Sekelompok Kecil yang Berani diantara Kediaman Massal

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Sekelompok Kecil yang Berani diantara Kediaman Massal

Post by Adadeh »

Sekelompok Kecil yang Berani diantara Kediaman Massal
http://www.jihadwatch.org/2011/08/in-th ... fraid.html
oleh Henry Rochejaquelein
1 Agustus, 2011

Kejadian pembunuhan massal mengejutkan di Norwegia baru² ini merupakan kejadian yang menyulitkan setiap pejuang penegak kemerdekaan. Kita harus menghindari sikap mengasihani diri sendiri dengan cara mengingat mereka yang lebih menderita daripada kita: anggota keluarga masyarakat sipil yang dibunuh oleh pria penyadap obat terlarang yang doyan meniru adegan video game, yang ternyata masih mendompleng hidup serumah dengan ibunya. Ada beberapa orang sinting lainnya yang mengungkapkan simpati bagi Anders Breivik; sekelompok orang rasis dari situs anti-Semit Occidental Dissent malah membandingkan Breivik dengan Batman – tokoh fiktif milioner yang berani berjuang mengamankan kota Gotham. Sama seperti Breivik, orang² ini sudah jelas mendapatkan inspirasi dari sekedar buku² komik belaka. Seperti dia, mereka cocoknya pakai baju ksatria Jedi saja sambil berperang memakai pedang laser. Mereka tidak usah mengurus masalah hidup dan mati, budaya dan masa depan, dan menyerahkan saja urusan serius ini bagi orang² dewasa yang pemikirannya sudah melebihi kapasitas daya pikir remaja 16 tahun.

Tapi setelah kita berdoa bagi korban yang meninggal, dan berbelasungkawa dengan masyarakat lain, kita punya semua alasan untuk merenungkan akibat pembantaian massal ini – bukan untuk diri kita sendiri, karena kebanyakan dari kita ada dalam keadaan baik² saja, tapi bagi generasi masa depan Eropa dan Amerika yang harus menghadapi peningkatan terus-menerus Islamisasi. Tanda²nya sudah jelas: Dalam waktu sehari saja, koran New York Times melaporkan (seperti yang telah diduga para kolumnis koran tsb) bahwa para Muslim anti-toleransi sekarang telah mendominasi revolusi Mesir, dan para jendral sekuler Turki telah mengundurkan diri dari angkatan bersenjata Turki, membiarkan Presiden Turki yang pro-Syariah bebas menggiring Turki jadi negara militan Islam. Kedua negara Turki dan Mesir ini tadinya dianggap AS sebagai sekutu yang moderat dalam “perang melawan teror” dan sekarang mereka berubah jadi mirip seperti Saudi Arabia dan Iran. Syria, yang dengan alasan tersendiri, telah lama melindungi kelompok² agama minoritas, sekarang sedang diambang kehancuran, dan tampaknya akan jadi negara Syariah Sunni. Serangan² terus meningkat di seluruh dunia, dari Nigeria sampai Pakistan, sedangkan para imam radikal memanfaatkan kebebasan di negara Barat untuk menyebarkan Islamisasi besar²an.

Di lain pihak, usaha² non-kekerasan dari para warga Barat yang patriotik untuk membatasi penerapan Syariah yang dilakukan para Muslim ortodox di negara² Barat telah mendapat tekanan hebat berdarah gara² perbuatan satu orang ****, yang tega membunuh untuk menarik perhatian dan dengan senang hati mencemari reputasi lusinan para penulis dan aktivis yang anti-kekerasan, yang pemikirannya dia bajak untuk membuat manifestonya sendiri. Sama seperti pemberontakan Nat Turner yang memukul mundur selama puluhan tahun usaha para aktivis anti-perbudakan di negara² bagian selatan AS, pembunuhan yang dilakukan Breivik saat ini juga telah mengancam mencemarkan kita semua dengan perbuatan gilanya.

Robert Spencer telah menunjukkan contoh tanggapanya yang tepat: Mengutarakan keterkejutan yang jujur atas pembunuhan massal ini, menunjukkan perbuatan ini tidak sesuai dalam segala hal dengan apa yang ditulis dan diungkapkan para ahli anti-Jihad, dan tidak mau tunduk pada tekanan media kiri yang berusaha membungkam kita. Sama seperti Martin Luther King tidak menghentikan usaha anti-kekerasannya ketika sekelompok orang kulit hitam menembaki para polisi, maka kita pun tidak akan meletakkan pena² kita gara² sekelompok orang gila mengangkat senjata.

Apakah fakta bahwasanya sekelompok maniak akan membunuh karena suatu alasan perjuangan bisa mengakibatkan tujuan perjuangan itu rusak? Coba lihat John Brown, yang membantai para aktivis pro-perbudakan di ranjang mereka; atau para prajurit AS yang mengalahkan tentara Jepang yang memperkosa Nanking sambil mengumpulkan tengkorak² manusia sebagai cenderamata; atau pasukan pembunuh anti-komunis yang didanai oleh CIA; atau rudal² thermonuklir penghancur kota yang mengarah pada ratusan juta warga sipil Rusia dan mencegah usaha Soviet mengobarkan Perang Dunia III. Manusia telah menggunakan berbagai cara yang meragukan untuk menegakkan perjuangan dalam sejarah manusia; apakah dengan begitu setiap perjuangan jadi salah?

Satu dari berbagai hal yang sangat kita tentang dalam Islam adalah pesan kitab sucinya, yang bahkan memerintahkan penggunaan cara² yang amat jahat. Muslim yang menokan pesan tersebut berarti murtad. Fakta sederhana yang jelek ini begitu mengejutkan bagi pemikiran Barat sehingga warga Barat pemalas dan para politikusnya yang pengecut lebih memilih berpura-pura bahwa Islam tidak begitu – ketika pejuang kemerdekaan seperti Robert Spencer, Bat Ye’or, dan Geert Wilders melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan Muslim dan pesan Islamnya, maka mereka pun melaporkan tindakan kekerasan serupa yang dilakukan kafir. Karena ketakutan atas pesan yang mereka dengar, para dhimmi kafir ini lebih memilih membunuh para penyampai pesan. Sebenarnya mereka mengetahui dengan jelas bahwa para tokoh anti-jihad bukanlah orang² yang berbahaya. (Tak ada editor surat kabar apapun yang harus dijaga keamanannya 24 jam/hari karena mencetak kartun Robert Spencer.) Berdasarkan fakta nyata, kami adalah agama damai – dan kami tak akan membunuhmu jika kau mengatakan sebaliknya.

Aku telah melihat sebagian orang dari pihak kita yang putus asa, atau mengira mereka harus menyelamatkan diri dengan cara mengutuk sekutu yang tak bersalah. Beberapa orang di situs ini telah mempertanyakan bagaimana jika Islam nantinya menang. Ini sama seperti Whittaker Chambers yang dulu ketakutan akan Komunisme di Perang Dingin. Ketika masyarakat kita terpecah dan tak yakin pada diri sendiri, dan pihak golongan elitenya didominasi oleh orang² yang justru bersimpati pada pihak musuh, maka akan mudah untuk menyimpulkan bahwa totalitarian akan menang. Orang² dari paham totaliter ini jauh lebih disiplin dan termotivasi. Mereka bersedia mati demi perjuangan mereka; di lain pihak, orang² kita ketakutan untuk menulis surat.

Tapi pertimbangkan bagaimana putus-asanya orang² hebat berikut ketika perjuangan mereka tampaknya mencapai titik terendah:

• William Wilberforce, ketika dia melawan budaya penarikan bunga uang dalam usaha mengakhiri perdagangan budak yang dilakukan Inggris, dan usahanya ditolak berkali-kali oleh Parlemen Inggris dan dia dianggap sebagai musuh kemakmuran Inggris.
• Ludwig von Mises, yang telah menghancurkan sosialisme secara intelek di tahun 1920-an, ketika dia melihat Uni Soviet bertambah besar, dan pengaruhnya semakin kuat di seluruh Eropa, sedangkan “analisa ekonomi” dianggap kolot di masyarakat demokrasi.
• Kardinal Mindzenty, setelah pasukan Soviet menghancurkan revolusi Hungaria, yang duduk selama puluhan tahun melihat tank² Komunis dari jendela² Kedutaan Besar AS.
• Aleksandr Solzhenitsyn, yang menulis catatan² kecil bukunya [i]The Gulag Archipelago[/i] di kamp kerja paksa Soviet.
• Lech Walesa, ketika tentara Polandia menghancurkan kelompok Solidaritas.
• Ronald Reagan, yang memulai perang melawan Komunisme bersama dengan persatuan buruh Hollywood di akhir 1940-an – dan diejek, diboikot, dan ditolak terus-menerus, sampai dia jadi Presiden terpilih dua kali. (Ingat bagaimana para pengamat media utama mencela pidatonya tentang “Kekaisaran Jahat” sebagai ucapan orang gila yang doyan perang?)

Kekuatan totalitarian selalu saja jauh lebih ringkih daripada yang tampak dari luar. Juga perlu diingat: Tujuan kita bukanlah untuk menindas Muslim atau memurtadkan semua Muslim dari Islam. Jika tujuan kita adalah menghancurkan agama yang dianut 1,5 milyar manusia, maka sebaiknya kita meletakkan senjata saja. Berbeda dengan Islam, ideologi Komunis selalu saja berbentuk sebagai fantasi yang rapuh. Impian Marx tidaklah cocok bagi spesies manusia. Dalam Marxisme terdapat janji untuk menghancurkan batu pijakan masyarakat sosial - yakni kekayaan pribadi, agama, keluarga, negara dan bangsa - ideologi ini sudah menatah sendiri batu nisannya. Islam adalah theologia yang sangat sesat/korup yang sejalan dengan kejahatan Angkara Murka, Kesombongan, Keserakahan, dan Hawa Nafsu – semuanya ini di”baptis”nya dan ditujukan terhadap para kafir, dengan menjanjikan para Muslim yang berjihad upah bagi penaklukan, penindasan, perampokan, dan pengambilan budak² sex. Dalam hal ini, Islam jauh lebih ngaco daripada Komunisme, dan lebih mirip dengan ideologi Nazi – yang tidak menjanjikan pengikutnya utopia di bumi, tapi tumpukan barang jarahan dan para petani untuk dirampok. Ideal Komunis menuntut orang (dengan ancaman ujung bayonet) untuk merombak diri menjadi malaikat. Islam memuji dan menyelamati nafsu kebinatangan dalam diri manusia. Islam itu terbukti sama alotnya seperti masalah perbudakan.

Tapi keberhasilan kita tidak tergantung pada perubahan Islam dari luar, atau memenangkan Muslim bagi Kristus atau Richard Dawkins. Yang ingin kita lakukan adalah menampungnya, dengan harapan pengikutnya di Barat akan sanggup berdamai dengan pluralisme dan belajar hidup diantara kafir sebagai non-agresor.

Yang kita perangi adalah hal lain yang jauh lebih aneh, tak alamiah, dan ringkih daripada Islam: [b]Kita berperang melawan sikap dhimmi orang Barat, dan gagasan multibudaya yang menyebabkannya.[/b] Tidaklah wajar bagi manusia yang berasal dari satu ras dan agama untuk meninggalkan negara asal sepenuhnya. Sangatlah tak sesuai dengan sifat bangsa Perancis, Jerman, Inggris, Belanda, dll untuk merusak sistem hukum mereka agar sesuai dengan moral rendah penghuni asing di negara mereka. Sungguh tak wajar bagi orang Kristen untuk mencairkan iman mereka agar bisa hidup bersama dengan para Muslim yang anti-toleransi dan suka membunuh murtadun. Tak lumrah bagi para feminis (pejuang persamaan hak wanita) untuk bekerja sama dengan poligamis Muslim yang suka melakukan honor-killing dan memukul istri, atau bagi orang Yahudi untuk meminta maaf karena membela diri mereka sendiri dari massa Muslim yang ingin menghancurkannya. Permainan psikologi yang diterapkan orang² seperti itu pada diri mereka sendiri tentunya sangat melelahkan – dan mengkhawatirkan, seperti misalnya menyangkal fakta Stalin melakukan teror kelaparan dan membela sistemnya untuk mendirikan komunisme di Barat. Sama seperti sikap pesimis Orwell di bukunya [i]1984[/i], pemikiran ganda / double think (kapasitas mental untuk menerima keyakinan/pendapat yang berbeda pada saat yang bersamaan, sebagai akibat dari indoktrinasi politik) tidak bisa diterima masyarakat dalam jangka waktu panjang. Bahkan tidak pula bisa diterima untuk selamanya pada kaum elite/pemikir. Sama seperti begitu banyak kaum liberal yang sadar dan beralih menjadi konservatif, dan begitu banyak kaum Komunis yang berbalik, maka kita juga akan menuai keberhasilan dengan terus beralihnya orang² ke pihak kita dalam memperjuangkan kemerdekaan. Tak lama lagi para pemberi suara di negara Barat satu per satu akan bangkit dengan rasa nasionalisme mereka dan mendukung agama dan negaranya.

Kita harus terus berjuang, dengan tangan tetap bersih dan hati tetap suci. Kita harus melanggengkan dan menyampaikan gerakan bela diri Barat yang waras dan manusiawi yang bisa menyampaikan kedamaian yang menghormati hukum yang berlaku. Jika ada orang gila muncul dan melakukan tindakan jahat, atas nama kita, maka kita harus menyangkalnya dan tetap meneruskan perjuangan. Kita harus memperlakukan usaha mencoreng nama kita sebagai mana mustinya: ini hanyalah sekedar perang psikologi. Peliknya dusta yang mereka ajukan membuat mereka harus berdusta lebih banyak lagi untuk setiap serangan jihad, setiap "pembajakan" terhadap "revolusi demokrasi" oleh Syariah Islam. Dalam jangka waktu panjang nantinya akan terbukti bahwa tidaklah mungkin bagi seorang manusia jujur untuk menerima segala penyangkalan ini, sama seperti orang tak bisa menyangkal Holokaus atau sistem ekonomi ciptaan Karl Marx. Dan begitu setiap orang tersadar bangun, kami akan menunggu, dan menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka.

[i]Henry Rochejaquelein is a community organizer based in the Vendée region of France.[/i]
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Sekelompok Kecil yang Berani diantara Kediaman Massal

Post by Adadeh »

Pihak Liberal Belanda juga mencoba menyalahkan Geert Wielders atas pembantaian yang terjadi di Norwegia:

Wilders Menuduh Pihak Kiri Menyalahkannya atas Penembakan di Norwegia
Senin, 01 August 2011

Geert Wilders, pemimpin partai anti-Islam PVV, telah menuduh para politikus sayap kiri mencoba menghubungkan gagasannya dengan pembunuhan massal di Norwegia 10 hari yang lalu.
Dalam wawancara dengan Telegraaf, Wilders berkata bahwa pihak kiri mencoba membuatnya tampak jahat dengan menghubungkannya dengan penembakan² itu.
Berbagai politikus dan komentator mengatakan bahwa pidato anti-Islam Wilders dan kecamannya terhadap para elit sayap kiri telah mendorong keadaan di mana Anders Breivik bereaksi.


Para Pembela Islam

"Kebenaran harus disampaikan karena para pembela-Islam seperti Job Cohen dari Partai Arab (Partai Buruh) telah mengakibatkan terjadinya masalah dan dia berkali-kali bersikap masa bodo akan masalah² tersebut," kata Wilders. "Aku katakan pada Cohen dan seluruh kaum kiri Belanda: Bukanlah kata²ku, tapi sikap diam-mu akan bahaya Islam itulah yang mengakibatkan terjadinya pengaruh² negatif."

Dalam pernyataannya minggu lalu, Wilders mengutuk perbuatan Breivik sebagai perbuatan orang gila dan psikopat.

Breivik menyebut nama Wilders dan partai anti-Islam-nya PVV setidaknya 30 kali dalam manifestonya yang setebal 1,500 halaman setelah melakukan pembantaian banjir darah dan mengatakan bahwa Wilders-lah orang yang sangat ingin dia temui.


(harap diketahui bahwa Breivik yang sintink ini juga menyebut-nyebut nama Ali Sina.)
Post Reply