Salaam Shalom, Radio Bersama Komunitas Muslim dan Yahudi

Post Reply
User avatar
RE99IE
Banned
Posts: 31
Joined: Wed Feb 07, 2007 9:43 am

Salaam Shalom, Radio Bersama Komunitas Muslim dan Yahudi

Post by RE99IE »

Salaam Shalom, Radio Bersama Komunitas Muslim dan Yahudi

Kamis, 08 Feb 2007,
Belanja Daging Halal pun Jadi Bahan Liputan
Radio yang dikelola secara bersama oleh komunitas muslim dan Yahudi di Bristol, Inggris, mendapat respons hangat dari publik. Mereka ingin saling memahami mengapa berbeda sambil tetap bersikap netral soal konflik Israel-Palestina.

NURANI SUSILO, London

"Dari Bristol, Inggris, pemeluk Islam dan Yahudi berbicara bersama. Inilah Radio Salaam Shalom."

Itulah salam pembuka Radio Salaam Shalom. Radio yang didirikan komunitas muslim dan Yahudi di Inggris itu pertama siaran melalui internet Kamis malam 1 Februari lalu.

Salam tersebut kini mulai akrab di telinga para pendengar di seluruh dunia. Meski baru berusia beberapa hari, radio itu menarik banyak peminat dan pendengar. Tidak hanya di Inggris, tapi juga dari banyak negara lain. Alasan utamanya, radio komunitas itu didirikan dan dijalankan bersama-sama oleh relawan dari masyarakat Islam dan Yahudi.

Mungkin dari namanya, Salaam Shalom, sudah bisa memberikan gambaran apa yang menjadi misi radio internet itu. Salaam adalah ucapan salam secara Islam, sedangkan shalom adalah ucapan salam ala Yahudi.

"Kami ingin radio ini menjadi jembatan antara masyarakat Islam dan Yahudi. Kami ingin radio ini bisa mendorong mereka mendiskusikan berbagai persoalan yang ada," kata Farooq Sidique.

Menurut Farooq, pengurus Asosiasi Budaya Muslim Bristol yang juga salah seorang pendiri radio, selama ini hubungan antara pemeluk Islam dan Yahudi sering terbelah. Apalagi, dengan adanya konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.

Dia menyamakan Radio Salaam Shalom itu dengan runtuhnya Tembok Berlin, pembatas yang membelah warga Berlin -menjadi Berlin Barat dan Berlin Timur- di Jerman hingga 9 November 1989. Sebab, ada pandangan bahwa masyarakat Islam dan Yahudi tidak bisa berhubungan secara harmonis. "Radio ini bisa membuktikan sebaliknya. Luar biasa rasanya," ujar Farooq.

Ide kerja sama itu bermula dari pertemuan Farooq dengan Martin Vegoda, penganut Yahudi progresif, sekitar sembilan bulan lalu. Dua warga Bristol itu bertanya-tanya apakah radio komunitas bisa menyampaikan pesan kepada dunia akan adanya kesamaan antara Islam dan Yahudi.

Gagasan pendirian radio itu kemudian dimatangkan dalam berbagai diskusi dengan para mahasiswa di Universitas Bristol dan Universitas Inggris Barat. Kebetulan Vegoda bekerja di Universitas Bristol.

Ketika proposal membangun radio bersama antara masyarakat muslim dan Yahudi diajukan, pemerintah menyambut baik. Salah satu badan pemerintah, Dana Pembinaan Masyarakat Beragama, membantu 50 ribu pound atau sekitar Rp 888 juta. Bantuan itu digunakan untuk pelatihan staf dan pembelian alat.

Namun, upaya mendirikan radio tidak selancar yang diharapkan. Peralatan yang dibeli tidak bisa dipakai karena terjatuh ketika dalam pengiriman. Tidak hanya satu, tetapi semua peralatan radio tidak bisa dipergunakan. Perekrutan manajer radio juga memakan waktu enam bulan, sebelum akhirnya menemukan manajer dari Amerika Serikat.

Sayangnya, manajer yang direkrut itu mengundurkan diri hanya beberapa hari setelah bekerja di radio. Dia tidak menyebutkan alasan persisnya. Tapi, dia mengatakan mundur karena alasan pribadi. Peristiwa itu berlangsung hanya empat pekan sebelum radio diluncurkan.

Pengelola lalu membeli peralatan baru dan menunjuk Kyle Hannan, orang yang selama ini terlibat di pelatihan, menjadi manajer. Ketika persoalan peralatan dan personalia teratasi, barulah Radio Salaam Shalom memfokuskan diri pada materi siaran.

Selain acara musik dan diskusi udara, pengelola menyiapkan acara budaya yang mengupas sisi kehidupan sehari-hari pemeluk Islam dan Yahudi. Misalnya, bagaimana warga muslim berbelanja daging halal. Konsep halal menurut Islam itu ternyata berbeda dengan kosher (sebutan halal untuk Yahudi).

Akhirnya dengan awak 35 orang, dari sudut kota Bristol, Radio Salaam Shalom resmi mengudara melalui internet pada 1 Februari. Medium internet dipilih karena daya jangkaunya yang mendunia. Siapa pun yang memiliki komputer dan sambungan internet bisa mendengarkan siaran radio ini 24 jam setiap hari melalui alamat http://www.salaamshalom.org.uk

Siaran utama radio itu berlangsung pukul 15.00 hingga 21.00. Pada slot siaran itu pendengar bisa mengikuti diskusi udara yang melibatkan para pendengar dan acara seni budaya. Selebihnya acara berisi musik dan lagu bernapaskan Islam dan Yahudi.

Salaam Shalom juga memberi kesempatan pendengar di seluruh dunia berpartisipasi aktif melalui radio komunitas. Pendengar diminta merekam suara berbagai hal, dari isu budaya hingga politik mutakhir dalam file MP3. File suara itu dikirim melalui surat elektronik (email) ke penyiar radio, yang kemudian menyiarkan rekaman tersebut.

Ketua Dewan Manajemen Radio Salaam Shalom Peter Brill mengatakan, radio itu membuka peluang bagi masyarakat muslim dan Yahudi belajar satu sama lain dan saling bekerja sama. "Lebih penting lagi, kami berkesempatan memoderasi mayoritas muslim dan Yahudi di Inggris, dan mungkin di seluruh dunia," tegas Brill.

Bagaimana Radio Salaam Shalom menyikapi konflik antara Israel dan Palestina di Timur Tengah? Farooq mengatakan, pihaknya banyak menerima pertanyaan itu. Dia mengatakan, Radio Salaam Shalom tidak mengambil posisi dalam masalah Israel-Palestina. "Kami tidak memihak salah satu pihak. Apa yang kami lakukan adalah memberi kesempatan kepada masyarakat membahas persoalan tersebut," kata Farooq.

Martin Vegoda menambahkan, radio tersebut pada intinya adalah forum dua masyarakat, Islam dan Yahudi, yang ingin memahami satu sama lain tentang berbagai persoalan dan perbedaan di antara mereka. "Paling tidak, kami tahu apa yang membuat kami berbeda," tegas Vegoda.

Farooq menjelaskan, selama ini mayoritas pemeluk Islam dan Yahudi yang moderat lebih banyak berdiam diri. Kelompok mayoritas itu, menurut dia, bukan tokoh-tokoh yang setiap hari menghiasi halaman utama media dunia.

"Orang-orang selalu mengatakan orang biasa seperti kami tidak bisa mengubah dunia. Kami akan membuktikan bahwa kami bisa. Dan, untuk mewujudkannya, kami hanya membutuhkan beberapa orang," tandas Farooq optimistis.

Masih terlalu dini untuk menilai sukses atau tidaknya misi Radio Salaam Shalom. Tetapi, setidaknya kehadiran radio internet itu mendapat perhatian besar dunia. Situs berita radio di Inggris, Radio Today melaporkan, Radio Salaam Shalom itu diberitakan hampir semua media internasional. Stasiun televisi BBC juga menayangkan liputan khusus ketika radio itu siaran untuk kali pertama. (*)

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=8143
Hand15
Posts: 339
Joined: Wed Oct 05, 2005 2:40 am

Post by Hand15 »

Boleh didukung tuh. Tapi ada ancaman nggak yah dari Al Qaeda. Takutnya sih diancam diledakkan gitu.
User avatar
RE99IE
Banned
Posts: 31
Joined: Wed Feb 07, 2007 9:43 am

Post by RE99IE »

Hand15 wrote:Boleh didukung tuh. Tapi ada ancaman nggak yah dari Al Qaeda. Takutnya sih diancam diledakkan gitu.
mudah-mudahan ga ada ancaman dari manapun..., amien...!
User avatar
zeba0th
Posts: 1230
Joined: Sat Sep 24, 2005 3:57 am

Post by zeba0th »

kasih tau ke hizbullah!!!
User avatar
RE99IE
Banned
Posts: 31
Joined: Wed Feb 07, 2007 9:43 am

Post by RE99IE »

biar diskusi di ffi ga terlalu tegang, boleh sambil monitor ini radio:

http://www.salaamshalom.org.uk/listen.htm

:)
Pandawa
Posts: 177
Joined: Thu Dec 28, 2006 8:35 pm

Post by Pandawa »

Achirnya, ada juga angin segar yg mulai menghembus didunia kacau yg penuh benci membenci,bunuh membunuh ini .....
Mudah2an angin segar ini bisa berreaksi rantai dan menghempas dan menghancurkan pentolan2 perang dan terror di kawasan Israel-Palestina...
Post Reply