Ibn Warraq: “WHY THE WEST IS BEST''

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Ibn Warraq: “WHY THE WEST IS BEST''

Post by ali5196 »

‘Defending the West’ (Adadeh: Kesalahan Pandangan² Orientalisme Edward Said)
Image
diterjemahkan Anne

Ibn Warraq: “WHY THE WEST IS BEST”
http://www.faithfreedom.org/articles/op ... t-is-best/

Sebuah kritik pedas terhadap Islam dari dalam. Wawancara dengan Ibn Warraq, pria yang dijuluki New York Sun sebagai ‘Bertrand Russel Islam: Ayatollah Khomeini pernah berkata bahwa tidak ada lelucon dalam Islam.’ Kau sebaiknya percaya.

Image

Sebelum tahun 2007, Ibn Warraq menolak untuk tampil di hadapan publik, khawatir akan keselamatan dirinya.
Melalui bukunya yang paling terkenal ‘Why I Am Not A Muslim,’ terbit tahun 1995, ia menjadi kritikus Islam paling vokal dan mentor bagi tokoh seperti Ayaan Hirsi Ali dan Christopher Hitchens.

New York Sun menjulukinya ‘Bertrand Russell Islam,’ sementara media lain mensejajarkannya dengan Voltaire dan Spinoza. Buku barunya, ‘Why the West is Best,’ yang baru saja diterbitkan oleh Encounter, adalah sebentuk penghargaan paling dalam terhadap nilai-nilai Barat, yang pernah ditulis seorang intelektual yang dilahirkan sebagai Muslim.

“Jutaan orang mempertaruhkan hidup mereka mencoba pergi ke Barat –bukan Saudi Arabia atau Iran atau Pakistan, mereka melarikan diri dari rejim teokratis atau totaliter untuk menggapai kebebasan dan toleransi di Barat, dimana hidup bak sebuah buku terbuka,” jelas Ibn Warraq yang berpendidikan Inggris. “Hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan: tiga hal yang dengan ringkas mendefinisikan daya tarik dan keunggulan peradaban Barat.”

Dalam Islam, hidup bak sebuah buku tertutup. “Segala hal telah diputuskan untukmu: hukum syariah dan kehendak Allah menetapkan batas-batas yang keras terhadap kemungkinan dalam agenda hidupmu. Kultur budaya yang menciptakan kreasi spiritual Mozart dan Beethoven, Raphael dan Michelangelo, Leonardo da Vinci dan Rembrandt, tidak membutuhkan pelajaran spiritualitas dari masyarakat yang visinya mengenai surga menyerupai sebuah bordil kosmik dipenuhi para perawan untuk kesenangan kaum pria.

“Barat tidak memerlukan kuliah ttg nilai-nilai superior dari masyarakat dimana perempuan harus tetap patuh, menjalani mutilasi organ intim, dipaksa menikah di usia sembilan tahun, wajah disiran cairan asam atau dirajam hingga meninggal karena dituduh berzina, atau dimana hak asasi mereka yang dianggap kelas rendahan diabaikan/ditolak.”

Menurut Ibn Warraq, perbedaan penting antara Barat dan Islam terletak pada penggunaan ironi. “Satire memainkan peran penting dalam tradisi budaya kritik diri di Barat yang terpulang ke jaman klasik. Para fundamentalis Islam dengan adanya jaminan/kepastian untuk membunuh tidak mampu menanggung pandangan ironis. Ia benci dikritik dan ditertawakan; ia akan membunuh jika ia pikir kau menghina agamanya, nabinya atau buku suci. Ucapan terkenal Ayatollah Khomeini , tidak ada lelucon dalam Islam. Setiap peradaban yang tak dapat menertawakan diri sendiri berada dalam kemerosotan, dan hal ini berbahaya.”

Sama dengan alkohol. “Ekspresi penghormatan lewat segelas alkohol (toast) dihubungkan dengan kebiasan dan ritual beradab yang membentuk masyarakat kita. Sementara setiap liberal paham kau akan dicambuk bila minum di Pakistan.”

Ibn Warraq mengatakan bahwa citra Barat yang senantiasa terlihat dalam kemajuan spiritual dan intelektual, sebenarnya akarnya dibudidayakan di tiga kota, “Keunggulan Barat yang sudah jelas berasal dari prinsip-prinsip-prinsip yang diwarisi, dan selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan sepanjang dua ribu tahun, dari Athena, Roma dan Yerusalem.”

“Yunani memberi kita gagasan ttg kota dan kewarganegaraan, cita-cita demokrasi dan kebebasan, rasionalisme dan ilmu pengetahuan, filsafat dan sejarah.”

“Romawi menyusun secara sistematis hukum, mendefinisikan kepemilikan pribadi, dan menekankan tanggung jawab individual.”

“Judeo-Kristen menambahkan nilai rasa hati nurani dan kebaikan, memperlembut hukum dengan pengampunan, serta konsep waktu linear daripada waktu siklus, yang memungkinkan adanya kemajuan. Etnis Yahudi memperkenalkan penolakan untuk menerima kejahatan sebagai norma.”

Warraq menghantam relativisme Barat. “Kaum intelektual dan akademis telah mengikis rasa percaya diri Barat akan nilai-nilai dan kekuatannya sendiri. Selama lebih dari 60 tahun, sekolah-sekolah dan universitas-universitas di Barat telah menanamkan pada tiga generasi kaum mudanya relativisme moral yang membuat mereka tidak mampu melewati penilaian moral atau lintas budaya, dan tidak ada kemauan untuk membela nilai-nilai tersebut. Post-modernisme dan multikulturalisme telah sepenuhnya menghancurkan rasa percaya diri Barat.”

Kemudian ia mengecam “terorisme intelektual oleh para ideolog sayap kiri” seperti keturunan Arab Palestina, Edward Said, dan bukunya yang sangat berpengaruh, ‘Orientalisme’ yang membungkam kaum intelektual Barat. “Pasca PD-II, kaum intelektual dan sayap kiri Barat termakan rasa bersalah akibat penjajahan kolonial Barat di masa lalu dan berlanjutnya perilaku kolonialis hingga ke masa kini, dan mereka sepenuh hati mendukung setiap teori atau ideologi yang menyuarakan atau setidaknya seolah menyuarakan segala aspirasi masyarakat dunia ketiga yang mereka kira terhambat. ‘Orientalisme’ hadir di saat yang tepat, ketika retorika anti-Barat mencapai puncaknya dan dibahas di ruang-ruang universitas, dan isme dunia ketiga berada di puncak popularitasnya.”

Menurut Ibn Warraq, kebebasan telah dikhianati oleh kelas-kelas diskusi Barat. “Banyak kaum liberal di Barat, dari pegawai pemerintahan hingga para akademis dan jurnalis, yang gagal membela kebebasan-kebebasan fundamental , malah terlibat dalam kedamaian semu dan sensor diri. Penyangkalan prinsip yang memalukan tersebut, yang terlihat dalam sikap para intelektual saat dihadapkan pada fatwa mati Salman Rushdie, merupakan bayangan dari hal-hal yang akan terjadi selanjutnya.”

Ulama Islam meruntuhkan apa yang disebut ‘Kebangkitan Dunia Arab’ (Arab Spring). Aku sama sekali tidak optimis mengenai masa depan demokrasi di Timur Tengah. Arab Spring seharusnya dinamai ‘Kebangkitan Muslim Brotherhood’ (Muslim Brotherhood Spring). Tidak ada yang namanya Islam moderat. Partai-partai Islam dengan liciknya mengumpan jurnalis-jurnalis Barat yang gampang tertipu, mulai dari Nicholas Kristoff hingga ke Thomas Friedman, dan bahkan pemerintahan Barat, dengan kata kata menyejukkan seraya menyembunyikan itikad mereka sebenarnya, yakni menerapkan hukum berdasarkan syariah dan mendirikan negara teokratis.”

Dengan belajar dari tulisan Ibn Warraq ini, seseorang akan menyadari penantian panjang ‘reformasi Islam’ mungkin datang dari dalam. Dari pahlawan seperti Ibn Warraq.

Tapi pertanyaannya, apakah Islam benar-benar dapat di ‘reformasi?'
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

Re: Ibn Warraq: “WHY THE WEST IS BEST''

Post by pod-rock »

Rasanya dulu pernah punya buku "Defending the West" tapi taruh dimanaaa yaa?
Minta lagi dong e-book downloadnya, Om Ali!!!
F-22x
Posts: 775
Joined: Tue Sep 09, 2008 9:07 am

Re: Ibn Warraq: “WHY THE WEST IS BEST''

Post by F-22x »

pod-rock wrote:Rasanya dulu pernah punya buku "Defending the West" tapi taruh dimanaaa yaa?
Minta lagi dong e-book downloadnya, Om Ali!!!
http://avaxhome.ws/ebooks/history_milit ... t12re.html
Post Reply