Faith Freedom International - Forum Indonesia

ajal wrote:wah .. kalao nabi yang asli, pabriknya dimana donk?

crayon-sinchan wrote:
biasanya sih yahudi, tapi kog tiba2 muncul muhammad ni orang arab, ngaku2 jadi nabi, ckckck

Abraham dan Isaac itu orang yahudi kah

ajal wrote:Abraham dan Isaac itu orang yahudi kah

tapi kan jelas setelah itu keturunan nabi Isaac (yg disebut bangsa Yahudi) yg menjadi nabi (maaf bukannya rasis, cuma merasa aneh aja dg adanya muhammad, apalagi membaca kelakuannya yg diceritakan di quran n hadis2 sahih)

ajal wrote:Abraham dan Isaac itu orang yahudi kah

crayon-sinchan wrote: tapi kan jelas setelah itu keturunan nabi Isaac (yg disebut bangsa Yahudi) yg menjadi nabi (maaf bukannya rasis, cuma merasa aneh aja dg adanya muhammad, apalagi membaca kelakuannya yg diceritakan di quran n hadis2 sahih)

koq bisa ya si Abraham dan Isaac itu jadi nabi, padahal mereka itu bukan orang yahudi loh
apalagi si Lot dan Noah

whatever lah om..
saya hanya bisa berdoa, semoga anda diberi pencerahan, semoga anda bisa membedakan mana yg baik mana yg buruk, yg pantas disebut sbg nabi dan mana yg tidak

crayon-sinchan wrote:whatever lah om..
saya hanya bisa berdoa, semoga anda diberi pencerahan, semoga anda bisa membedakan mana yg baik mana yg buruk, yg pantas disebut sbg nabi dan mana yg tidak

makanya nak, jangan suka main klaim sembarangan
om pun berdoa, semoga andapun segera mendapat pencerahan.
Roh kebenaran sudah ada dalam diri anda, tinggal anda mau mendengarkan atau mengabaikannya.
pakailah informasi yang lebih obyektif dan berimbang, dan jangan terlalu tergesa menilai sesuatu.

OK?

ok om, thx
asal om segera menyadari juga ttg kebejadan muhammad (berdasarkan quran n hadis2 sahih)
maaf kalo ada kata2 saya yg menyinggung perasaan

crayon-sinchan wrote:ok om, thx
asal om segera menyadari juga ttg kebejadan muhammad (berdasarkan quran n hadis2 sahih)
maaf kalo ada kata2 saya yg menyinggung perasaan

dari kalimat anda diatas telah tercermin siapa anda sebenarnya,

ingat
ketika anda menuding seseorang dengan satu jari,
padahal sebenarnya anda telah menuding diri sendiri dengan 4 jari.

saya bukan menuding om..
cuma membaca dr quran n hadis2 sahih

peace..

crayon-sinchan wrote:saya bukan menuding om..
cuma membaca dr quran n hadis2 sahih

peace..

quran n hadis2 sahih produk mana?

depagri om..
ato dari sumber (links) islam sendiri:
http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispT ... =4&nAya=24
http://www.guidedways.com/hadith_books.php
http://www.darulislam.info/Hadith_Bukhari.html
dsb

ajal wrote:padahal sebenarnya anda telah menuding diri sendiri dengan 4 jari.

Salah Boz, jari jempol ga ikut2!

crayon-sinchan wrote:depagri om..
ato dari sumber (links) islam sendiri:
http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispT ... =4&nAya=24
http://www.guidedways.com/hadith_books.php
http://www.darulislam.info/Hadith_Bukhari.html
dsb

sudah dibaca semua, apa dibaca seperlunya?

@DHS

ajal wrote:padahal sebenarnya anda telah menuding diri sendiri dengan 4 jari.

DHS wrote: Salah Boz, jari jempol ga ikut2!

ya ya, tapi sang jempol ikut mengamini tiga jari yg menunjuk diri

==================
lama gak muncul sis?
lagi motret dimana?

ajal wrote:sudah dibaca semua, apa dibaca seperlunya?

apakah untuk membedakan baik dan buruk (dimana kebaikan n keburukan tsb sangat mendasar dan mudah dibedakan) harus membaca hal/topik/kejadian lain yg tdk berkaitan?

kita dikaruniai akal n hati nurani, alangkah baiknya kita gunakan om..

ajal wrote:sudah dibaca semua, apa dibaca seperlunya?

crayon-sinchan wrote: apakah untuk membedakan baik dan buruk (dimana kebaikan n keburukan tsb sangat mendasar dan mudah dibedakan) harus membaca hal/topik/kejadian lain yg tdk berkaitan?

kita dikaruniai akal n hati nurani, alangkah baiknya kita gunakan om..

baik dan buruk adalah sebuah nilai yang sangat relatif, tergantung dari sisi mana seseorang melihat.

jika membaca hanya untuk konsumsi otak, maka akan cenderung membaca apa yang diperlukan saja. hanya untuk membuktikan klaim2 individual

jika bicara masalah hati nurani, berarti bicara masalah rasa keadilan, yang artinya harus memperhatikan faktor2 lainnya secara menyeluruh dan tidak ada keberpihakan

@Hallo

ajal wrote:jika bicara masalah hati nurani, berarti bicara masalah rasa keadilan, yang artinya harus memperhatikan faktor2 lainnya secara menyeluruh dan tidak ada keberpihakan

Ok, Jal saya harap jangan muter lagi.Kita bahas hati nurani, sekarang gw tanya dari ajaran Islam apa bisa mempunyai rasa keadialan yang menyeluruh tanpa keberpihakan?



Salam Damai

ajal wrote:jika bicara masalah hati nurani, berarti bicara masalah rasa keadilan, yang artinya harus memperhatikan faktor2 lainnya secara menyeluruh dan tidak ada keberpihakan

ogliker wrote:@Hallo
Ok, Jal saya harap jangan muter lagi.Kita bahas hati nurani, sekarang gw tanya dari ajaran Islam apa bisa mempunyai rasa keadialan yang menyeluruh tanpa keberpihakan?



Salam Damai

nak,
proses keberpihakan itu terjadi dalam otak, bukan didalam hati nurani.

OK

ajal wrote:nak,
proses keberpihakan itu terjadi dalam otak,

Maaf,kalau begitu mengikuti anda. Saya ulangi pertanyaan saya, otak Muslim kalau mengikuti Islam apa bisa adil yang menyeluruh tanpa keberpihakan?


Salam Damai

ajal wrote:hanya untuk membuktikan klaim2 individual

tapi kalo individu2 tsb ada ratusan juta, bahkan milyaran (saya hanya salah satu diantarnya) - manusia yg memandangnya dr hati nurani, hukum kasih, nilai humanisme, apakah bukti yg sudah diamini tsb masih harus diragukan / dipertanyakan? kecuali jika yg mempertanyakan tdk mengerti nilai humanisme, berharganya sebuah kehidupan, nyawa manusia (dia sudah tercuci otaknya, contoh: pelaku bom bunuh diri misalnya)

ajal wrote:nak,
proses keberpihakan itu terjadi dalam otak,

ogliker wrote:OK

Maaf,kalau begitu mengikuti anda. Saya ulangi pertanyaan saya, otak Muslim kalau mengikuti Islam apa bisa adil yang menyeluruh tanpa keberpihakan?


Salam Damai

yang namanya otak, entah itu milik muslim ataupun non muslim, selalu saja ada kemungkinan keberpihakan dan ketidak berpihakan, yang masing2 tentu saja tergantung pada perbendaharaan ilmunya.

maka sangatlah penting untuk menengok hati nurani masing2 agar tidak terjadi keberpihakan

ajal wrote:yang namanya otak, entah itu milik muslim ataupun non muslim, selalu saja ada kemungkinan keberpihakan dan ketidak berpihakan, yang masing2 tentu saja tergantung pada perbendaharaan ilmunya.

Jadi seperti pepatah 'Padi semakin berisi semakin merunduk'.
Tapi yang namanya 'otak' sudah dijejali perbedaan dari kecil, seperti Muslim yang di didik dari kecil perbedaan Muslim dengan Non-Muslim. Apa ada kiat lain atau ilmu lain yang membuat Muslim lepas dari setigma perbedaan ini?Jelas para Muslim lebih memakai firman Allah swtnya, tul nggak?

maka sangatlah penting untuk menengok hati nurani masing2 agar tidak terjadi keberpihakan

Saya tidak mau menuliskan ayat dari Al quran. Tolong anda sebagai Muslim beri saya sebagai kapir disini referensi yang bisa dipercaya dari Al Qur'an yang mana bisa memberi Muslim hati nurani tidak berpihak dan adil.

Salam Damai