaku di RI saat ini.
Haniam_maria wrote:Saya tidak menyatakan hadits itu sebagai doa. Tapi hadits tsb memuat lafad da'a yang bisa diartikan meminta/doa.
Seperti argumentasi saya sebelumnya : sama sekali tidak mengubah kenyataan apa2 jika hadits tsb memuat lafad da'a yg bisa diartikan doa, so what? Saya hanya minta penjelasan logis, dimana letak logisnya, jika orang yg meminta tapi sekaligus memberikan konsekuensi bagi si pihak yg diminta dengan ancaman kutukan malaikat adalah permintaan yg baik2 dan harus mengerti sikon seperti argumentasi anda sebelumnya ?
Haniam_maria wrote:Tentang malaikat yang mengutuk, menurut saya, kita cari dulu di tafsir2 dahulu, karena semua perkataan/hadits Nabi dijadikan dasar hukum yang nomer 2
Buat apa kita harus mencari tafsir lagi? apanya yg kurang jelas dari statement dibawah ?
Muhammad said: "
If a husband calls his wife to his bed [i.e. to have sexual relation] and she refuses and causes him to sleep in anger, the angels will curse her till morning" (Bukhari 4.54.460).
http://www.usc.edu/schools/college/crcc ... 4.sbt.html
Ayat diatas sama jelasnya untuk izin Quran untuk memukul istri di Quran 4.34
Butuh kriteria apa bagi anda untuk mentafsirkan kata2 PUKULLAH ISTRIMU agar bisa fit dengan ajaran Islam yg katanya penuh kasih?
Saya menguji case Sharia bukan dengan tafsiran, tapi dari sumber sah Islam sendiri yakni Quran dan Sahih Hadith dan Sahih Muslim.
Tafsiran tetaplah hanyalah tafsiran, letak informasi terpenting tetap pada buku sah Islam itu sendiri.
Haniam Maria wrote:
Ok, jadi mungkin anda belum paham cara pengambilan hukum menurut islam. Anda pastinya paham dengan 4 dasar pengambilan hukum, al Qur'an, Hadits, Ijma dan Qiyas. Tapi tidak serta merta ayat al Qur'an langsung dimakan mentahnya. Ilmu fiqh sebagai sarana yang menjembatani al Qur'an dan aturan islam. Jika dalam al Qur'an tak ditemukan hukum suatu hal maka dicari dalam hadits. Dan tidak langsung dimakan mentah2, dijembatani lewat ilmu fiqh baru dijadikan sebuah aturan. Itulah kemudian ada tafsir dan kitab2 fiqh. Mengapa kita perlu? Karena kita bukan manusia jaman dulu, kita sekarang adalah manusia jaman akhir. Seiring berjalanya waktu, iman manusia, apapun agamanya, semakin menyusut. Manusia semakin tua maka dia akan menjadi seperti anak kecil lagi.
Dan lagi, saya ingin bertanya pada anda, bisakah tolong anda sebutkan kebaikan Nabi Muhammad yang mungkin bisa anda teladani? Terima kasih.
Haniam_maria wrote::Ok, jadi mungkin anda belum paham cara pengambilan hukum menurut islam. Anda pastinya paham dengan 4 dasar pengambilan hukum, al Qur'an, Hadits, Ijma dan Qiyas. Tapi tidak serta merta ayat al Qur'an langsung dimakan mentahnya. Ilmu fiqh sebagai sarana yang menjembatani al Qur'an dan aturan islam. Jika dalam al Qur'an tak ditemukan hukum suatu hal maka dicari dalam hadits. Dan tidak langsung dimakan mentah2, dijembatani lewat ilmu fiqh baru dijadikan sebuah aturan. Itulah kemudian ada tafsir dan kitab2 fiqh. Mengapa kita perlu? Karena kita bukan manusia jaman dulu, kita sekarang adalah manusia jaman akhir.
Berkali2 saya katakan, anggap aja anda benar,anggap aja bahasa Arab itu complex, anggap aja ayat AlQuran tidak langsung dimakan mentahnya dan harus menggunakan ilmu fiqh sebagai sarana untuk menjembatani AlQuran dan Islam, pertanyaan inti saya : mana sodara2 muslimin anda yg hidup di negara yg apply Sharia Law? dimana muslimin yg cinta Sharia Law dan tinggal di negara yg apply Sharia Law yg memperjuangkan hak kaum wanita yg diperkosa oleh suaminya?
Saya ampe eneg2 denger berita di Saudi Arabia kelakuan sodara muslimin anda terhadap TKW indonesia yg notabene sodari muslimah mereka sendiri. Diperkosa adalah hal yg sudah biasa bagi TKW Indonesia yg kerja di negara sucinya umat Islam ini. Hukum Sharia tidak menjadikan mereka manusia yg lebih bermoral. Jika dengan sodari muslimah mereka sendiri mereka tega melakukan perbuatan terkutuk (camkan : diperkosa hanya salah satunya), bisakah anda bayangkan bagaimana nasib kami kaffir jika INdonesia menjadi negara Sharia?
Apa yg kurang dari sodara muslimin anda orang ARab? Arabic languange is their mother tonque. Tunjukkan saya satu ulama terkenal ARab Saudi saja yg membela nasib perempuan, kita perkecil scope bahasan kita : Ulama Arab yg cinta Sharia Law tapi sekaligus anti WIFE RAPE dan memperjuangkan nasib2 perempuan yg dipaksa ngesex dengan suaminya.
Haniam_maria wrote:
Jika dalam al Qur'an tak ditemukan hukum suatu hal maka dicari dalam hadits. Dan tidak langsung dimakan mentah2, dijembatani lewat ilmu fiqh baru dijadikan sebuah aturan. Itulah kemudian ada tafsir dan kitab2 fiqh. Mengapa kita perlu? Karena kita bukan manusia jaman dulu, kita sekarang adalah manusia jaman akhir. Seiring berjalanya waktu, iman manusia, apapun agamanya, semakin menyusut. Manusia semakin tua maka dia akan menjadi seperti anak kecil lagi.
Statement anda ini tidak menjawab pertanyan2 saya. Saya adalah kaffir yg berumur 32 tahun, saya lagi dalam umur "emas" nya laki2, saya akan menikah sebentar lagi. Saya bukan kakek2 tua yg bertanya kepada anda, saya menggunakan segenap kemampuan berfikir saya untuk mendapatkan argumentasi yg baik dan mengharapkan jawaban yg logis dari anda yg disertai juga referensi. Peradaban manusia semakin lama semakin maju. Nabi2 sejati seperti Siddharta Gautama dan Yesus, mao zaman berubah seperti apapun, teladan hidup dan pengajaran mereka tetap berlaku hingga masa kini, tidak aneh banyak orang yg bukan pengikut mereka juga mengaku kagum dengan pengajaran beliau. Anda tidak akan pernah menemukan pengikut sunnah Siddharta atau Yesus yg akan memperkosa istrinya, kalaupun ada, tidak ada kitab Sahih Tripitaka atau Bible yg mendukung perbuatan mereka no matter how hard they try to twist the verses. Bandingkan dengan Muhammad yg mengaku manusia paling sempurna sepanjang masa, Quran yg dikatakan the FINAL WORD OF GOD, penyempurna kitab2 agama sebelumnya, tapi ajaran dan teladan hidupnya malah jauh lebih buruk dari agama2 sebelumnya.
Haniam_maria wrote:Dan lagi, saya ingin bertanya pada anda, bisakah tolong anda sebutkan kebaikan Nabi Muhammad yang mungkin bisa anda teladani? Terima kasih.
Inilah kebaikan2 Muhammad (diambil dari situs muslim)
http://www.myiwc.com/forums/showthread.php?t=3957
Kebaikan no 1
Prophet Muhammad (P.B.U.H) was a good son who never forgot his parents. He lost his father before his birth. Shortly after his birth he was brought up by a foster mother in accordance with an Arabic tradition at that time. He rejoined his mother at the age of five. She passed away after one year. After so many years, he passed by her grave in his way to Makkah and stayed there for a while. Remembering the death of his mother in her way to visit the grave of his father in Madinah, when he was accompanying her, he wept and the companions wept for his weeping. He also remembered his foster mother and treated her with the utmost kindness and respect. She came to Madinah asking for help as her tribe faced difficult time. He stood up for her calling her my mother, putting his cloak on the ground and ask her to sit down on it. He gave her and her tribe whatever they need and saw them off.
BANDINGKAN DENGAN
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ga-t35620/
[Al-Sira-al-Nabawiyya, Ibn Kathir]
Muslim mendengar dari Abu Bakr bin Abu Shayba, dari Muhammad bin Ubayd, dari Yazid bin Kaysan, dari Abu Hazim, dari Abu Hurayra sebagai berikut: "Sang Nabi mengunjungi makam ibunya; dia menangis dan ini membuat orang2 yang besertanya menangis pula. Lalu Nabi berkata, 'Aku meminta Tuhanku ijin untuk mengunjungi makam ibuku dan Dia mengijinkanku. Aku juga meminta ijinNya untuk meminta ampun bagi ibuku, tapi Dia tidak mengijinkanku. Kunjungilah kuburan2 karena itu mengingatkanmu akan kematian.'"
Muslim mendengar dari Abu Bakr bin Abu Shayba, dari Affan, dari Hammad bin Salama, dari Thabit, dari Anas, bahwa seorang pria bertanya, "Wahai Rasul Allah, di manakah ayahku sekarang?" Nabi menjawab, "Di dalam api neraka." Ketika orang itu berbalik pergi, Nabi berseru pada orang tersebut: "Ayahku dan ayahmu dua2nya berada di dalam Neraka."
Al Bayhaqi mendengar dari Abu Nu'aym al-Fadl bin Dukayn, dari Ibrahim bin Sa'd, dari al-Zuhri, dari Amir bin Sa'd, dari ayahnya sebagai berikut,
"Seorang Baduy datang pada Nabi dan berkata, 'Ayahku dulu sering memberi zakat, dan lain-lain. Sekarang di manakah dia?' Jawab Nabi, 'Di dalam api neraka.'
"Orang Baduy itu tampak marah dan bertanya, 'Jika begitu, Rasul Allah, di manakah ayahmu?' Nabi menjawab, 'Jikalau kau melalui kuburan orang kafir, peringatkan dia akan api neraka.'
"Setelah itu orang Badui itu memeluk Islam dan berkata, 'Rasul Allah meletakkan beban berat padaku; setiap kali aku melintasi kuburan kafir, aku tidak pernah lupa mengingatkannya akan api neraka!'"
Kebaikan no 2
Prophet Muhammad (P.B.U.H) was a good and sincere husband. His greatest responsibilities did not take him away from his house and keeping good company to his wives. It was related that Aeshah (R.A.A.) said that he was always kind, smiling. He never criticized a food provided to him. If he liked it, he ate it; if he disliked it, he left it. After the death of His wife Khadeejah, he always remembered her and praised her. He was also so generous to her relatives. In many of his sayings, he instructed Muslims to deal kindly with their wives. For example, he said:The most perfect Muslim in the matter of faith is one who has an excellent behavior; and the best among you are those who behave best towards their wives.(Tirmithi)
BANDINGKAN DENGAN
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ah-t38372/
Q 33.53. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)[1228], tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
Muhammad begitu doyan kawin, tapi begitu egois ga mengizinkan janda2nya dikawini dan dinafkahi oleh orang lain setelah dia meninggal.
Saya sudah berikan anda referensi dari private message2 saya sebelumnya, bagaimana Aisha sendiri yg menarasikan bahwa wanita itu sama seperti keledai dan anjing, yg dapat membatalkan sholat, dimana reaksi kaget Aisha terlihat dari responnya yg berkata "Engkau menyamakan kami dengan anjing". Belon wanita dikatakan mayoritas penghuni neraka, kecerdasannya hanya 1/2 dari laki-laki.
Kebaikan no 3
Prophet Muhammad (P.B.U.H) was a kind father. He used to pay attention to his children and listen to them. He used to play with his grand children AL-Hasan and Al-Husein. Abu Hurairah relates that once the Prophet (P.B.U.H) kissed his grandson Al-Hasan ibn Ali (R.A.A) when Al-Aqra ibn Habis (R.A.A), one of his companions, was sitting with him. He remarked: I have ten sons and never kissed any of them. The Prophet (P.B.U.H) looked at him and said: One who has no compassion for others is not entitled for compassion (from Allah).(Bukhari & Muslim). He was so kind to all children that he greeted them whenever he met them. Sometimes, He shortened his prayer when he heared a child crying knowing that his mother was among the congregation.
As a father, Prophet Muhammad (P.B.U.H) had the experience of loosing his infant child. His son Ibrahim was born while he was at the end of his fifties. He was quite happy when his son Ibrahim was born. But his happiness did not last too long as Ibrahim died before reaching two years. Anas (R.A.A) related that the Prophet (P.B.U.H) visited his son Ibrahim when he was dying, seeing this, his eyes began to flow. Abdur Rahman ibn Auf (R.A.A) remarked: Even you Prophet of Allah.The Prophet P.B.U.H) said: Ibn Auf this is mercy.He started weeping again and said: The tears trickle from the eyes and the heart is full of sorrow but we say only that which pleases our Lord. O Ibrahim, we are indeed grieved for your passing away. (Bukhari). The Prophet (P.B.U.H) was extremely sad as much as any father might be when his son passed away, yet he did not oppose the decree of Allah.
BANDINGKAN DENGAN
Tabari VIII:4 "One day Muhammad went out looking for Zayd. Now there was a covering of haircloth over the doorway, but the wind had lifted the covering so that the doorway was uncovered. Zaynab was in her chamber, undressed, and admiration for her entered the heart of the Prophet. After that Allah made her unattractive to Zayd.'"
Tabari VIII:3 "Zayd left her, and she became free. While the Messenger of Allah was talking with Aisha, a fainting overcame him. When he was released from it, he smiled and said, 'Who will go to Zaynab to tell her the good news? Allah has married her to me.' Then the Prophet recited [Qur'an 33] to the end of the passage. Aisha said, 'I became very uneasy because of what we heard about her beauty and another thing, the loftiest of matters, what Allah had done for her by personally giving her to him in marriage. I said that she would boast of it over us.'"
Qur'an 33:4 "Allah has not made your wives whom you divorce your mothers: nor has He made your adopted sons your sons. Such is (only) your (manner of) speech by your mouths."
Qur'an 33:6 "The Prophet has a greater claim on the faithful than they have on themselves, and his wives are their mothers.... This is written in the Book." Qur'an 33:37 "You hid in your mind and your heart that which Allah was about to manifest: you feared the people, but it is more fitting that thou shouldst fear Allah. Then when Zayd had dissolved (his marriage) with her, with the necessary (formality), We gave her to you, joining her in marriage to you: in order that there may be no difficulty or sin for the Believers in the wives of their adopted sons, when the latter have dissolved with the necessary (formality) (their marriage) with them. And Allah's command must be fulfilled."
Muhammad melihat istri anak angkatnya telanjang, dan katanya tiba2 kekaguman terhadap Zainab memasuki hati Nabi. Setelah itu Allah membuat Zainab tidak menarik lagi bagi Zayd.
Singkat cerita=>Zainab merasa bangga terhadap dirinya dan apa yang didengarnya itu diberitahukannya kepada Zaid. Langsung waktu itu juga Zaid menemui Nabi dan mengatakan bahwa IA BERSEDIA MENCERAIKANNYA. Lalu kata Nabi kepadanya:
"Jaga baik-baik isterimu, jangan diceraikan. Hendaklah engkau takut kepada Allah."
Tetapi pergaulan Zainab dengan Zaid sudah tidak baik iagi.Kemudian IA DICERAI.
Saya mao tanya, moral orangtua angkat seperti apakah si Muhammad yg bisa kami para kaffir teladani?
Kebaikan no 4
Prophet Muhammad (P.B.U.H) was a good master. The mere histoeical fact that Zaid ibn Haritha preferred staying with him as a slave than going with his father and uncle as a free man is a clear proof of his kindness towards his slaves. He was also so kind and close to his servants. He lived with them their sorrow and joy. He never asked them to do something beyond their capacity. Anas (R.A.A) said: I had served the Prophet of Allah (P.B.U.H) for ten years. He never said a word of contempt to me. Whatever I had done, he never asked me as to why I did that; and of anything I had not done, He never asked me as to why I failed to do that. (Bukhari & Muslim).
BANDINGKAN DENGAN
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... mi-t38258/
Qur'an, Sura An-Nisaa', ayat 24
(i) dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu.
(ii) Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.
(iii)
Maka istri-istri yang telah kamu nikmat ... Bijaksana.
Budak wanita yg menjadi tawanan, terlepas suami mereka masih hidup atau tidak => adalah hak bagi muslimin untuk mengawini dan memaksa ngesex dengan budak2 tawanan mereka.
Kebaikan no 5
Prophet Muhammad (P.B.U.H) lived the life of a poor man although he was able to live as a king. Once He slept on a mat made of date palm leaves and when he awoke the impressions of the mat were visible on his body. When his companions said that they would like to prepare a soft bedding for him, He said: I am in this world like a rider who halts in the shade of a tree for a short time and after taking some rest, resumes his journey leaving the tree behind.(Tirmithi). When one of his companions asked him to tell him about something if he would do, Allah will love him as well as the people. Prophet Muhammad (P.B.U.H) said to him: Do not love the world and Allah will love you; and do not have a longing for that which people have and they will love you. (Ibn Majah). In another occasion, he advised one of his companions saying: Live in this world as if you are a stranger or a traveller. (Bukhari)
BANDINGKAN DENGAN
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... ah-t13809/
[Qs 8:1] Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman".
[59:7] Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.
[8:41] Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[48:20] Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan) mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
B. allah membuat muhamad KAYA lewat perang BAHKAN mampu membayar hutang-hutang yang belum terbayarkan oleh muslim yang meninggal dunia!
BUKHARI, Volume 3, Book 37, Number 495:
Narrated Abu Huraira:
Whenever a dead man in debt was brought to Allah's Apostle he would ask, "Has he left anything to repay his debt?" If he was informed that he had left something to repay his debts, he would offer his funeral prayer, otherwise he would tell the Muslims to offer their friend's funeral prayer. When Allah made the Prophet wealthy through conquests, he said, "I am more rightful than other believers to be the guardian of the believers, so if a Muslim dies while in debt, I am responsible for the repayment of his debt, and whoever leaves wealth (after his death) it will belong to his heirs. "
C. Pada saat Khaibar ditaklukkan, SEPERLIMA Hasil PANEN Yahudi dari daerah tersebut adalah milik muhammad
MUSLIM, Book 010, Number 3761:
'Abdullah b. Umar (Allah be pleased with them) reported that when Khaibar had been conquered, the Jews asked Allah's Messenger (may peace be upon him) to let them continue (cultivation in those lands) on half of the share of yield in fruits and crop, whereupon Allah's Messenger (may peace be upon him) said: I will allow you to continue here, so long as we would desire. The rest of the hadith is the same, but with this addition:" The fruit would be distributed equal to the half of Khaibar. And out of hall of the produce of the land, Allah's Apostle (may peace be be upon him) got the fifth part."
D. muhammad menerima HARTA Khusus dan istimewa dari Banu an-Nadir, Khaybar dan Fadak
ABU DAWUD, Book 19, Number 2961:
Narrated Umar ibn al-Khattab:
Malik ibn Aws al-Hadthan said: One of the arguments put forward by Umar was that he said that the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) received three things exclusively to himself: Banu an-Nadir, Khaybar and Fadak. The Banu an-Nadir property was kept wholly for his emergent needs, Fadak for travellers, and Khaybar was divided by the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) into three sections: two for Muslims, and one as a contribution for his family. If anything remained after making the contribution of his family, he divided it among the poor Emigrants.
E. muhammad MENERIMA SEPERLIMA dari setiap RAMPASAN PERANG!
ABU DAWUD, Book 14, Number 2737:
Narrated Abdullah ibn Umar:
The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) sent a detachment to Najd. I went out along with them, and got abundant riches. Our commander gave each of us a camel as a reward. We then came upon the Apostle of Allah (peace_be_upon_him) and he divided the spoils of war among us. Each of us received twelve camels after taking a fifth of it. The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) did not take account of our companion (i.e. the commander of the army), nor did he blame him for what he had done. Thus each man of us had received thirteen camels with the reward he gave.
ABU DAWUD, Book 14, Number 2742:
Narrated Habib ibn Maslamah al-Fihri:
The Apostle of Allah (peace_be_upon_him) would give a third of the spoils after he would keep off the fifth.
Kebaikan no 6
Muhammad (P.B.U.H) was a great leader. He was able to gain the love of all the people around him. He was never arrogant or haughty. He sat among his companions as one of them. One day he passed by them, seeing him, they stood up as a matter of respect. He asked them not to treat him as the people were treating their kings. Whenever his companions were engaged in a certain work he worked with them. For example, he participated with them in digging the ditch around Madinah, when a big number of the enemies of Islam prepared to launch a final attack against Madinah to put an end to Islam and Muslims. He held the dust on his shoulder in spite of the insistence of his companions to leave that hard work for them. However, he never rested while they worked.
BANDINGKAN DENGAN
http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... do-t44889/
Bukti2 Sahih dibawah bertentangan dengan statement muslim diatas " He was never arrogant or haughty, He asked them not to treat him as the people were treating their kings"
“Siapakah yang mau membunuh Ka`b bin al-Ashraf yang telah menyakiti Allâh dan RasulNya?” Berdirilah Maslama dan berkata,”O Rasul Allâh! Maukah kamu agar aku membunuhnya?” Sang Nabi berkata,”Iya”. (Hadis Bukhari 59:369)
Dalam kitab Nailul Authar jilid VII, halaman 213-215, Imam as-Syaukani mengemukakan hadits tentang hukuman bagi orang yang menghina Rasulullah saw. Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. yang berbunyi:
"Bahwa ada seorang wanita yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah saw. menghalalkan darahnya". (HR Abu Daud).
[
http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah ... hina-nabi/]
1. Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4348
”Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak wanita yang sedang mengandung (bayi pria buta itu sendiri) dan budak
ini suka mengolok-olok dan menghina sang Nabi. Ia melarang budak ini tapi budaknya tidak mau berhenti. Ia
memarahinya, tapi budak itu tetap tidak meninggalkan tabiatnya. Suatu malam, budak itu mulai mencemooh sang
Nabi dan menghinanya. Lalu pria itu mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perut budak itu, lalu
menusuknya, dan membunuhnya. Janinnya ke luar diantara kakinya berlumuran darah. Pagi harinya, sang Nabi
diberitahu tentang hal ini. Dia mengumpulkan orang2nya dan berkata: Aku meminta dengan sangat demi Allah
orang yang melakukan hal ini untuk berdiri mengaku. Pria buta itu lalu melompat dan dengan gemetar berdiri.
Dia duduk di sebelah sang Nabi dan berkata: Rasul Allah! Akulah majikan budak itu; ia seringkali menghina dan
mengolok-olokmu. Aku melarangnya, tapi dia tidak berhenti, aku memarahinya, tapi dia tidak meninggalkan
tabiatnya. I punya dua anak laki seperti mutiara dari budak perempuan ini, dan ia adalah kesayanganku. Kemaren
malam, dia mulai lagi menghina dan mengolok-olok engkau. Lalu kuambil sebuah pisau, menempelkannya di
perutnya, dan menusukkannya sampai aku membunuhnya.
Sang Nabi berkata: Oh jadilah saksi ini, tidak ada pembalasan yang perlu dibayar bagi darahnya”.
2. Ibnu 'Abbas berkata, "Seorang wanita dari kabilah Khathamah, bernama Asma' binti Marwan, mengejek nabi shallallahu 'alaihi wasallam melalui syairnya. Mendengar ejekan tadi, Nabi berkata kepada para sahabatnya, "Siapa yang siap menyelesaikan urusan wanita itu untukku?" Seorang lelaki bernama Umair bin Adi bin Al-Khatami berdiri, "saya"
Lalu ia pergi mencari wanita tadi dan lalu membunuhnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali dan melaporkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliaupun kemudia bersabda, "Kambing betina sudah tidak bisa lagi menanduk."
Umair lalu menuturkan, "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berpaling kepada para sahabat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian berkata, "Apabila kalian ingin melihat seorang lelaki yang menolong Allah dan Rasul-Nya secara diam-diam dan tidak diketahui orang, maka lihatlah kepada Umair bin Adi." (Disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Ash-Sharim Al-Maslul, hlm. 95)
Point saya di no 5 juga membuktikan Muhammad mendapatkan hak yg begitu luar biasa atas rampasan perang. Point no 5 menggugurkan self proclaiming dari muslim akan rendah hatinya Nabi yg katanya meminta pengikutnya tidak memperlakukan dirinya sebagai raja.
Kebaikan2 yg dilakukan oleh Muhammad hanyalah kebaikan yg sangat standard. Ga perlu orang yg ngaku2 bergelar Nabi untuk mampu melakukan hal yg dia lakukan. Masih banyak orang atheist yg ga percaya Tuhan pun mampu melakukan kebaikan yg sama.
Yg saya perhatikan dari gaya hidup Muhammad, umumnya dia hanya berbuat baik terhadap pengikutnya, jarang sekali saya melihat dia mengampuni dan menolong, mengasihi musuh2nya yg tidak sepaham dengan dirinya. Orang jahat pun ngerti untuk berbuat baik terhadap kroni2nya. Tidak ada sesuatu yg menonjol dari kebaikan Muhammad terhadap para pengikutnya. Kebaikan Muhammad tidak dapat menutupi segudang kejahatan kemanusiaan yg dia lakukan atas nama ALLAH SWT. Ga usah ampe dibandingin dengan Siddharta Gautama, bukti2 lapangan masih membuktikan Mother Theresa masih jauh lebih mulia akhlaknya dibandingkan dengan Muhammad.
Anda bisa check sendiri, setiap bukti sanggahan saya terhadap Muhammad saya ambil dari sumber sahih Quran, Hadith dan Muslim. Coba bandingkan sodara2 muslim/ah anda jika berargumen kalo terdesak selalu menggunakan agama lain sebagai tolak ukur/pembanding. Tanpa perlu saya gunakan agama lain sebagai pembanding, cukup hanya menggunakan QUran, Sahih Hadith dan Muslim sudah menjelaskan siapa sebenernya Muhammad and his true color.