ISRAJ MIRAJ NYONTEK DONGENG PERSIA

Forum ini berisi artikel2 terjemahan dari Faithfreedom.org & situs2 lain. Artikel2 yg dibiarkan disini belum dapat dicakupkan kedalam Resource Centre ybs. Hanya penerjemah sukarelawan yang mempunyai akses penuh.
Post Reply
israel hu akbar
Posts: 220
Joined: Thu Jan 24, 2008 11:30 pm

ISRAJ MIRAJ NYONTEK DONGENG PERSIA

Post by israel hu akbar »

Keganjilan mengenai kenaikan Muhammad ke surga
Oleh Dr Rafat Amari

http://religionresearchinstitute.org/Mo ... ension.htm

Apakah Muhammad naik ke surga seperti dinyatakan Qur'an? Apakah dia melakukannya dibawah sadar? Seberapa dalam ia dipengaruhi oleh okultisme/dunia perdukunan? Inilah pertanyaan-pertanyaan penting untuk membuktikan kredibilitas Islam.

Naik ke surga adalah cara umum sekte2 di Timur Tengah untuk menjelaskan bagaimana pemimpin3 mereka memperoleh ilham pengajaran hukum agama.

Sekte2 di Timur Tengah sebelum Muhammad, menempatkan banyak penekanan pada kenaikan ke surga. Mereka yang mengaku sebagai nabi dalam sekte mereka, baik tokoh mitologi atau diberi nama oleh alkitab mereka, semua memiliki cerita kenaikan ke surga.

YIMA, tokoh mitos Persia yang mewakili matahari, dikunjungi oleh malaikat SRAOSHA yang mendampingi Yima ke surga. Yima kemudian ditugaskan untuk menyebarkan agama di bumi.[1]

[img]ttp://th658.photobucket.com/albums/uu302/moektimage/th_Zoroaster.jpg[/img]
ZOROASTER (gambar atas) mengklaim telah naik ke surga untuk mendapatkan hukum agama dari Ahura Mazda bagi bangsa Iran [ii]. [2] Dengan cara yang sama, Muhammad juga mengklaim telah mengunjungi surga dimana ia diberi wejangan hukum agama untuk sebuah negara Islam.

VOHUMAN adalah malaikat yang mendampingi tokoh Zoroaster dalam kenaikan mereka berdua ke surga, dapat dibandingkan dengan Jibril, malaikat kenaikan dalam Qur'an.

Malaikat Vohuman diduga telah mendampingi Zoroaster ke surga. [Iii] [3] Vohuman memiliki banyak kesamaan dengan Jibril dalam Qur'an. Pertama-tama, ia adalah malaikat yang mendampingi mereka naik ke surga. Kami menemukan Vohuman turun dari tahta emasnya untuk mendampingi Viraz ke surga dalam hadirat Ahuramazda. [iv] [4]

Hal yang sama dikatakan juga mengenai Jibril dalam Qur'an. Dalam Surah 81:20 (at takwir), Jibril digambarkan sebagai "pribadi yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah." Dialah yang diklaim Islam mendampingi Muhammad saat kenaikannya.

Kesamaan lain antara Vohuman dan Jibril adalah mereka berdua sangat besar dalam perawakan. [v] [5] Vohuman digambarkan dalam kitab-kitab suci Zoroaster sebagai hakim yang mengutuk orang-orang berdosa. [Vi] [6] Dalam Qur'an, Jibril adalah hakim yang mengutuk bangsa-bangsa dan kota-kota.

Kata "roh" digunakan dari kedua kepribadian. Vohuman disebut "roh," dan Dinkard, buku sembilan, menekankan pentingnya mengasihi Vohuman. [Vii] [7]

Demikian juga, dalam Qur'an, kita menemukan Jibril disebut sebagai "roh" dan kadang-kadang sebagai “roh kudus” Banyak Hadis Muhammad berfokus pada kasih Jibril bagi umat manusia dan juga bagi mereka di surga. [Viii] [8]

Para malaikat dalam Alkitab adalah agen yang menyatakan pesan ke beberapa individu, kemudian mereka kembali ke surga. Mereka tidak pernah menarik perhatian kepada diri mereka sendiri atau menyatakan hubungan dengan manusia. Para malaikat menyembunyikan diri, menunjuk hanya kepada Tuhan.

Namun dalam kasus Vohuman dan roh yang mengaku Jibril dalam Qur'an, mereka berdua meninggikan diri mereka sendiri dan mengarahkan manusia kepada diri mereka sendiri. Ini menunjukkan mereka roh negatif bersaing dengan Tuhan, daripada meneguhkan-Nya. Pada kenyataannya, mereka berperilaku seperti roh jahat yang merasuki sebuah wadah/medium.

Karakteristik Okultisme dari Vohuman dalam Zoroastrianisme dan Jibril dalam Qur'an, menjelaskan identitas sesungguhnya dari kedua roh.

Kami menemukan Vohuman memasuki pikiran Zoroaster dan bercampur dengan pikirannya. [Ix] [9] Demikian juga Jibril digambarkan oleh penulis biografi Muhammad merasuki tubuh manusia. [X] [10]

Di sisi lain, malaikat tidak pernah memasuki tubuh manusia. Hanya SETAN yang memasuki tubuh orang yang mengundang mereka atau oleh orang-orang yang terlibat dengan sihir dan okultisme. Orang yang kerasukan setan memiliki tanda seperti kejang-kejang, paranoid, berkeringat, dan fatalnya mungkin koma, yang merupakan malapetaka bagi orang yang jadi medium.

Mohammad berkata bahwa Jibril mengilhaminya untuk menulis Qur'an. Tetapi jika Jibril adalah malaikat sejati, mengapa Muhammad menderita gejala yang sama seperti orang-orang yang kerasukan setan ketika ia menerima Qur'an? Muhammad mengalami kejang-kejang, paranoid, berkeringat berat dan malah koma. Gejala ini tidak pernah ditemui oleh satupun nabi dalam Alkitab.

Kami juga menemukan Vohuman mengubah bentuk dan mengadopsi kepribadian orang lain [xi]. [11] Dan Jibril merubah dirinya menjadi orang yang Muhammad kenal secara pribadi, seorang pria bernama Dahieh دحية. [Xii] [12]

Padahal malaikat sejati tidak menjiplak kepribadian orang lain. Fenomena ini hanya terjadi dalam aliran Satanisme, atau demonologi, dimana roh-roh jahat mengubah bentuk mereka dan mengambil kedok manusia lain yang dikenal sebagai penyihir atau masuk kedalam sang medium wadah dimana roh jahat memberikan pesan untuk menipu banyak orang. [ xiii] [13] Jin/setan dari Arab dikenal mengubah bentuk mereka dan muncul dengan penyamaran sebagai seorang manusia yang dikenal oleh Kuhhan/Kahin atau imam/setan Jin. [xiv] [14]

Ketidaksadaran pada medium menyebabkannya berhalusinasi, tapi mereka menyebutnya "perjalanan jiwa."

Kita melihat bahwa Vohuman menyebabkan Zoroaster tidaksadar sebelum ia bisa pergi ke surga. [Xv] [15] Kita tahu bahwa ketidaksadaran adalah kondisi di mana medium dari roh jahat berjalan melalui apa yang mereka sebut "perjalanan roh," meninggalkan tubuh mereka. Jiwa mereka dicuri untuk berkomunikasi dengan roh. Ini adalah perjalanan halusinasi dibawah kuasa Iblis, dimana korban melihat hal-hal yang tidak nyata.

Literatur okultisme penuh dengan orang yang dalam bawah sadar mengklaim melakukan perjalanan ke surga atau tempat yang jauh lainnya. Seringkali kenaikan ini diduga berhubungan dengan orang-orang yang memiliki penglihatan. Mereka kebanyakan jatuh ke dalam koma. Richard Mainey adalah contoh seseorang yang mengaku telah ke surga. Pada tahun 1586, dia mengaku pergi ke surga melewati api penyucian. Dia dalam keadaan koma selama dua jam. [Xv] [16]

Mereka yang mengklaim telah naik ke surga, kebanyakan ketika koma atau dalam keadaan sukacita/ekstasi. Muhammad menyatakan bahwa ia memperoleh ayat-ayat Qur'an dengan cara ini. Saat menerima Qur'an, ia juga mengalami gejala negatif lain seperti kejang-kejang, berkeringat dan paranoia.

Salah satu contoh orang abad ke-18 yang mengalami bawahsadar/trance adalah Emanual Swedenborg, peramal Swedia. Dia dikenal sangat kerasukan setan. Sementara dalam keadaan ekstasi, ia mengaku memperoleh penglihatan dan menceritakan tentang bagaimana neraka dan surga terbuka baginya. Dia mengatakan Tuhan memungkinkan rohnya untuk pergi ke dunia lain di mana ia bertemu dengan jiwa-jiwa orang mati dan juga bertemu malaikat. [Xvii] [17]

Banyak pendiri "Spiritisme," yang merupakan salah satu gerakan setan, menyatakan bahwa mereka berpergian sementara jiwa mereka dipisahkan dari tubuh mereka. Mereka terbang didampingi roh jahat ke tempat yang jauh, mengalami "perjalanan roh."

Contoh dari kerasukan iblis adalah seorang pria bernama Davis yang mengaku telah dibawa sejauh 40 mil dari rumahnya ke pegunungan dimana ia menghabiskan sepanjang malam dengan orang lain mendiskusikan obat dan etika. Keadaaan halusinasi ini terjadi ketika ia tidak sadar dan mengalami sukacita/ekstasi. Pada kenyataannya, saat kerasukan setan, ia berkomunikasi dalam bawahsadar/trance dengan setan tsb. [Xviii] [18]

Zoroaster adalah medium untuk roh bernama Vohman. Zoroaster memang dukun atau cenayang/shaman untuk sukunya.

Zoroaster mengaku saat dibawahsadar bhs ia dibawa ke surga. Gejala yang dialaminya bisa kita klasifikasikan sbg medium yang dikuasai setan. Dia menyatakan bahwa ketika ia dimasukkan ke dalam penjara oleh Vistaspa, raja dari sebuah suku Iran, Zoroaster mengikat kaki kuda Vistaspa, sehingga kuda tsb tidak bisa bergerak, lalu ia melepaskan kuda itu. Apa yang dikatakan Zoroaster
adalah hal yang dilakukan seorang penyihir iblis. Melalui sihir ini, Vistaspa terkesan pada Zoroaster, sehingga ia menjadi pengikut Zoroaster.

Dengan menganalisa literatur Zoroastrian tertua, seorang sarjana bernama Nyberg mencapai kesimpulan bahwa Zoroaster adalah seorang dukun/paranormal untuk sukunya sendiri, dimana paham agamanya adalah Shamanisme.

Shaman adalah penyihir yang mengaku berkemampuan menyembuhkan dengan bantuan roh-roh. Ciri utama dari shamanisme adalah trance ecstatik, dimana ia berkomunikasi dengan roh dan yang pasti adalah setan. Dalam keadaan ini, mereka mengklaim jiwa mereka meninggalkan tubuh mereka dan pergi ke tempat yang jauh di semesta. Shamanisme berkembang terutama di Asia Selatan dan Timur, beberapa bagian Afrika, dan suku Indian di Amerika Utara dan Selatan.

Zoroaster, menurut sudut pandang Nyberg, memimpin sukunya sebagai kepala shaman, untuk mencapai keadaan sukacita/ekstasi. Saat dalam keadaan tsb, mereka kontak dengan dewa Vohu Manah, [xviii] [19] sebelumnya diidentifikasi sebagai Vohuman, yang mendampingi Zoroaster ke surga untuk bertemu dengan Ahura Mazda. Vohuman akhirnya menjadi seorang malaikat utama dalam Zoroastrianisme. Kami juga melihat bahwa Vohuman memiliki kesamaan dengan roh jahat. Perilakunya tidak berbeda dengan roh jahat kejam yang masuk lewat medium modern. Hal ini membawa kita untuk menyimpulkan bahwa Vohuman adalah setan yang disembah Zoroaster dan bahwa Zoroaster merupakan medium bagi roh jahat ini. Kita sudah melihat persamaan antara Vohuman dalam Zoroastrianisme dan Jibril dalam Qur'an.

Zoroaster beremigrasi ke suku yang dipimpin oleh Vistaspa yang terkesan dengan sihirnya, seperti mengikat kaki kuda Vistaspa's. Vistaspa ditunjukkan kepada ritual trance ecstatic shaman dengan roh Vohman. Melalui ritual ini, Vistaspa mampu melihat hal-hal yang tidak biasa. [Xx] [20] Tentu saja ini semacam halusinasi di bawah pengaruh roh-roh setan.

Setelah ini, Zoroaster mengklaim bahwa Ahura Mazda memerintahkan Vistaspa untuk berperang menaklukkan bangsa Iran ke agamanya. Untuk melakukan ini, Zoroaster, harus menggabungkan beberapa kredo dari suku Vistaspa, yang berlatarbelakang Iran Ayro, ke dalam sistem keyakinannya. Zoroaster juga menyalin banyak ide dari Israel yang dibuang oleh Sargon II ke Madi, tanah air dari Zoroaster sebelum ia pindah ke suku Vistaspa. Raja Asyur, Sargon II, menduduki Samaria sekitar 722, setidaknya setengah abad sebelum Zoroaster lahir.

Ada banyak kesamaan antara cara Muhammad menyebarkan agama dan cara penyebaran Zoroastrianisme. Kami juga membandingkan peran Muhammad sebagai penyihir di Mekah dan kehidupan Zoroaster.

Pertama-tama, dukun atau "shaman", di Arab adalah setara dengan satu "Rakhi," الراقي entity yang membawa kekuatan roh yang terhubung ke tubuh orang lain, mengaku untuk menyembuhkan mereka.

Ibnu Hisyam, penulis biografi ttg Muhammad yang paling tua & otoritatif, juga menulis puisi yang sangat terkenal, "Abu Taleb," yang disenandungkan Paman Muhammad. Para pemimpin Mekah datang ke Abu Taleb meminta dia untuk menyerahkan Mohammed, yang akan diadili oleh mereka. Abu Taleb menolak, dan membacakan puisi memuji Muhammad. Ada sebuah bait dalam puisi di mana ia menggambarkan Muhammad sebagai Rachi atau Penyihir/Sorcerer, yang mengucap mantra di kediamannya, Hirra [xxi] [21]. Hirra 'adalah gua dekat Mekah di mana Muhammad menghabiskan waktu sebelum ia mengklaim ditemui Jibril untuk menjadi Nabi.

Untuk Abu Taleb dan di mata banyak Arab, penyihir atau Rakhi, adalah pekerjaan mulia, karena pengaruh agama jin dan reputasi yang dimiliki pada rachi untuk mengusir roh-roh yang menyebabkan penyakit melalui Jin mereka sendiri. Muhammad menegaskan bahwa pamannya membacakan puisi tentang dirinya dan melebih2kan tentang isinya. [Xxii] [22]

Kesamaan lain antara Zoroaster dan Muhammad adalah bahwa Muhamad juga beremigrasi dari kota sendiri ke Madinah, dimana ia berhasil membujuk dua suku buas, Oas dan Khazraj, berperang melawan suku-suku Arab, untuk meng-Islamkan mereka.

Rukhah, jamak dari Rakhi, dikenal sebagai salah satu Kuhhan atau imam dari agama Jin Arab.

Dibawahsadar/trance dan koma yang dialami Muhammad menghasilkan gejala yang sama yang mempengaruhi para imam jin Arab.

Muhammad seringkali megalami koma sebelum ia menulis Qur'an, yang mengungkapkan keterlibatannya dengan para Kahin/Kahaneh. Ketika ia mulai menerima Qur'an, ia jatuh ke dalam koma. [Xxiii] [23]

Sahih Al Bukhari, menulis keadaan dimana Muhammad mengalami bawahsadar/trance saat remaja sebelum ia mengaku menerima Qur'an [xxiv]. [24]

Muhammad diketahui telah mengalami bawahsadar/trance sejak masa kecilnya karena Aminah, ibunya, memberinya sebuah rukiyah [xxv] [25]. Dalam rukiyah itu seorang imam Jin Kahan membawa roh Jin kepada seseorang (Muhammad) dimana Kahen dihubungkan sebagai medium. Aminah adalah keponakan dari Soda Bent Zahreh, imam Jin di Mekah. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa ia mampu mempraktekkan ilmu gaib atas anaknya, Muhammad.

Seseorang mungkin bertanya mengapa Aminah memantrai/mengikat Muhammad kepada jin ketika ia masih balita. Walker dalam bukunya, Unclean Spirits, mengatakan bahwa banyak penyihir wahid dan medium setan terikat sihir/roh jahat sejak masa balita mereka. [Xxvi] [26] Kebanyakan dari mereka terpapar oleh orang tua mereka yang hamba setan.

Diantara alasan mengapa orang tua memantrai/mengikat bayinya, adalah bahwa sang ibu ingin berkomunikasi dengan setan ketika ia memasuki tubuh bayi. Dengan kata lain, ia melakukan hal itu untuk mendapatkan info langsung dari setan melalui lidah anaknya. Fenomena ini dilaporkan dalam ibadah spiritisme di China dan India [xxvii]. [27]

Alasan lain memantrai/mengikat bayi adalah untuk menjamin kelangsungan imamat bagi iblis dalam keluarga. Kadang-kadang, di bawah perintah iblis, anak tsb disiapkan menjadi medium spiritual/cenayang masa depan. Dalam ibadah setan di Jepang, para pendiri ibadah disebut sebagai anak-anak dan disiapkan oleh setan untuk peran mereka masing2. Antropolog Inggris, Carmen Blacker, yang melakukan penelitian penting tentang kehidupan para pendiri agama yang menghormati roh-roh jahat di Jepang, mengungkapkan bagaimana setan memegang anak-anak melalui mimpi atau melalui pemantraan/pengikatan oleh orangtua mereka. Kemudian, setan mengumumkan bahwa anak-anak yang dipersembahkankan kepada mereka untuk tujuan dimasa depan. Kemudian, kekuatan khusus diberikan kepada orang-orang yang termantrai/terikat sejak kecil. Mereka diberi kekuatan magis. Banyak yang percaya pada mereka, mengikuti mereka dan membantu mereka mendirikan sebuah agama. [Xxviii] [28]

Ahli antropologi percaya bahwa, seperti penyakit keturunan, imamat yang melayani Iblis diturunkan dari individu ke individu dalam keluarga yang sama. [Xxviii] [29] Mungkinkah imamat Jin itu diturunkan dari Aminah kepada Muhammad, anaknya? Sebuah studi tentang sumber-sumber Islam mendukung ide ini.

Saat Muhammad menerima Qur'an, ia menderita gejala yang sama dengan Kuhhan ketika mereka menerima pesan dari setan. Baik Muhammad dan Kuhhan koma, kejang dan berkeringat. Gejala ini juga dialami oleh Muhammad saat kanak2, setelah ibunya memantrainya.

Agama Jin di Arab adalah yang terkuat dan penyebarannya paling luas. Ia memiliki sejumlah besar Kuhhan yang mewakili agama tsb di setiap kota. Banyak Arab juga mengalami gejala seperti yang Muhammad alami. Hal ini disebabkan oleh Kuhhan yang melemparkan mantra pada anak-anak dan orang sakit.

Para Kuhhan menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh jin/setan dibawa oleh Kuhhan lainnya. Oleh karena itu, Arab pergi ke Kuhhan berbeda untuk mengobati penyakit melalui setan mereka. Para Kuhhan membanggakan bahwa setan mereka lebih kuat daripada setan yang menyebabkan sakit. Penyakit yang diyakini disebabkan oleh "penampakkan dari jin atau mediumnya atau Kuhhan." Jadi pasien pergi ke Kuhhan yang akan merukiyah dengan sulap mantra pada tubuh pasien mereka. Hasilnya adalah setan dari Kuhhan melalui rukiyah menguasai tubuh orang sakit, dan orang sakit malang itu kejang-kejang dan bergejala lain seperti Mohammed derita ketika ibunya memantrainya.

Orang Arab pada saat Muhammad, mengenali gejala yang disebabkan Kahen, ketika ia memantrai seseorang. Sebagai contoh, Arab mengakui bawahsadar/trance sebagai penderitaan dari setan. Mereka menyebutnya "kasih sayang melalui Ain," atau mata. Mata Jin melihat seseorang dan menyebabkan bawahsadar/trance terjadi. [Xxx] [30] Bawahsadar/trance ini dikenalkan kepada anak-anak yang lahir dalam keluarga Kuhhan, dibawah kendali jin.

Bawahsadar/trance dan koma adalah kejadian biasa bagi Kuhhan dan untuk para pendiri agama-agama gaib di mana mereka menerima pesan mereka. Sebagai contoh, Kuhhan Arab akan masuk ke koma saat menerima pesan dari setan mereka. [XXXI] [31] Khater, Kahen dari jin, koma selama tiga hari sementara ia mengumandangkan prosa berirama mengagungkan Muhammad. [xxxii] [32]

Ada fenomena umum di kalangan para pendiri agama yang menghormati roh-roh jahat. Mereka menerima pesan melalui bawahsadar/trance atau koma. Kami juga melihat ini dalam pendiri agama-agama gaib di Jepang. Sebagai contoh Deguchi Nao, pendiri agama yang bernama Omoto, menerima pesan selama bawahsadar/trance. Okada Yoshikazu, pendiri Sukyo Mahikari, menulis buku suci dalam bawahsadar/trance(33).

Trance adalah bagian penting dari ibadah gaib. Muhammad jatuh kedalam trance, sebelum mengklaim peran nabi sebagai manifestasi praktek okultismenya. Hal ini terjadi lagi ketika ia menerima ayat-ayat Qur'an [xxxiii]. [33] Aishah, istri termudanya, menyebutkan bagaimana Muhammad menderita koma berat dan berkeringat, sering jatuh di tanah dengan gejala gawat saat ia menerima Qur'an. [XXXIV] [34]

Sahih Al Buchari, menyebutkan bahwa Asmaa, adik Aishah, istri termuda Muhammad, mengalami bawahsadar/trance setidaknya dalam satu kesempatan. [XXXV] [35] Hal ini mungkin menjelaskan pengalaman gaib dari orang-orang yang dekat dengan Muhammad.

Saat trance, Muhammad sering mengalami "perjalanan gaib" sebelum mengalami "perjalanan malam dengan unta bersayap" yang terkenal untuk mengunjungi Yerusalem.

Muhammad, seperti Zoroaster dan medium lain yang melalui trance dan ekstasi, memiliki pengalaman jenis shamite yang mengarah ke okultisme perjalanan dengan roh. Buku yang menceritakan kehidupan Muhammad menegaskan bahwa memiliki pengalaman seperti itu, sebelum ia mengaku menjadi seorang nabi. [XXXVI] [36] Kitab Halabieh/Halabiyah menggambarkan perjalanannya dalam roh, dimana Muhammad seringkali "tidur dalam roh." [1] [37]

Gambaran "tidur dalam roh" adalah upaya untuk menggambarkan keadaan koma mendalam dan trance di mana Muhamad alami ketika ia mengalami halusinasi tersebut. Semua orang yang mengklaim memiliki perjalanan gaib pasti mengalami trance dan koma. Dalam kehidupan Muhammad kita melihat beberapa pengalaman seperti ini. Kitab Halabieh menyatakan bahwa Al Isra' terjadi pada Muhamad 30 kali [XXXVII] [38]. Al Isra adalah sebuah perjalanan jiwa ke tempat yang jauh. Ini sebenarnya adalah perjalanan okultisme, dikenal oleh semua medium bahwa saat melalui trance, berada di bawah kekuatan halusinasi dari roh. Sheik Abdel Wahab Al Sharani mengatakan bahwa jumlahnya 34. [XXXVIII] [39]

Jadi klaim Qur'an, tentang apa yang terjadi pada Muhamad saat ia menaiki Bouraq atau kuda bersayap, untuk pergi ke Yerusalem. Dia berhalusinasi bahwa itu adalah pengalaman nyata, tapi itu hanya bagian dari kehidupan okultisme Muhammad, sebelum ia mengaku memiliki peran nubuatan.

Meskipun Muslim ingin kita menerima bahwa Muhammad benar-benar secara fisik naik kuda bersayap, didampingi Jibril, ke Yerusalem, Aisha--- istri termuda
Muhamad dan periwayat paling dapat diandalkan dalam hidupnya dan Hadis--- mengatakan, "Tubuh nabi Allah tidak pernah diangkat, tetapi Allah berangkat dengan jiwanya. "[1] [40]

Jadi kita melihat bahwa laporan itu adalah pengalaman sejati Muhammad, hanya memastikan sifat perjalanannya yang merupakan bagian dari rutinitas okultisme masa lalunya, sesuatu yang terjadi bagi banyak orang yang terhubung sebagai medium untuk roh jahat. Pada saat yang sama, mereka mengaku menerima pesan atau kebijaksanaan penting melalui perjalanan halusinasi.

Kami memiliki lebih banyak kesaksian tentang klaim Muhammad dari sepupunya, Fatikheh فاتخة, yang menegaskan bahwa sebenarnya Muhammad tertidur di rumahnya malam itu.

Dia disebut juga Um Hani, ibu dari Hani. Dia adalah putri pamannya, Abu Taleb. Dia berkata, "nabi Allah diangkut ketika ia sedang di rumah saya. Dia tidur di rumah saya malam itu dan berdoa di malam hari, kemudian tidur dan kami juga tidur. Ketika fajar, dia membangunkan kami. Kemudian, setelah kami berdoa bersama, katanya, "Oh, Um Hani aku berdoa denganmu saat doa malam seperti yang engkau lihat di lembah ini, lalu saya pergi ke Bait Allah di Yerusalem dan berdoa di dalamnya. Pagi ini saya berdoa dengan kamu ". [1] [41]

Dia mengaku telah sholat di malam hari, tidur dibawah mata pengawasan sepupunya, bangun pagi-pagi sekali dan berdoa lagi. Setelah ini ia mengaku telah mengunjungi Bait Allah di Yerusalem pada malam hari. Apa yang tidak ia beritahu pada kita adalah bahwa Bait Allah telah dihancurkan oleh tentara Romawi enam abad sebelumnya. Mustahil kunjungan Muhammad ke Yerusalem tsb.

Muslim perlu mengkaji kembali agama mereka. Mereka perlu membandingkan
apa yang telah diajarkan pada mereka dengan apa yang ditemukan antropologis temukan saat ini. Ini akan membantu mereka menghindari iman buta seolah-olah semuanya adalah inspirasi otentik atau bagian dari kebenaran Tuhan.


Religion Research Institute –Home

-------------------------------------------------- ------------------------------

[xxxix][37] Halabieh , 2, page 71
[xl][40] Ibn Hisham, 2, page 31
[xli][41] Halabieh , 2, page 72; Ibn Hisham, 2, page 33
--------------------------------------------------------------------------------

[1] R.C. Zaehner, The Dawn and Twilight of Zoroastrianism, Weidenfeld And Nicolson, London 1975, pages 137 and 138
[ii][2] Dinkard-Book IX, Chapter XXVIII, 3-4, Pahlavi Texts, Part IV, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 37, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 235
[iii][3] Dincard, book VII, Chapter III: 61, Pahlavi Texts, Part V, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 47 ,Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 50
[iv][4] Textual sources for the study of Zoroastrianism, edited and translated by Mary Boyce, Manchester University Press, 1984, page 86
[v][5] Dincard, book VII, Chapter III:52, Pahlavi Texts, Part V, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 47 ,Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 48
[vi][6] Dinkard-Book IX, Chapter LXIII, 7, Pahlavi Texts, Part IV, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 37, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 372
[vii][7] Dinkard-Book IX, Chapter LVIII, 5, Pahlavi Texts, Part IV, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 37 ,Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 354
[viii][8] Sahih al-Bukhari, 7, page 83; and 8, page 195
[ix][9] Selections of Zad-Sparam, Chapter XIV, 12-13, Pahlavi Texts, Part V, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 47 ,Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 142
[x][10] Halabieh, 1, page 412
[xi][11] Selections of Zad-Sparam, Chapter XXI, 8, Pahlavi Texts, Part V, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 47, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 156
[xii][12] Sahih al-Bukhari, 6, pages 96 – 97; 1, pages 2-3; and 4, page 80; Halabieh, 1, page 408
[xiii][13] Demonolgia , a discourse on Witchcraft, page 45
[xiv][14] Robertson Smith, lectures on the Religion of the Semite, p. 120; Jawad Ali, al-Mufassal Fi Tarikh al-Arab khab al-Islam, 6, page 717
[xv][15] Dinkart 7.3.55; Yasna 43.5 ;Selections of Zat-sparam 21.9-10 quoted by ( but you have to check the references )
Zoroaster, The Profet of Ancient Iran, by A.V. Williams Jackson, AMS Press INC, New York, 1965, pages 40 -41
[xvi][16] Unclean spirits, pages 48-49
[xvii][17] See, Arthur C. Doyle, History of Spiritualism , ( New York : George Doran, 1926)
[xviii][18] Arthur C. Doyle, History of Spiritualism ( New York : George Doran, 1926), I, page 45
[xix][19] R.C. Zaehner, Weidenfeld And Nicolson, The Dawn and Twilight of Zoroastrianism, London 1975, pages 352-359
[xx][20] Dincard, book VII, Chapter IV: 84, Pahlavi Texts, Part V, Translated by E.W. West, The Sacred books of the East, Volume 47, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, 1969, page 70
[xxi][21] Ibn Hisham, 1 pages 189 and 218
[xxii][22] Ibn Hisham, 1 page 225
[xxiii][23] Halabieh, 1, pages 406-407
[xxiv][24] Sahih al-Bukhari, 1, page 96
[xxv][25] Halabieh, 1, page 75
[xxvi][26] Walker, Unclean Spirits, page 26
[xxvii][27] Blacker, pages 252-53; quoted by Godman, How about the Demons, page 77
[xxviii][28] The Catalpa Bow , a study of Shamanistic practices in Japan by Carmen Blacker, page 129
[xxix][29] Demonolgia , a discourse on Witchcraft, pages 32-33
[xxx][30] Taj al-Arus, 5, page 381
[xxxi][31] Halabieh, 1, page 405
[xxxii][32] Halabieh, 1, page 338
[xxxiii][33] Halabieh, 1, page 415
[xxxiv][34] Ibn Hisham, 3 page 236
[xxxv][35] Sahih al-Bukhari, 2, page 28
[xxxvi][36] Halabieh , 2, page 71
[xxxvii][38] Halabieh , 2, page 71
[xxxviii][39] Halabieh , 2, page 71

Copyright ã 2004 by Dr. Rafat Amari. All rights reserved.
Post Reply