Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post Reply
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

Salam buat semua!

Saya ingin menuliskan kesaksian saya mengenai bagaimana FFI telah merubah hidup saya.

Sudah sejak tahun 2008 saya rajin mengikuti forum ini, awalnya murni sebagai pembaca pasif namun akhir-akhir ini saya mulai ingin lebih sering posting.

Ada satu fakta yang saya dapat dari FFI yang sangat mengusik saya di akhir tahun 2008: Yaitu bahwa kepercayaan yang sudah dari sejak kecil ditanamkan lewat pendidikan (dari orang tua dan sekolah) dan juga pergaulan dapat terbukti SALAH.

Bukan main fakta ini mengguncang diri saya! Karena ini berarti, setidaknya secara prima facie semua kepercayaan yang kita pegang adalah produk dari sesuatu yang random dan arbitrary: tidak ada seorangpun yang bisa memilih akan terlahir di dalam keluarga muslim, hindu, atheis, ataupun yang lainnya.
Dari posisi saya yang kebetulan lahir dalam keluarga kristen, tentu saja secara otomatis saya melihat ajaran islam sebagai sesuatu yang mengerikan: suatu ajaran yang egois dan tidak segan mengambil jalan kekerasan untuk mendominasi dan menekan ajaran lain yang tidak islami.

Namun, saya memiliki empathy yang tulus kepada muslim yang memang sudah dari kecil diberikan pendidikan Islam. Bagi saya, mereka adalah korban dari sesuatu yang random: kelahiran. Seandainya saya dulu terlahir ke dalam keluarga muslim, mungkin saja saat ini saya berjihad membela ajaran islam dan juga nabi muhamad dalam forum ini, menjungkir balikkan logika dan nurani demi mendongkrak citra bobrok islam. Atau yang lebih buruk: meledakkan diri di dalam kerumunan non-muslim.

Fakta ini kemudian mendorong saya melakukan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.

Saya memutuskan untuk melakukan apa yang dalam Zen disebut "mengosongkan cangkir". Dalam Zen, mengosongkan cangkir saja belum cukup, bahkan cangkir yang sudah kosong itu kemudian harus juga dipecahkan. Namun, saya hanya ingin mengosongkan cangkir. Tidak masuk akal bagi saya untuk menghancurkan cangkir, karena saya yakin bahwa cangkir yang saya pegang adalah logika dan hati nurani.

(to be continued)
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

Maka demikianlah saya kosongkan isi cangkir tersebut: ajaran sekolah minggu, alkitab, kesaksian rekan gereja.

Puncaknya adalah ketika dalam suatu persekutuan, ada yang bertanya kepada saya, mengapa dalam Perjanjian Lama banyak ajaran yang sadis? Saya tidak lupa jawaban saya waktu itu, kira-kira seperti ini, "Tuhan punya moralitas yang berbeda dengan manusia, apa yang kita anggap buruk bisa saja baik di mata Tuhan."

Ketika pulang dari persekutuan tersebut, saya terhenyak dengan perkataan saya sendiri. Jika Tuhan tidak menuruti peraturan yang dibuatnya sendiri, maka apa yang membuat Tuhan layak untuk disembah?" Dan yang lebih penting, "Lalu apa bedanya Tuhan orang kristen dengan Tuhannya Islam?"

Sejak saat itu saya menarik diri dari kebaktian dan juga persekutuan. Selama ini saya telah dididik sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Maka, pemikiran saya waktu itu, setelah mengosongkan cangkir saya harus segera mempelajari atheisme, sesuatu yang berbanding terbalik dengan kepercayaan saya dulu.

Maka, buku atheis pertama yang saya baca adalah The God Delusion dari Richard Dawkins.

Sebenarnya, bagi saya tidak ada hal baru yang diangkat oleh Richard Dawkins dalam bukunya. Saya bukanlah seorang kristen yang percaya alkitab secara literal. Bagi saya bukti-bukti untuk teori Charles Darwin bukan hal yang cukup untuk menggoyang iman saya. Soal kekejaman yang dilakukan gereja di masa lalu juga saya sudah tahu. Richard Dawkins adalah seorang naturalist dan empiricist, maka sanggahan dia yang didasarkan oleh bukti-bukti empiris tidak cukup meyakinkan untuk saya, karena saya yakin realita tidak bisa dibatasi semata-mata oleh dasar-dasar empiris.
niperson
Posts: 68
Joined: Mon Aug 30, 2010 8:43 pm

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by niperson »

Semua kembali pada pilihan terbaik seseorang dalam menjalani kehidupan kedepannya, terlepas sejarah kehidupan dibelakangnya,....

Mau agama apapun dia asal Mengasihi Sesama Manusia seperti dia sendiri, kenapa tidak,....
SexPuji
Posts: 284
Joined: Sun Mar 08, 2009 4:00 pm
Location: Masjidil Aq-So/Bait Ellohim

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by SexPuji »

asal tidak berprilaku kekerasan mana pun baik....


btw bro soal allah perjanjian lama dan perjanjian baru sudah pernah dikupas oleh bro foxhaund....sangat mencerahkan.....silahkan tanya or pm dia, saya banyak belajar dari bacaan foxhound
User avatar
Rasionalis
Posts: 1069
Joined: Sun Dec 19, 2010 12:29 am
Location: Whereever I want to be

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Rasionalis »

...Go on, please, Mr. Kibou. I am sure a lot of readers are exciting and waiting for the continuation of your "spiritual journey." I like the way you present it.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

niperson wrote:Semua kembali pada pilihan terbaik seseorang dalam menjalani kehidupan kedepannya, terlepas sejarah kehidupan dibelakangnya,....

Mau agama apapun dia asal Mengasihi Sesama Manusia seperti dia sendiri, kenapa tidak,....
Oh, alangkah baiknya jika setiap manusia bersedia melihat apa yang mengisi cangkirnya! Tapi mereka sudah dimabukkan oleh isi tersebut, tanpa disadari cangkir yang tadinya bersih dan bening kini menjadi kotor dan buram.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

SexPuji wrote:asal tidak berprilaku kekerasan mana pun baik....


btw bro soal allah perjanjian lama dan perjanjian baru sudah pernah dikupas oleh bro foxhaund....sangat mencerahkan.....silahkan tanya or pm dia, saya banyak belajar dari bacaan foxhound
Saya juga fans dengan thread tersebut! Baiklah saya bersedia pm beliau dalam waktu dekat.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

Rasionalis wrote:...Go on, please, Mr. Kibou. I am sure a lot of readers are exciting and waiting for the continuation of your "spiritual journey." I like the way you present it.
Baik, Bung Rasionalis. Saya lanjutkan...

Saya waktu itu merasa membaca literatur atheisme mungkin terlalu mendadak. Seperti orang yang selalu minum air dingin, begitu tiba-tiba meminum air panas, maka terbakarlah mulutnya. Mungkin juga masih ada bias kristen dalam diri saya sehingga belum bisa melihat atheisme dengan periskop yang bersih.

Karena itu saya harus memulai dari sesuatu yang lebih netral. Saya putuskan untuk mulai mempelajari filsafat.

Dari filsafat, saya mengenal ontologi dan epistemologi. Ontologi adalah filsafat yang berurusan dengan eksistensi dan the nature of reality sedangkan epistemologi adalah filsafat yang mempelajari pengetahuan (knowledge).

Di manakah hubungan antara ontologi dan epistemologi? Misalnya, dalam debat mengenai eksistensi Tuhan antara theism vs strong atheism:

Secara ontologi:
Theisme: God exists
Strong Atheism: It is impossible that God exists.

Secara epistemologi:
Theism: It is possible to know that God exists.
Strong Atheism: It is impossible to know that God exists.

Dalam dialektika antara theism dan strong atheism, terjadi perdebatan sengit mengenai burden of proof. Dalam epistemologi, burden of proof ada di pundak theism. Atheist meminta theist untuk membuktikan bahwa Tuhan eksis. Namun, tentunya tidak ada bukti yang akan diterima oleh strong atheism: karena bagi mereka it is impossible to know that God exists!

Dalam ontologi, burden of proof ada di pundak strong atheism. Mereka harus membuktikan bahwa it is impossible that God exists. Strong atheism harus membuktikan bahwa konsep Tuhan adalah konsep yang impossible atau incoherent, misalnya seperti konsep "segitiga yang memiliki empat sudut" adalah konsep yang incoherent.

Strong atheism sangat sulit dipertahankan, bahkan saat berdebat dengan theist, Bertrand Russell memposisikan dirinya sebagai agnostik.

Dengan demikian, saya melihat strong atheism sebagai cangkir yang sudah meluap. Karenanya saya kemudian berlanjut ke weak atheism atau agnosticism.

(to be continued)
Last edited by Kibou on Thu Jan 05, 2012 12:00 pm, edited 1 time in total.
User avatar
tulipputut
Posts: 1038
Joined: Mon Dec 06, 2010 10:26 pm

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by tulipputut »

Hi bro Kibou, tulip ikut menyimak lho...ditunggu lanjutannya nih!



:heart: tulip
niperson
Posts: 68
Joined: Mon Aug 30, 2010 8:43 pm

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by niperson »

Kibou wrote:
Oh, alangkah baiknya jika setiap manusia bersedia melihat apa yang mengisi cangkirnya! Tapi mereka sudah dimabukkan oleh isi tersebut, tanpa disadari cangkir yang tadinya bersih dan bening kini menjadi kotor dan buram.
Alangkah baiknya???, namun sayang itu pilihan manusia dalam memilih cangkir yang berisi ataupun tidak, jernih ataupun tidak,....

Saya lebih menyukai kata2 seorang albert einstein "Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed."
Dan itu adalah pilihan saya, namun saya tidak memaksakan kehendak saya kepada anda, O:)
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

tulipputut wrote:Hi bro Kibou, tulip ikut menyimak lho...ditunggu lanjutannya nih!



:heart: tulip
Welcome aboard Sis Tulip! Happy New Year! : )

Semoga kamu betah di thread ini!
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

niperson wrote:
Alangkah baiknya???, namun sayang itu pilihan manusia dalam memilih cangkir yang berisi ataupun tidak, jernih ataupun tidak,....

Saya lebih menyukai kata2 seorang albert einstein "Religion without science is blind. Science without religion is paralyzed."
Dan itu adalah pilihan saya, namun saya tidak memaksakan kehendak saya kepada anda, O:)
Welcome back Bro niperson. Kata-kata Einstein tersebut memang sangat bijak!

Perlu anda ketahui, saya tidak menentang agama, selama ajaran agama tersebut selaras dengan hati nurani manusia.
Dan terus terang saja, saya belum puas memegang cangkir yang kosong. Tidak ada salahnya mengisi cangkir tersebut dengan isi yang bersesuaian dengan akal dan nurani. Setidaknya, saya sudah berhasil membunuh ego saya, mengosongkan cangkir agar bisa menyelidiki lagi dari awal semua belief yang tadinya saya terima murni berdasarkan otoritas orang tua dan gereja.

Thread ini saya dedikasikan kepada semua murtadin yang telah bersaksi di FFI, betapa kalian telah amat berjasa memberi saya inspirasi untuk mengosongkan cangkir!
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

Lanjut...


Setelah menolak strong atheism, saya sempat terombang-ambing dalam lautan agnosticism. Seorang agnostic tidak menyangkal bahwa mungkin saja Tuhan eksis. Namun mereka merasa dalam soal eksistensi Tuhan, tidak ada cukup bukti untuk merubah kepercayaan (belief) menjadi pengetahuan (knowledge).

Apa yang membedakan belief dengan knowledge? Justifikasi (justification).

Salah satu definisi knowledge yang sederhana: Knowledge is justified true beliefs. (Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar dan memiliki justifikasi)

Jadi, jika suatu belief bisa dibuktikan benar, dan ada justifikasi, maka belief tersebut menjadi knowledge.

Kenapa true belief belum bisa dikatakan sebagai knowledge jika tidak ada justifikasi?
Bayangkan ilustrasi sebagai berikut:

Saya pergi ke dokter ahli untuk diagnosa penyakit. Setelah diagnosa, dokter ahli tersebut memberikan saya resep obat. Saya mengikuti resep obat tersebut, dan tak lama kemudian saya sembuh. Saya percaya bahwa resep obat dari dokter ahli tersebut akan menyembuhkan saya, dan ternyata terbukti.
Kemudian, satu minggu setelah saya sembuh, saya membaca artikel di koran "Dokter palsu ditangkap karena memalsukan ijasah kedokteran". Saya kaget bahwa ternyata dokter ahli itu palsu, dan ternyata dia selalu memberi resep yang sama kepada setiap pasien yang minta diagnosa!

Dari ilustrasi di atas, saya memang punya true belief bahwa resep obat itu menyembuhkan. Tapi karena ternyata dokter palsu hanya kebetulan saja memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang saya derita, maka dikatakan bahwa true belief saya akan kemanjuran obat tersebut tidak memiliki justifikasi.

Karena saya tidak puas dengan cangkir yang masih kosong dan bosan terombang-ambing dalam ketidak-pastian, maka saya bertekad mengisi cangkir dengan pengetahuan yang benar mengenai Tuhan.

(to be continued)
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by duren »

Kibou wrote:Lanjut...


Setelah menolak strong atheism, saya sempat terombang-ambing dalam lautan agnosticism. Seorang agnostic tidak menyangkal bahwa mungkin saja Tuhan eksis. Namun mereka merasa dalam soal eksistensi Tuhan, tidak ada cukup bukti untuk merubah kepercayaan (belief) menjadi pengetahuan (knowledge).
Justru itulah kekuatan agnosticme .... harapan dan pencaharian TIDAK PERNAH PUTUS .
Silih berganti antara " mencari " dan " menemukan "

Beda dengan yang sudah puas pada agama yang ada .... mereka statis tinggal mengimani doank . Iya klo yang di imani itu adalah hal positif , gimana pula klo yang di imaninya adalah hal se sinting Islam . Sementara mereka SUDAH BERHENTI melakukan pencaharian karena merasa sudah menemukan .



Hehehe lanjut ... sayang si mutazila Saif Bahar ga disini :heart:
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

duren wrote:
Iya klo yang di imani itu adalah hal positif , gimana pula klo yang di imaninya adalah hal se sinting Islam . Sementara mereka SUDAH BERHENTI melakukan pencaharian karena merasa sudah menemukan .
Selamat datang Bro Duren.

Memang inilah sebabnya saya menulis kesaksian saya di sini. Saya ingin setiap orang, khususnya muslim untuk melihat sejenak apa isi cangkir yang mereka pegang. Siapa tahu akan timbul keberanian untuk menumpahkan isi cangkir kalau memang terbukti kotor.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

Lanjut...


Di atas saya telah memberikan ilustrasi mengenai sang Dokter Palsu.

Dokter Palsu ini tidak pernah ikut sekolah kedokteran. Tidak pernah belajar medicine. Tidak pernah ikut ujian sekolah kedokteran. Tidak pernah buat skripsi atau disertasi atau thesis. Dia cuma memalsukan ijazah kedokteran. Dan banyak pasien yang tertipu. Dokter Palsu ini memberi diagnosis. Menulis resep. Padahal dia Dokter Palsu.

Pasien yang datang ke Dokter Palsu ini tidak kunjung sembuh. Malahan penyakit mereka semakin parah. Beberapa pasien sudah ditemukan meninggal dengan kondisi mengerikan.

Tapi para pasien tidak pernah meragukan sang Dokter Palsu. Mereka berkata, "Aku sudah lihat sendiri sertipikat ijazah Pak Dokter! Dia lulusan Summa Cum Laude dari John Hopkins School of Medicine, USA!" Memang demikian kuat kepercayaan para pasien kepada sang Dokter Palsu. Setiap mereka ragu akan diagnosa sang Dokter Palsu, mereka teringat ijazah tersebut. Tidak mungkin ijazah itu salah!

Bahkan, ketika orang-orang lain prihatin dengan kondisi para pasien ini, mereka bertanya, "Mengapa kalian tidak kunjung sembuh? Kenapa tidak coba konsultasi ke dokter lain? Cari second opinion? Para pasien malah marah-marah, "Kok kamu sok tahu banget? Dokterku itu dokter terbaik! Tidak ada yang lebih ahli dari Dokterku! Dia lulusan terbaik Summa Cum Laude! Tertulis di ijazah beliau! Ijazahnya tidak mungkin palsu!"

Cobalah pikirkan. Dari semua orang yang mengaku sebagai penganut agama atau kepercayaan, berapa banyak yang pernah satu kali saja, membaca kitab suci mereka secara keseluruhan dari halaman pertama sampai halaman terakhir? Bukan sekedar dilafal, tapi dipikirkan makna kalimatnya.

Bagi rekan-rekan penganut agama yang belum pernah melakukan, saya sarankan melakukannya. Selidikilah! Masakan kamu bisa yakin dengan agamamu, tapi tidak pernah tahu isi kitab sucinya secara menyeluruh?

(To be continued)
angky
Posts: 3354
Joined: Wed Aug 18, 2010 11:11 am

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by angky »

Kibou wrote:Puncaknya adalah ketika dalam suatu persekutuan, ada yang bertanya kepada saya, mengapa dalam Perjanjian Lama banyak ajaran yang sadis? Saya tidak lupa jawaban saya waktu itu, kira-kira seperti ini, "Tuhan punya moralitas yang berbeda dengan manusia, apa yang kita anggap buruk bisa saja baik di mata Tuhan."
Perjalanan spritual yg menarik bro kibou.
A long long time a go, saya juga memiliki pergulatan yang sama, ane bahkan sangat mengagumi dan appreciate pemikiran Nietsche yang salah satu perkataannya mengguncang para teolog. Tuhan sudah Mati.

Kemudian, pertanyaan yang timbul bagi ane adalah apa ruginya bagi manusia jika Tuhan itu tidak ada?? Tidak ada ruginya, kehidupan saat itu harus tetap berjalan sesuai dengan standar moral yang ditetapkan oleh manusia secara bersama sama.

Pertanyaaan kedua, apa ruginya jika Tuhan itu ternyata ada?? Rugi, jika kita ternyata menjalani hidup tidak sesuai dengan apa yang Tuhan ingin kita menjalani dan mematuhinya.
Pertanyaan ketiga yang timbul kemudian : apa ruginya jika kita menjalani hidup dengan standar moral baik dan diterima secara umum yang sudah diketahui bersama?? Tidak ada. Jadi secara pragmatis mengakui adanya Tuhan dan menjalani hidup dengan standar moral yang baik dan diterima secara umum sama sekali tidak akan merugikan manusia walaupun JIKA pada akhirnya ternyata Nietsche lah yang benar. Ini adalah pemikiran nakal yang nyeleneh, maaf.

Mengenai ajaran "sadis" dalam PL, bukan standar moralitas yang perlu dipersalahkan tetapi ketidak mengertian manusia akan maksud TUHAN, karena jika manusia memiliki standar moral bahwa membunuh, pedofil, memperkosa adalah jahat maka sudah seharusnya TUHAN memiliki standar yang JAUH JAUH lebih tinggi.

Sejak jaman dahulu, BC, para filsuf sudah berusaha membongkar pertanyaan bro kibou diatas termasuk : apakah Tuhan itu Jahat?? Apakah Tuhan mengijinkan terjadinya kejahatan di muka bumi??? dan seterusnya.

Silakan dilanjut.
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by Kibou »

angky wrote:
Perjalanan spritual yg menarik bro kibou.
A long long time a go, saya juga memiliki pergulatan yang sama, ane bahkan sangat mengagumi dan appreciate pemikiran Nietsche yang salah satu perkataannya mengguncang para teolog. Tuhan sudah Mati.

Kemudian, pertanyaan yang timbul bagi ane adalah apa ruginya bagi manusia jika Tuhan itu tidak ada?? Tidak ada ruginya, kehidupan saat itu harus tetap berjalan sesuai dengan standar moral yang ditetapkan oleh manusia secara bersama sama.

Pertanyaaan kedua, apa ruginya jika Tuhan itu ternyata ada?? Rugi, jika kita ternyata menjalani hidup tidak sesuai dengan apa yang Tuhan ingin kita menjalani dan mematuhinya.
Pertanyaan ketiga yang timbul kemudian : apa ruginya jika kita menjalani hidup dengan standar moral baik dan diterima secara umum yang sudah diketahui bersama?? Tidak ada. Jadi secara pragmatis mengakui adanya Tuhan dan menjalani hidup dengan standar moral yang baik dan diterima secara umum sama sekali tidak akan merugikan manusia walaupun JIKA pada akhirnya ternyata Nietsche lah yang benar. Ini adalah pemikiran nakal yang nyeleneh, maaf.

Mengenai ajaran "sadis" dalam PL, bukan standar moralitas yang perlu dipersalahkan tetapi ketidak mengertian manusia akan maksud TUHAN, karena jika manusia memiliki standar moral bahwa membunuh, pedofil, memperkosa adalah jahat maka sudah seharusnya TUHAN memiliki standar yang JAUH JAUH lebih tinggi.

Sejak jaman dahulu, BC, para filsuf sudah berusaha membongkar pertanyaan bro kibou diatas termasuk : apakah Tuhan itu Jahat?? Apakah Tuhan mengijinkan terjadinya kejahatan di muka bumi??? dan seterusnya.

Silakan dilanjut.
Selamat datang Bro angky, semoga kerasan.

Nietzsche adalah contoh strong atheist yang sejati dan memiliki integritas. Nietzsche sadar betul apa jadinya jika Tuhan tidak ada: hilangnya standar objektif moralitas. Dengan matinya Tuhan, maka manusia bisa berevolusi menjadi ubermensch, manusia yang beyond good and evil. Pada akhirnya dia mati dalam keadaan tidak waras.

Pemikiran Bro angky mengenai untung rugi jika Tuhan ada atau tidak ada menarik juga, mengingatkan saya sedikit pada Pascal‘s wager. It makes sense :)

Kalau soal the problem of evil, nanti kesaksian saya akan menuju ke sana, walaupun masih banyak yang harus saya sampaikan sebelum masuk ke topik itu. Sabar yah.
User avatar
duren
Posts: 11117
Joined: Mon Aug 17, 2009 9:35 pm
Contact:

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by duren »

@Kibou ... ane bantu nambahin perkara yahh :yawinkle:
angky wrote:Pertanyaaan kedua, apa ruginya jika Tuhan itu ternyata ada?? Rugi, jika kita ternyata menjalani hidup tidak sesuai dengan apa yang Tuhan ingin kita menjalani dan mematuhinya.
Pertanyaan ini dijawab oleh mutazila Islam dengan cara membuat pertanyaan baru : Apa ruginya jika Tuhan itu ternyata TIDAK ada??

Bila Tuhan memang ternyata tidak ada MAKA tunggangilah Tuhan ... ambil manfaat duniawi yang sebesar besarnya .
Dalam pandangan saya , muhammad adalah seorang MBAH NYA MUTAZILA . Dia sadar bahwa Tuhan Arab itu memang ga ada . Namun dia dengan cerdas menunggangi rasa haus iman dari para pengikutnya dengan kompensasi keduniawian . Manfaat itu lah disadari para mutazila dengan jargon terkenalnya : Peganglah API ISLAM
angky wrote:Pertanyaan ketiga yang timbul kemudian : apa ruginya jika kita menjalani hidup dengan standar moral baik dan diterima secara umum yang sudah diketahui bersama?? Tidak ada. Jadi secara pragmatis mengakui adanya Tuhan dan menjalani hidup dengan standar moral yang baik dan diterima secara umum sama sekali tidak akan merugikan manusia walaupun JIKA pada akhirnya ternyata Nietsche lah yang benar. Ini adalah pemikiran nakal yang nyeleneh, maaf.
Kompleksitasnya jauh lebih rumit ... saat orang orang tidak menyakini Tuhan , mereka malah sadar akan manfaat menunggangi Tuhan :rolleyes:
Banyak hal yang bisa dilakukan ... standart moral dan kebaikan itu di jungkir balikkan demi kuasa / tujuan duniawi seperti kemasyarakatan / kehidupan sosial .... lalu akhirnya menjadi standart baru dalam masyarakat .

Aneh tapi nyata ... hampir semua agama melakukannya , namun Islamlah yang secara luar bisa paling berhasil melakukannya .
User avatar
MaNuSiA_bLeGuG
Posts: 4292
Joined: Wed Mar 05, 2008 2:08 am
Location: Enies Lobby

Re: Perjalanan Spiritual netter Kibou

Post by MaNuSiA_bLeGuG »

angky wrote:Pertanyaan ketiga yang timbul kemudian : apa ruginya jika kita menjalani hidup dengan standar moral baik dan diterima secara umum yang sudah diketahui bersama?? Tidak ada. Jadi secara pragmatis mengakui adanya Tuhan dan menjalani hidup dengan standar moral yang baik dan diterima secara umum sama sekali tidak akan merugikan manusia walaupun JIKA pada akhirnya ternyata Nietsche lah yang benar. Ini adalah pemikiran nakal yang nyeleneh, maaf.
duren wrote: Kompleksitasnya jauh lebih rumit ... saat orang orang tidak menyakini Tuhan , mereka malah sadar akan manfaat menunggangi Tuhan :rolleyes:
Banyak hal yang bisa dilakukan ... standart moral dan kebaikan itu di jungkir balikkan demi kuasa / tujuan duniawi seperti kemasyarakatan / kehidupan sosial .... lalu akhirnya menjadi standart baru dalam masyarakat .

Aneh tapi nyata ... hampir semua agama melakukannya , namun Islamlah yang secara luar bisa paling berhasil melakukannya .

hal tsb bisa terjadi jika sebagian orang percaya dan sebagian yg lain tidak (Seperti sekarang). tapi jika semua orang yakin dan percaya bhw tuhan itu tidak ada maka hasilnya akan berbeda.
Post Reply