MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

User avatar
MyLovelyCarnation
Posts: 523
Joined: Mon Aug 06, 2012 12:30 am
Location: komunitas Ganyang Islam

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by MyLovelyCarnation »

thanks anne & Ali5196.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Prasasti-prasasti memperlihatkan bagaimana umat Kristen di Sirwah, Yaman, dimana Ratu Sheba diperkirakan memiliki istana musim panas, 1823 Clapp. Sheba. memanggil Bapa Allah. Sirwah adalah pemukiman kuno di pegunungan, sebelah barat Marib. Samuel Zwemer menulis:
Pada monumen-monumen Kristen yang ditemukan Dr. Edward Glaser di Yaman, Allah juga disebut. Prasasti Sirwah (542M) dibuka dengan kata-kata: ‘In the power of the All-merciful and His Messiah and the Holy Ghost,’ yang memperlihatkan bahwa, setidaknya di Yaman, Kristen Arab tidak salah mengenai Trinitas.1824 Zwemer. Essay, Ch.2: “Allah, the Divine Essence,” p.27
Sudah pasti sisa-sisa agama dewa bulan masih ada di Sirwah, sebagaimana di tempat-tempat lain. Contohnya, sisa-sisa agama bulan masih ada di Kekaisaran Roma yang telah Kristen hingga abad ke-9, seperti yang dicatat MacMullen.1825 Macmullen. Eight, p.70

Seorang arkeolog menulis mengenai Marib, Yaman:
Di dekat bagian atas tugu batu yang bagus terdapat pahatan indah bulan sabit dengan bulatan matahari ….selama sekitar 2500 tahun, pilar ini berdiri kokoh di atas pasir dekat Marib….1826 Phillips. Sheba, pp. 226-227.
Contoh lain dari sisa-sisa agama bulan yang masih tetap ada, walaupun Kekristenan telah masuk ke dalam komunitas, adalah pilar-pilar monumental dengan bagian atas berupa bulan sabit yang masih ada di Abyssinia. Pilar terakhir semacam itu mungkin dibangun di abad ke-4, walau sida-sida Ethiopia, yang menjadi pembesar dan kepala perbendaharaan Ratu Kandake (Candace), telah masuk Kristen di abad pertama (Kis. 8:27).

Raja Negus yang Kristen memerintah diantara pilar-pilar berukuran monumental dengan bagian atas berbentuk bulan sabit di Aksum, Abyssinia. Pilar-pilar dengan bagian atas seperti ini mungkin membuat Muhammad percaya bahwa Allah, si dewa bulan adalah tuhannya umat Kristen, dan Negus akan mau menerima doktrin dewa bulan Allah miliknya.

ImageImage
Pilar Aksum, Abyssinia.

Image
Relief Ibex (simbol dewa bulan) yang masih tersisa di gereja Abba Afse, Yeha , Ethiopia, berasal dari era jauh sebelum Kristen masuk.

Setelah kerajaan Abyssinia masuk Kristen, mereka tidak serta merta menyingkirkan simbol bulan sabit, namun hanya menambahkan simbol-simbol Kristen dan Byzantium pada kostum mereka. Negus bisa saja benar-benar masih memakai hiasan kepala bulan sabit dan tanduk. Ini yang setidaknya terjadi pada keluarga kerajaan Nubia.

P.L. Shinnie menulis bahwa di gereja abad pertengahan di Abd el Qadir di Nubia, terdapat sebuah lukisan Eparch (bishop/penguasa) Kerajaan Dongola—yang teridentifikasi dari sebuah inskripsi:
Di tangannya ia terlihat membawa lambang gereja, yang agaknya ialah pendirinya. Di kepalanya ia mengenakan hiasan kepala dengan dua tanduk, yang merupakan lambang kerajaan Nubia. Elang berkepala dua pada kostumnya juga merupakan bukti dipertahankannya tradisi Byzantium.1827 Shinnie, P.L.,”Medieval Nubia and Byzantium,” Sudan Antiquities Service, Khartoum, 1954. article + figure 5 (illustration), rumkatkilisie.org/nubia.htm
Dengan demikian, ini berarti kaum pagan mungkin melihat bulan sabit di Sirwah dan tempat-tempat Kristen lainnya, dan mereka mengira bahwa dewa bulan kuno adalah tuhan orang Kristen. Dalam kasus Sirwah, kaum pagan mungkin mengira umat Kristen disana merefer dewa bulan Almaqah sebagai Allah.

Selama periode Islam, umat Kristen merasa bahwa mereka harus mengatakan Allah adalah tuhan Bible, walau mereka tahu ini salah. Jika umat Kristen tidak berpura-pura setuju dengan gagasan Allah sama dengan Yahweh, mereka akan kehilangan status ‘perlindungan Dhimmi.’ Maka mereka akan dianggap pagan dan hanya punya hak memilih antara kematian atau Islam.

Kerajaan terdekat ke Mekah, tidak termasuk konfederasi suku-suku, terdapat di Yaman. Ada kerajaan-kerajaan lain di Yaman selain Sheba. Mereka memiliki dewa bulan nasional yang berbeda, namun kerajaan-kerajaan tersebut dan agama dewa bulan mereka tidak berakhir hingga mendekati masa Muhammad.

Kerajaan-kerajaan lain selain Sheba, berakhir menjadi puing reruntuhan atau segera menganut Yudaisme atau Kristen. Pengecualian untuk Kerajaan pagan Sheba, yang berakhir hingga abad ke-6M, abad dimana Muhammad lahir (570M).1828 Doe. Arabia, kingdom list on insider cover map and p.25. Ini berarti bahwa dewa bulan Almaqah kemungkinan adalah Allah yang diketahui Muhammad, seperti yang diduga Egerton-Sykes (dalam kutipan di atas)
Moon god.jpg
1829 EB, Ma’in entry,accessed 14 Sep 2003.

Marib terletak sekitar 77 mil (123km) di timur Sana(a) (15.3547LU ; 44.2067 BT). Kuil bulan di Marib disebut Mahram Bilqis, bermakna “Kuil Bilqis.” Di Yaman Ratu Sheba dikenal sebagai Bilqis.

Reruntuhan kuil bulan di Marib disebut Kuil Ratu Sheba, mengingatkan bagaimana kuil bulan di Mekah dikaitkan dengan Ibrahim. Kuil-kuil pagan ini hanyalah dua dari ribuan kuil pagan di masa kuno yang dibuat alkitabiah dengan mengaitkannya ke tokoh-tokoh Bible. Namun, perbedaan utamanya adalah bahwa di Mekah, proses peng-alkitabiah-an tidak membuat kuil tersebut menjadi gereja atau sinagog, melainkan mengarah ke Islam.

Muhammad menyebutkan tentang runtuhnya bendungan Marib (Q34:16-19) Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Sejarawan tahu peristiwa ini berarti akhir dari irigasi dan pertanian di Marib, dapat dikatakan berakhirnya peradaban disana. Kuil bulan Mahram Bilqis-pun terbenam dalam belas kasih gelombang pasir, sekitar 550 M, dua puluh tahun sebelum Muhammad lahir.1830 Graveland. Queen

Indikasi lain di Mekah ada kuil dewa bulan, termasuk fakta terdapatnya kuil keluarga bintang (astral) lain yang berhubungan. Kaum Thaqif memiliki kuil dewi matahari Allat, di Taif (21:15LU ; 40:21BT), sekitar 36 mil (58km) sebelah selatan Mekah (21:25:48LU ; 39:49:12BT)

Selain Allah, Allat adalah berhala favorit kaum Thaqif, dinilai dari bagaimana mereka mencoba tawar menawar dengan Muhammad mengenai Allat saat menegosiasikan syarat-syarat penyerahan. Thaqif menghendaki waktu tiga tahun untuk berhenti menyembah Allat.1831 Ishaq. Sirat, pp 192, 615-616. Allat bisa menjadi pasangan atau bisa juga anak perempuan Allah, tergantung mitologi setempat. Dalam Ayat-ayat iblis, penduduk Mekah menganggap Allat sebagai anak perempuan Allah.

Mekah juga dekat dengan kuil Uzza (Venus) di Nakhla. Kuil Nakhla terletak di timur Mekah dan di utara kuil Taif. Nakhla dan Taif adalah dua kuil bersaudara, anak-anak perempuan kuil Allah di Mekah.

Sosok keluarga bintang utama Nakhla adalah dewi Venus, Uzza. Sementara di Taif dewa utamanya adalah Hubal didampingi dewi matahari Allat. Allat dan Uzza dianggap anak-anak perempuan Allah dalam Ayat-ayat iblis. Dengan demikian kuil di Mekah adalah yang paling penting dari ketiga kuil, karena dewa bulan hampir senantiasa merupakan dewa tertinggi dari tritunggal sembahan pagan di Timur Tengah.

Bilamana seseorang bertanya bagaimana Mekah bisa menjadi tempat suci, mereka harusnya bertanya apa yang membuat ketiga lokasi ini menjadi suci: Mekah, Taif dan Nakhla. Ketiganya menjadi tempat kehormatam tritunggal khas Arab: bulan, matahari dan Venus.

Sukunya Muhammad, Quraysh, bersama dengan suku Kinana dan Mudar, yang menjalankan kuil Nakhla.1832 Ishaq. Sirat,p.565. Bila bagi Quraysh dewa utamanya adalah Allah, maka suku Kinana menjadikan Hubal (Jupiter) sebagai dewa utama mereka, 1833 Peters. Hajj, p.25 walaupun Hubal belakangan datang masuk juga ke Kabah di Mekah dari Syria.

Mitologi penciptaan menurut penduduk Mekah dapat dikutip dari Quran. Setelah Ibrahim memanggil bulan ‘tuhanku’ (Q 6:77)’ Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat"., ia kemudian mengatakan dewa bulan menciptakan langit dan bumi (Q 6:79) Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Allah menciptakan langit dan bumi, serta membuat matahari dan bulan ‘tunduk’ (Q 29:61-63) Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). Allah kemudian menjadikan bulan sebagai simbol dan tahtanya.

Pernyataan bulan dibuat ‘tunduk,’ bukan berarti bahwa Allah bukan dewa bulan karena para penyembah dewa bulan menyadari bahwa bulan itu sendiri hanyalah objek ciptaan, perlambang mahkota atau tahta sosok dewa yang mereka sembah. Bahwa dewa-dewa mengatur bulan bahkan dinyatakan dalam mitologi penciptaan seperti saat Marduk, sang dewa Jupiter berkata pada Sin, sang dewa bulan:
Saat permulaan bulan bersinar di bumi, engkau harus memperlihatkan dua tanduk untuk menandai enam hari. DI hari ke tujuh, bagilah mahkota [bulan] menjadi dua [bulan setengah]. Di hari ke-14 tunjukkan wajah penuhmu [bulan purnama].1834 Larousse. Sin entry. p.56
Allah juga menciptakan atau menjadi bapak dewa-dewa lain, kemungkinan dari pasangannya Allat, sang dewi matahari dan dari selirnya, Venus (Q43:86-87) Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?, Kadangkala, Matahari (Allat), Venus (Uzza), Sirius dan Takdir (Manat) dikatakan sebagai anak-anak perempuan Allah (Q53:19-20, 49 dan Ayat-ayat iblis) Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?.... dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki) bintang syi'ra, (Yusuf Ali: That He is the Lord of Sirius (the Mighty Star);

Muhammad percaya bahwa Allah dan anak perempuannya dapat mengambil bentuk manusia, walau itu bukanlah bentuk mereka setiap waktu. Bahkan, dalam pikiran Muhammad, satu-satunya cara untuk membedakan sosok dewa yang mengambil bentuk manusia dengan manusia biasa adalah: dewa-dewi tidak makan (Q5:75) Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan

Penyembahan di Kabah dan di sekitar Mekah selama musim haji, dibahas di bagian lain buku ini. Namun, penyembahan pagan Mekah di Mesjid-mesjid melibatkan sejumlah tepukan dan siulan, atau “siulan melalui jemari” (Rodwell Q 8:35) Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Marib, Arab Selatan (15.25 LU; 45:21 BT)

Marib adalah ibukota kuno Kerajaan Saba, dikenal kaum Ibrani sebagai Sheba, yang bermakna ‘tujuh’ atau ‘sumpah.’ 1835 Strong’s no.07614: Sheba means ‘seven’ or ‘oath’ Marib berada di perbukitan di kaki gunung pada ketinggian 3900 kaki (1190m) dan berjarak 140 mil (225km) dari pantai Laut Arab.

Lokasi Marib 77 mil (123km) di timur Sana(a). Sana (15.3547 LU; 44.2067 BT). Kota Awwam, diluar kota Sana, memiliki sebuah kuil bulan yang diberi nama sesuai kuil bulan di Marib.1836 Lewcock. San’a. p.20. Ronald Lewcock menulis mengenai kerajaan Sabean dimana Marib menjadi ibukotanya:

Terlihat bahwa di abad terakhir SM, dan di abad-abad awal masa Kristen, terdapat negara ‘Sabean yang lebih besar’ yang pengikat persatuan dan perwujudan identitasnya melalui penyembahan bersama kepada dewa bulan Ilumquh.1837 Lewcock. San’a. p.21.

Kuil bulan di Marib dikenal sebagai Mahram Bilqis, artinya, ‘Kuil Bilqis,’ Bilqis adalah nama Arab Ratu Sheba dalam Alkitab. Kuil tersebut kemungkinan didedikasikan pada Almaqah (atau Ilmaqah), dewa bulan dan perang Sabean.1838 Donnet, Joel. Quest for a Queen: A team og archaeologists excavates the site of an ancient temple in Yemen seeking to find any trail of the Queen of Sheba. “Frontline,” India’s national magazine from the publishers of The Hindu, vol. 19, Issue 03, 02-15 Feb 2002

Image
Mahram Bilqis, Marib. Lima pilar simetrisnya tampak menonjol

ImageImageImage
Mahram Bilqis, Awwam, 4km dari Marib. Kuil yg didedikasikan untuk Almaqah, dewa bulan. Delapan pilar (kanan) menandai pintu masuknya.

Bukti Ilumquh adalah dewa bulan dan perang dibahas rinci di bagian ‘Kritik terhadap Pandangan Kaum Revisionist mengenai dewa Matahari dan Bulan di Arab Selatan’ (bawah).

Sirwah, pemukiman kuno di pegunungan sebelah barat Marib, diperkirakan sebagai tempat istana musim panas Ratu Sheba. Istana musim dingin Sheba kemungkinan berada di Salhan (15:25:23.8 LU ; 45:20:09.2 BT), 12 mil (19km) ke utara Marib.1839 Clapp. Sheba.

Ratu Sheba mengadakan perjalanan sejauh kira-kira 1263 mil (2033km) ke Yerusalem (IRaj 10; 2Taw 9) untuk mengunjungi Raja Salomo)—jika ia berangkat dari Marib, Yaman. Di masanya, setidaknya Ratu Sheba diketahui tidak menyembah Yahweh. Ratu Sheba tak diragukan lagi menyembah dewa bulan, hampir dipastikan Ilumquh, dewa nasional Sheba.1840 Doe. Arabia, p.25.

Bahwa Ratu Sheba mengadakan perjalanan ke Yerusalem mempermudah Muhammad untuk meyakini kalau Ibrahim telah datang ke Mekah. Perjalanan Ratu Sheba ke Yerusalem mungkin 560 mil (901km) lebih jauh dari perjalanan Ibrahim dari Yerusalem ke Mekah. Ratu Sheba bisa saja berlayar di Laut Merah ke tempat dimana pelabuhan modern dan kota turisme Eilat, Israel, sekarang berada. Jika Ratu Sheba mengambil jalur darat sepanjang Laut Merah, ia mungkin melintasi Mekah.

Muhammad mengetahui bahwa Bible mengatakan Abraham mengadakan perjalanan jauh, setidaknya menurut standar kuno. Ur ke Haran berjarak 578 mil (930km), Haran ke Yerusalem 413 mil (665km), dan Yerusalem ke Kairo 264 mil (425km). Muhammad tidak tahu letak Ur dalam Bible karena di masanya Ur sudah tidak ada lagi.

Dari Yerusalem ke Mekah, 765 mil (1231km), sedikit lebih jauh dari perjalanan Abraham manapun. Meskipun demikian, dari mendengar ceramah kisah perjalanan dalam Bible, Muhammad tidak ragu kalau Ibrahim telah mengunjungi Mekah, walaupun gurun pasir Arab begitu ganas. John of Damaskus (~675 hingga ~749 M) mencemooh ide Muhammad bahwa Abraham hampir mengorbankan anaknya di Mekah:
Karena Kitab Suci mengatakan ada gunung bersemak serta kayu (Kej 22) yang dibelah Abraham untuk kayu bakaran altar dimana ia membaringkan Ishak [bukan Ismael], dan juga bahwa ia meninggalkan keledai bersama kedua pelayannya (Kej 22:3, 5), lantas darimana asal-usul dongeng kecilmu? Karena di tempatmu [Mekah] tidak ada kayu dari hutan juga keledai untuk perjalanan.1841 Sahas. Heresy. p.137.
Quran menyampaikan kisah bagaimana Ratu Sheba (atau Saba atau Sabea) diduga dicemooh Salomo karena menyembah matahari selain Allah, sang dewa bulan (Q 27:24) Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Brian Doe menulis bahwa dewa nasional Kerajaan Sheba disebut ‘Ilumquh.1842 Doe. Arabia. p.25.

Bertentangan dengan Quran, kisah rakyat Yahudi justru menyalahkan Ratu Sheba karena membujuk Salomo dalam penyembahan berhala. Kisah ini mungkin timbul karena penyembahan berhala Salomo dan kunjungan Ratu Sheba disebut berturut-turut dalam pasal-pasal Bible (IRaj 10-11). Juga, kemungkinan kisah rakyat Yahudi dan Q 27:24 terpengaruh penulis ‘Kebra Nagast,’ legenda Ethiopia, sekitar abad 5-6 M, sehingga mengira Ratu Sheba menyembah matahari, bulan dan bintang.

Bible mengatakan bahwa Salomo sudah memasuki usia dimana daya berpikirnya melemah, sehingga istri-istri asingnya mencondongkan hatinya pada dewa-dewa mereka, dan Ratu Sheba tidak ada kaitannya dengan ini. Karena Bible menyatakan Salomo berkompromi di usia tua, maka kecondongan hatinya pada berhala mungkin terjadi lama setelah kunjungan Ratu Sheba (IRaj 11:4).

Nayrab, Syria (36.17 LU; 37.22 BT)
Lihat Harran, di atas

Qarnaw dan Shabwa, Yaman
Lihat Mekah (tabel), di atas

Gurun Sinai dan Gunung Sinai
Encyclopedia Britannica menyatakan:

Nama Sinai tampaknya telah diketahui jauh sebelumnya, dan mungkin berasal dari nama asli salah satu kepercayaan paling kuno di Timur Tengah, yakni dari nama dewa bulan Sin. 1843 EB, accessed 2 Oct 2002, “Sinai Peninsula” entry. Also see ISBE, Sinai entry, Easton, M.G. Easton Bible Dictionary, 3rd ed. 1897. and Mackenzie, Donald. Egyptian Myth and Legend: With Historical Narrative, Notes on Race Problems, Comparative Beliefs, etc. Gresham Publishing Co., London, sacred-texts.com, p.259.

Boleh jadi Gurun Zin, yang dalam bahasa Ibrani berarti ‘datar,’ juga bernama Sin di waktu lampau, namun seiring waktu berubah menjadi Zin. Hal ini bukannya tidak mungkin, mengingat fakta bahwa fitur daratan lain di are tersebut dinamai sesuai nama dewa Babilonia, seperti Gunung (dewa) Nebo dan Gunung (dewa) Sinai.

Juga fakta menarik lain, yakni kata Arab untuk ‘gurun’ adalah Sahara, kata serupa yang digunakan untuk menamai Gurun Sahara. Kata Ibrani untuk ‘bulan’ adalah Saharon. Ini menyiratkan adanya hubungan etimologis antara dewa bulan dengan gurun-gurun/padang pasir, dan selanjutnya menyiratkan bahwa Gurun Zin dulunya bernama Gurun Sin.

Tema (atau Taima(h), Tayma), Utara Arab (27:37:60 LU ; 38:28:60 BT)

Nabonidus, Raja terakhir Babylon (555-539 SM),membangun Tema sebagai pusat penyembahan dewa bulan, terutama dewa bulan Sin.

Tema, sebagaimana banyak oasis di jalur perlintasan kafilah unta, didedikasikan pada dewa bulan. Misalnya, sebagian besar ibukota-ibukota kerajaan di Selatan Arab berada di jalur perlintasan dagang dan ziarah. Di setiap kota tersebut kuil utamanya didedikasikan pada dewa bulan dan perang. 1844 Phillips. Sheba. map inside cover.

Image
Kubus Tayma dari abad ke-6 SM. Perhatikan kepala sapi jantan dengan tanduk membentuk bulan sabit, dan bulan sabit di ujung kanan atas.

Contoh lain oasis yang didedikasikan pada dewa bulan adalah Badr. Badr dalam bahasa Arab berarti ‘bulan penuh/purnama.’ Badr berada di jalur utama perlintasan kafilah unta utara-selatan, selain Laut Merah, dan Badr berada di barat daya Madinah. Badr adalah tempat dimana Muhammad melakukan salah satu perang utamanya, disusul penjarahan. 1845 Ishaq. Sirat. pp. 289, 447.

Timna, Arabia

Lihat Mekah (tabel), di atas

Ur, Mesopotamia (30:57:22 LU ; 46:7:40 BT)

Ur adalah salah satu negara kota yang paling awal tercatat dalam sejarah. Dewa bulan dikenal dengan nama Sin atau Nanna. Ur terkenal karena ziggurat-nya

Image
The ziggurat of the moon god Nanna at Ur in Mesopotamia was built in about 2100 BC

Abraham dan keluarganya pergi meninggalkan Ur menuju Haran (Kej 11:28, 31; 15:7; Neh 9:7). Haran tampaknya merupakan kota saudara, tempat peristirahatan kafilah, serta pos dagang terdepan bagi kota Ur. Baik Ur maupun Haran dikenal melalui sejarah-sejarah kuno mereka sebagai pusat-pusat penyembahan dewa bulan.

Ur menghadapi kematiannya, sebagaimana dinyatakan Encyclopedia Britannica:

Mungkin di saat inilah [317 SM] Eufrat diubah arahnya dan dengan lumpuhnya seluruh sistem irigasi, Ur, ladang-ladangnya yang berubah menjadi gurun pasir, dan akhirnya ditinggalkan.1846 EB. accessed 15 Mar 2003. Ur entry.

Gurun Zin
Lihat Gurun Sinai, di atas.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Kritik thp Pandangan Kaum Revisionist

Kaum Revisionist menganggap Almaqah dan Sin adalah Dewa Matahari, bukan Dewa Bulan dan Perang

Hampir sepanjang masa pengkajian wilayah Arab Selatan, para ilmuwan meyakini bahwa setengah lusin atau lebih dewa-dewa utama Arab selatan adalah dewa bulan dan perang. Jacques Ryckmans baru-baru ini (2004) menulis beberapa arkeolog kini yakin bahwa Almaqah-nya Sabean dan Sin-nya Hadramaut keduanya dewa matahari, bukan bulan.1847 Ryckmans, Jacques. EB, “Arabian Religions” entry, 2004; also see Merriam-Webster’s Encyclopedia of World Religions (2000), pp. 70-71, “Arabian religions.”
Tulisan berikut akan memaparkan secara akurat dan menolak dengan tegas pandangan kaum Revisionist tersebut.

Tabel di bawah ini berasal dari artikel J.Rykman, ‘Arabian Religion,’ yang dicetak The Encyclopedia Britannica (2004):
Ryckmans' View.jpg
Jean-Francois Breton juga berpandangan seperti kaum Revisionist, namun di tahun 1999 ia berpendapat ‘Amm adalah Mercurius. Buku Breton tahun 1999, ‘Arabia Felix’ mengutip artikel yang ditulis J. Ryckmans untuk sebuah jurnal Prancis yang menyamakan ‘Amm dengan Nabu, dewa juru tulis yang simbol planetnya Mercurius.1848 Breton. Felix, p. 122 + endnote 8 found on p. 192 which refers to bibliography p. 204. It is possible that Breton confuses ‘Amm with Anbay who Ryckmans elsewhere says is like Nabu (Mercury) (Ryckmans. Anchor, v. 6, p. 172), but one would need to look at his cited sourced

Tahun 1992, Ryckmans menulis mengenai ‘Amm: “Tidak ada alasan bagus untuk menganggapnya dewa bulan1849 Ryckmans. Anchor, v. 6, p. 172.. Namun, dalam sebuah tulisan di tahun 2004, J. Ryckman merevisi sendiri pendapat awalnya , “In Kataban the national god ‘Amm, ‘paternal uncle,’ may have been a moon god.”(Di Kataban dewa nasional ‘Amm, ‘paman dari pihak ayah’ adalah dewa bulan). 1850 Ryckmans, Jacques. EB, “Arabian Religions” entry, 2004. Dapat dilihat bagaimana dalam beberapa tahun pandangan Ryckman telah bergeser ke arah pandangan tradisional.

Berikut beberapa kutipan yang meringkas pandangan kaum Revisionist bahwa Almaqah dan Sin adalah dewa matahari, bukan dewa bulan seperti anggapan tradisional selama ini. J. Ryckman menulis:

“Selain Athar [Venus] yang disembah di seluruh Arab Selatan, setiap kerajaan memiliki dewa nasionalnya masing-masing, pada siapa bangsa tersebut menyatakan diri sebagai ‘keturunan’(wld). Di Saba, dewa nasionalnya adalah Almaqah (atau Ilumquh), pelindung irigasi buatan, tuhan dari kuil federasi suku-suku Sabean, di dekat ibukota Ma’rib. Hingga baru-baru ini, Almaqah dianggap sebagai dewa bulan, dipengaruhi oleh konsep yang sekarang secara umum ditolak, bahwa kuil para dewa (Pantheon) mengandung trinitas eksklusif: Ayah Bulan, Ibu Matahari (dalam bahasa Arab kata ‘matahari’ adalah bentuk feminin), dan putra Venus. Penelitian baru-baru ini menegaskan bahwa simbol kepala sapi jantan dan motif tanaman anggur yang dihubungkan dengannya adalah simbol solar dan atribut Dionysus (anne: Dyonisius dewa anggur Yunani, Ryckmans melihat dari sudut pandang dewa-dewi Yunani), dan lebih konsisten dengan dewa matahari, pasangan laki-laki dewi matahari….1851 Ryckmans, Jacques. EB, “Arabian Religions” entry, 2004.

Image
Dionysius, dewa anggur Yunani

Joel Donnet menulis:
….Almaqah adalah dewa utama Sabean, pemilik sesungguhnya dewa ini, walau jika ada dewa lain yang setara di suku-suku sekitar. Almaqah yang diasosiasikan dengan kesuburan, pertanian dan irigasi, pertama kali direpresentasikan dengan seekor sapi jantan dan kemungkinan juga seekor Ibex. Ia [Almaqah] juga seringkali diasosiasikan dengan bulan sabit, sehingga sejumlah arkeolog—termasuk Abdu Ghaleb dan Dr. Yusuf Abdullah, ketua ‘General Organization of Antiquities, Museums and Houses of Manuscripts’—menyebutnya dewa bulan, dan sebab itu menamakan Mahram Bilqis sebagai Kuil Bulan. Tapi Bill Glanzman tidak setuju dengan pandangan ini, karena ia beranggapan bulan hanya salah satu simbol Almaqah, dan bukan yang terpenting, berdasarkan sejumlah inskripsi dari situs yang diperbaiki di sepanjang tahun 1950-an, dan kajian lapangan AFSM empat tahun terakhir: ‘Sejauh ini, bulan bahkan tidak disebut dalam teks-teks, dan kami hanya menemukan beberapa contoh bulan sabit Almaqah dalam karya seni. Kami sudah sering menemukan sapi jantan (Thawran) (anne: sapi jantan adalah simbol khas Sin , dewa bulan yg disembah di Ur dan Haran, yg jelas lebih berpengaruh di Arab Selatan daripada Yunani) yang diasosiasikan dengan Almaqah dalam prasasti-prasasti..’ 1852 Donnet, Joël. “Looking for the Queen of Sheba,” wanadoo.fr, May 2001.
J. Ryckman menulis:

…pernyataan kuno [maksudnya th.1920] Ditlef Nielsen yang mereduksi seluruh pantheon (kuil para dewa) trinitas dasar ayah-Bulan, ibu-Matahari (matahari adalah feminine di Arab), dan putra-Venus, terus mendesakkan pengaruh negatif, walaupun ini telah banyak diperdebatkan …1853 Ryckmans, Jacques. “The Old South Arabian Religion,” quoted in Daum, W. (editor). Yemen:3000 Years Of Art And Civilization In Arabia Felix. Pinguin-Verlag (Innsbruck) und Umschau-Verlag, Frankfurt/Main, p. 107

A.F.L. Beeston menulis serupa dengan J. Ryckmans dalam Encyclopedia of Islam:

Sampai ke periode awal abad ke-4 M, beberapa tidak setuju dengan reduksi berlebihan Ditlef Nielsen, yang di tahun 1920 menyatakan bahwa semua dewa-dewi di pantheon pagan tidak lebih dari variasi manifestasi trinitas astral: matahari, bulan dan bintang Venus, namun sudah tentu inilah masalahnya, ketiga sosok dewa tersebut cenderung lebih sering disebut daripada yang lainnya….1854 Beeston, A. F. L. “Saba” in Bosworth, C. E., E. van Donzel, W. P. Heinrichs & G. Lecomte, The Encyclopaedia Of Islam, 1995, v. viii, E. J. Brill, Leiden, pp. 664-665.

Dr. Christian Ditlef Nielsen (1874-1949) dihargai karena menampilkan paradigma trinitas tradisional dewa-dewi Arab Selatan di tahun 1920. Trinitas astral yang khas Arab Selatan ini (ayah-Bulan, ibu-matahari dan putra-Venus) ternyata tidak dikenal sampai akhir 1885, saat Richard Burton menulis:

Bulan adalah maskulin, kemungkinan karena kaitannya dengan dewa bulan Assiria Sin, namun saya tak menemukan penyebab mengapa Matahari (Shams) feminine.1855 Burton. Nights, vol. 4, fn. 388.

Kritik thp Pandangan Kaum Revisionist yg menganggap Almaqah dan Sin adalah Dewa Matahari, bukan Dewa Bulan dan Perang

Pandangan kaum Revisionist yang dikutip di atas, bahkan jika benar, tidak memiliki pengaruh berarti terhadap argumen Allah adalah dewa bulan. Mengapa? Karena Revisionist menyatakan bahwa hampir semua dewa utama di Arab Selatan adalah dewa bulan, hanya dua yang dewa matahari. Dengan demikian, kemungkinan besar Allah adalah dewa bulan, dan ada banyak bukti yang mengatakan Allah sesungguhnya dewa bulan pra-Islam.

Jacques Ryckman dan Jean Francois Breton adalah dua pendukung pandangan Revisionist mengenai dewa-dewi Arab Selatan yang baru belakangan terlibat dalam bidang kajian ini. Kita kutip lagi pernyataan mereka:
Jacques Ryckmans: …pernyataan kuno [maksudnya th.1920] Ditlef Nielsen yang mereduksi seluruh pantheon (kuil para dewa) trinitas dasar ayah-Bulan, ibu-Matahari (matahari adalah feminine di Arab), dan putra-Venus, terus mendesakkan pengaruh negatif, walaupun ini telah banyak diperdebatkan…
A.F.L. Beeston: Sampai ke periode awal abad ke-4 M, beberapa tidak setuju dengan reduksi berlebihan Ditlef Nielsen, yang di tahun 1920 menyatakan bahwa semua dewa-dewi di pantheon pagan tidak lebih dari variasi manifestasi trinitas astral: matahari, bulan dan bintang Venus, namun sudah tentu inilah masalahnya, ketiga sosok dewa tersebut cenderung lebih sering disebut daripada yang lainnya….

Perhatikan, untuk menjatuhkan teori trinitas Nielsen, Rycksman dan Beeston, dapat dimaklumi, terjebak dalam Argumentum ad Populum, yi, mengatakan teori Nielsen kalah dalam hal popularitas, dan Argumentum ad Verecundiam, yi, mengatakan Nielsen tidak punya otoritas atas subjek tersebut karena ke-ilmuwanan-nya telah berakhir (kuno).

Tanpa disadari Ryckmans dan Beeston membangun argumen lemah saat mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti Almaqah dan Sin adalah dewa bulan dan ada bukti yang tidak sesuai dengan teori Nielsen mengenai Almaqah dan Sin.

Nielsen, saat merumuskan teorinya sama sekali tidak melewatkan jenis bukti yang dikutip Ryckmans dan Revisionist lain. Tanaman anggur mustahil terlewatkan, dan fakta bahwa Almaqah dikaitkan dengan sapi jantan telah diketahui paling tidak sejak tahun 1955, ketika Wendell Phillips menulis:
Di Sheba kuno, sapi jantan selalu mewakili Ilumquh, yang dikenal dengan nama lain, salah satunya Thor (Sapi Jantan). 1858 Phillips. Sheba, p. 299
Bukti yang Ryckmans katakan menunjukkan bahwa Almaqah adalah dewa matahari juga dapat diinterpretasikan sesuai pendapat Nielsen bahwa semua dewa bulan Arab Selatan adalah juga dewa perang. A.F.L. Beeston mengakui dalam Encyclopaedia Of Islam:
Garbini telah membuat argumen meyakinkan untuk memperlihatkan atribut ‘Imkh [yakni Almaqah] lebih cenderung sama dengan atribut yang dimiliki dewa perang seperti dewa perang Yunani Herakles, atau dewa anggur seperti Dionysius [dewa matahari]. 1859 Beeston, A. F. L. “Saba” in Bosworth, C. E., E. van Donzel, W. P. Heinrichs & G. Lecomte, The Encyclopaedia Of Islam, 1995, v. viii, E. J. Brill, Leiden, pp. 664-665.
Dengan demikian, bukti yang Ryckmans katakan menunjukkan Almaqah adalah dewa matahari juga dapat diinterpretasikan Almaqah adalah dewa perang (perhatikan kata ‘atau’ dalam kutipan di atas). Jelas, Ditlef Nielsen lebih menginterpretasikan tanaman anggur dan sapi jantan yang diasosiasikan dengan Almaqah sebagai dewa perang dan atribut laki-laki daripada atribut solar. Nielsen menulis:
dewa utama, dewa perang nasional…ini ada di seluruh Arab Selatan, ya, hampir di semua monumen Semitik, teridentifikasi jelas tanda dewa bulan.1860 Nielsen, 1912, pp. 593-594, as translated in Krause, “Haram–Harimat.”
Hal serupa dapat dikatakan mengenai koin elang Sin, sebagaimana sapi jantan dan tanaman anggur Almaqah. Bukannya menginterpretasikan keberadaan elang sebagai tanda keberadaan solar, Nielsen justru menginterpretasikan keberadaan elang sebagai keberadaan dewa bulan dan perang atau atribut laki-laki. Bagaimanapun elang adalah simbol utama yang terdapat dalam standar perang legiun Romawi. Koin elang Sin akan dibahas mendetail di bawah.

Dapat dilihat bahwa pandangan kaum Revisionis mengenai dewa-dewi Arab Selatan dilihat dari sudut pandang Barat, setidaknya dalam hal dua dewa Arab Selatan, Almaqah dan Sin, yang diinterpretasikan dengan cara yang sama seperti dominasi dewa-dewi masa kuno Mediteranea: dewa tertinggi bukannya dewa bulan, melainkan dewa matahari, dan tanaman anggur dan sapi jantan bukannya simbol dewa perang, melainkan simbol matahari.

Teori Ditlef Nielsen membiarkan mitologi Arab Selatan menginterpretasikan dirinya sendiri terlebih dulu. Pendekatan ini tepat, terutama dalam kasus Almaqah dan Sin, karena pemujaan atas keduanya meliputi seluruh wilayah Timur Tengah dan asal-usulnya mendahului masuknya pengaruh Mediteranea ke Yaman—mungkin beberapa abad lebih dulu. Kedua, penggunaan dekorasi tanaman anggur, sapi jantan dan elang bukanlah indikator kuat apakah sosok dewa itu dewa matahari atau bulan, sebagaimana yang dibahas rinci di bagian ini.

Fakta bahwa bukti prasasti yang sejauh ini terungkap di kuil Bilqis tidak menyebutkan Almaqah sebagai dewa bulan, dapat dijelaskan melalui statistik. Karena sebagian besar prasasti musnah oleh waktu dan hanya menyisakan beberapa ratus yang utuh, kemungkinannya tipis kalau salah satunya menyebutkan hubungan astral Almaqah.

Sifat prasati-prasasti kuil itu sendiri yang terutama untuk memenuhi janji/nazar atau sebagai peringatan, sehingga hubungan/posisi astral dewa akan dianggap terlalu jelas/lazim diketahui untuk disebut dalam prasasti. Biasanya posisi astral dewa-dewi ditetapkan dari mitologi kuno, namun tidak ada literatur mitologi yang menyebutkan Almaqah atau dewa-dewa Arab Selatan lainnya. Tampaknya manuskrip tertua yang ditemukan di Yaman berasal dari era Islam—Quran.

Sejak abad ke-4 M hingga ke masa Islam, Yudaisme dan Kristen yang berperan di Arab Selatan, sehingga beberapa kuil seperti Kuil Bilqis tidak lagi digunakan. Dari abad ke-4 hingga sekarang, kuil-kuil ini tertutup dan terbuka oleh hembusan gelombang pasir, yang seringkali meninggalkan mereka dalam kemurahan hati para pembenci berhala dan para penyelamat logam dan batu. Tidak seharusnya berharap untuk menemukan banyak artefak bulan sabit dan prasasti lunar yang utuh.

Selain simbol bulan sabit dengan bulatan, prasasti kuil yang tersingkap baru-baru ini membisu mengenai apakah Almaqah dan Sin dewa bulan ataukah dewa matahari. Walaupun demikian, berikut beberapa bukti lain:

(* Para arkeolog menemukan ‘beberapa contoh bulan sabit Almaqah dalam karya seni’ (lihat kutipan Joel Donnet di atas) di kuil Bilqis. Salah seorang arkeolog menulis ttg kuil Almaqah, atau Bilqis: “Di dekat bagian atas tugu batu yang bagus terdapat pahatan indah bulan sabit dengan bulatan matahari ….selama sekitar 2500 tahun, pilar ini berdiri kokoh di atas pasir dekat Marib….1861 Phillips. Sheba, pp. 226-227.

(* Altar kuil Hadramawt memiliki simbol bulan sabit dan lingkaran bola dan juga simbol altar Venus. 1862 Crescent-and-orb (Thompson, Moon, p. 55, plate Lxviii); and Venus altar carving (Thompson, Moon, pp. 50-51, plates xviii and xxi). The Venus-altar carving is illustrated in this Moon-o-theism book in relation to the Dome of the Rock (see the Thumbnail Gallery).

(* Sangat sedikit, kalaupun ada, cakram dengan tanda sinar solar ditemukan di kuil Almaqah dan Sin.

Image
Kalung emas dari era Kerajaan Saba, Yaman, memperlihatkan symbol bulan sabit

Semua ini menunjukkan bahwa Almaqah dan Sin adalah dewa bulan, bukan dewa matahari.

Dalam pandangan Ryckmans, Almaqah adalah dewa matahari dan Shams adalah dewi matahari. Dalam artikelnya untuk Encyclopedia Britannica, ‘Arabian Religions,Ryckmans tidak menyebutkan pendapatnya siapa persisnya dewa bulan di Saba, walaupun dewa bulan ada disebutkan dalam prasasti.

Menurut Ryckmans, ada dua sosok dewa matahari penting di Saba. Pandangan tradisional tampaknya lebih masuk akal, bahwa di setiap tempat di Arab Selatan, trinitas matahari-bulan-Venus ditempati oleh sosok dewa terkemuka dan tak diragukan lagi posisi tersebut ditempati oleh: 1. Almaqah sebagai dewa bulan 2. Shams sebagai dewi matahari dan 3. Athtar sebagai Venus.

Baik Sin maupun Almaqah paling sesuai di posisi mereka dalam trinitas astral sebagai dewa bulan, daripada dewa matahari, dan masing-masing berdasarkan alasan serupa: posisi matahari telah ditempati sosok dewi matahari utama, dan jika Sin serta Almaqah adalah dewa matahari, tidak ada dewa utama yang menonjol untuk menempati posisi dewa bulan dalam trinitas.
slomo
Posts: 112
Joined: Mon Jan 24, 2011 4:07 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by slomo »

[/quote]Terjemahan menyusul, Anne lagi baca-baca dulu O:)[/quote]

Buku asli beli dimana An....
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Hai Slomo...
Saya baca-baca dari sini
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

[......] lanjutan Bab 2
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Bab 4
Kitab Suci Moon-o-theistik


Warisan Masa Lalu Pagan Muhammad

Ibn Al Kalbi (d. 821-822 M/206 H) menyatakan bahwa suatu ketika sebelum 610 M, Muhammad mempersembahkan korban pada tuhan palsu. Lebih dari satu tradisi yang menyatakan bahwa Muhammad mempersembahkan korban pada Venus. Tradisi-tradisi ini terlihat mengindikasikan saat itu, sebagai seorang dewasa yang mandiri, Muhammad mengakui:

Aku mempersembahkan seekor domba putih kepada Al ‘Uzza [Venus], sewaktu aku mengikuti agama kaumku
2256 Al Khargusi. Sharaf Al Mustafa, as cited by Peters. Origins. p.127
2257 Al Kalbi. Idols. pp.16-17


Tahun 605 M, Muhammad masih terlihat menganut agama aslinya, dan bahkan punya peran berarti dalam rekonstruksi Kabah di Mekah. Hingga ia berusia 40 tahun, tahun 610 M, saat ia menerima panggilan kenabian dari malaikat Jibril. Kemudian ia memulai 22 tahun karir sebagai nabi hingga kematiannya di tahun 632 M.

Mungkin ada yang berkata bahwa Quran memperlihatkan tuhannya Muhammad adalah Yahweh, karena isinya merefer ke literatur Yahudi dan Kristen. Namun, yang sesungguhnya adalah sebagian besar surah-surah awal Mekah dipenuhi dengan kandungan astral. Ini merefleksikan bagaimana Mekah merupakan pusat penyembahan astral kaum pagan, yang hampir-hampir tak tersentuh pengaruh Yahudi dan Kristen.

Hanya saat Muhammad bertemu dengan kaum Yahudi di Mekah-lah, sejumlah kandungan Yahudi disisipkan ke Quran. Tidak sampai setengah tahun kemudian di Medinah , selama tahun-tahun terakhir kehidupan Muhammad—beberapa kandungan Kristen disisipkan dalam Quran, sebagaimana yang ditulis Muir:

Fitur baru dan utama surah-surah ini adalah hubungan erat yang bersemi antara Mahomet dan agama Yahudi…..Hingga ke periode ini [tahun ke-5 hingga ke-10 “Misi” Muhammad, yakni 615-620 M] sama sekali tak pernah menyebutkan mengenai Kitab Suci Kristen. Sumber-sumber informasi yang ada hingga saat itu kemungkinan belum lengkap….2258 Muir. Life. vol.2, ch.5, pp.183, 189

Pernyataan-pernyataan mengenai kehidupan Kristus sangat tidak memadai dan bercampur dengan fabel. Hebatnya lagi, ayat-ayat mengenai kejadian tersebut hanya muncul di tahun-tahun terakhir nabi di Medinah. 2259 Muir. Life. vol.2, ch.7, p.283.

Ini memperlihatkan bahwa dewa Allah Muhammad adalah dewa bulan Mekah, namun kemudian Muhammad mencoba mengatakan Allah adalah tuhan Bible juga.

Ajaran Muhammad selama 5 tahun pertama masa kenabiannya tidak terlepas dari paganisme astral, sebagaimana dibuktikan oleh banyak judul Surah, sisihkan dulu isinya:

Beberapa surah pagan astral Mekah:
Astral&Pagan Surah.jpg

Image
URUTAN PENULISAN SURAT menurut Noeldeke: surat pertama adalah Surat 96, surat kedua adalah Surat 74 dst.

Muhammad tidak memulai Islam dengan bersih. Agama astral yang telah mengisi hidupnya hingga usia 40 tahun meresap dalam agama barunya sampai kematiannya di usia enam puluh dua. Selama dua pertiga masa hidupnya Muhammad penganut setia pagan yang secara tetap mempersembahkan korban pada dewa-dewa pagan.

Ketika Muhammad menjadi seorang nabi, ia salah mengira si dewa bulan Allah adalah Yahweh dalam Alkitab. Lantas, Muhammad mencampur beberapa konsep Yahudi ke dalam agama dewa bulan dimana ia dibesarkan dan ia kenal dengan baik.

Muhammad tetaplah seorang penyembah dewa bulan di dalam hatinya, dan ini mempengaruhi perkembangan Islam, agama Yahudi-Pagan, misalnya:

- Muhammad berkata bahwa dewa-dewa astral adalah benar-benar malaikat laki-laki yang saleh (Q 43:16-20; Q37:149-153; Q52:39; Q53:19-21, 26-27). Ini berlawanan dengan bagaimana Musa dan para penulis Perjanjian Baru, membuka kedok dewa-dewa astral yang adalah iblis (Deu 32:17; Psa 106:37; ICo 10:20-21).

Q 43:16-20, Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki. ... Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.

Q 37:149-153 …. "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?

Q 52:39 Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki?

Q 53:19-21, 26-27 Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan.

- Mengenai seks dan perceraian, Muhammad secara selektif mengikuti contoh-contoh Abraham dan Salomo (Gen 25:6 IKi 11:03). Muhammad memilih untuk mengabaikan contoh Adam dan Hawa dan juga ucapan Yesus bahwa perkawinan seharusnya monogami (Mat 19:7-9; Mar 10:4-9). Tak diragukan, pandangan Yesus mengenai perkawinan adalah salah satu alasan mengapa si bandot tua Muhammad hanya memberi sedikit tempat untuk Yesus dan Perjanjian Baru.

Andai Muhammad mampu memulai Islam dengan catatan yang bersih dari agama astral, sumpahnya akan seperti sumpah Kristen Yaman, sebagaimana yang ditulis Trimingham:

‘Abd Al Malik Ibn Marwan. Mengenai dia seorang Afghan berkata: ‘Aku melihatnya sebagai seorang Kristen karena kutemukan dalam puisinya ia bersumpah demi Injil [PB], Burhan [bukti nyata] dan Iman, sumpah seorang Kristen’ (Aghani, VI. 151). 2260 Trimingham. Arabs. p.284

Bukannya bersumpah sebagaimana orang Kristen, Muhammad bersumpah seperti mendukung astralisme. Quran mempunyai sumpah demi malam: Q84:17 ‘dan dengan malam dan apa yang diselubunginya’; Q86:1 ‘Demi langit dan yang datang pada malam hari’ Q 89:4 dan malam bila berlalu. Q 93:2 dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), demi matahari: Q91:1 Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, demi matahari terbit: Q89:1 Demi fajar, Q93:1 Demi waktu matahari sepenggalahan naik, demi matahari terbenam: Q84:16 Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja, demi bintang: Q53:1 Demi bintang ketika terbenam, Q81:15 Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, meteor: Q56:75 Yusuf Ali: Furthermore I call to witness the setting of the Stars, dan konstelasi (Q85:1 Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. Muhammad bahkan bersumpah demi bulan (Q74:32 Demi bulan; Q84:18 dan dengan bulan apabila jadi purnama Q 91:2 dan bulan apabila mengiringinya,)

Selain sumpah astral, surah Quran 53, 54 dan 81 berbau astralisme. Bersumpah demi Allah, sang dewa bulan tepat di dekat Dinding Hatim Kabah yang berbentuk bulan sabit, adalah sumpah tertinggi di masa pra-Islam (Q6:109; Q16:38; Q24:53; Q35:42). Bahkan di masa-masa awal Islam, sumpah-sumpah juga menyebutkan Dinding Hatim berbentuk bulan sabit, sebagaimana dibuktikan dalam ‘Thousand and One Nights’:

Demi Allah yang Mahabesar, Tuhan sumur Zamzam dan [Tuhan] DInding Hatim, hanya ia yang kutakuti Yang Mahakuasa, Maha Tinggi. 2261 Burton. Nights. vol.7 (see the sentence annotated by fn.271).

Image
Umat Islam mengelilingi Kabah dan Dinding Hatim Bukan Sabit

Apakah Allah Dewa Perang dari Masa Pra-Islam

Mungkin ada yang neragukan apakah Allah dewa perang dari masa Pra-Islam karena surah-surah awal Mekah bernada damai, dan Muhammad serta pengikutnya pada mulanya orang-orang yang damai. Namun, ini kisah basi bagaimana umat Islam berpura-pura damai agar Islam tampak baik. Ayat-ayat perang di surah-surah awal Mekah serta karakter perang di awal kelahiran Islam dibahas di bagian lain (lihat Daftar Isi).

Muhammad secara Selektif Mengkopi Nilai-nilai yang dipraktekkan Abraham dari Sinkretisme Paganisme dan Yahwisme

Dari kisah Alkitab dimana Hagar diputuskan untuk menjadi ibu cadangan, menjadi jelas bahwa Abraham dan Sarah membuat aturan mereka sendiri (Kej.16:1-3). Yahweh tidak memberikan perintah mengenai monogamy, namun Ia telah memberikan contoh monogami sejak Adam (Rom 5:14; Mat 19:8)

Gagasan ibu cadangan tersebut sebagian berasal dari praktek budaya asli pagan, dan sebagian lagi karena Abraham dijanjikan akan memiliki keturunan dari benihnya sendiri (Kej 15:4). Dengan kata lain, Sarah menjadikan Kej 15:4 sebagai nubuatan yang ia penuhi sendiri, sebagaimana Yakub juga di kemudian hari menjadikan Kej 25:23 sebagai nubuatan yang ia penuhi sendiri (Kej 27:36).

Selanjutnya, Yahweh berfirman keturunan Abraham akan lahir dari Sarah (Kej 17:16). Ini berarti gagasan ibu pengganti adalah kesimpulan yang salah.

Karena Abraham berasal dari budaya agama astral, Yahweh tampaknya menggunakan gambaran agama astral untuk mendeskripsikan mengenai keturunan Abraham. Yahweh berkata bahwa keturunan Abraham akan seperti bintang-bintang di langit (Kej 15:5)

Sarah mungkin mengira bahwa dapat diterima bila bersandar pada praktek fertilitas agama astral yang lazim dalam budayanya, karena:
Dalam teks Nuzu, tujuan utama perkawinan adalah jelas untuk menghasilkan keturunan…Cukup sering perjanjian perkawinan mengharuskan seorang istri yang ternyata mandul, untuk menyediakan selir bagi suaminya, melalui siapa ia bisa mendapatkan ahli waris. Salah satu ketentuan dalam perjanjian tersebut berbunyi:
….Posisi istri umumnya terlindungi oleh perjanjian, dengan demikian selir berstatus inferior dalam rumah tangga.
Abraham sangat khawatir ketika Sarah memutuskan untuk mengusir Hagar dan Ismael, karena tindakan tersebut bertentangan langsung dengan hukum Nuzu. Namun, Sarah bisa melakukan pembelaan berdasarkan aturan hukum Sumeria kuno, Lipit-Ishtar (~1850 SM) yang menyatakan bahwa kemerdekaan yang diperoleh seorang budak adalah kompensasi yang layak untuk tindakan pengusiran. 2262 Harrison, R.K. The Archeology of the Old Testament. Harper & Row. NY, 1963, pp.26-27

Berdasarkan praktek ibu cadangan serta praktek perbudakan dan permaduan Abraham, dapat dilihat bahwa Abraham dan Sarah membuat keputusan etika sebagian bersandar pada hukum dan moralitas yang lazim diterapkan di pusat-pusat pemujaan dewa bulan di Ur dan Haran. Hukum dan aturan moral penduduk Kanaan yang memuakkan leluhur (Kej. 15:16; 27:46—28:8).

Abraham mungkin membatasi diri dengan satu istri berdasarkan contoh Adam (Kej 2:22-24; Mat 19:7-9; Mar 10:4-9), namun kemudian tersandung moralitas dewa bulan yang lazim di Timur Tengah dengan memperbolehkan mengambil beberapa selir (Kej 25:6).

Bahkan Musa tidak menganggap Abad Perunggu tersebut sebagai waktu yang tepat untuk melarang perceraian (Mar 10:5) ‘Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu,’ poligini (Ul 21:15), perbudakan dan perhambaan (Kel 21). Musa hanya mengatur praktek-praktek semacam itu, bukan memperbolehkan, memaafkan, atau menganjurkan. Israel adalah satu-satunya tempat di dunia dimana budak memiliki perlindungan (Kel 21:20-21; Im 19:20, 22:11, 25:39-41; Ul 21:11, 23:15). Di kemudian hari Rasul Paulus berkata bahwa pedagang budak berada di level yang sama dengan pezinah, pendosa, pendusta, pembunuh, dsbnya (ITim 1:9-10 [NIV]).

Nilai-nilai Abrahamik

Banyak umat Islam menginginkan Barat menyesuaikan terminologi mereka agar lebih inklusif. Daripada mengatakan Barat dibangun di atas nilai-nilai Yahudi-Kristen, umat Islam menginginkan semua orang mengatakan nilai-nilai ‘Yahudi-Kristen-Islam’ atau cukup ‘nilai-nilai Abrahamik.’ “Bagaimanapun,” kata umat Islam,”ketiga agama dunia tersebut berakar dari Abraham.” 2263 Spencer, Robert. “Judeo-Christian-Islamic Values?” FPM, 26 May 2003.

Alasan mengapa frase ‘Yahudi-Kristen’ digarisbawahi adalah karena Yahudi dan Kristen memahami bahwa dalam batas tertentu, ada kesamaan, kesetaraan, dan saling melengkapi dalam nilai-nilai moral yang dianut keduanya. Misalnya:

- Keduanya mengikuti Sepuluh Perintah, walaupun dengan perbedaan interpretasi.
- Kristen monogami, dan demikian pula dengan hampir semua Yahudi. Ashkemazi, atau Yahudi Eropa menjadikan monogami sebagai aturan di abad ke-11M. 2264 Smith, Christopher. “Polygyny’s Practice Stirs Debate in Israel

Poligini bertentangan dengan hukum Yahudi di Israel modern, namun beberapa orang Israel Arab adalah poliginus. Umat Kristen monogami sesuai aturan. Yesus dan Paulus berkata bahwa gagasan ideal Tuhan untuk perkawinan adalah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan (Mat. 19:5, 8). Lagipula, pria poliginus dilarang menjadi penilik jemaat, diaken dan penatua (Ef 5:31,33; ITi 3:2,12 ; Tit 1:6). Pelarangan tersebut perlu karena banyak anggota jemaat yang Yahudi dan yang dulunya Pagan selama masa kerasulan.

Umat Kristen lebih mengikuti aturan Musa Kedua dan Yang Lebih Besar, Yesus. Kristen tidak terikat aturan kegiatan seremonial, kehidupan bermasyarakat, dan tempat ibadah Yahudi (Yoh 4:21-23). Serupa dengan itu, Yahudi memutuskan banyak dari aturan hukum Musa tidak lagi sesuai diterapkan di masa kini, sebagian besar karena bait suci telah hancur dan negara Yahudi berakhir tahun 70M. Sejak saat itu, praktek Yudaisme dalam banyak hal berangsur-angsur menyamai Kristen.

Yahudi tidak lagi teokratis, dan kebebasan beragama dikenal di Israel sekarang, namun ini tidak meresap ke dalam hukum dan masyarakat Israel sepenuhnya sebagaimana di negara lain. Di masa Perjanjian Lama, imam-imam bertanggung jawab atas pelaksanaan ritual sehari-hari, namun penguasa yang mengadili masyarakat (Ul 17:3-5)

Yesus juga membangun doktrin Dua Kerajaan, Kerajaan Dunia dan Kerajaan Surga, ketika ia berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan.” (Mat 22:21). Yesus dan kemudian Paulus, melegitimasi ‘Pemerintahan Dunia,’ apakah mereka pagan atau tidak, sepanjang mereka lebih membuat takut pelaku kejahatan daripada membuat takut warga yang taat hukum (Rom 13:1-4).

Teokrasi adalah bagian dari Perjanjian Lama dimana umat percaya diperlakukan seakan mereka hamba atau kanak-kanak (Gal.3:24-25, 4:1-6). Di bawah Perjanjian Baru, umat Kristen diperlakukan sebagai orang yang dewasa secara spiritual daripada anak kecil atau hamba, karena umat Kristen diperanakkan menurut Roh dan dikaruniai Roh yang melimpah. (Yoh 14:16, 26 ; 15:26 ; 16:7 ; Gal. 3:2, 3, 5, 14 ; 4:6, 29).
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Apakah Kristen secara Moral sama dengan Islam?

Dengan memahami informasi di atas, membantu untuk menolak pernyataan keliru dan kasar di ‘The Jerusalem Post’:
Alasan Kristen tidak membunuh atau menganiaya Yahudi lebih lanjut bukanlah karena perbedaan-perbedaan [antara ketiga agama monoteistik besar] telah diatasi, namun karena mereka terutama hidup dalam masyarakat demokratis yang dalam skala berbeda menerapkan pemisahan antara gereja dan negara, dan dimana diskriminasi agama telah ditiadakan. Islam radikal juga akan berkurang saat negara-negara Islam menapaki jalur perkembangan serupa. 2265 Ben David, Calev. “Snap-Judgement: There’s something about Mary,” jpost.com, 31 Dec 2003
Sayangnya, ulasan editor di atas bicara mengenai pemisahan gereja dan negara sebagai sebuah kebijakan yang diberlakukan terhadap Kristen, bukannya sebagai suatu kebijakan yang diwarisi negara-negara modern dari Kekristenan (Mat 22:21). Satu-satunya yang berubah adalah para elit totaliter telah memanfaatkan ruang sidang serta doktrin pemisahan gereja dan negara untuk membajak sistem sekolah, serta mengubahnya menjadi alat propaganda dan menghidupkan kamp cuci otak yang mengajar anak-anak mengenai kehebatan sosialisme, evolusionisme, multikulturalisme, relativisme moral dan political correctness.

Jika evolusi sedemikian gamblang dan tak terbantahkan, mengapa tidak menggunakan buku-buku teks evolusi sejak dari empat puluh atau lima puluh tahun lalu? Apakah lapisan-lapisan bumi yang mengandung fosil-fosil mengubah susunan mereka setiap beberapa tahun? Ataukah alam berevolusi begitu cepat sehingga buku-buku teks evolusi menjadi usang hanya dalam satu dekade?

Sidang telah menyalahgunakan, baik pengetahuan maupun pemisahan doktrin gereja dan negara, karena jika tidak ada Bible, ilmuan sekarang sedang meneliti secara serius teori penciptaan semesta, dan teori tersebut akan dianggap sains dan rekayasa ulang, sama sekali bukan agama. Namun, karena Bible berkata alam semesta diciptakan, sidang menganggap gagasan alam semesta diciptakan sebagai agama bukan sains, sehingga cabang penelitian tersebut tidak mendapat dana ataupun diajarkan di sekolah-sekolah umum.

Sangat jauh dari menjadi obat mujarab, potensi demokratisasi dan sekularisasi masyarakat Islam justru harus menjadi perhatian serius, karena, hanya setelah para evolusionis membajak sistem pengajaran publik, dan hanya setelah kekuasaan para sekularis maju ke depan-lah, maka terjadi genosida Armenia di Turki (Turki Muda), holocaust di Eropa, dan genosida di bawah Stalin, Mao dan para diktator lain.

ImageImage
kiri: Genosida Armenia; kanan: Muhammad menyaksikan pembantaian Banu Qurayza

ImageImage

Pembunuhan Yahudi adalah antithesis dari pesan kasih Tuhan dalam Perjanjian Baru. Pembunuhan Yahudi sangat kompatibel dengan 164 ayat perang dalam Quran.

Di masa lalu, Kristen membunuh Yahudi hanya ketika masyarakat Barat tergelincir dari norma-norma kasih yang ada di Perjanjian Baru, mengabaikan ajaran mengenai Perumpamaan benih ilalang dan mengikuti filosofi-filosofi lain, hanya Kristen di kulitnya saja. Harus dicatat, para bajingan seperti Nazi seringkali dianggap Kristen, padahal justru mereka merendahkan Kristen dan ingin melenyapkannya.

Terkait pernyataan Ben-David bahwa Islam akan mengikuti Kristen menapaki jalur pemisahan antara gereja dan negara—ini diragukan. Idealnya, Yahudi memiliki monarki konstitusional karena ini yang Musa perintahkan (Ul 17:18-19 ; 31:28; 2Raj 23:2-3).

Umat Kristen Barat membangun bentuk pemerintahan yang lebih baik, karena masyarakat membaca Perjanjian Baru. Perjanjian Baru mengajarkan pemisahan antara gereja dan negara, atau sebutan lebih baik, Doktrin Dua Kerajaan: Gereja yang diperintah Kitab Suci, dan Negara yang diatur penalaran yang benar.

Kebalikannya, pemerintahan Islam yang sangat buruk muncul karena yang memerintah membaca literatur kebencian yang bernama Quran. Pemerintahan hanyalah refleksi nilai-nilai dan pandangan masyarakatnya, malangnya, umat Islam mendapatkan nilai-nilai dan cara pandang mereka dari Quran. Seperti ungkapan ‘Rakyat mendapatkan pemerintahan yang memang layak bagi mereka,’

Tidak seperti Perjanjian Baru, Quran tidak memisahkan antara Mesjid (Agama) dan Negara. Malah Quran mempromosikan ide Kekalifahan yang teokratis, yang secara sistematis mendiskriminasi monoritas melalui hukum syariah, serta mencoba menaklukkan dunia kapan saja mereka punya celah kesempatan.

Quran, dengan 164 ayat-ayat Perangnya bersifat genosid dan etnosid, sehingga penguasa Islam yang memerintah para pembaca Quran cenderung represif, etnosid dan genosid—sesuai tuntutan situasi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahkan kalaupun ada pemisahan antara agama dan negara di negara-negara Islam, pemerintahan tersebut akan dianggap murtad atau kafir yang sedang memegang kekuasaan. Tampak bahwa pemerintahan semacam itu tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapat dukungan. Umat Islam cenderung memilih pemerintahan Islamis yang menerapkan hukum syariah.


Kebebasan berbicara adalah Nilai Judeo-Kristen, bukan Islam

Pemisahan gereja dan negara bermakna tiadanya teokrasi, sehingga kebebasan berbicara berkuasa, walaupun topik pembahasannya mengenai agama. St. Paulus menyatakan pemikiran rasional dalam kebebasan berbicara dalam konteks agama. Paulus menyatakan bahwa para pendukung kebenaran dapat diidentifikasi melalui diskusi dan debat: Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji (have God’s approval).

Mungkin, pendukung kebebasan berbicara modern yang paling eksplisit dan konsisten, John Stuart Mill (1806-1873), terinspirasi kata-kata Paulus. Stanley Kurz menulis:
Gagasan kebebasan berbicara serta konsep terkait dari kebebasan akademis, berasal dari ‘On Liberty’nya John Stuart Mill. Dalam karya besarnya itu, Mill memperlihatkan bahwa kebebasan berbicara merupakan dasar pemikiran dari kebutuhan masyarakat untuk menemukan kebenaran. Dengan melarang opini yang benar, kita menghilangkan dari diri kita sendiri kesempatan untuk mengganti kesalahan dengan kebenaran. Tetapi, dengan melarang opini yang keliru, ungkap Mill, kita kehilangan sesuatu yang sama berharganya: persepsi kebenaran yang lebih jelas, yang dihasilkan dari benturannya dengan kesalahan. Jika tidak ada lawan untuk menguji gagasan-gagasanmu, kata Mill, maka engkau harus menemukan argumen yang menentang keyakinanmu.2266 Kurtz, Stanley. “Reforming the Campus: Congress targets Title VI,” NRO, 14 Oct 2003.

Image Image
vs.
Image Image

Kebebasan berbicara dan beragama sangat jelas, bahkan di masa lampau Tuhan membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukannya tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebaikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur, dan memuaskan hati dengan makanan dan kegembiraan. (Mat 5:45; Kis 14:17; 17:30). St. Stefanus berkata bahkan selama masa 40 tahun di gurun, saat Yahweh mengirim Manna, Israel masih juga menyembah tuhan palsu (Kis 7:42). Ketika Israel melakukan kesalahan yang menyedihkan ini, Yahweh memisahkan diri agar tidak membinasakan mereka (Kel 33:3,5).

Bahkan dalam pemerintahan teokratis Israel kuno, orang-orang bebas untuk keluar, dan memang banyak yang melakukannya. Sebagian besar isi Perjanjian Lama adalah mengenai bagaimana tak berdaya dan tak dihiraukannya para nabi yang memperingatkan orang-orang mengenai upah dosa selama ribuan tahun.

Beberapa mengatakan bahwa Perjanjian Lama adakalanya terlihat sangat kejam, namun tak sebanding dengan kekejaman begitu nyata yang dipromosikan Quran, atau yang setiap saat diberitakan di surat kabar. Ayat-ayat kekerasan dalam Perjanjian Lama tidak melibatkan genosida atau etnosida seperti pembunuhan atas nama Islam, Nazisme atau Komunisme.

Hampir semua hukuman di Perjanjian Lama terjadi dalam jangka waktu panjang dan tidak langsung dari tangan Yahweh. Musuh abadi di diri Israel sendiri-lah yang menyebabkan sebagian besar penderitaan yang tercatat dalam Perjanjian Lama, seperti Pengasingan ke Babilonia. Ini berarti bahwa Tuhan memberikan kedamaian dan perlindungan pada Israel, namun apabila Bapa yang memberi perlindungan tersebut disingkirkan dan Israel keluar dari perlindungan Yahweh, maka penderitaan-lah yang menghampiri mereka.

Sebaliknya, Quran ditulis dalam jangka waktu 23 tahun, dan langit menolong siapapun yang ragu untuk masuk ke Islam (dengan paksaan). Dalam Islam, sebagian besar hukuman yang dijatuhkan pada orang yang kafir datang langsung dari tangan umat Islam atas nama Muhammad. Tak heran, konsep kebebasan bicara Jude-Kristen tidak ada dalam dunia Islam modern yang teokratis.

Yang mengejutkan, Barat justru mengimpor banyak ekstrimis (yi. literalis) dari Timur Tengah. Para simpatisan teroris Islam ini berada di banyak universitas, di jurusan Kajian Timur Tengah, yang hampir semuanya dibiayai oleh pajak rakyat dan bebas pajak.

Situasinya sama dengan saat Perang Dingin (1917-1991M), dimana posisi di banyak universitas dijabat oleh para simpatisan komunis. Barry Rubin menulis mengenai situasi sekarang:

Yang sama mengejutkan adalah lemahnya kekuatan liberal yang tersisa. Tidak ada teoritikus liberal atau reformis yang bisa menggembleng (mengkonfrontir) orang-orang dari dunia Arab. Tidak ada buku-buku utama yang menyajikan manifesto untuk keseimbangan, dan tidak ada partai politik atau gerakan yang memiliki kekuasaan untuk mendorong terjadinya perubahan demokratis….

Bertentangan dengan apa yang dikatakan banyak orang, Timur Tengah telah menjadi lebih efektif dalam mengekspor pemikiran otoriter dan ekstrimis (yi. literalist) ke Barat dibanding Barat mengekspor pemikiran demokratis ke Timur Tengah.

Lihatlah contohnya: gelombang anti-semit global; pemikiran sempit sinting yang banyak dianut di Eropa dan Amerika; kaum intelektual yang minta maaf pada terorisme; liputan media yang semakin hari semakin aneh bin ajaib; aktivitas Islam radikal di Eropa; dan cara-cara kajian atas Timur Tengah diajarkan di ruang-ruang kuliah universitas. Siapa yang lebih berpengaruh pada siapa? 2267 Rubin, Barry. “The Region: Arab Liberals—endangered species,” jpost.com, 16 Dec 2003.

Para staf, ‘pengikut sejati’ Islam di jurusan Kajian Timur Tengah sungguh merupakan anugrah bagi para teroris. Jelaslah, ini berarti Perang terhadap Terorisme akan berlangsung lebih lama, sama halnya dengan mengisi posisi staf universitas dan surat kabar dengan para simpatisan komunis yang membuat Perang Dingin menjadi berlangsung puluhan tahun. Contohnya, bagaimana mungkin Quran dan 164 ayat-ayat Perangnya tidak dicabut legitimasinya segera saat ‘penelitian akademis terhadap Quran tertinggal berabad-abad di belakang kajian akademis terhadap Bible’”2268 Schub, Michael B. “That Which Gets Lost in Translation,” Middle East Quaterly, meforum.org. Fall 2003.

Sebelum PD II, para simpatisan Nazi dan komunis di universitas-universitas dan surat kabar membuat Amerika berada dalam keadaan terisolasi dan berada di luar perang sejenak, dan penundaan ini berujung pada Amerika mempersenjatai komunis Rusia. Ini memungkinkan komunis menyetir Eropa Timur untuk mengakhiri PD II, yang menurut banyak professor dan jurnalis oke-oke saja.

Komunis, yang terus memposisikan diri mereka sebagai ‘kaum liberal kampus,’ mengorganisasikan hampir semua demonstrasi yang menentang perang terhadap komunis Vietnam, dan menentang perlombaan senjata dengan komunis. Sangat mirip, muslim mengorganisasikan hampir semua demonstrasi di kampus-kampus. Demontrasi-demontrasi ini menentang perang terhadap negara-negara penampung para teroris, memerangi terorisme dan mengajukan kritik terhadap Islam berarti menentang hukum.

Dewasa ini, para dosen Marxist dan Islamis mengajar berdampingan, karena miskinnya pemikiran di negara-negara Islam, hampir semua akademisi Timur Tengah dan Dhimmi mengantri untuk mengajar Karl Marx, Michel Foucault (1926-1984) dan Edward Wadi Said (1935-2003).

Para professor totaliter ini percaya bahwa setiap persaingan dan pasar bebas bersifat oppresif, apakah produk yang dibeli atau dijual berupa benda atau ide. Untuk mempertahankan semangat anti kompetisi mereka, para professor totaliter sukses membekukan semua pemikiran universitas dan keilmuan yang tidak sesuai dengan versi pemikiran ortodoks mereka.

Professor simpatisan Islamist ini juga menikmati pembunuhan karir akademis siswa yang memiliki pemikiran konservatif dengan memberikan mereka nilai sedang/cukup. Siswa-siswa yang tidak menentang kontrol atas pemikiran mendapat nilai-nilai bagus, sementara siswa-siswa yang melakukan “kejahatan pemikiran” dengan berpikir bebas dihukum dengan memberikan nilai-nilai jelek. Pengamatan ahli memperlihatkan bahwa siswa-siswa dan sarjana konservatif yang termarjinalkan atau tersingkir sepenuhnya dari komunitas akademis, cenderung berakhir di lembaga riset/think-tanks atau bekerja untuk pemerintahan.

Mungkin sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, universitas-universitas pembangkang menjadi otokratis, rejim satu partai—benteng totaliter yang menodai setiap bentang halaman demokrasi. Ancaman yang lazim terdapat di semua ideologi utama yang populer di kampus adalah keterlibatannya dalam totaliterianisme dan kematian massal. Para professor, tampaknya menemukan kalau “ide-ide indah membunuh” ternyata sangat menarik. Kematian-lah yang menyebabkan:

(* Environmentalisme menjadi populer di kampus, karena melibatkan penurunan jumlah populasi manusia, dari dua pertiga menjadi dua milyar.

(* Aborsi, euthanasia serta dorongan bunuh diri merupakan ritual sakral bagi para akademisi.

(* Hukuman mati dipandang rendah di kampus, karena para narapidana pembunuh dan diktator yang jatuh adalah pahlawan bagi para akademisi.

(* Evolusionisme dan Seleksi Alamiah adalah teori yang tak diragukan lagi di kampus.

(* Komunisme Marxist populer di kalangan professor karena membunuh 100 juta orang kurang dari satu abad. 2269 The Black Book of Communism: Crimes, Terror, Repression, as quoted by Reedy, Jeremiah. “The Black Book of Red Blood,” FPM, 8 Oct 2003.

(* Hari libur anti-Christmas yang disebut Kwanzaa dan ditemukan oleh para penjahat, menjadi populer di kampus karena merayakan prinsip-prinsip kolektif Marxist, yang dibayar dengan kebebasan individu. (bhs Swahili: Uhuru). 2270 Rosendall, Richard J. “Shopping for Roots,” FPM, 24 Dec 2003.

(* Penyebab timbulnya Islamist, Jihadist dan teroris menjadi populer, seiring pemboikotan secara ekonomis dan akademis terhadap korban-korban utama teroris.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Kesetaraan Semua Laki-laki dan Perempuan adalah Nilai Judeo-Kristen

Ada lebih banyak lagi yang bisa disebutkan terkait nilai Judeo-Kristen versus nilai-nilai pagan Islam. Contohnya, nilai-nilai Judeo-Kristen sebagian besar berakar dari ajaran bahwa baik laki-laki maupun perempuan diciptakan seturut gambar Tuhan (Kej. 1:26-27; 9:6). Keyakinan ini menjadikan posisi perempuan setara dengan pria dalam masyarakat. Juga, karena manusia diciptakan seturut gambar Tuhan, maka menganut keyakinan atau opini ortodoks tidak dianggap lebih penting dibanding penghargaan atas hidup manusia, karena hidup manusia adalah berharga dimata Tuhan.

Karena hidup itu berharga, Tuhan sabar dengan mereka yang berdosa dengan harapan mereka akhirnya mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia (Kis 17:27). Juga, Yahweh memelihara umat percaya seperti biji mataNya (Ul.32:10; Mz 17:8; Am 7:2 ; Za 2:8).

Tentu saja, jika lambang sosok tuhan berupa bulan sabit berujung tajam, maka hidup dan opini manusia amatlah murah. Karena bulan akan terus terbit dan terbenam tak perduli apakah penyembelihan massal terjadi tepat di bawah sinar bulan. Sang dewa perang bahkan tidak pernah muncul untuk mempertanyakan setiap kekejaman luarbiasa yang terjadi di bawahnya.

Simbol Islam bisa saja menjadi arit/sabit, alat penuai panen yang damai; daripada menjadikannya alat pembunuhan atau scimitar (pedang yang sisi tajamnya di bagian lengkung).

Umat Islam memiliki buku yang menghasut mereka untuk mengancam orang lain dengan pisau, pedang dan senjata lain. Malah, foto-foto berbagai parade di Timur Tengah memperlihatkan segerombolan umat Islam marah yang memegang pisau belati, parang atau senapan di satu tangan dan Quran di tangan lain. Ini benar-benar selaras, karena Quran adalah literatur dewa bulan dan perang.

Image Image

Tidak heran, Quran tidak memiliki solusi konstruktif atas permasalahan kondisi manusia. Jawaban Quran terhadap masalah yang dihadapi untuk mengubah keyakinan seseorang atau untuk menjaga ketertiban adalah dengan membunuh atau memotong. Solusi hukum syariah untuk sebagian besar masalah adalah dengan mengamputasi tangan, kaki dan telinga, juga dengan mencambuk, menyiksa, memenggal serta merajam orang hingga mati.

Image Image
ImageImage

Musa, sebaliknya, selalu mengingatkan bahwa manusia dibuat seturut dengan gambar Tuhan (Kej. 1:26-27; 9:6). Musa memerintahkan bahkan jika ‘orang yang bersalah itu layak dipukul’ ia terlebih dahulu harus diadili. Terlebih, hakim harus hadir saat hukuman dijatuhkan.

Dalam hukum Musa, tidak ada yang dipukul lebih dari empat puluh kali, supaya orang tersebut tidak direndahkan dan untuk menghindari kebrutalan warga dan orang yang melaksanakan hukuman di mata Israel (Ul 25:3). Khususnya, ini menyebabkan munculnya istilah ‘civil death.’ Civil death adalah hukuman maksimal yang mempersingkat eksekusi. Ini diterapkan karena, jika empat puluh cambukan tidak membuat jera pelaku kejahatan, maka berapapun jumlah cambukan tidak akan bisa membuatnya jera. Dengan kata lain, jika seseorang layak mendapatkan lebih dari empat puluh cambukan, maka ia harus dieksekusi sebagai orang yang tidak lagi bisa diperbaiki, untuk menghindari kebrutalan gerombolan.

Yahudi mengurangi jumlah cambukan menjadi 39, untuk menjaga terjadinya kesalahan hitung. Maka, walaupun Yahudi membenci St. Paul, selama 5 kali ia disesah Yahudi, di setiap sesahan ia hanya mendapat 40 minus 1 cambukan (2Kor 11:24). Tetapi Islam, secara rutin memerlukan lebih banyak cambukan, bahkan ratusan cambukan, karena Islam sedang dalam proses dehumanisasi non-Islam dan umat Islam yang mendapat hukuman.

Tidak ada ayat di dalam Quran yang mengatakan bahwa manusia diciptakan segambar dengan Tuhan. Ini tidak mengherankan, berdasarkan fakta di dalam agama dewa bulan, bulan sabit adalah simbol utama dewa bulan, dan manusia tidak diciptakan segambar dengan bulan sabit. Malah, dalam Quran DAPAT ditemukan ayat dimana orang kafir adalah ‘musuh’ (Q2:98; Q8:60; Q9:114; Q41:19,28), ‘najis’ (Q9:28), ‘hewan buruk’ (Q8:22,55) dan ‘ternak’ (Q7:179)

Q2:98… sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Q8:… kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya..
Q9:114 Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya.
Q41:19,28 Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya….Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.
Q9:28 Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis,
Q8:22, 55 Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun….Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman
Q7:179 ..Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.


Muhammad menganjurkan menundukkan dan menghina non-Islam serta membunuh mereka jika mereka tidak patuh dan membayar pajak. Sebaliknya, Musa berkata bahwa hanya ada satu hukum berlaku baik bagi orang asing maupun bagi orang Israel (Im 24:22), sehingga tidak ada orang kafir yang direndahkan atau dianggap ‘hina’ (Ul 25:3).

Jika Musa menganggap 41 cambukan bisa merendahkan seseorang sehingga ia tidak lagi dipandang manusia, sudah pasti Musa akan menolak beberapa hukuman syariah. Tidak ada dalam hukum Musa hukuman seperti amputasi kaki, tangan atau telinga untuk tindakan semacam pencurian.

Memang ada mata ganti mata dan gigi ganti gigi, namun bukan untuk tindakan semacam pencurian; ini HANYA dalam kasus seseorang menghancurkan mata atau gigi. Mahatma Gandhi terdengar sangat saleh dan humanis ketika ia berkata bahwa hal itu akan berakibat seluruh dunia akan buta dan tak punya gigi, namun kenyataannya tidaklah demikian. Selama 3500 tahun sejarah Yahudi, tidak kita temukan dimana pertumpahan darah karena dendam kesumat menjadi suatu hal yang lazim dalam Yudaisme.

Begitu rendahnya nilai kemanusiaan Muhammad, sehingga tak mengherankan bila sejarah mencatat Muhammad menyuruh mencambuk tiga orang sebanyak 80 kali. Mereka dihukum cambuk semata-mata karena menyebar gossip—gossip yang bisa saja benar. 2271 Ishaq. Sirat, pp.494-497. Selain itu, Muhammad berkata orang-orang yang dikutuk akan masuk neraka, dihina (Q22:18) Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.dan dicambuk dengan cambuk besi (Q22:21) Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.

Lantas, nilai-nilai apa yang dibawa Islam ke campuran nilai-nilai Judeo-Kristen? Hukuman teramat kejam untuk pelanggaran hukum ringan pencurian kecil? Polygyny? Mysogyny? Mudahnya perceraian? Pernikahan kanak-kanak? Kepatuhan perempuan? Merajalelanya biseksualitas? Perbudakan? Kebencian membabi buta terhadap ‘orang lain’? Intoleransi beragama? terorisme Khidr-Second Lamech Logic? (anne: di Bab 1) Kefanatikan? Anti-Semit? Anti Kristen? Pemerintahan Tiranis. Pemerintahan yang dijalankan dengan nepotisme dan uang suap?

Dapat dilihat bahwa menghubungkan nilai ‘Islami’ ke nilai-nilai ‘Judeo Kristen’ sama tak masuk akalnya dengan menghubungkan antonim atau konsep antithesis lainnya. Mengapa tidak sekalian saja menghubungkan Kristus—Antikristus, kapitalisme-komunisme, materi-antimateri, tesis-antitesis, liberal-konservatif, yang kiri dan yang kanan, dan apa saja? Satu-satunya tanda yang pantas untuk nilai-nilai ‘Judeo-Kristen’ dan ‘Islami’ adalah ‘tanda tidak sama’ (<> atau vs.).

Tradisi Para Penyembah Dewa Bulan: Menikah dengan Kerabat Dekat

Dalam membahas mengenai nilai-nilai yang dipertahankan Abraham dari paganisme, harus dibahas juga praktek seksual lain dalam budaya penyembahan dewa bulan, khususnya mengenai perkawinan dalam keluarga, yi. pernikahan sedarah (Kej.20:12).

Telah diterima secara umum di kalangan pagan Timur Tengah bahwa dewa bulan menjadi ayah dari banyak dewa-dewi astral, serta memiliki beberapa favorit dan selir. Hanya ada sekitar lima ribu bintang yang terlihat dengan mata telanjang, sehingga diperkirakan jika setiap dewa astral mengikuti praktek ini maka langit akan menjadi satu kaum dimana setiap dewa-dewi punya hubungan dekat. Praktek perkawinan ini ditransfer dari langit ke bumi.

Agama dewa bulan dominan di Arab, terutama Arab selatan, sehingga tidak heran bila New York Times melaporkan:
Di dunia Arab saat ini, rata-rata 45 persen pasangan yang menikah adalah bersaudara….di beberapa tempat di Saudi Arabia, terutama di selatan….tingkat perkawinan antar saudara sedarah berkisar dari 55 hingga 70 persen, termasuk tertinggi di dunia, menurut pemerintah Saudi.
Meluasnya pernikahan sedarah di Saudi Arabia telah menyebabkan beberapa penyakit genetik, kata pejabat kesehatan publik Saudi, termasuk thalassemia, kekurangan hemoglobin yang bisa fatal, dan anemia sel sabit (sickle cell anemia ). Penyakit saraf motorik (Spinal Muscular Atrophy) dan diabetes juga sering terjadi khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki tradisi pernikahan sedarah yang panjang. Seorang dokter berkata ia juga menemukan hubungan antara perkawinan sedarah dengan ketulian dan kebisuan.2272 Kershaw, Sarah. “Saudi Arabia Awakes to the Perils of Inbreeding,” nytimes.com, 1 May 2003.

Situasi serupa juga terjadi di tempat lain di Timur Tengah, contohnya:

Berdasarkan statistik Shalev untuk pemukiman-pemukiman di timur laut Israel, 24 persen pria Arab menikahi sepupu pertama, 9 persen sepupu kedua, dan 13 persen sepupu ketiga. Hal ini jelas meningkatkan kemungkinan cacat genetik di kalangan pasangan-pasangan yang berkerabat dekat.

Tingkat kelainan/cacat bawaan dalam kelompok-kelompok masyarakat ini antara 6—9 persen, termasuk tertinggi di dunia. Di Barat, rata-rata hanya 3 persen, dengan demikian ada sejumlah permasalahan potensial yang harus dihadapi disini, terutama anemia sel sabit yang resesif dan kronis, cystic fibrosis (penyakit kelenjar sekretori warisan), dll., disampaikan Shalev. 2273 Stephens, Kenneth and BioIsrael. “Genetic testing makes a difference for Israeli Arab families,” 21st- century Israel, Israel21c.com. 14 Mar 2004.

Di tahun 1997, Palestinian Academy Society for the Study of International Affairs (PASSIA) mencatat bahwa 27.2 persen perkawinan di Gaza, dan 31.6 persen perkawinan di West Bank, terjadi antar sepupu pertama. Demikian pula, 47.4 dan 51.8 persen antar anggota keluarga besar, dan 3 hingga 4,4 persen poligami. 2274 12: Society & Living Condition, “Palestinian Academy Society for the Study of International Affairs, passia.org/Palestine_facts/pdf/pdf2004/12-SOCIETY-LIVING.pdf passia.org. p.294.

Di Israel, tahun 2002, tingkat kematian bayi per tahun adalah 4 per 1000 kelahiran di kalangan Yahudi, dan 9 di kalangan Arab. 2275 Siegel-Itzkovich, Judy. “Experts: Inbreeding main cause of Arab infant mortality,” jpost.com. 15 Aug 2005. Di tahun 2004, tercatat 2.46 di kalangan Kristen Arab, 3.17 di kalangan Yahudi, 9.52 di kalangan umat Islam, dan 15.8 di kalangan Badui Negev. Menurut Prof. Yona Amitai, direktur Kementrian Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja, setengah dari rata-rata kelainan tersebut disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi, sementara setengah lainnya disebabkan oleh pernikahan sedarah di kalangan umat Islam. 2276 Reznik, R. “Infant mortality gap widens between Jews and Arabs,” haaretz.com. 25 Aug 2005.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Di Turki, tahun 2006, BBC memproduksi sebuah film dokumenter yang agaknya mendukung evolusi kera ke manusia. Yang menjadi subjek perendahan tersebut adalah sebuah keluarga terkebelakang yang berjalan dengan menggunakan kedua telapak tangan dan kaki, yang mengalami kemalangan disebabkan mutasi genetik. Orangtuanya kemungkinan sepupu pertama. 2277 Looy, Mark. “A feet of imagination: A TV program tonight stoops low to showcase evolution,” AiG-USA. answersingenesis.org. 17 Mar 2006.

Image

Kebiasaan dan adat istiadat agama dewa bulan, seperti perkawinan sedarah, menyebar di dunia Islam. Masyarakat Pakistan melakukan pernikahan sedarah, bahkan jika mereka beremigrasi ke Inggris dan harus mengimpor calon pengantin dari Pakistan, seperti dilaporkan BBC:

Diperkirakan, lebih dari 55 persen warga Pakistan-Inggris menikahi sepupu pertama, yang berakibat meningkatnya jumlah penderita cacat genetik dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Kemungkinan serupa pada pasangan yang tidak berkerabat untuk memiliki gen varian sejenis yang menyebabkan penyakit resesif, diperkirakan 100 banding 1. Sementara pada sepupu pertama angka menigkat sebanyak 1 dari 8 jiwa. Di Bradford, lebih dari tiga perempat pernikahan masyarakat Pakistan terjadi antar sepupu pertama. Rumah Sakit Kerajaan di kota tersebut telah mengidentifikasi lebih dari 140 kelainan resesif diantara anak-anak lokal, dibanding biasanya berkisar antara 20-30. 2278 Giannangeli, M. “Ban Asian marriages of cousins, says MP.” telegraph.co.uk, 16 Nov 2005.

Image
ImageImage ](*,)
Adadeh: “Nicolai Sennels: Masalah Kawin Sedarah Islamiah”

Kawin sedarah massal diantara Muslim telah terjadi sejak Muhammad menghalalkan perkawinan antara sepupu pertama selama lebih dari 50 generasi (1.400 tahun) yang lalu.
….
Penyelidikan yang dilakukan BBC di Inggris beberapa tahun yang lalu menunjukkan setidaknya 55% dari masyarakat Pakistan di Barat menikah dengan sepupu pertama mereka. Koran Times of India membenarkan hal ini, dengan mengatakan bahwa “diperkirakan kawin sedarah di masyarakat Pakistan di Inggris menghasilkan 13 kali lebih banyak anak² cacat gen dibandingkan masyarakat Inggris lainnya.”

Penelitian BBC juga menunjukkan bahwa meskipun orang² Pakistan Inggris hanya menghasilkan 3.4% jumlah kelahiran bayi di Inggris, tapi angka kematian bayi dan anak² cacat mental mereka berjumlah 30% dari semua anak² Inggris. Karena hal itu, tak heran bahwasanya MP Partai Buruh melarang pernikahan antara sepupu pertama.

….

Lalu tampak pula masalah pada kemampuan intelijen/kecerdasan. Riset menunjukkan bahwa orangtua yang berhubungan darah menghasilkan anak yang taraf intelijennya turun sebagai 10 sampai 16 angka IQ. Resiko punya anak yang ber-IQ lebih rendah daripada 70 (kriteria ‘retard’ (terbelakang mental) meningkat sebanyak 400% diantara anak² hasil kawin sedarah antar sepupu. Tulisan akademis yang diterbitkan oleh Indian National Science Academy menunjukkan bahwa “bayi² hasil kawin sedarah mengalami keterbelakangan yang sangat jelas dalam berbagai komunikasi sosial seperti menunjukkan perasaan mendalam, tersenyum pada orang lain, menderita sakit ayan, menunjukkan ekspresi wajah, kemampuan menggenggam dengan tangan dan jari.” Penelitian lain menunjukkan bahwa para anak laki dari sekolah² madrasah India hasil kawin sedarah antar sepupu menunjukkan tingkat intelijen yang sangat rendah dibandingkan anak² hasil kawin tak sedarah.

Diperkirakan dari sepertiga orang cacat mental/tubuh di Copenhagen berasal dari keluarga imigran Muslim. Enam puluh empat persen anak² sekolah di Denmark yang punya orangtua Arab tetap saja buta huruf meskipun sudah dididik di sistem sekolah Denmark selama sepuluh tahun. Penyelidikan yang sama menyimpulkan bahwa terdapa pola yang sama dalam kemampuan mereka akan membaca, matematika, dan sains: “Kecerdasan dan kemampuan anak² imigran Muslim sangat amat rendah dibandingkan teman² kelas Denmark mereka.”

Masalah dalam Islam ini menghasilkan banyak hambatan bagi negara² Barat. Biaya bantuan sosial yang harus dikeluarkan negara² Barat bagi para imigran Muslim yang cacat mental dan fisik sangat besar, dan menghabiskan dana sosial negara. Lihat saja di Denmark contohnya: seperti dana sekolah negara dihabiskan bagi anak² yang butuh bantuan khusus (anak² cacat mental/jiwa/fisik), dan hampir semua dari mereka adalah anak² Muslim. Lebih dari separuh anak² sekolah yang mengalami cacat mental/fisik di Copenhagen adalah anak² imigran Muslim. Satu riset menyimpulkan bahwa “imigran Muslim yang kawin sedarah menghabiskan biaya negara bermilyar-milyar” karena banyak orang² dewasa dan anak² Muslim yang cacat.
Sama dengan di Inggris, umat Islam Jerman membayar harga yang ‘bagus’ bagi ‘gadis-gadis bawah umur’ yang diterbangkan dari jantung Turki, Anatolia, ke Berlin, sebagai ‘pengantin impor,’ tambahan bagi ‘masyarakat parallel’ di Jerman. Umat Islam Jerman harus mengikuti kemauan keluarga mereka, yang seringkali berarti menikahi sepupu pertama, karena jika tidak….

….Pengantin laki-laki yang memilih sendiri istrinya menghadapi ancaman….pengantin laki-laki dan perempuan harus bersembunyi untuk menghindar dari balas dendam keluarga. 2279 Schneider, Peter. “The New Berlin Wall,” translated by Philip Boehm, nytimes, 4 Dec 2005.

Meluasnya perkawinan sedarah selama 14 abad di dunia Islam, mengingatkan bagaimana keluarga-keluarga kerajaan Eropa melakukan perkawinan sedarah selama berabad-abad, sebagian besar berakibat tingginya hemophilia dan kelainan bawaan lainnya. Orang bertanya-tanya, dengan begitu banyaknya pembantaian tak masuk akal di masa lampau sebagai akibat kegilaan karena perkawinan sedarah, dimana bagi para pengambil keputusan tampak benar dan layak bila prajurit-prajurit, bahkan jutaan prajurit mengorbankan hidup mereka semata-mata demi kehormatan nasional. Saat ini, dengan semakin meningkatnya terorisme, orang bertanya-tanya apakah Quran memiliki dampak yang lebih besar dan lebih destruktif terhadap umat Islam setelah 14 abad berlangsung pernikahan sedarah, dibanding di masa Muhammad.

ImageImageImage
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »


Kisah-kisah Astral di dalam Quran


Ilmuan telah mengetahui bagaimana unsur pagan--khususnya ibadah Haji-- telah begitu jelas memberi nafas spiritual agama astral pada Islam. Para akademisi Dhimmi sebagian besar sengaja mengabaikan asal-usul doktrin Islam yang berasal dari sumber-sumber agama astral. Beberapa doktrin astral ini tercantum dalam kisah-kisah dongeng di dalam Quran.

Kritikus di masa Muhammad telah mengatakan Quran tersusun dari berbagai kisah kuno (Q6:25 "Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu".; Q8:31 "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala".; Q16:24 Dongeng-dongengan orang-orang dahulu ; Q23:83 Sesungguhnya kami dan bapak-bapak kami telah diberi ancaman (dengan) ini dahulu, ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu kala! ; Q25:5 Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang ; Q27:68 Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini dan (juga) bapak-bapak kami dahulu; ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala ; Q46:17 Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka ; Q68:15 Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala ; Q83:13 yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu)

Para penyembah astral menyusun banyak kisah-kisah kuno di Timur Tengah yang sangat dikenal Muhammad. Quran mengandung kisah-kisah astral melengkapi kisah-kisah yang dipinjam dari sumber-sumber lain seperti kisah rakyat Yahudi dan Kristen.

Zulqarnain

Muhammad menceritakan kisah raja Zulqarnain yang melakukan beberapa perjalanan dan menemukan bahwa matahari terbenam di ‘a muddy spring ‘(Pickthall Q18:86) atau ‘spring of murky water’ (Yusuf Ali). Tabari (839-923M) juga menegaskan interpretasi ‘sumber air berlumpur.’
Wiki Indonesia:

Secara harfiah Dzul Qarnain memiliki arti "Pemilik Dua Tanduk" atau "Ia yang memiliki Dua Tanduk." "Dzu" (Arab: ذو‎, ḏzū) berarti "pemilik." Beberapa pendapat mengenai etimologi dari Dzul Qarnain adalah sebagai berikut:[1] Ia pernah meninggal dan hidup kembali setelah mendapat pukulan tepat di kepala bagian kanan dan kiri.[2] Rancangan ketopong besinya memiliki tanduk.

Al-Bidayah Wan Nihayah karya Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Dzul Qarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus raja saleh …. menjulukinya Dzul Qarnain, pemilik dua tanduk, serta memberinya kekuasaan.
Image Image Image

Kiri: Patung kepala Raja Sassanid, Persia dengan tutup kepala bertanduk, ciri khas raja penyembah Sin, sang dewa bulan (kanan), 5-6M. Perunggu. (Ladjvard, Mazandaran, Iran ACQ 1952 Louvre, Departement des Antiquites Orientales, Paris, France).
Tengah: Tutup kepala besi prajurit Sassanid dengan tanda bulan sabit (Römisch-Germanisches Zentralmuseum, Mainz)

Crescent-Orb.JPG
Makna dari kisah khusus dewa bulan ini cukup jelas. Sang raja yang berkelana itu mengenakan penutup kepala dengan tanduk bulan sabit, yang menunjukkan bahwa raja tersebut adalah penyembah dewa bulan. Di Timur Tengah kuno, dua dewa tertinggi adalah bulan dan matahari. Hanya bulan sabit saja, bukan bulan sabit dengan bulatan (orb) atau sabit dengan matahari, menunjukkan preferensi sang raja pada bulan.

Tanduk hewan membentuk kurva, berdasarkan bentuknya, memiliki hubungan dengan bulan. Bulan sabit dianggap memiliki bentuk dua tanduk atau dua titik puncak. Soal dua titik puncak yang bertautan bukan karena beberapa spesies sapi jantan tampil seakan tanduk mereka menyatu di atas kepala.

Tanduk-tanduk tersebut mewakili bulan, itulah sebabnya para imam dewa bulan mengenakan tutup kepala dengan dua tanduk, berhala dewa bulan tampil dalam gambaran manusia dengan kepala bertanduk dua, dan altar dewa bulan memiliki dua tanduk. Misalnya, salah satu koin Haran di masa Romawi memperlihatkan altar dewa bulan dengan dua tanduk besar. 2281 These artifacts are discusses elsewhere in this book (see the Thumbnail Gallery) Gibb dan Kramer berkata mengenai Zulqarnain:

“Dua tanduk terpulang ke sebuah gagasan mitologi kuno. Naram-Sin, misalnya, direpresentasikan sebagai Adad dengan dua tanduk (dalam ‘The Stele of Susa; lihat juga Fouilles a Suse, I, pl. x).2282 Gibb & Kramers. Encyclopedia, p.76. Dhu’l-Karnain entry.

Image Image

Kiri: Naram-Sin, cucu Raja Sargon, Akkadia. Memerintah sekitar 2254–2218SM. Di bawah pemerintahannya Kekaisaran Akkadia mencapai puncaknya. Raja Mesopotamia pertama yang mengklaim diri sebagai titisan dewa (dengan mencantumkan nama Sin atau Suen di namanya, sejajar dengan nama Nanna, dewa bulan Sumeria).
Kanan: Dewa bulan Mesopotamia (Naram Sin?). Perunggu.


‘Larousse Encyclopedia of Mythology
’ memberikan contoh sebuah mitologi dimana dua tanduk bulan disebutkan. Dalam mitologi khusus ini, dewa Jupiter, Marduk, suatu ketika pernah menjadi dewa tertinggi yang memerintahkan Sin, dewa bulan: (Kedudukan dewa tertinggi di Timur Tengah kadangkala berpindah, antara matahari dan bulan, atau Jupiter dan bulan, tergantung situasi politik setempat):
Saat permulaan bulan bersinar di bumi,
Engkau [maksudnya Sin] harus memperlihatkan dua tanduk untuk menandai enam hari.
DI hari ke tujuh, bagilah mahkota [bulan] menjadi dua [bulan setengah].
Di hari ke-14 tunjukkan wajah penuhmu [bulan purnama]
2283 Larousse, Sin entry, p.56
Matahari terbenam di sumber air berlumpur sewaktu raja berdiri sambil mengenakan mahkota tanduk bulan sabit, merupakan promosi atas monoteisme dewa bulan. Matahari dicemarkan sementara monoteisme dewa bulan dinyatakan. Tujuan kisah ini sama dengan tujuan sebagian besar kisah di Quran, yakni menyerukan monoteisme serta menjauhkan diri dari penyembahan berhala lain dan politeisme.

Interpretasi ini sebangun dengan fakta Quran memiliki surah berjudul ‘Bulan’ (Q 54) dan Ya Sin (Q 36) – Ya Sin bermakna “Ya, dewa bulan Sin” – dan mukjizat [dewa bulan] Muhammad yang berhubungan dengan masing-masing surah ini 2284 Q54:1 mengenai Mukjizat terbelahnya bulan, dan Muhammad melafalkan Q36:1-8, ketika ia menghipnotis beberapa pagan Mekah dengan menabur debu di kepala mereka (Wakidi (W.), 51, seperti direferensi Margoliuouth. Rise, p.154&fn.3; lihat juga Ishaq. Sirat, p.222. Namun, ini tidak berhubungan dengan surah Quran yang berjudul ‘Matahari.’ Quran mendukung monoteisme dewa bulan. Quran yang anti solar menolak matahari karena matahari satu-satunya benda astral yang menyaingi sinar dewa bulan Allah.

Siapa Raja Zulqarnain?

Ameer Ali menulis mengenai Raja Zulqarnain:

Ada sejumlah keraguan mengenai identitas Zu’lkarnain. Beberapa sejarawan Islam beranggapan Zu’lkarnain yang dimaksud dalam Quran identik dengan Alexander yang Agung. Namun opini ini dipertanyakan. Zu’lkarnain dalam pengertian primitifnya bermakna ‘raja bertanduk dua.’ Bila kita mengingat penutup kepala yang dikenakan para penguasa Sabean kuno, bulan sabit dengan dua tanduknya, yang mungkin dipinjam dari Mesir dalam periode raja ini, hanya tersisa sedikit ruang keraguan bahwa yang dimaksud Quran adalah penguasa dari penduduk asli dimana kisah penaklukannya dibesar-besarkan--dalam imajinasi keturunannya--menjadi penaklukan dunia. Lenormant beranggapan yang dimaksud adalah Shaddad [Raja Kaum Ad, yang nabinya bernama Hud (Q 7:65; Q11:50,60 )]. Zu’lkarnain dan [Ratu] Balkis adalah orang Kushites [Ethiopia]. 2285 Ali. Spirit, p.lxiii.

Image
Antarah Ibn Shaddad (b.525M). Salah satu pahlawan dan penyair pra-Islam [penyembah Astral].Lahir dari ayah suku Badui dan ibu Ethiopia. Petualangan dan heroismenya dalam peperangan dituangkan dalam kumpulan syair, Mu’allaqat.

Apa yang ditulis Ameer Ali sesuai dengan pemikiran penulis biografi Muhammad, Ibn Ishaq. Ishaq tampaknya yakin bahwa Ratu Sheba, Zulqarnain dan Raja Tubba dari Yaman, semuanya umat Islam [penyembah dewa bulan] yang baik dalam satu garis dinasti. 2286 Ishaq. Sirat, p.12

Legenda Dibalik Zulqarnain

Tampaknya Zulqarnain adalah sosok legendaries dari Yaman, seperti yang dinyatakan di atas. Namun, kisah-kisah Zulqarnain kemungkinan berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya, legenda Gilgamesh bisa saja menjadi legenda Zulqarnain.

Baik Zulqarnain maupun Gilgamesh adalah para pengelama lautan dan pegunungan (Q 18:93-94). Gilgamesh melewati jalan di sebuah gunung yang disebut Mashu, yang dijaga oleh manusia kalajengking, untuk menemui Shamash, dewa matahari. 2287 Pritchard. Ancient, I:62, from what remains of Tablet IX. Gilgamesh sedang mencari hidup abadi. Aspek spiritual dalam kisah Gilgamesh ini mungkin dianggap Muhammad layak dimasukkan dalam Quran.

Penggambaran raja pra-Islam yang mengenakan lambang bulan sabit ini sebagai sosok umat Islam yang baik, memperlihatkan bahwa Muhammad menganggap Zulqarnain menyembah Allah, sang dewa bulan (Q 18:89-98). Muhammad menyamakan Allah dengan Sin. Yang cukup penting, Gilgamesh juga menyembah dewa bulan Sin. Dalam Gilgamesh Epic, dinyatakan:

“Di malam hari, saat ia [Gilgamesh] tiba di jalan gunung, Gilgamesh berdoa: ‘Di jalan gunung ini di waktu lampau, aku melihat singa-singa, aku takut dan mendongak memandang bulan; aku berdoa dan doaku sampai pada dewa-dewa, maka sekarang, Wahai dewa bulan Sin, lindungilah aku.” 2288 Anonymous. Gilgamesh, “The Search for Everlasting Life.” Also, Pritchard. Ancient, I:62, middle of Tablet IX.

Doa Gilgamesh kepada Sin untuk mendapat perlindungan dari singa-singa saat ia berkelana, mirip kisah Muhammad. Penulis hadist Abu-Dawud menuliskan:

Ketika Rasullullah ….melakukan perjalanan dan malam menjelang, ia berkata….’Aku berlindung pada Allah dari singa-singa….2289 Sunan Abu-Dawud, bk.14, no.2597.

Bagaimana rupa Zulqarnain menurut Muhammad

Percaya atau tidak, Muhammad si pendongeng kadangkala mendeskripsikan rupa berbagai tokoh Bible, seperti Yesus dan Musa. Jelas, Muhammad mengklaim Ibrahim mirip dengan dirinya. 2290 Al Bukhari, vol.7, bk.72 no.795. Untuk meredam rasa takut bahwa ia, Muhammad, adalah Antikristus, maka ia menggambarkan Antikristus seperti orang lain. Muhammad berkata:

“Suatu ketika, aku diperlihatkan sosok Antikristus (Al Dajjal), dan ia adalah manusia bermata satu, berwajah coklat dan rambut keriting. Salah seorang dari Banu ‘Amr yang paling mirip dengannya dalah Akhtam Ibn-‘Abd-Al ‘Uzza. Sebab itu Akhtam maju ke depan dan berkata, ‘Wahai Rasullullah, apakah bila aku mirip dengannya mendatangkan kerugian bagiku?’ Rasullullah berkata, ‘Todak, kau seorang Muslim sedangkan dia seorang kafir.’” 2291 Al Kalbi. Idols. pp.50-51.

Menariknya, Muhammad berkata bahwa Zulqarnain mendatangi Gog dan Magog di tempat darimana munculnya Antikristus. (Q18:83-94; Q21:96).

Deskripsi Muhammad mengenai Zulqarnain secara literal ‘yang bertanduk dua,’ memperlihatkan bahwa Zulqarnain lebih dikenal melalui penggambarannya daripada namanya. Situasinya sama dengan situasi saat ini dimana kita hanya mengenal Yesus dan Muhammad melalui penggambaran seniman.

So, bagaimana rupa Zulqarnain? Bentuk seni yang dikenal Muhammad dan pengikutnya mempersempit penggambaran. Seni dan patung-patung keagamaan diciptakan secara individual, sehingga tidak bisa dijadikan pandangan konsensus seperti apa rupa Zulqarnain. Namun, koin/uang logam hampir semua merupakan produksi masal dari serangkaian alat cetak, dengan menggunakan metode ‘lost beeswax,’ sehingga koin dapat dijadikan pandangan konsensus.

Banyak koin dicetak dari alat cetak yang sama, sehingga Muhammad mungkin menggambarkan Zulqarnain seperti potret yang tercetak pada koin Byzantium atau Sassanid. Pengikut Zoroaster dan Kristen adalah para pencetak utama koin-koin yang dilihat Muhammad. Yang jelas, selama dekade pertama penaklukannya, Islam mencetak koin-koin tiruan yang oleh para numismatis sebut sebagai koin-koin Arab-Sassanian dan Arab-Byzantine.

Orang-orang Arab mengenal uang logam buatan Yunani dan bahkan etimologi nama-nama uang logam Islam berasal dari Yunani. Ini memperlihatkan dominasi perdagangan Yunani di Arab.

(* Dinar: satu unit mata uang logam. Dinar berasal dari kata Latin denarius, dan masuk ke Arab melalui Yunani dan Syria.

(* Dirham: satu unit mata uang logam yang berasal dari kata Yunani Drachma. 2292 Jeffery. Islam. p.243

Dinar disebut dalam terjemahan Shakir di Q3:75, namun kata Dinar tidak terdapat dimanapun dalam Quran berbahasa Arab. Namun, kata Dinar dan Dirham muncul ratusan kali dalam terjemahan Hadist. Jeffery berkata bahwa dalam tradisi disebut ‘Berkah dan Kutuk Nabi,’ Dinar dan Dirham adalah kata literal yang terdapat dalam bahasa Arab. 2293 Jeffery. Islam. p.27.

Umat Kristen Byzantium memiliki tanda bulan sabit di beberapa koin mereka, namun, kalaupun ada, hanya sedikit sekali jumlahnya yang memperlihatkan mahkota dengan bulan sabit. Sebaliknya, orang Sassanid Persia (224-651 M) mencetak koin populer yang memperlihatkan seorang raja mengenakan mahkota dengan bulan sabit di satu sisi, dan altar Zoroaster di sisi satu lagi. Bahkan, empat bulan sabit terdapat di pinggir koin: kiri-kanan-atas-bawah. Kafilah-kafilah unta dari Mekah melintasi lautan pasir dalam perjalanan ke Persia, dengan demikian Muhammad mengenal koin-koin Sassanid.

Muhammad sering merefer raja Sassanid sebagai Khosrou. Menurut tradisi, Muhammad sering menyebutkan Khosrou dan Kaisar Byzantium berurutan. Kebesaran Sassanid membekas dalam imajinasi Muhammad dan umat Islam. “Putra-putra Sasan” disebut-sebut dalam kisah-kisah rakyat ‘Arabian Nights2294 Burton. Nights, vol. I, p. 1(Introduction) & fn.2

Image
Raja Khusro II, 590 - 627 AD. Dirham perak besar. Cetakan uang logam Darabgird. Khusro bermahkota bulan sabit. Di sisi lain koin, bergambar altar suci diapit dua pelayan. Empat bulan sabit terdapat di pinggiran koin.

Image Image Image Image
Raja-raja Sassanid lain yang bermahkotakan/bertanduk bulan sabit: Hormizd II ; Yazdgard I ; Bahram V ; Yazdgard II

Muhammad tampaknya menyukai bagaimana kaum Sassanid terlihat sebagai pemeluk monoteis, terutama karena mereka mencetak koin dengan gambar bulan sabit. Serge Trifkovic menulis:

Kaum Sassanid yang membuat terkenal kekaisaran [Persia], menganut Zoroastrianisme, sebentuk monoteisme…nama lain dualisme Mazdaisme, yakni agama negara Sassanid yang melegitimasi aturan sekuler. 2295 Trivkovic. Sword, pp. 19-20.

Walau ada unsur dualisme yang kuat dalam Zoroastrianisme, Zoroastrianisme masih dianggap monoteis karena yang disembah adalah Ahura Mazda, tuhan yang baik, bukan Druj, ‘Dusta/Kekacauan.’ “Sang Dusta dipersonifikasikan sebagai Druj, pimpinan kerajaan para setan.”
2296 EB, accessed 27 Feb 2003, “Iran, history of” entry. Larousse Encyclopedia of Mythology menyatakan:

Dualisme ini selanjutnya ditempatkan jauh di bawah monoteisme. Bahkan dalam bentuk paling dualistik agama Iran, ada suatu kehormatan bagi sosok tuhan, yang menjadikannya lebih dari sekedar berkorelasi dengan setan; sebagaimana ia harus eksis sendiri di masa keemasan di waktu lampau, maka ia juga akan eksis sendiri di masa depan setelah membasmi musih-musuhnya. 2297 Larousse, “The Antagonism Between Ormazd and Ahriman” entry, p.328.

Image
Ahura Mazda, from the Louvre Museum

Meskipun dewa-dewa Zoroaster tidak terdengar begitu astral, setidaknya dari namanya, namun dalam karakternya sangatlah astral, suatu fakta yang akan dihargai oleh Muhammad.

Zoroaster bermakna ‘pemberi persembahan bintang’ atau ‘penyembah bintang.’ Muhammad menyamakan Zoroastrianisme dengan Magianisme, dan para Magian (Majus) sudah terkenal sebagai pengamat bintang dan astrologer (Bil 24:17; Mat 2:1,7,16).
Sassanian coin.JPG


2298 Koin khas Arab Sassanid dengan bulan sabit dan bintang. Umat Islam mencontoh koin ini di abad ke-8. Ini adalah salah satu koin terawal yang dicetak. Di sisi sebaliknya terdapat gambar altar dan dua pelayan membawa pedang. Bulan sabit di kiri, bintang di kanan. (Anonymous Yazdgard III type, circa 652-665 M [32-45 AH], AR Drachm. Date: ‘frozen’ year 20 YE, Album 2; Mitchiner ACW; Mitchiner WOI; Mikitin/Roth NC 155 no.9.)


Muhammad berkata bahwa Yahudi, Sabean, Kristen dan Magian mempersekutukan dewa-dewi lain dengan Allah (Q22:17) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Pickthall:… Jews, and the Sabaeans and the Christians and the Magians and the idolaters

‘Magian’ merefer ke pengikut Zoroaster Persia. Karena koin Sassanid memiliki tanda bulan sabit dengan bintang di kedua sisi, Muhammad mungkin mengira penganut Zoroaster yang monoteistik telah mempersekutukan Venus dengan dewa bulan Allah.

Umat Islam Arab, setelah mengambil alih kekaisaran Persia, terus mencetak koin Sassanid dengan sedikit perubahan. Ini menunjukkan bahwa orang Arab mungkin telah mengetahui bahwa koin-koin tersebut menggambarkan Zulqarnain yang disebut di dalam Quran. Di mata Muslim, ia seorang pahlawan karena sama seperti Ibrahim (Q6), Zulqarnain secara spiritual cukup cerdas untuk tidak menyembah matahari.
Sassanian coin-b.JPG
Image Image
Kiri: para pengikut Mani ; Kanan: Raja Shapur I, pelindung Mani

Muhammad mungkin mengira wajah Zulqarnain sama seperti raja Sassanid, Shapur I (241-272 M). Koin Shapur memperlihatkan mahkota dengan bulan sabit dan bintang. Teolog Shapur, Mani, memegang doktrin yang sangat sinkretis. The Columbia Electronic Encyclopedia, menyatakan:

Mani (disebut Manes oleh orang Yunani dan Romawi) lahir di dekat Baghdad, kemungkinan dari orangtua Persia; ayahnya tampaknya anggota Mandaean. Setelah mengembara selama bertahun-tahun sebagai pertapa pemikir, ia muncul (~240M) sebagai seorang nabi agama baru yang tercerahkan. Ia pergi ke Bactria di barat laut India, dimana ia melakukan kontak dengan Buddhisme.

Ia kembali ke Persia setelah penobatan (241M) Raja Shapur I yang toleran dengan gerakan-gerakan agama baru; di ibukota Sassanid, Ctesiphon, ia mulai mengkhotbahkan (~242) doktrin yang kemudian menjadi Manichaeism, sintesa dari unsur-unsur Gnosticism, Zoroastrianism, agama-agama Persia lainnya, Kristen, Buddhisme, dan Taoisme, juga dari ajaran-ajaran Marcion.

Seraya menolak semua isi Perjanjian Lama dan sebagian Perjanjian Baru, Mani mengklaim Buddha, Zoroaster, Hermes dan Plato sebagai para pendahulunya. Ia selalu menjuluki dirinya sendiri sebagai ‘Mani, Rasul Yesus Kristus’ dan menyatakan bahwa ia adalah Parakletos yang dijanjikan Tuhan Yesus. 2299 CEE. Manichaeism entry

Dengan tak tahu malu, Muhammad juga mengklaim sebagai ‘Penasihat’ yang dijanjikan (Yunani: Paraclete; Yoh 14:16, 26 ; 15:26 ; 16:7) juga—seperti yang ditulis Ibn Ishaq:

Munahhemana….dalam bahasa Syria adalah Muhammad; dalam bahasa Yunani ia adalah Parakletos. 2300 Ishaq. Sirat, p.104 and note 1.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Kisah Astral Dua Malaikat di Babylon: Harut dan Marut (Q2:102)

Arthur Jeffrey menulis:

Dua malaikat ini disebut di Sura II, 102/97 (Q2:102) sebagai guru sihir dan magis. Dikisahkan, saat Adam dan Hawa harus terusir dari surga, beberapa malaikat berkata pada Allah: ‘Kami sudah peringatkan.’ dimana Allah menjawab bahwa dalam kondisi serupa mereka juga tidak akan dapat berbuat lebih baik. Tiga malaikat menerima tantangan untuk hidup di bumi di siang hari sebagai manusia dan malamnya kembali ke surga. Seorang diantaranya dengan segera menyerah, namun Harut dan Marut terus menjalaninya sampai mereka akhirnya tergoda seorang wanita bernama Az-Zuhra, yang sebagai pembayaran [jasa prostitusinya], ia belajar dari mereka rahasia cara mereka kembali dari bumi ke langit di malam hari. Allah merubah Az-Zuhra menjadi sebuah bintang dan menempatkannya di cakrawala, dimana ia dikenal sebagai Venus (Az-Zuhra), sementara hukuman bagi kedua malaikat adalah digantung terbalik di sebuah lubang/sumur di suatu tempat dekat Babilon sampai hari Penghakiman/Kiamat. Pada mereka-lah para penyihir dan ahli sihir belajar ilmu sihir. 2301 Jeffrey. Islam, pp.25-26, fn 4.

Mitologi seperti ini, yang dikanonisasi dalam Quran, yang membuat umat Islam beranggapan perempuan-lah yang bertanggungjawab atas terjadinya seks di luar perkawinan—bahkan, sekalipun pria Muslim yang memperkosa mereka. Karena, bila perempuan BEGITU menggoda sehingga membuat dua dari tiga malaikat jatuh dalam dosa, apalagi hanya para pria, manusia biasa yang takkan mungkin tahan godaannya.

Pemikiran magis ini direfleksikan dalam hukum Islam, sebagaimana saat jurnalis Iran Amir Taheri menulis:
Tahun 1981, Abol-Hassan Bani-Sadr, presiden pertama Republik Islam [Iran] mengumumkan bahwa ‘penelitian ilmiah menunjukkan bahwa rambut perempuan memancarkan gelombang sinar yang memicu kegilaan/hasrat pria’ (Sic). Untuk melindungi masyarakat, rejim Islamist yang baru menetapkan UU tahun 1982 yang mewajibkan Hijab bagi perempuan berusia di atas enam tahun, apapun kepercayaannya. Pelanggaran UU Hijab dihukum dengan 100 pukulan rotan dan enam bulan penjara. 2302 Taheri, Amir. “Islamic headgear is not essential,” townhall.com, 19 Aug 2003
Sementara pemerkosa hanya menjalani hukuman penjara singkat atau menerima beberapa pukulan rotan, sang korban perkosaan besar kemungkinan bisa dibunuh oleh keluarganya atau kerabatnya sendiri. ‘Pembunuhan demi kehormatan’ (honor-killing) menghapus ingatan akan korban, yang disalahkan/ternoda karena telah diperkosa. Honor killing memulihkan (dengan menghapus bersih noda) dan bahkan meningkatkan kehormatan dan kesucian keluarga Islam. Sebagai contoh, ketika seorang dokter perempuan diperkosa di Pakistan, dewan suku Jirga menghendaki dokter tersebut dibunuh untuk ‘memulihkan kehormatan yang hilang’ dari sukunya.’ 2303“Jirga wants doctor killed,” dailytimes.com.pk. 28 Jan 2005. DW.

Di saat yang sama, perempuan dibunuh ‘karena melakukan hubungan seks di luar pernikahan, berkencan, [atau] semata-mata hanya berbicara dengan pria.’ 2304 “Jordanian kills sister to ‘cleanse family honor,’ jpost.com. 22 Apr 2004. Di Iraq, yang umat Islamnya diangap lebih moderat, honor-killing terjadi setiap waktu:
Image
Lubang galian dimana Medine Memi, 16 tahun, dikubur hidup-hidup dengan posisi duduk dan kedua tangan terikat, oleh ayahnya (kiri) dan kakeknya, dihalaman rumah mereka di Adiyaman, tenggara Turki, karena berbicara dengan anak laki-laki
Shaker [seorang koroner Baghdad] berkata bahwa kejahatan seperti itu disebut ‘membersihkan rasa malu.’ Honor-killing adalah tradisi lama di Iraq, katanya, walaupun dalam kasus ini terdapat unsur baru: sebelum perang [ketika masih negara sekuler], keluarga akan membakar atau menenggelamkan si perempuan untuk menyamarkan pembunuhan. ‘Sekarang engkau bisa membunuh dan melengang pergi,’ kata Shaker ‘Tak perlu menutupi kejahatan tersebut.’ Hukuman standar untuk ‘membersihkan rasa malu’ adalah enam bulan penjara. 2305 Packer, George. “Caught in the Crossfire: Will Moderate Iraqis Embrace Democracy—or Islamist Radicalism?” newyorker.com, 17 May 2004.

Di West Bank dan Gaza, dua pertiga pembunuhan adalah honor killing terhadap perempuan. 2306 Gibson, Eetta Prince. “A woman’s worth,” jpost.com, 24 Oct 2004. David Aaronovitch menulis untuk Guardian:

Tahun 2003, ajudan Gubernur provinsi Khuzestan, Iran, mengatakan pada pers bahwa kantornya menerima telah menerima laporan pembunuhan terhadap 45 wanita muda dalam periode dua bulan atas nama honor killing. Tak satupun dari kejahatan ini yang diusut. Honor killing tersebar luas di Pakistan, dan ada sejumlah besar terjadi di Kurdistan, Iraq. Di Yordan, hukuman bagi pelaku honor killing adalah enam bulan penjara. Di paruh pertama tahun ini, lebih dari selusin perempuan Yordan dibunuh oleh kerabat mereka karena telah ‘menodai reputasi keluarga mereka.’ 2307 Aaronovitch, David. “Culture, is no excuse,” observer. guardian.co.uk. 16 May 2004.

Dalam kondisi ini, teramat sangat sulit menuntut seorang Muslim karena tuduhan perkosaan di bawah hukum syariah. Untuk menghindar dari hukuman, si pemerkosa hampir selalu mengklaim tidak melakukan hubungan seks, atau seks dilakukan atas dasar suka sama suka.
Image
Image
According to the United Nations and The International Campaign Against Honor Killing at least five thousand women and girls worldwide are murdered each year to preserve ‘family honour’
Sekali si pemerkosa bebas dari tuduhan perkosaan, korbannya sendiri dihukum karena melakukan perzinahan, dengan hukuman rajam. Muhammad bahkan memerintahkan hukuman rajam seorang ibu yang mengaku menyesal karena telah berzinah. Mengherankan, Muhammad menyuruh perajam untuk ‘bersikap lembut’ pada korban:

…perempuan itu dimasukkan dalam lubang setinggi dada, dan ia memerintahkan orang-orang dan mereka merajamnya. Khalid b Walid maju ke depan dengan sebuah batu yang ia hempaskan ke kepalanya, dan darah menyembur ke wajah Khalid, dan demikianlah ia menganiayanya. Rasullullah…mendengar kutukannya (Khalid) atas perempuan itu. Kemudian ia…berkata: ‘Khalid bersikaplah lembut. Demi dia yang ditangannya berada hidupku, dia telah mengaku menyesal, sehingga bahkan jika seorang penarik pajak yang berdosa menyesal, ia harus dimaafkan.’ Kemudian memberi perintah mengenai perempuan itu, mendoakannya dan ia dikuburkan (Sahih Muslim, vol.3. bk.17, no.4206).

“Menurut kelompok pembela kaum wanita Malaysia, Sister in Islam, di Pakistan ‘tiga dari empat perempuan yang berada di penjara….(ada disana karena mereka) adalah korban perkosaan.” 2308 Hawkins, John. “An Interview with Robert Spencer,” rightwingnews.com, 19 Nov 2003. Perempuan ‘pelaku perzinahan’ seringkali dihukum rajam di Saudi Arabia dan Iran, 2309 Hawkins, John. “An Interview with Robert Spencer,” rightwingnews.com, 19 Nov 2003 tapi di Nigeria, Pakistan, Dubai, dan negara-negara Islam lain dimana Barat lebih berpengaruh, sebagian besar dipenjara. Di daerah pedesaan negara-negara Islam, dimana media hanya mempunyai sedikit akses, perajaman lebih sering terjadi.

Unsur astral dalam kisah Harut Marut dibuktikan oleh dua keterangan rinci. Pertama, setiap malam, malaikat-malaikat tersebut naik ke bintang-bintang dan kembali keesokan harinya. Umat Islam di abad pertengahan beranggapan malaikat-malaikat tersebut mengendalikan bintang-bintang, sehingga bila mereka tidak kembali setiap malam untuk mengendalikan bintang mereka, maka satu atau dua konstelasi tidak akan lengkap.

Rincian astral kedua yang disinggung, adalah bagaimana Az-Zuhra menjadi planet Venus. Ini berarti bahwa banyak orang Arab percaya bahwa Venus adalah pelacur mulia yang cukup menggairahkan, untuk memikat malaikat menjauh dari kesucian. Khairat al Saleh menulis:
Al Zuhara [variasi Az-Zuhra], bintang pagi dan malam hari, dalam sosok seorang perempuan cantik, pada gilirannya menjadi dewi musim dingin, dewi kesuburan dan anak perempuan tuhan. Ia juga bertindak sebagai dewi kaum wanita dan pernikahan, dan sering dikaitkan dengan Al Uzza dan Allat, anak-anak perempuan tuhan yang lain….sebagai Ratu Surga, penglihatan akan dia akan membawa hiburan bagi para kekasih dan kesenangan bagi semua. 2310 Al Saleh. Fabled. p.29
Muhammad memikirkan tentang Al Zuhara saat ia bicara mengenai Harut dan Marut, dibuktikan dari pernyataannya bahwa kedua malaikat ini mengajarkan sihir, seperti jampi-jampi yang menyebabkan perceraian (Q2:102)

So, inti dari mitos tersebut adalah Al Zuhara, atau Uzza adalah Venus, dan ia memberikan berkat pada pernikahan para pemohonnya. Sementara itu, dua malaikat yang sedang dihukum karena berzinah dengan Venus, mengajarkan sihir yang menghancurkan pernikahan para pemuja Venus.

Ada legenda Arab lainnya yang menyatakan bahwa ‘tuhan’ yang mengubah Al Zuhara menjadi Venus dalam mitologi Harut Marut sesungguhnya Allah, sang dewa bulan. Khairat Al-Saleh menulis:

Menurut legenda, Al Dabaran, salah satu bintang di gugus Hyades, sangat jatuh cinta pada Al Thurayya, yang tercantik dari gugus bintang Pleiades. Atas persetujuan Bulan, ia meminang untuk menikahinya. 2311 Al Saleh. Fabled. p.30
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Allah, cahaya dalam ceruk

Muhammad berkata dalam Surah Cahaya (Q24:35) yang terkenal:

Yusuf Ali
Allah is the Light of the heavens and the earth. The Parable of His Light is as if there were a Niche and within it a Lamp….Allah doth guide whom He will to His Light. (‘Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah ceruk yang di dalamnya ada sebuah lampu.. )

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. … Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki.

Tamara Green menulis, Sin dijuluki ‘pelita langit dan bumi….sebuah gelar yang jelas sempurna bagi sosok dewa bulan.’ 2312 Green. Moon.p.38. Muhammad mengetahui bulan itu sendiri bukan sosok ilahiah namun ia percaya bulan merefleksikan kemuliaan Allah, seakan sebuah ceruk yang memantulkan cahaya pelita.

Para penyembah astral tidak menganggap bulatan di langit sebagai sosok ilahiah, namun hanya semacam tempat kedudukan sosok ilahiah tersebut. Kadangkala, orang-orang di masa kuno beranggapan cahaya yang berasal dari api diarahkan secara telepatis oleh dewa.

Kadangkala, cahaya yang berasal dari bulatan benda langit/astral dianggap sebagai kemuliaan dewa atau dewi. Contohnya, Helios kadangkala digambarkan mengendarai kereta tempur yang membawa bola api yang merepresentasikan matahari, dan kadangkala pendaran cahaya matahari terlihat keluar dari mahkota helios.

Tetapi, bulan memiliki cahaya yang lebih lembut dibanding matahari atau bintang, sehingga cahaya bulan khususnya, dianggap sebagai kemuliaan yang dipancarkan oelh dewa bulan. Inilah sebabnya mengapa Muhammad mengumpamakan Allah sebagai lampu di dalam sebuah ceruk. Allah yang memberikan cahaya, dan bulan merefleksikan cahaya tersebut seperti dinding ceruk.

Bulan sabit seumpama pandangan dari satu sisi ceruk, dan cahaya bulan setengah seumpama pandangan ceruk dari sudut miring, dan bulan penuh sama dengan melihat ceruk tepat di depannya.
a lamp in a niche.JPG
Ketika Muhammad berkata bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan dan tidak ada lagi tuhan matahari, ia harus menerangkan bagaimana kemuliaan ilahiah bisa muncul dari matahari dan bulan. Tabari (839-923M) memberi tahu pembacanya mengenai solusi kreatif Muhammad terhadap kebingungan ini:

Jibril membawa untuk matahari pakaian yang bersinar dari cahaya Tahta [Allah], sesuai bilangan jam di siang hari. Lebih lama saat musim panas dan lebih singkat saat musim dingin, dan sedang di musim gugur dan musim dingin…tetapi Jibril membawakannya [bulan] cahaya dari tumpuan kaki [Allah]. Ia [Muhammad] melanjutkan. Inilah [yang dimaksud] firman tuhan: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya (Q10:5)2313 Al Tabari. History. p.232

Seseorang mungkin bertanya, “Apa yang dimaksud Muhammad dengan Allah membimbing kepada cahaya-Nya (Q24:35). Muhammad memberi contoh Ibrahim yang kepadanya Allah perlihatkan langit, agar ‘ia menjadi yakin dan diberi petunjuk’ (Q6:75, 77). Saat Ibrahim melihat bulan, ia menjadi terpesona dan menyebut bulan ‘Inilah Tuhanku.’ lalu berkata "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” (Q6:77)

Muhammad mengumpamakan menaruh kepercayaan pada penerusnya seakan diberi petunjuk oleh bintang-bintang. Sufi, Martin Lings, menulis Muhammad berkata:

"Para sahabatku seumpama bintang-bintang; siapa saja diantara mereka yang kalian ikuti, kalian akan diberi petunjuk." 2314 F. xxvi. Manaqib as-Sahabah, as quoted in Lings. Sources. p.329.

Muhammad juga berkata bahwa seseorang yang diberi petunjuk oleh Allah, gemetar dan kemudian menjadi nyaman hatinya saat mengingat Allah. Ini konsisten dengan pemikiran pagan. Contohnya, kaum pagan percaya hasrat yang kuat dan gairah adalah karena Venus atau Cupid, dan menjadi puitis disebabkan oleh Muses. Maka, perasaan tenang dan nyaman saat mengingat bulan dan Ilusi Bulan, adalah sebentuk pengalaman supranatural— Allah, sang dewa bulan, memberi petunjuk pada pikiran Muhammad. Muhammad berkata:

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa … , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. (Q39:23)

ImageImage
Mendapatkan perasaan tenang dan nyaman saat mengingat bulan dan ilusi bulan dengan menghadap mihrab mesjid yang mengarah ke Kabah.

Muhammad merefer ke petunjuk dari bulan sabit dan menyinggung mengenai asosiasi Allah dengan bulan, seperti yang ditulis Sufi Martin Lings:

Di suatu kesempatan di malam pertama mereka, sambil melihat ke seberang air ke arah Gurun Nubia, mereka melihat bulan baru, bulan Rabi’al-Awwal. ‘Wahai bulan sabit kebaikan dan pemberi petunjuk, keyakinanku pada Dia yang menciptakan engkau.’ Ini yang dikatakan Nabi ketika ia melihat bulan [sabit] baru. 2315 Lings. Sources. p.120

Demikianlah, saat Ibrahim melihat bulan, ia merasa nyaman dan ingin memuji Allah, sang dewa bulan. Namun, saat Ibrahim melihat bintang-bintang dan matahari, ia tidak merasakan sesuatu yang luarbiasa. Ini memberi ‘keyakinan’ pada Ibrahim bahwa Allah, sang dewa bulan adalah yang tertinggi dan satu-satunya tuhan—sesuai apa yang tercantum dalam Quran.

Menurut Quran, mereka yang tidak merasa nyaman dengan melihat bulan, atau mendengar Quran, adalah orang terkutuk yang tidak mendapat petunjuk Allah (Q39:23)

Ide sebuah ceruk yang menjadi petunjuk keagamaan, adalah sesuatu yang lazim di masa kuno. Ide tersebut berakar dari altar Venus di masa pra-Islam dan pra-Mesjid Islam. Altar Venus juga dikenal sebagai portal sholat atau Mihrabs. 2316 Goldman. Portal. Orang-orang kuno menggantungkan pelita di puncak kubah/lengkung portal, mewakili Venus. Pelita dan ceruk membentuk symbol pasangan Venus-bulan.

Dalam sejarah di kemudian hari, kitab-kitab suci astral disimpan di dalam ceruk. Pelita di puncak altar Venus berarti memudahkan imam membaca kitab sucinya. Imam dan jemaah sembahyang menghadap ceruk. Dengan menghadap ceruk bukan hanya memperlihatkan rasa hormat kepada Venus dan bulan, namun ceruk juga berfungsi sebagai bantuan akustik bagi suaranya saat sembahyang.

Yahudi meminjam konsep portal sembahyang, namun mengubahnya menjadi tempat suci Taurat di depan sinagog. Tempat suci Taurat dapat dilihat di sinagog-sinagog Dura-Europos Mesopotamia dan di Palestina era Byzantium.

Beberapa Kristen mencontoh tempat suci Taurat, karena Raja Negus dari Abyssinia berkata bahwa Islam dan ‘apa yang Yesus bawa, berasal dari ceruk yang sama.’ 2317 Ishaq. Sirat. p.152. Namun, berbeda dengan tempat/ruang suci Yahudi dan Kristen, altar Venus Islam semuanya mengarah langsung ke altar pagan Venus, khususnya Batu Hitam Kabah.

Orang Arab khususnya, mungkin menganggap cahaya dalam ceruk sebagai petunjuk. Kafilah-kafilah sebagian besar beroperasi di malam hari untuk menghindari panas menyengat di siang hari. Padang pasir hanya memiliki sedikit fitur yang dapat diingat, terutama karena gundukan pasir senantiasa berubah oleh angin. Cahaya dari ceruk sudah pasti berfungsi sebagai mercusuar untuk menuntun unta ‘melayari padang pasir’ ke tempat persinggahan kafilah.

Ceruk berfungsi sebagai mercusuar. Muhammad memperhatikan bahwa pelaut dan para kafilah keduanya menggunakan bintang untuk melintasi lautan dan padang pasir (Q6:97) Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. maka sudah pasti mereka juga menggunakan cahaya di pantai dan pedalaman. Tentu saja ketika ada musuh di kaki langit, cahaya dalam ceruk di kota-kota dimatikan agar tidak memberi petunjuk pada musuh di malam hari.

Muhammad menerapkan konsep ini ke dalam agama dan doktrin predestinasi ganda-nya. Muhammad menyatakan bahwa Allah hanya memberi petunjuk kepada orang-orang tertentu untuk kepastian terkait monoteisme dewa bulan, dan memilih untuk tidak memberi petunjuk kepada orang-orang lainnya. Allah memperlakukan orang-orang yang tidak ia pilih sebagai musuh dan mentakdirkan mereka masuk ke neraka.

Beberapa mencoba menyangkal kalau Allah adalah dewa bulan pra-Islam, karena Quran mengatakan bulan dan matahari diciptakan (Q7:54; Q10:5 ; Q21:33 ; Q29:61 ; Q39:5 ; Q41:37). Argumen lemah ini dikemukakan oleh mereka yang ingin tetap membelenggu orang dalam Islam.

Para penyembah dewa bulan kuno tidak menganggap bulan itu sendiri sosok fisik dewanya. Demikian juga penyembah berhala dan pantheis tidak menyembah fisik batu dan kayu tetapi roh yang ada dalam objek tersebut, atau roh yang diwakili objek tersebut. Demikianlah, Quran tidak mengatakan ke sosok fisik dewa bulan yang mana para pemujanya menyembah, karena para pemujanya terbiasa beranggapan batu bulan diciptakan.

Para penyembah ini beranggapan bulan dapat disimbolkan perahu kano, lampu, pedang scimitar, singgasana di bulan, dan semacamnya. Dewa bulan tidak terbatas pada bulan saja, sebagaimana raja tidak terbatas pada istananya.

Dianggap dewa bulan adalah roh, tetapi dapat mengambil bentuk manusia atau sapi jantan. Dewa bulan dikatakan mengunjungi kuil dan tempat sucinya, dan bahkan secara periodik berdiam di dalamnya. Contoh-contoh akan diberikan kemudian di bab ini.
Last edited by anne on Sun Sep 16, 2012 12:32 am, edited 1 time in total.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Ratu Sheba

Sejarawan gereja abad ke-5, Philostorgios, menulis:

[Kaisar] Konstantine [memerintah 337-361] mengirim duta besar ke masyarakat yang disebut Sabean, dan sekarang disebut Himyarites [di Yaman]. Mereka ini adalah keturunan dari anak perempuan Abraham, Kethura. Wilayah dimana mereka berdiam disebut ‘Arab Besar dan Bahagia’ oleh Yunani dan bersentuhan dengan ‘Laut Luar.’ Ibukotanya disebut Saba, yang ratunya pernah mengunjungi Salomo. Ini adalah masyarakat bersunat, dan disunat pada hari ke-delapan. Mereka memberi persembahan pada bulan, matahari dan dewa-dewa asli. Sejumlah Yahudi hidup diantara mereka. 2318 Philostorgios. Church History, vol 3, p.4, quoted in Peters. Origins, pp.44-45.

Image

Terjemahan Quran Pickthall, Shakir dan Yusuf Ali memperlakukan kata Sabian dan Sabean (pengucapan lain Sabaean) sebagai sinonim dalam tiga ayat parallel, sebagaimana yang diperlihatkan tabel di berikut ini:
Sabaean-Sabian.JPG


Namun, ada perdebatan diantara para ilmuan apakah Sabian (dengan ‘i’) seharusnya disamakan dengan Sabean (dengan ‘ea’) dari Saba, Yaman. Debat serupa juga terjadi mengenai identitas banyak tokoh dan suku-suku yang disebutkan dalam Quran.

Para akademisi Dhimmi berkutat di isu bagaimana Muhammad tahu mengenai Sabean, karena negara Sabean sudah tinggal kenangan di masa Muhammad. Ini tentu saja konyol, karena Kerajaan Saba persis di selatan Mekah dan berlangsung hingga ke abad 6M.

Sama seperti debat para akademisi Dhimmi mengenai Sabean, mereka juga heran bagaimana Muhammad tahu mengenai kota Haran yang berada jauh di Syria. Tentu saja akhir debat yang merinci Haran sebagai tempat persinggahan utama dalam jalur perlintasan kafilah dagang unta, kelihatannya tidak pernah disebutkan.

Haran adalah kota terkenal dan banyak dikisahkan, bahkan disebut di tradisi Islam sebagai suatu tempat persinggahan, seperti ditulis ‘Ali Dashti:

“Otaba b. Abi Lahab mengirim pesan ke Nabi, mengatakan bahwa ia tidak percaya pada [sosok malaikat yang dikaitkan dengan] bintang-bintang dalam Quran. Nabi tersinggung dan mengutuknya sambil berdoa, ‘Ya, tuhan, semoga salah satu hewan buas pemangsamu menyerangnya!’ Otaba yang mendengar ini menjadi takut. Pada saat itu ia sedang mengadakan perjalanan dengan kafilah. Ketika kafilah berhenti di Haran, Otaba berbaring dan tidur di tengah teman-temannya. Tuhan mengirim seekor singa, yang mengambil Otaba dari tengah teman-temannya dan merobek-robek tubuhnya tapi tidak memakan tubuh orang yang dikutuk, najis, ini. Maka semua orang tahu bahwa singa tersebut tidak mengambilnya untuk dimakan, namun untuk menjawab doa Nabi.” 2319 Dashti. Career,p.72.

Terlihat, tradisi mengenai singa ini cukup sejalan dengan Epik Gilgames:

Di malam hari, saat ia [Gilgamesh] tiba di jalan gunung, Gilgamesh berdoa: ‘Di jalan gunung ini di waktu lampau, aku melihat singa-singa, aku takut dan mendongak memandang bulan; aku berdoa dan doaku sampai pada dewa-dewa, maka sekarang, wahai dewa bulan Sin, lindungilah aku.’ 2320 Anonymous. “Gilgamesh, The Search for Everlasting Life.” Also, Pritchard. Ancient. I:62, middle of Tablet IX.

Keberadaan Otaba b’ Abi Lahab di Haran, kota dewa bulan Sin, ketika ia diserang singa, menunjukkan bahwa umat Islam menganggap Allah adalah Sin, sang dewa bulan. Lahab telah menghina Allah atau Sin, maka Sin tidak menyelamatkan Lahab dari singa, seperti Sin sebelumnya menyelamatkan Gilgamesh.

Para ilmuan menunjukkan bahwa Muhammad beranggapan orang-orang Sabean dan Haran telah menyimpang dari monoteisme, sebagaimana ditulis Sinasi Gunduz:
….Menurut Quran, setiap komunitas sejak Adam hingga ke nabi Muhammad adalah pengikut agama yang benar, yi. Islam, sebelum mereka mengubah agama menjadi politeisme. Maka tuhan mengirim pada mereka nabi-nabi dengan membawa agama yang benar, Islam, untuk menegakkan lagi monoteisme (Q7:59-93 ; Q21:51-93) 2321 Gunduz. Life. p.44.
Para ilmuan bertanya-tanya apakah ada bukti arkeologis, literatur atau lainnya yang mengaitkan Sabian dengan Sabean, serta Hanif dengan Harranian. Ada bukti literatur, karena kisah mengenai Sabean dan Haranian terinspirasi dari bagian-bagian Bible yang menyentuh Saba dan Haran (Kej 11-12; IRaj 10:2 ; 2Taw:9).

Karena Haran dan Sabean berturut-turut disebut dalam kaitannya dengan Abraham dan Salomo, Muhammad beranggapan masuk akal bila dikatakan orang Haran dan Sabean menyimpang dari monoteisme. Bagaimanapun, karakter seperti Melkisedek dan Balaam memperlihatkan bahwa ada lebih dari beberapa penulis Yahwist di Timur Tengah. Namun, Muhammad keliru, karena tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai Kitab Suci apalagi arkeologi.


ImageImageImage
Inskrisi Sabean (lihat ibex di kedua pinggiran) ; dan, Tugu Sabean untuk menghormati dewa bulam Ilimquh (Almaqah).

Mengenai Sabean, Tamara Green mencatat Johs. Pedersen mengatakan:

"Sebelum masa Muhammd, kata tersebut [Sabean] pasti memiliki makna yang berkaitan erat dengan doktin-doktrinnya [Muhammad]—jika tidak, ia takkan bisa menggunakannya [Sabean] dengan cara ini [dalam Quran]. Sang nabi sendiri disebut seorang Sabian, dan Sabi’ah digunakan terkait mereka yang beralih ke Islam." 2322 Green. Moon. p.110.

Mengenai Sabean, William St. Clair-Tisdall mengatakan:
Sabians memiliki ritual-ritual agama tertentu, diantaranya sembahyang tujuh kali sehari, lima diantaranya berhubungan dengan sembahyang lima waktu umat Islam….Mereka mensholati yang mati tanpa membungkuk atau bersujud, dan berpuasa selama 30 hari [sama dengan puasa Ramadhan Islam, puasa yang berlangsung selama satu bulan lunar]; dan jika bulan baru tersebut adalah bulan yang pendek, maka mereka berpuasa selama 29 hari. Berkaitan dengan puasa, mereka [Sabians] melaksanakan perayaan Fitr (mengakhiri puasa di akhir bulan lunar) dan Hilal (bulan baru/bulan sabit)….Diperkirakan, beberapa tatacara keagamaan orang Sabian ini ditiru oleh Muhammad, dan fakta bahwa agama mereka secara umum (dalam hal keasliannya) memiliki pengaruh pada pondasi Islam, dibuktikan ketika Banu Jadhimah dari Taif dan Mekah memberitahukan pada Khalid perpindahan mereka ke Muhammedanism [Islam], mereka melakukannya dengan berteriak, ‘Kami telah menjadi Sabians.2323 St. Clair-Tisdall. Sources. ch.2. pp.52-53
Mengenai Sabean, Tamara Green mengatakan ….
….J.B. Segal meneliti masalah Sabian sekali lagi di tahun 1963 [M]. Segal sependapat dengan Pedersen yang menyatakan bahwa tujuan Muhammad menggunakan nama Sabian adalah untuk mendeskripsikan suatu kelompok monoteis….2324 Green. Moon. p.111.
Muhammad sangat yakin bahwa Sabean pernah menjadi monoteis, karena ia yakin bahwa Mekah dan bahkan seluruh Arab dulunya monoteis! Malah, Bat Yeor menulis:

Muhammad tercatat pernah berkata bahwa semua anak-anak terlahir Islam, tetapi orangtua mereka membesarkan mereka sebagai Yahudi atau Kristen. 2325 Q30:30 ; Sahih Bukhari, vol.2, bk.23, nos.440,441 &467 ; Sahih Muslim, vol.4, ch.1107. nos.6423 & 6426 ; Yeor. Dhimmi. p.75. fn. 31.

Keyakinan mengenai bayi baru lahir inilah yang membuat umat Islam suka mengatakan bahwa orang-orang ‘kembali ke Islam’ daripada ‘beralih ke Islam.’ Mereka mengira ‘Semua orang suatu ketika adalah umat Islam dan dapat kembali lagi.’ Karena keyakinan ini juga, yakni semua orang terlahir Islam, menyebabkan semua orang, sekalipun budayanya bukan Islam tetap disebut ‘kafir’ yang artinya ‘orang-orang yang tidak terus mempertahankan iman.’

Keyakinan Muhammad bahwa orang-orang Mekah telah menyimpang dari monoteisme dibuktikan dalam Quran dan tradisi . Misalnya, Muhammad percaya orang-orang Mekah menentang pengetahuan yang benar dengan mendewakan malaikat laki-laki dan memberi mereka nama-nama perempuan, seperti yang tercantum di atas:

Q 43:16-20, Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki. ... Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.

Memang, pantheon Arab memiliki hirarki sedemikian rupa sehingga Muhammad dan para pengikutnya dengan mudah percaya bahwa orang-orang Arab telah menyimpang dari monoteisme. Wherry menulis:

"Penyembahan berhala di Arab, juga Sabian, terutama terdiri dari pemujaan terhadap bintang-bintang dan planet-planet, para malaikat dan gambarannya, yang mereka hormati sebagai dewa-dewi inferior dan pada siapa mereka memohon perantaraannya kepada TUHAN. Karena orang-orang Arab mengetahui ada satu DEWA yang paling berkuasa, sang PENCIPTA dan TUHAN semesta, yang mereka sebut Allah Taala, DEWA tertinggi; dan dewa-dewi lain yang berada di bawahnya, cukup mereka sebut Al Ilahat, yakni para dewa…".2326 Wherry. Commentary, vol. I, section i, p.36.

Q 53:19-21, 26-27 Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan.

Banyaknya patung-patung dan gambar-gambar dewa-dewi disertai simbol bulan sabit dengan bulatan, hanya memperlihatkan bahwa dewa tersebut adalah dewa astral—apakah itu diasosiasikan dengan matahari, bulan ataukah Venus. Ornamen bulan sabit membawa para peneliti ke kesimpulan:

(* Dewi-dewi, seperti dewi Takdir, adalah anak perempuan Allah, sang dewa bulan (Q53:20).

(* Allah adalah Tuhan Sirius-Isis yang mengenakan bulan sabit dan bulatan (Q53:49)

H.A.R. Gibb menulis:
Eksistensi Dewa utama Allah, dianggap sebagai aksioma bagi Muhammad dan lawan-lawannya. Quran tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut; yang dipermasalahkan adalah bahwa hanya Dia satu-satunya Dewa/Tuhan. 2327 Gibb. Survey, p.26.
Apakah masyarakat Haran dan Sabean benar-benar pernah monoteis sama sekali tidak mempengaruhi interpretasi Quran. Quran semata-mata mengenai: apa yang dipikirkan Muhammad adalah kebenaran, tidak perduli apakahitu fakta atau fiksi.
Sabean-b.JPG

2328 Werner Daum wrote: “Almaqah, the Sabean imperial and national god…His symbolic animal is the Ibex (later on also the steer). In Ma’in [the Minaean kingdom north of the kingdom of Saba] also the snake is a symbol of this imperial god, beside the Ibex” (Daum. Ursemitische, pp.30-31). The curvy sticks may be moon-god symbols just as scimitars, bows and throwing sticks were.

ImageImageImage
Tempat pembakaran dupa dengan patung Ibex dan bulan sabit dengan bulatan/orb, symbol Almaqah, dewa bulan Sabean.

ImageImage
Fragment Ibex dan koin Sabean berlambang bulan sabit

Namun, ada alasan lain mengapa para akademisi Dhimmi senang mengatakan ‘keputusan belum final’ terkait siapa persisnya orang Sabian itu. Muhammad mengatakan Sabians menyembah matahari selain Allah [bulan] (Q27:24). Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk

Akademisi Dhimmi tahu bahwa dua dewa tertinggi yang disembah Sabean adalah matahari dan bulan. So, agaknya Muhammad menyalahkan orang-orang Sabean karena menyembah dewa matahari, selain Allah, sang dewa bulan! Malahan, Muhammad berpendapat bahwa menyekutukan dewa matahari dan dewa bulan adalah penyebab jatuhnya Kerajaan Saba.

---bersambung-----
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Di setiap pembahasan mengenai apakah orang-orang Mekah dan Sabean menyembah dewa bulan, harus disimak pendapat para ilmuan apakah ide semacam itu masuk akal. Beberapa ilmuwan telah meneliti bukti-bukti dan menyatakan keyakinan mereka bahwa Allah bisa dipastikan adalah dewa bulan pra-Islam:

(* Tahun 1927, Robert Briffault mengutip Prince Teano, saat mengatakan: “Ada begitu banyak petunjuk yang memperlihatkan bahwa …..Allah-nya Islam hanyalah transformasi dari sosok dewa lunar primitif Arab” (Briffault v3 106) 2329 Briffault, Robert. The Mothers A Study of The Origin of Sentiments and Institutions (3 volumes). George Allen & Unwin. London. 1927, vol.3, p.106 (Note: There also is an abridged one volune version), as quoted at “The Origin of Sin and the Queen of Heaven, Part I: The Moon God and Goddess,” Genesis of Eden Diversity Encyclopedia, dhishara.com, accessed 6 Jan 2005.

(* Egerton Sykes menulis entri berikut dalam ensiklopedinya, tahun 1952:
Allah, nama Islam untuk Tuhan, berasal dari bahasa Semitik El, dan [Allah] pada mulanya diperuntukkan bagi bulan; dia [Allah] tampaknya didahului oleh Ilmaqah [aka Almaqah] sang dewa bulan. Allat adalah pasangan perempuan Allah. 2330 Sykes. Mythology, p.7. Allah entry.

(* Alfred Guillaume menulis tahun 1956:
Beberapa ilmuan menelusuri nama tersebut [Allah] ke Ilah Arab Selatan, gelar dewa bulan, namun ini hanya untuk kalangan para peneliti & pemerhati benda kuno. 2331 Guillaume. Islam. p.7.

(* Penulis buku-buku terkenal serta situs-situs rujukan di Internet telah menganalisa bukti-bukti, dan yakin bahwa Allah adalah dewa bulan pra-Islam. 2332 Use web search engines, or use the “Search Inside” feature at Amazon.com, to find popular books mentioning Allah’s having been a moon-god. Here is a suggested search string: +Allah+”moon-god”

(* Kristen, sejak John Damascus (~675 hingga ~749M) telah mencatat asal-usul astral munculnya Islam. Beberapa evangelish saat ini, seperti Pat Robertson, mengetahui bahwa Allah adalah dewa bulan, seperti yang dilaporkan The Jerusalem News Wire:
“Mengacu ke Perang Global terhadap Terorisme, serta bangkitnya anti-Semitisme internasional, orang Amerika berkata seluruh dunia dilanda peperangan agama. Inti peperangan ini bukanlah uang atau wilayah, melainkan pertanyaan siapa sebenarnya Tuhan. ‘Perseteruannya mengenai apakah…. dewa bulan Mekah yang dikenal sebagai Allah, yang maha tinggi, atau Yahweh, Tuhan Judeo-Kristen, Tuhan Bible, Yang Maha Tinggi.

Jika orang-orang pilihan Tuhan menyerahkan pada Allah, penguasaan atas tempat-tempat paling suci mereka….maka Islam akan memenangkan pertempuran. Akan tersebar di seluruh dunia Islam bahwa ‘Allah lebih besar dari Yahweh. Janji Yahweh pada umat Yahudi tidak berarti. Sekarang kita, dalam nama Allah, akan menghancurkan Yahudi dan mengusir mereka keluar dari negeri milik Allah. 2333 “CBN chief: It’s areligious war,” Jerusalem Newswire, 17 Dec 2003.
Ulasan Robertson mengenai dewa bulan Hubal, tidak lepas dari perhatian umat Islam. Website Al-Jazeerah menampilkan ulang ulasan editor dalam The Atlanta Journal-Constitution yang menyebutkan subjek tersebut. 2334 Nelson, Craig. “Christian Zionist: Evangelicals a new lifeline for Israelis,” The Atlanta Journal-Constitution, 25 Dec 2003, as reprinted in aljazeerah.info, accessed 29 Dec 2003.

Pandangan konvensional senantiasa yakin Allah adalah dewa bulan. Diantaranya:

*) Penulis Byzantium abad ke-8, Rahib George, berkata bahwa umat Islam menyembah ‘tuhan….sang bulan dan Aphrodite.’ 2335 Tolan. Saracens, p.44, fn.19, p.296: “Alain Ducellier. Chretiens d’Orient et Islam au Moyen Age. Armand Colin, Paris, 1996. pp.161-164; Migne, J.P. (editor). Patrologiae Graecae Cursus Completes (162 vols), Paris, 1857-1886, vol. 110-873. Aphrodite adalah Venus-nya Yunani, yang oleh Rahib George disejajarkan dengan dewi Uzza-nya Arab dan Batu Hitam Venus. Ini diperlihatkan oleh penggunaan simbol bulan sabit dan bulatan (orb) oleh umat Islam di abad ke-8.

*) Tahun 1645M, seorang Prancis Michel Baudier, membuat sebuah buku yang memperlihatkan umat Islam menyembah Manusia di Bulan (lihat ‘Baudier’ di Index). Sebuah film produksi Hollywood tahun 1962 menyebutkan beberapa kali mengenai umat Islam yang meyembah sosok dewa bulan. 2336 Shaheen, Jack G. Reel Bad Arabs: How Hollywood Vilifies a People. Interlink Pub Group, 2001, pp.200-201, “Five Weeks in a Balloon,” with an alternative title “Five Weeks in Arablands.”

*) Serge Trivkofic menulis:
Sosok ilahiah yang dominan adalah dewa bulan dalam beberapa variasi, yang gelarnya adalah Al-Ilah—pemimpin diantara para dewa—yang dalam penggunaannya sering dipersingkat menjadi Allah. Bukti-bukti disingkirkan karena umat Islam tidak mau menerima kalau mereka telah mempertahankan sisa-sisa tradisi pagan pra-Islam, dengan pengecualian kuil dan artefak yang telah ditetapkan Muhammad. Bagaimanapun, simbol bulan sabit yang begitu sering muncul di artefak-artefak arkeologis di seluruh jazirah Arab, membuktikan status khususnya. 2337 Trifkovic. Sword, p.22.

Pernyataan Serge Trikovic bahwa bukti-bukti disingkirkan itu benar. Di semua buku-buku arkeologis Timur Tengah, orang dapat melihat banyak patung-patung dan gambar-gambar yang dirusak. Bila di Kristen ada minoritas pembenci berhala yang merasa puas merusak objek-objek yang digunakan dalam kegiatan keagamaan, maka di seluruh Timur Tengah tak satupun karya seni di permukaan tanah yang selamat dari umat Islam. Ini disebabkan larangan dan contoh yang diberikan Muhammad yang melarang figur-figur seni 2338 Iconoclasm: Sahih Bukhari v.7, bk.72, nos.834-837; v.7, bk72, no.844. Bahkan, di era modern-pun umat Islam menjadi pemberitaan karena aktivitas penghancuran karya seni/peninggalan bersejarah:

(* Tahun 2006, Kerusuhan Kartun yang menewaskan sejumlah orang akibat karikatur Muhammad yang digambar kartunis Denmark.

(* Tahun 2001M, Taliban menghancurkan patung Buddha Bamiyan, setinggi 35m, dari sekitar abad 5-6 M, dalam rangka pembersihan relik di seluruh Afghanistan. Ini mengingatkan orang bagaimana di 653M, umat Islam melebur patung perunggu Colossus Rhodes, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia yang selesai dibangun di 282SM.

Image Image Image
kiri: Buddha Bamiyan sebelum dan setelah penghancuran, 2001; kanan: Warisan budaya ribuan tahun Mesir dan; bawah: Bangunan bersejarah Timbuktu, menjelang kehancuran, sehingga… semua seragam berbudaya Arab dan … "Hanya Allah saja Yang aku sembah …" (Q39:14).

Image Image
…. taat 5x sehari menyembah dinding bulan sabit, Hatim Hijr, beserta kuil dewa bulan Allah dan Venus vulva, Hajar Aswad

Karena penghancuran tersebutlah, maka fakta yang bukan hanya mencukupi, namun bahkan melimpah, yang memperlihatkan bahwa Allah adalah dewa bulan, tidak menjadi perhatian. Inilah penyebabnya, sehingga ada peneliti-peneliti yang mengalihkan topik ‘Allah adalah dewa bulan.’ Para penulis ini berkata bahwa Allah menggantikan Hubal, dan Hubal adalah dewa bulan Mekah yang terdahulu. Dengan demikian Allah adalah dewa bulan Mekah yang sekarang. 2339 Brockelmann. Peoples, p.9. Use search engine, or use the “Search inside” feature at Amazon.com, to find other books that menction who Hubal the moon-god morphed into Allah: +Hubal+Allah+”moon-god”

Namun Hubal bukanlah Allah, dan Hubal bukan dewa bulan. Sebagian besar peneliti yang mengajukan teori Hubal sama dengan Allah, bersandar pada:

(* Memilah hanya membaca hadist tertentu yang mengarah pada proses logika pengeliminasian yang cacat.

(* Eisegenesis (membaca teori-teori sebelumnya yang tertuang dalam teks) daripada exegesis (analisa menyeluruh terhadap teks tersebut).

Proses pengeliminasian mereka berlangsung sbb: Kabah adalah kuil astral, dan setiap kuil astral di Arab Selatan harus memiliki satu dewa bulan tertinggi. Para peneliti ini beranggapan Hubal adalah kandidat paling tepat untuk dewa bulan diantara dewa-dewa lain yang disebut dalam hadist. Mengenai Hubal bukanlah Allah akan dibahas kemudian. 2340 See HaBaal in the Index to find proofs that Allah was not Hubal.

Penulis yang dengan yakin berkata bahwa Allah adalah dewa bulan dan tidak membatasi keyakinan mereka dengan kata ‘mungkin,’ antara lain Morey, Stortroen dan beberapa penulis evangelish lain seprti John Hagee. 2341 Hagee, John. The Battle for Jerusalem. Thomas Nelson, New York, 2003. Morey and Stortroen can be found in the Selective Biography section. Penulis non-partisan, Jamal Elias, menulis:

Banyak orang Arab menganggap dewa bulan dan perjalanan, yang bernama Allah (scr literal ‘Tuhan’) sebagai leluhur dan pemimpin dewa-dewa lain. 2342 Elias & Lewis. Guide. p.25.

Situs referensi ‘Liber Paganum’ menyatakan:
Sin (Babilonia/Akkadia/Sabean)…kemungkinan adalah dewa yang ditransformasi menjadi Allah oleh Muhammad. 2343 Liber Paganum (Latin: Book of Paganism), version 0.5.7. Editors Karsten Dykow et al. liberpaganum.org. accessed 28 Sep 2003, Sin entry.
Ada alasan lain mengapa para akademsi Dhimmi enggan mengatakan orang Sabian sama dengan Sabean di Yaman: Muhammad menyebutkan Ratu Sheba (Q27:22) tanpa mencatat apakah rakyatnya bernama Sabeans (atau Sabian) yang dibahas di Quran (Q2:62; Q5:69; Q22:17).

Namun, ketiadaan detail dalam kisah Ratu Sheba Quran bukanlah perhatian utama. Jika penerjemah Quran tidak menggantikan banyak ‘pronouns’ dengan ‘nouns,’dan para penafsir tidak memberikan banyak detail dari hadist, maka Quran akan lebih tidak jelas lagi.

Ketika Muhammad menceritakan ulang kisah-kisah dalam Quran, hampir semua detail penting dihilangkan. Inilah sebabnya, beberapa kisah menjadi pengulangan yang memuakkan, sebagaimana yang ditulis Don Richard:
Jika setiap pernyataan atau kisah yang diulang-ulang dalam Quran hanya dicantumkan sekali saja, maka seluruh Quran akan berkurang hampir 40 persen dari yang diterbitkan. 2344 Richardson. Secrets, p.98.
Muhammad sering tidak menyebut siapa audiensnya, atau peperangan apa yang ia maksud. Luarbiasanya, beberapa surah Quran yang diketahui pasti kapan dan dimana ditulisnya, oleh beberapa ilmuan dikelompokkan sebagai surah-surah Mekah, sementara oleh ilmuwan lain, surah yang sama dikelompokkan sebagai surah-surah Medinah.

Contoh lain yang memperlihatkan ketidaktegasan Muhammad:

(* Lokasi dan identitas tokoh utama dalam suatu kisah sering tidak dicantumkan dalam Quran, tetapi hanya ada dalam hadist, dan hadist memperlihatlan bahwa Muhammad keliru. Misalnya, Muhammad menceritakan kisah mengenai seseorang yang mengendarai seekor keledai di sekitar reruntuhan suatu kota (Q2:259). Menurut hadist Muhammad mengatakan orang tsb adalah Nabi Ezra, namun dalam kisah-kisah Yahudi (sumber contekan Muhammad) ia adalah Nehemiah (Neh 2:11-16). 2345 Sell. Quran, pp.169-170, footnote.

(* Karakter utama dalam kisah dideskripsikan namun tidak ada namanya dalan teks Quran, sehingga identitas sesungguhnya orang tersebut tetap menjadi perdebatan, misalnya ‘yang bertanduk dua’ (Zulqarnain, Q18:86), dan ‘yang berwarna hijau’ (Al-Khidr, Q 18:65-82).

(* Kejadian-kejadian fiksi dalam kehidupan Ibrahim diceritakan tanpa pernah menyebutkan lokasinya (Q 2:258-260 ; Q 6:75-84; Q19:41-50; Q21:51-70; Q26:69-104; Q29:16-25; Q37:83-98; Q43:26-27).

(* Kisah Sodom dan Gomorrah diulang setidaknya delapan kali tanpa pernah menyebutkan nama kota-kota yang dihukum. (Q 7:80-84; Q11:77-83; Q15:58-76; Q21:74; Q22:43; Q26:165-175; Q27:56-59; Q29:27-33).

(* Ibrahim menceritakan ulang kisah Nimrod tanpa pernah menyebutkan nama Nimrod (Q21:51-71; Q29:16-17; Q37:97-98).

(* Konfrontasi antara Musa dan Firaun diulang duapuluh satu kali dalam Quran, namun Perayaan Paskah Yahudi tidak disebutkan. 2346 Richardson. Secrets. p.33. Firaun disebut tujuh puluh sembilan kali, tapi nama Mesir hanya disebut tiga kali (Q10:87; Q12:99; Q43:51).

Alasan akademisi Dhimmi mempermasalahkan Sabian dan Sabean, menurut mereka kata ‘Sabian’ tidak persis sama dengan ‘Sabean.’ Beberapa diantaranya berspekulasi Sabean berasal dari Yaman, sementara Sabian berasal dari suatu tempat lain, entah dimana.

Namun, sebelum dikenalnya kamus, adalah hal yang normal di masa lampau bila terdapat perbedaan dalam pelafalan suatu kata yang sama, sperti ‘Shibboleth’ dan ‘Sibboleth’ (Hak 12:6). Ini terutama terjadi dalam transliterasi dari satu bahasa ke bahasa lain, seperti Salah ad-Din menjadi Saladin dalam bahasa Inggris. Contoh lain, kata bahasa Inggris Ozymandias, terjemahan Yunani dari nama gelar Ramses II: User-maat-re Setep-en-re. Contoh lain lagi, kata Ibrani Yahveh menjadi Jehovah dan Yahweh dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, argumen fonetik dan etimologis selalu lemah.

Nama Sabian hanyalah sebentuk pelafalan kata Sabean, ungkap ilmuwan R.Bell. 2347 Bell R. The Origin of Islam in its Christian Environment. London, 1926/1968, p.60, as quoted in Gunduz. Life, p.19. Sebagaimana sebagian besar materi pengetahuan Muhammad, pelafalannya akan kata Sabean dan Sabian kemungkinan berasal dari bahasa yang berbeda. Encyclopedia Britannica menyatakan:

Sheba….sering disebutkan dalam Bible (terutama dalam kisah Raja Salomo dan Ratu Sheba) dan dengan berbagai cara dikutip penulis Assyria, Yunani dan Roma kuno dari sekitar abad ke-8SM hingga abad ke-5M. 2348 EB, accessed 15 Mar 2003, Saba entry.

Dapat diasumsikan dengan aman Ratu Sheba memerintah masyarakatSabean (atau dilafalkan Sabian). Berdasarkan asumsi aman ini, masyarakat Sabean menyembah dewi matahari Allat, disamping Allah, sang dewa bulan. Seekor burung mengatakan pada Salomo bahwa Ratu rakyat Ratu Sheba menyembah matahari plus Allah (Q27:24).

Pickthall
I found her and her people worshipping the sun instead of Allah;
Yusuf Ali
"I found her and her people worshipping the sun besides Allah:
Shakir
I found her and her people adoring the sun instead of Allah,
Indonesian
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

Terjemahan Pickthall dan Shakir atas surah ini menyatakan Sabean menyembah matahari instead of (bukan; sebagai ganti) Allah, tetapi Yusuf Ali mengatakan besides (selain) Allah yang berarti dan juga Allah. Terjemahan ‘instead of’ digunakan karena penerjemah ingin menghindari terjemahan ‘matahari selain Allah’ yang bermakna Sabean menyembah dewi matahari plus Allah, dewa bulan.Terjemahan ‘selain Allah’ benar karena beberapa alasan:

(* ‘Instead of’ tidak lazim digunakan Shakir. ‘Besides’ digunakannya sebanyak 132 kali, sementara ‘instead of’ hanya empat kali.

(* Keseluruhan tema surah Quran adalah bahwa Yahudi, Sabean, Kristen dan Majus, telah salah menyandingkan dewa-dewa lain dengan Allah. Muhammad tidak pernah mengatakan siapapun menyembah dewa/tuhan lain seperti dewi matahari sebagai ganti Allah.

(* Para arkeologis mengetahui bahwa orang Sabean menyembah bulan dan matahari. 2349 Phillips. Sheba, pp.226-227.

Muhammad agaknya beranggapan semua orang Arab percaya pada Allah namun tidak menyembahnya secara tetap (Q29:61). So, terjemahan Sabean menyembah dewa-dewi ‘dan juga’ Allah lebih tepat daripada mengatakan ‘sebagai ganti’ Allah.

Bagi orang Arab, nama Bible Ratu Sheba adalah Bilqis. Kuil dewa bulan yang oleh orang Arab disebut ‘Mahram Bilqis’ berada di bagian utara Yaman. Bill Graveland menulis:
Kisah-kisah rakyat Arab-lah yang melestarikan koneksi Ratu Sheba dengan situs tersebut. Itulah sebabnya tempat suci tersebut disebut Mahram Bilqis dalam bahasa Arab. Mahram Bilqis berarti tempat suci Bilqis. Nama dalam kisah rakyat Arab untuk Ratu Sheba.
Kuil tersebut adalah tempat ziarah suci para para peziarah seluruh Arab dari 1200 SM hingga 500 M, dan waktunya sesuai dengan catatan sejarah mengenai Ratu Sheba serta kunjungannya ke Raja Israel Salomo. Kuil bulan tersebut menjadi terbengkalai setelah abad ke-6. Glanzman berkata, bendungan Marib runtuh untuk terakhir kali, membuat wilayah tersebut tidak berguna lagi untuk pertanian. 2350 Graveland. Queen.
Runtuhnya bendungan tersebut berarti tanah irigasi berubah menjadi padang pasir. Ini berakibat pula pada kehancuran kuil dan berakhirnya kerajaan Sheba. Inilah tampaknya yang menyebabkan para penulis kuno tidak banyak menyebut Ratu Sheba setelah abad ke-5M. 2351 EB, accessed 15 Mar 2003, Saba entry.
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Pendapat para arkeolog mengenai hubungan Ratu Sheba dengan kuil dewa bulan Mahram Bilqis:

Kaitannya tidak dapat dibantah lagi. Jika Ratu Sheba atau Bilqis ada, sudah pasti ia akan datang ke Marib dan terlibat dalam upacara di Mahram Bilqis, kuil terbesar dan pusat ziarah penting pada saat itu. Orang-orang datang atau dibawa dari tempat jauh untuk bersembahyang, dan bahkan dikuburkan disana…..

Almaqah adalah dewa utama yang disembah oleh masyarakat Sabean. Ia diberi simbol seekor sapi jantan dan kemudian dengan seekor Ibex, dan juga diasosiasikan dengan bulan sabit, yang membuat para arkeolog menyebutnya dewa bulan, dan menamakan Mahram Bilqis ‘kuil dewa bulan.’ 2352 Donnet, Joel. “Quest for a Queen: A team of archaeologist excavates the site of ancient temple in Yemen seeking to find any trail of the Queen of Sheba,” Frontline, “India’s national magazine” from the publishers of The Hindu, vol.19. Issue 03, 02-15 Feb 2002.

Museum Kunsthistorisches di Vienna menulis tentang relief Ibex:
Ibex memainkan peranan penting dalam motif keagamaan Arab Selatan….Disini Ibex terutama adalah simbol dewa bulan Almaqah, kemungkinan karena kesamaan visual karakteristik tanduknya dengan bulan sabit. 2353 Relief Slab with Ibex Motif, Yemen, 4th to 3rd C.BC (?), acquired in 1894 from the Glaser Collection, AOS Inventory Number Sem 125, The Kunsthistoriches Museum at Vienna, khm,at.
Werner Daum menulis mengenai patung-patung kecil Ibex kuno yang memiliki wajah, hidung dan janggut seorang pria tua:
Figur-figur Ibex tradisional yang secara keseluruhan tidak realistik [seperti Sphinx], dengan wajah pria tua, dibuat di Hadramut….Siapa yang mereka wakili?....Hanya ada satu penjelasan. Dewa perjalanan….Orang menganggapnya sebagai seekor Ibex tua dengan wajah manusia….Ibex tersebut…adalah dewa kerajaan Sabean ‘Almaqah—yang simbol hewannya adalah Ibex. 2354 Daum. Ursemitische, pp.64-66.

Image Image Image
Kiri: Ibex ; Tengah: Figur Ibex. Yemen, ca. 5th century BC (The Metropolitan Museum of Art) ; Kanan: Figur pria dengan janggut tanduk Ibex. Diasosiasikan sebagai Penguasa daerah ketinggian yg dipertegas dengan tanduk hebat Ibex. Mesopotamia ca. 3000 BC (The Metropolitan Museum of Art)

Hadist menyatakan Muhammad lahir 570M dan meninggal sekitar 632M. Dengan demikian Muhammad lahir hanya dua puluh tahun setelah para peziarah berhenti mengunjungi kuil dewa bulan di utara Yaman.

Hadist Islam menyatakan bagaimana para penduduk Mekah di Kabah membicarakan seorang penguasa Kristen, Abraha, mencoba mengalihkan orang Arab dari sembahyang di Kabah, dengan mendirikan sebuah katedral di Sana. 2355 Ishaq. Sirat, p.21 Sesungguhnya, Muhammad bicara mengenai runtuhnya bendungan Marib dalam Quran—bencana besar yang membuat kuil Bilqis terbengkalai (Q34:16-19). Muhammad berkata:

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (Q34:15-16).

Penting bahwa Muhammad menganggap Allah mengirim banjir besar untuk menghukum Sabean karena Sabean menganggap dewa bulan Almaqah adalah dewa yang kadangkala membanjiri Wadi-wadi. Egerton Sykes menulis bahwa Ilmaqah [atau Almaqah] adalah pendahulu Allah. 2356 Sykes. Mythology, p.102. Ilmaqah entry. Werner Daum menulis:
Il Muqah adalah ‘IL, ‘Yang secara intensif Mengairi,’ dewa badai hujan. Dengan nama ini pula kita menemukannya dalam kisah-kisah dongeng (Arab Selatan). Ia adalah dewa hujan badai besar yang mengerikan. Ia ‘mengisi Wadi-wadi dan tanah datar’ begitu melimpah. Ia adalah dewa air yang menghancurkan. 2357 Daum. Ursemitische, pp.80-81.
“Dua buah kebun” yang dimaksud Q34:15-16 adalah dua danau di sekitar Marib, sebagaimana dijelaskan Nicholas Clapp:

"Dengan permukaannya [Wadi] yang berupa mosaik lumpur kering dan pecah, Wadi Adana adalah kunci ke bagaimana dan mengapa peradaban Sabean bertumbuh di pinggiran padang pasir itu. Dua hingga tiga kali setahun, di masa lalu sebagaimana sekarang, hujan membasahi dataran tinggi Yaman hingga ke barat. Dimulai dari akhir jaman Neolithikum, air Wadi Adana mengalir dan ditampung oleh serangkaian bendungan. Yang terbesar diantaranya, dibangun di abad ke-5SM, dengan jarak dari satu sisi ke sisi lainnya 680 meter, satu setengah kali lebar bendungan Boulder/Hoover, Colorado.

Jauh sebelum runtuh [per-bagian], Bendungan Besar Ma’rib adalah struktur pembatas raksasa dari tanah berlapis lempengan-lempengan batu yang disatukan dengan lime mortar. Dibangun untuk menghadapi serangan banjir besar musiman yang melimpah dari wadi dengan kecepatan 1700 meter kubik per detik—hingga menampung 2000 ton lebih air dan endapan lumpur per detik. Tujuan dibangunnya bendungan bukanlah untuk menciptakan suatu tempat penyimpan air, melainkan untuk mengalihkan gelombang besar air ke dua pintu air, utara dan selatan, kemudian ke kolam-kolam. Dari sana, dua kanal lebar menampung air yang selanjutnya didistribusikan melalui sejumlah besar jaringan kanal yang lebih kecil, dan diteruskan sistem irigasi dan kanal yang lebih kecil lagi, yang menjangkau hingga 20 mil atau lebih ke padang pasir terbuka. Dan dikatakan sebanyak 24.000 are (9600 hektar) diolah dan diusahakan, cukup untuk menopang kota dengan penduduk 30.000 hingga 50.000 jiwa. Oasis buatan manusia ini dikenal sebagai ‘Dua Kebun Surga.2358 Clapp. Sheba.

Salah satu danau, 6.8 mil (11km) dari bendungan Marib, dan danau yang satu lagi 3.1 mil (5km) jaraknya. Setiap danau memiliki kanal dan sistem irigasinya sendiri. Dari sinilah asalnya klaim ‘dua kebun’ atau ‘Dua Kebun Surga.’

Image Image
kri: Gambaran Bendungan Marib kuno, pembatas raksasa di tengah Wadi Adana, untuk menghadapi banjir besar musiman, Sayl, dan menyalurkan arus air lewat pintu air utara dan selatan ; kanan: sisa reruntuhan pintu air selatan
Image Image
Danau yang terbentuk di Bendungan Marib modern.


Spekulasi yang umum adalah bendungan Marib tidak diperbaiki selama beberapa lama, dan akhirnya jebol. Ini mungkin benar, karena di Yaman, dari abad ke-4 sampai ke-7, terjadi perang empat sisi yang sporadis diantara Yahudi, Kristen, pagan dan kaum Badui oportunis penghuni padang pasir.

Kaum Badui senantiasa menjadi ancaman bagi setiap peradaban Arab, karena tanpa peringatan mereka dapat berkumpul dan menyerang tiba-tiba dari balik padang pasir luas. Segala sesuatu yang memerlukan perbaikan reguler di abad-abad ini tampaknya diabaikan karena berbagai hal. Tapi Muhammad, tanpa perlu berpikir panjang, tahu alasan mengapa bendungan Marib runtuh: arus air yang deras (Q34:16).

Ahli geografi Roman menyebut Yaman ‘Arab Bahagia’ (Latin: Arabia Felix) karena dua hujan musimnya memungkinkan tanaman panen cukup diairi. Hujan berlangsung dari Maret ke Mei, dan dari Juli ke Agustus. Air hujan tersimpan di tiga danau buatan manusia: dua danau pengalih dan satu di balik bendungan, dan digunakan untuk irigasi.

Muhammad menyatakan bagaimana bencana Marib hanya berarti hanya ada dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr yang tumbuh di tempat yang dulunya dipakai orang Yaman menanam gandum, anggur, kurma, buah-buah, bumbu rempah dan tanaman dupa (Q34:16). Muhammad terbawa Schadenfreunde (perasaan senang yang didapat dari kesulitan orang lain) karena wilayah Marib tidak lagi lebih hijau dari Mekah.

Bahwa Quran benar mengenai banjir yang menghancurkan kebudayaan Marib dapat dilihat dari informasi modern. Tahun 1986, bendungan Marib modern selesai dibangun agak ke hulu dari bendungan lama. 2359 Articles and photographs of the dams and the three lakes are readily found on the Web. Pengukuran yang diambil selama satu dekade memperlihatkan bahwa banjir dua tahunan besarnya bervariasi. Dari tahun 1986 hingga 1996, arus masuk adalah 85, 135, 90, 50, 50, 25, 130, 196, 27, 48 dan 370 juta meter kubik. 2360 Basahi, I.A.A. “Marib Dam: the importance of environmental and health impact studies for development projects, “Eastern Mediterranean Health Journal, vol.6. Issue I, 2000,pp.106-117.

Dari tahun 1994 hingga 1995, ketika banjir berturut-turut hanya mencapai 27 dan 48 juta meter kubik, di danau berkembang ganggang yang setebal helai karton/kardus, berarti setebal 5mm lebih. Pinggiran danu juga dipenuhi serangga. Ikan pembersih dituang dari truk ke dalamnya untuk memangsa semua mikro organism.

Selama masa kekeringan dari 1994 hingga 1995, dokter-dokter melaporkan terjadi peningkatan drastis malaria, schistosomiasis [cacing parasit], tifus, diare dan blue babies (karena kekurangan oksigen dalam darah). Kemudian tahun 1996, terjadi banjir yang begitu menyengsarakan (370 juta meter kubik) sehingga, bahkan dengan hidrologi modern, Marib harus dinyatakan sebagai wilayah bencana. 2361 Basahi, I.A.A. “Marib Dam: the importance of environmental and health impact…Idem

Berikut bagaimana bencana tersebut tampaknya melanda, yang menyebabkan menurunnya populasi Marib. Setelah bertahun-tahun diabaikan, sebuah banjir besar menjebol bendungan dan bendungan di hulu (yang rendah). Ini pernah terjadi sebelumnya, namun kali ini tidak cukup tenaga ahli dan kekuatan sosial yang tersisa untuk memperbaiki bendungan tersebut sebelum hujan musim berikutnya. Selanjutnya, selama bertahun-tahun hanya ada sejumlah kecil air yang dialihkan ke dua danau penyangga, dan tidak ada air tersisa di balik bendungan.

Danaupun mulai mengering, yang menyebabkan berkembangnya ganggang dan gerombolan serangga. Tanpa air dan tanaman panen, penyakit menjadi epidemik di populasi yang lapar. Sumur-sumur mulai mengering karena tidak ada lagi air di bendungan dan di kedua danau. Tiadanya rembesan air yang konstan membuat permukaan air tanah mencapai level yang tak terjangkau dengan galian tangan dan sekop. Maka, populasi sebesar 30.000 jiwa menghadapi pilihan: pergi ke tempat lain, kelaparan atau meninggal karena penyakit.

Sudah tentu, jika Muhammad mengetahui sejarah terakhir bendungan Marib, ia juga mengetahui mengenai reruntuhan kuil Bilqis. Kuil Bilqis di suatu ketika menjadi tempat ziarah pesaing Mekah.

Kuil bulan Bilqis kemungkinan mengklaim Ratu Sheba sebagai patron-nya di masa pra-Islam. Ini membantu menjelaskan mengapa Mekah mengklaim Ibrahim, Ismael dan Hagar sebagai patron Kabah. Hal tersebut juga berdampak jauh ke penjelasan bagaimana Muhammad sampai beranggapan bahwa Yahweh adalah Allah, sang dewa bulan.

Wendell Phillips menulis mengenai kuil dewa bulan Sheba:
Di dekat puncak tugu batu yang bagus, terukir indah bulan sabit dengan lingkaran matahari, sementara di bawahnya terdapat inskripsi Sabean dalam karakter pahatan sempurna….Sebagaimana hampir semua masyarakat primitif, mereka menyembah bulan, matahari dan bintang fajar. Dewa utama, bulan, adalah dewa laki-laki yang disimbolkan dengan sapi jantan….2362 Phillips, Sheba, pp.226-227
Penyembahan terhadap bulan dan matahari di kuil Sheba memperlihatkan bahwa Muhammad telah mengubah kisah Sheba menjadi kisah yang mempromosikan penyembahan monoteistik terhadap dewa bulan.

Moral kisah ini adalah bahwa Allah menyebabkan runtuhnya bendungan Marib (Q34:15-16) karena masyarakat Yaman melupakan peringatan Salomo dan kembali menyembah matahari, selain Allah, dewa bulan (Q27:24).

Interpretasi ini selaras dengan fakta Quran memiliki surah berjudul ‘Bulan,’ namun tidak memiliki hubungan dengan surah berjudul ‘Matahari.’ Quran mendukung monoteisme dewa bulan. Quran yang anti solar menolak matahari karena matahari satu-satunya benda astral yang lebih cemerlang daripada Allah, si dewa bulan.

Baik surah Ratu Sheba (Q27) maupun surah bencana bendungan Marib (Q34) adalah surah-surah Mekah. Pengajaran Muhammad pada penduduk Mekah adalah bahwa Allah sang dewa bulan telah mendatangkan bencana pada Marib, dan mengakhiri perjalanan ziarah ke kuil bulan di utara Yaman karena masyarakat Yaman menyembah matahari juga (Q27:24).

Telah diketahui dengan jelas dari banyak sumber bahwa, bersamaan dengan dewa-dewa lain, matahari (Shams) disembah di Kabah di masa pra-Islam.
Maksud Muhammad adalah, jika penduduk Mekah terus menyembah dewa-dewi lain selain Allah, dewa bulan, maka Allah akan mendatangkan bencana yang menyebabkan Kabah Mekah juga menjadi reruntuhan. Ini akan merugikan penduduk Mekah, terutama karena mereka banyak mendapatkan keuntungan ekonomis dan politis dari dua ziarah tahunan titik balik matahari ke Mekah (Q105-106; lihat juga Q28:57).2363 Peters. Makka, p.32

Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q28:57)
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Muhamad berkata bahwa bendungan Marib dihancurkan oleh banjir besar (Q34:16). Serupa dengan itu, di surah Mekah lainnya Muhammad mengkhotbahkan bahwa Allah memusnahkan orang-orang jaman dulu dengan banjir dan selanjutnya dengan api neraka, karena mereka tidak meninggalkan pemujaan terhadap dewa-dewa lain selain Allah (Q71:23-25). Melalui kisah ini Muhammad menyatakan Mekah akan menghadapi saat akhirnya, jika penduduk Mekah meneruskan politeisme.

Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. (Q71:23-25)

Apalagi karena Mekah terbiasa menjadi sasaran banjir deras hingga abad ke-20, sebagaimana yang ditulis Snouck Hurgronje di tahun 1880-an:
Allah hanya memberikan batu, pasir dan panas tak tertahankan pada tamuNya. Dan tak puas dengan ini, Ia tempakan di timur vale [lembah wadi] Mekah, Sayl, ancaman permanen terhadap jiwa dan barang-barang mereka. 2364 Peters. Makka, pp.23-24.
Barangkali Sayl menjelaskan mengapa Muhammad menyebutkan Nuh di 28 dari 71 surah pertama Quran, sekali di setiap 2.5 surah dalam Quran! 2365 Richardson. Secrets. p.97.

Mengenai kutipan di atas, F.E. Peters menyatakan bahwa ‘Tamu Allah’ adalah ‘nama yang diberikan penduduk Mekah untuk diri mereka sendiri’ 2366 Peters. Makka, pp.24 F.E. Peter menulis:

Sayl adalah banjir deras yang melanda Mekah di hampir sepanjang sejarahnya, dan telah berhasil menumbangkan, bahkan struktur yang paling kuat sekalipun—untuk tidak mengatakan gubuk-gubuk Quraysh abad ke-5 dan ke-6.
Seperti yang dinyatakan Hurgronje, curah hujan di timur kota, tak pelak lagi berakibat pada arus deras banjir di Mekah dengan tempat sucinya, Haram [area suci] bersama Kabah, yang berada langsung di perlintasan arus air di lembah, dimana kota tersebut dibangun. 2367 Peters. Makka, pp.24

Image Image

Muhammad mungkin menyaksikan lebih dari satu kali Sayl di Mekah, dan ia tahu bahwa banjir yang serupa telah menghancurkan Marib. Ini membawa dampak yang besar pada Muhammad. Muhammad mengira Allah akan menghancurkan Mekah melalui banjir, maka ia menjadi Pemberi Peringatan Allah (Q2:119)

Sabean akan disebut lagi dalam bab ini terkait Ibrahim dan bulan (Q6)


Pembaharuan Kalender

Muhammad mengakhiri interkalasi di Mekah (Q9:36-37): Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Mekah telah memiliki kalender solilunar dimana bulan ke-13 ditambahkan setiap tiga tahun. Ini adalah periode ‘epact’—penambahan waktu untuk menyelaraskan kalender matahari dan bulan. Penambahan ini memungkinkan kalender sinkron dengan musim dan equinox matahari.

Dari kisah apokrif Kristen mengenai Para Penidur dalam Gua, tampaknya sudah menjadi pengetahuan umum di Mekah, bahwa 300 tahun matahari kira-kira sama dengan 309 tahun bulan. 2368 365.25-day solar year x 300 = 354.36-day lunar year x 309. Kisah tersebut memperlihatlan bahwa Muhammad juga mengetahui orang Kristen menghitung tahun-tahun mereka menggunakan kalender matahari. Muhammad berkata:

Mereka tinggal di dalam Gua mereka [tertidur] selama tiga ratus tahun [sesuai perhitungan tahun matahari] namun ditambah Sembilan tahun lagi [agar sesuai perhitungan tahun Islam] (Q18:25) Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).


Muhammad percaya bahwa Allah telah menjadikan empat bulan dalam setahun sebagai bulan-bulan suci (Q2:194, 217; Q5:2, 97; Q9:5, 37). Dalam bulan-bulan yang empat ini, tidak boleh ada pertempuran. Salah satu dari empat bulan tersebut adalah bulan ke-12, Dhu’l Hijja, dimana ibadah haji ke Mekah telah, dan masih, dilangsungkan.

Interkalasi berdampak pada penundaan bulan-bulan suci hampir satu bulan setiap tiga tahun. Ada interkalasi di Kabah yang memungkinkan pengamatan astral diselaraskan dengan kalender. Proses tersebut dinamakan Nasi.

Kabah di Mekah dianggap sebagai Rumah Allah. 2369 Kaaba was House of Allah: Q2:125; Q3:96-97; Q5:2,97 ; Q8:35; Q14:37; Q22:26,29,33; Q33:33; Q52:4; Q106:3 Menurut persepsi Muhammad, matahari menyebabkan penundaan satu bulan untuk berziarah ke rumah Allah setiap tiga tahun.

Kalender agama Muhammad yang lunar, bukan solar atau solilunar, menyiratkan Allah adalah dewa bulan. Sin, sang dewa bulan kuno, dijuluki ‘tuhan kalender dan kebijakan.’ 2370 CEE, Sin entry Seorang monoteis dewa bulan seperti Muhammad tidak akan menyetujui kalender solilunar, karena menyiratkan kalau matahari dan bulan berkedudukan setara sebagai penguasa kalender agama.

Fakta bahwa Yahudi mengikuti kalender solilunar, dan Kristen kalender solar, dalam pemikiran Muhammad mengindikasikan mereka menyembah dewa matahari, selain dewa bulan Allah. Ali Dashti menulis:
Dalam Quran, penggunaan tahun lunar oleh orang Arab kuno dipandang sebagai hukum alam yang tak dpat diganggu gugat, dan interkalasi dilarang dalam ayat 37, surah 9: Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran 2371 Dashti. Career, p.164.
Ibn Warraq menulis hal serupa:
Menurut Quran, Allah menciptakan bulan dan fase-fasenya bagi manusia untuk mengetahui bilangan tahun (Sura 10.5). Sekali lagi, suatu gagasan Arab yang cukup primitif, karena semua peradaban maju Babilonia, Mesir, Persia, China dan Yunani [dan Roma], menggunakan tahun solar untuk perhitungan waktu. 2372 Warraq. Why, p.136.
Yahudi dan Kristen menambahkan hari dan bulan, praktek yang dilarang oleh Muhammad (Q9:36-37). Karena Yahudi menggunakan kalender solilunar, Muhammad menarik kesimpulan bahwa Yahudi menyembah Ezra sebagai dewa matahari. Karena Kristen menggunakan kalender solar, Muhammad mengira Kristen menyembah Yesus sebagai dewa matahari.

Kalender solilunar memerlukan pengamatan terus menerus terhadap matahari dan bulan. Kalender kemudian disesuaikan sehingga musim yang sama terjadi di bulan yang sama setiap tahun. Kalender lunar hanya memerlukan pengamatan terhadap bulan di akhir setiap bulan.

Orang Arab pra-Islam memiliki ketrampilan interkalasi, dimana nama-nama Arab untuk bulan-bulan memperlihatkan posisi mereka sebelumnya dalam tahun solar. Misalnya, Rabi bermakna ‘Musim Semi,’ Jumada bermakna ‘Bulan Kering,’ dan Ramadan bermakna ‘Panas Menyengat.’

Bahkan di masa modern umat Islam menganggap pengamatan terhadap bulan sabit adalah tindakan ibadah, suatu hal yang menyiratkan bahwa Allah adalah dewa bulan. Abdulkader Tayob menulis:

Bentuk dasar pemujaan Islam juga ditentukan oleh Allah, di dalam Quran dan juga dari contoh Nabi Muhammad. Ini berarti, dalam banyak kasus, bentuk-bentuk tersebut dianggap sudah final. Mengendarai unta ke Mekah bisa dianggap sebagai suatu sarana mencapai tujuan final, namun Mufti Shafi, sebagaimana sebagian besar ahli fiqh yang sejaman, menganggap mengamati bulan sabit yang menandai bulan baru sebagai sesuatu yang final. Tidak seperti mengendarai unta, mengamati bulan baru adalah suatu tindakan ibadah (anne: pilih-pilih aja. Harusnya dua-duanya ibadah, biar yg pergi haji bisa naik unta semua :green: ). 2373 Tayob. Islam, p.27.

Bagi Muhammad, pengamatan terhadap matahari dan bulan, serta menyesuaikan kalender sesuai hasil pengamatan tersebut adalah ibadah terhadap dewi matahari sekaligus dewa bulan Allah. Sementara pengamatan hanya terhadap bulan sabit saja memperkuat keyakinan monoteistik pada Allah, sang dewa bulan.

Inilah mengapa Muhammad mengatakan ‘perangi kaum politeis/musyrikin’ di ayat yang sama dimana ia melarang interkalasi bulan (Q9:36).

Bahwa Allah memiliki bulan-bulan suci, menyiratkan Ia adalah dewa bulan. Umat Islam merayakan bulan suci Ramadankarena di bulan inilah Quran pertamakali diwahyukan (Q2:185).

Penting diperhatikan, dewa bulan kuno juga memiliki bulan-bulan suci.

“Dalam periode Assyria….bulan Siwan (Mei-Juni) didedikasikan pada dewa bulan [Sin].” 2374 Green. Moon, pp.30,157.

Dewi Artemis, saudara perempuan dewa matahari Apollo, 2375 The resources seems unanimous that Artemis was a moon-god for instance. The New Dictionary of Cultural Literacy, 3rd ed. Edited by E.D. Hirsch, Jr., Joseph F. Kett, and James Trefil, 2003, Artemis entry memiliki satu bulan suci. Gubernur Roma kuno menyatakan:

"Ini adalah tanda terbesar pemujaannya, sehingga kita menamai satu bulan dengan namanya, Artemission….Bulan Artemission adalah suci di semua harinya, dan sepanjang hari-harinya, festival bulanan dan tahunan serta perayaan Artemisia dan libur-libur lain harus dilangsungkan, karena keseluruhan bulan itu diabadikan bagi sang dewi. 2376 MacMullen & Lane. Sourcebook, p.41.

Wahyu pertama Quran juga di malam hari—di ‘Malam Kemuliaan’ (Laylat Al Qadr) (Q97:1-5). Malam ini adalah malam paling suci dalam kalender agama Islam, seperti dinyatakan Quran, Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril [Pickthall, Yusuf Ali: the Spirit] dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Q97:4).

Malam Kemuliaan selalu jatuh di malam ganjil mendekati akhir bulan Ramadan (Q2:185). Umat Islam tidak sepakat mengenai kapan malam kemuliaan ini turun. Jika Malam Kemuliaan turun selama periode peralihan ketika bulan tidak terlhat, maka akan menjadi perayaan chthonic.

Fakta Allah juga memiliki perayaan di akhir bulan lunar menegaskan keberadaan Allah sebagai dewa bulan. Perayaan di akhir bulan lunar ini bukan hal asing bagi agama bulan, seperti dikatakan Encyclopedia Britannica:
Mitologi bulan ditegaskan, khususnya di periode saat ia [bulan] menghilang—tiga hari kegelapan dalam siklus lunar dan gerhana. 2377 EB, accessed 29 Mar 2003, “Moon Worship” entry.
Sin, sang dewa bulan juga memiliki hari khusus yang mengakhiri bulan lunar di Babylon. Tamara Green menulis:
Hari ke-28 bulan tersebut adalah hari ratapan saat doa-doa dipanjatkan, karena bulan menghilang dari pandangan dan tetap tersembunyi selama beberapa hari dalam kemuliaan naga. 2378 Green. Moon. p.29
Sinasi Gunduz menulis:
Ia [Al Biruni] mencatat pesta-pesta orang Haran untuk menghormati bulan, yang salah satunya adalah ‘Pesta Dayr Sini’ (Kuil Sin) yang dirayakan di tanggal 28 April. 2379 Gunduz. Life, p.201.
Hubungan antara pemujaan dewa bulan Islam, dewa bulan Harranian dan dewa bulan Sin Mesopotamia sangat jelas, dimana masing-masing agama tersebut menganggap hari ke-27 bulan lunar adalah special, seperti ditulis Tamara Green:
Hubungan paling jelas dengan bentuk pemujaan bulan Mesopotamia kuno yang dapat ditemukan di kalender masing-masing, adalah tanda dalam Katalog bahwa pada hari ke-27 setiap bulan, mereka pergi ke Dayr Kadhi, dimana mereka menyembelih dan membakar persembahan kepada dewa bulan Sin. 2380 Green. Moon, p.153-154
Banyak umat Islam percaya bahwa hari ke-27 bulan lunar Ramadan adalah hari istimewa, dan dijuluki Malam Kemuliaan (Lailat-ul-Qadr)

Selama 10 hari terakhir Ramadan, malam kemuliaan, atau Lailat-ul-Qadr diamati. Lailat-ul-Qadr adalah malam Quran diberikan pada Muhammad, namun hari persisnya tidak diketahui. ‘ Ini adalah malam dimana engkau dapat berdoa paling baik pada Allah, saat berkah dari surga turun ke Bumi dan doamu dijawab,’ ungkap Khan. ‘Beberapa negara Islam menyatakan malam persisnya adalah hari ke-27 Ramadan…2381 Trier, Maddie, “Religious revelation: Local Muslim gather to honor holy month.” The State News. statenews.com, 19 Oct 2004.

Image Image

Mungkin perayaan lunar yang dirayakan saat bulan sedang bertempur di dunia bawah tanah ini, seperti perayaan matahari malam, seperti dikatakan Joseph Campbell:

“Kita diberitahu juga mengapa momen spiritual dalam Misteri ini selalu di malam hari. Kehidupan roh bagian dalam adalah kematian alam di bagian luar; dan malam bagi dunia fisik adalah siang bagi dunia spiritual. Dionysus, sang matahari malam yang disembah bukan Helios, bulatan siang.” 2382 Campbell, Joseph. Theosophy, vol.46, no.5, Mar 1958, pp.223-229, wisdomworld.org.

Umat Islam berpuasa di siang hari di bulan Ramadan. Ketika irisan bulan sabit muncul mengakhiri bulan Ramadan, ini menandai akhir puasa dan pesta Eid Al Fitr dirayakan. Tamara Green menulis, “Hari ke-30 adalah harinya [Sin].” 2383 ANET, 386, as quoted by Green. Moon, p.24.

Para penyembah dewa Sin menandai bulan-bulan mereka dengan fase bulan, demikian pula umat Islam. Hari yang dirayakan para penyembah Sin dan Allah dilangsungkan sekitar saat bulan sabit muncul di langit. Malam Lailat-ul-Qadr merayakan bulan sabit yang mengecil menggelap dan Eid Al Fitr merayakan irisan bulan sabit baru yang muncul (hilal).

Image Image
Menunggu Hilal
anne
Posts: 502
Joined: Wed Sep 21, 2011 9:52 pm

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by anne »

Kalender Solilunar Musa

Kalender lunar murni mengisyaratkan Allah adalah dewa bulan dan Muhammad seorang monoteis penyembah dewa bulan. Kebalikannya, kalender solilunar Yahudi dan kalender solar Kristen memperlihatkan Yahudi dan Kristen bukan monoteis penyembah dewa bulan, ataupun monoteis dewa matahari.

Beberapa umat Islam yang tidak paham menyatakan bahwa kalender Islam dan Yahudi keduanya lunar. Ini salah karena kalender yang diberikan Yahweh pada Musa adalah solilunar. Dalam kalender Yahudi, bulan-bulan disisipkan bila perlu agar kalender tetap selaras dengan musim-musim.

Kel 12:2 memperlihatkan bahwa kalender solilunar Ibrani pertamakali diadakan selama Exodus, karena Kel.12:2 mengatakan Perayaan Paskah Yahudi yang pertama menandai awal tahun. Namun, perhatikan bahwa Tahun Petama Ibrani adalah Tahun Penciptaan, dimana tahun 2004M sama dengan Tahun 5764 dalam Kalender Yahudi.

Kalender solilunar menggunakan interkalasi agar tetap selaras, baik matahari maupun bulan. Kalender solilunar Yahudi dengan interkalasi ini pastilah mengganggu bagi umat Islam. Umat Islam menganggap Musa adalah seorang nabi, namun Muhammad berkontradiksi dengan apa yang diajarkan Musa. Muhammad mengajarkan Allah memerintahkan kalender yang yang diciptakan tanpa interkalasi.

Muhammad berkata bahwa interkalasi mengandung politeisme, khususnya, menyekutukan dewi matahari dengan dewa bulan, Allah (Q 9:36-37). Namun, Musa menulis mengenai matahari dan bulan:

And God said, “Let there be lights in the expanse of the sky to separate the day from the night, and let them serve as signs to mark seasons and days and years, and let them be lights in the expanse of the sky to give light on the earth.” And it was so. God made two great lights—the greater light to govern the day and the lesser light to govern the night. He also made the stars.(Gen 1:14-16).

Perhatikan ‘them’ dalam ayat di atas merefer ke matahari dan bulan.

Bahwa baik matahari maupun bulan diciptakan untuk menandai ‘musim’ dan ‘tahun’ berimplikasi Tuhan menciptakan matahari dan bulan agar manusia membuat kalender solar atau solilunar dengan interkalasi. Kalender lunar murni seperti kalender agama yang diadakan Muhammad, mengabaikan matahari sehingga tidak selaras dengan musim-musim.

Ada bukti lain bahwa kalender Musa adalah solilunar. Musa mengatakan bahwa perayaan panen Sukkoth harus senantiasa dimulai di hari ke-15 Tishri. Ini hanya mungkin bila kalender solilunar digunakan (Im 23:39-41). 2384 In Biblical time, Tishri was the seventh month, and corresponded to September or October of the Gregorian calendar. Judaism came to treat Tishri as the first month ever since the time of the Babylonian captivity Sukkoth juga disebut Hari Raya Pondok Daun atau Pesta Panen, dilangsungkan di akhir tahun (Kel. 23:16; 34:22).

Selain hari ke-15 bulan Tishri, dari berbagai fakta diketahui bahwa perayaan Sukkoth berlangsung di musim gugur. Musa menyebutkan mengenai buah dari pohon-pohon dalam kaitannya dengan Sukkoth (Im 23:39-41), juga jelai dan anggur (Ul 16:13). Selama Sukkoth, ranting-ranting pohon daunnya berguguran dan cocok untuk membuat pondok (Neh 8:14-15).

Tuhan berfirman bahwa Sukkoth dilangsungkan di akhir tahun (Kel 23:16; 34:22). Dalam waktu Bible, ‘akhir tahun,’ mungkin merefer ke equinox musim gugur, yang terjadi tanggal 21 September kalender Gregorian. Equinox musim gugur menandai akhir musim tahun itu sebelum ke musim dingin berikutnya.

Sukkoth pastilah berlangsung di musim gugur, karena perayaan panen lainnya di tahun yang sama, yang disebut Shavuot, berlangsung di musim gugur (Im 23:10-14). Hanya gandum, tidak ada buah yang disebut sehubungan dengan Shavuot. Panen pertama tahun itu adalah gandum. Gandum ini ditanam di musim gugur dan dipanen di musim semi. Ini sama dengan gandum ‘musim dingin’ di masa modern yang ditanam di musim gugur dan dipanen di musim semi.

Shavuot juga disebut Pesta Hari Raya Tujuh Minggu atau Pentakosta, yang dilangsungkan di hari ke-6 bulan Sivan—sekitar Mei kalender Gregorian. 2385 Judaism however treats Sivan as the ninth month ever since the Babylonian Captivity Pantekosta berlangsung tujuh minggu setelah gelombang persembahan hulu hasil/panen pertama. Gelombang persembahan hulu hasil ini diberikan di bulan pertama Nisan—sekitar Maret menurut kalender Gregorian (Im 23:15; Ul 16:9) 2386 Judaism however treats Nisan as the seventh month ever since the Babylonian Captivity


Ibrahim dan Monoteisme dewa Bulan (Quran 6)

Q 6:75 Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan [Pickthall: kingdom of heaven and earth] (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
76 Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam
[Pickthall,Yusuf Ali: ‘But when it set,’ Shakir: ‘So when it set’] dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".
77 Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat".
78 Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79 Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
[Pickthall: never shall I give partners to Allah]

Penjelasan singkat Kisah Ibrahim dengan Bintang, Bulan dan Matahari:

Sebagaimana diharap dari agama astral, Allah memberi petunjuk pada manusia melalui langit. Muhammad bahkan menganggap Allah memberi petunjuk kepada bayang-bayang melalui matahari:

Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, (Q 25:45).

Muhammad mengira orang-orang yang berlindung dalam gua diberi petunjuk oleh Allah menggunakan matahari:

Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Surah Gua Q18:17)

Allah memberi petunjuk Muhammad dan Ibrahim melalui matahari, bulan dan bintang (Q2:144); Q6:75, 77). Allah berkata pada Ibrahim bahwa Allah akan membawa Ibrahim tour ke konstelasi, a.k.a. “kerajaan,” dan Ibrahim hanya perlu menunjuk benda langit mana yang menjadi simbol Allah, yang menentukan siapa Allah. Apakah ia dewa matahari, bulan, atau bintang.

“Tanda-tanda keagungan [Kingdom of heaven and earth]” (Palmer, Pickthall, Rodwell, Sale, Shakir, Sher Ali, Q6:75) mengacu ke konstelasi zodiac. Selain “kerajaan,” berbagai terjemahan Quran menyebut konstelasi zodiac: “zodiac signs” “mansions,” “houses” dan “stages” (Q10:5; Q15:16; Q25:61; Q36:39; Q85:1).

Q15:16
Pickthall: And verily in the heaven we have set mansions of the stars
Yusuf Ali: It is We Who have set out the zodiacal signs in the heavens
Q25:61
Pickthall: Blessed be He Who hath placed in the heaven mansions of the starsand hath placed therein a great lamp and a moon giving light!
Yusuf Ali : Blessed is He Who made constellations in the skies, and placed therein a Lamp and a Moon giving light
Q85:1
Pickthall: By the heaven, holding mansions of the stars,
Yusuf Ali : By the sky, (displaying) the Zodiacal Signs;


Mengapa Ibrahim perlu mengamati terbit dan terbenamnya bintang, bulan dan matahari? Praktek mengamati langit sebelum matahari terbit dan terbenam penting di Timur Tengah karena tiga alasan:

(* Venus hampir selalu terlihat sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam, dan itulah saat paling tepat menyembahnya.

(* Kalibrasi peta astrologi berdasarkan pada di konstelasi mana matahari berada. Saat orang di masa kuno hendak menentukan di tanda zodiac mana matahari berada, mereka akan melihat ke batas langit timur sebelum matahari terbit, dan ke batas langit barat setelah matahari tenggelam.

(* Interkalasi kalender—karena matahari harus berada di konstelasi tertentu selama bulan-bulan dan musim-musim tertentu.

Sholat lima waktu sehari yang dilaksanakan umat Islam melanjutkan aspek pengamatan langit penyembahan astral masa pra-Islam. Perhatikan bagaimana seseorang menyerukan panggilan sholat sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam. Panggilan sholat (Adzan) diserukan pada saat:

1. Hendak merekah fajar, sekitar delapan menit sebelum matahari terbit (Fajar atau Shubuh)
2. Segera setelah matahari tergelincir dari tepat tengah hari (Zuhur)
3. Pertengahan sore hari (‘Asar)
4. Tepat setelah matahari terbenam (Maghrib), dan
5. Segera setelah malam menjelang (‘Isha).

Dari pengamatan terbit dan terbenamnya bulan, matahari dan planet-planet diketahui bahwa mereka bergerak melewati konstelasi dalam kecepatan berbeda. Bintang, tentu saja tidak memiliki pergerakan yang terlihat, ia bergerak bersamaan dengan konstelasi zodiac.

Matahari bergerak dari satu konstelasi zodiac ke konstelasi zodiac lainnya sekitar satu bulan. Planet-planet dalam bergerak bersama matahari melewati sebagian besar zodiac, dan planet-planet luar bergerak lebih lambat daripada matahari.

Namun bulan, melewati keseluruhan zodiac kira-kira dalam satu bulan, sehingga, sekitar 2.5 hari bulan berada di tanda zodiac berikutnya. Ada 12 konstelasi zodiac. Dengan mudah dapat dideteksi bagaimana bulan bergerak lebih cepat daripada planet-planet dan bintang-bintang dengan menyembunyikan bintang-bintang dan planet-planet di baliknya, seraya bergerak melintasi langit.

Gerakan benda-benda langit sesungguhnya mengandung ‘petunjuk’ dalam astrologi. Semakin cepat gerakan, semakin besar dampak benda langit tersebut terhadap makhluk bumi. Bahkan, saat planet-panet dan bulan bergerak menuju konstelasi yang berbeda, dan saat terjadi konjungsi yang berbeda, pengaruh planet-planet tersebut meningkat dan kekuatan yang berbeda berperan.

Spengler dan Sayles menulis mengenai ini:
Basis astrologi berpusat di sekitar prinsip perubahan. Filsuf Yunani, Aristoteles, memperlihatkan perbedaan antara gerakan seragam bintang-bintang dan gerak tak beraturan planet-planet, dan interaksi ini membentuk dasar astrologi klasik yang akhirnya diadopsi orang Jazirah Arab. Diantara astrolog-astrolog terbesar Arab, terdapat Abu Mashar, yang belajar di Baghdad di abad ke-9M, dan menyusun doktrin yang menyatakan bahwa, semakin cepat dan tidak teratur suatu benda langit bergerak, semakin besar pengaruh yang dimilikinya terhadap benda-benda di bawahnya. Bulan adalah benda paling cepat di langit, dengan demikian memiliki pengaruh terbesar pada persoalan manusia.2387 Ma’shar. Albumasaris, as cited by Wedel. Attitude, pp.56-57, cited in turn by Spengler & Sayles. Turkoman, p.22
Image Image
Left: Albumasur or Abu Ma'shar (805 - 885) was the greatest of the Arab astrologers. His treatise 'Introductoriam in Astronomium' spoke of how 'only by observing the great diversity of planetary motions can we comprehend the unnumbered varieties of change in this world'.
Right: Sample of Abu Ma'shar's manuscript on astrology, 850 AD.


Image Image
Left: Twelfth-century Arab design showing the signs of the Zodiac in a clockwise order, the Moon's phases in an anti-clockwise order aligned with the Mansions of the Moon. Right: Islamic zodiac, Pergamon Museum in Berlin, Germany

So, kisah Ibrahim dengan bintang, bulan dan matahari memperlihatkan bahwa Allah, sang dewa bulan, adalah dewa tertinggi di langit karena ia-lah yang tercepat, dan ia memberi petunjuk semua peristiwa dalam kehidupan Ibrahim melalui zodiac dan astrologi. Inilah sebabnya ketika bulan terbit dan terbenam, Ibrahim menyeru sang bulan, ‘Tuhan.’ (Q6:77).

Sebaliknya, Ibrahim memperhatikan bahwa baik matahari maupun planet-planet tidak bergerak dalam jarak berarti di zodiac, antara saat terbit dan terbenamnya, sehingga hanya sedikit atau tidak memiliki pengaruh berarti pada kehidupan Ibrahim dibandingkan dengan bulan. Bagi Ibrahim, matahari dan bintang-bintang lebih menyerupai para malaikat daripada tuhan.

Analisa singkat Ibrahim dan Monoteisme Dewa Bulan (Q6)

Latar kisah adalah Haran, karena dikatakan ayah Ibrahim Terah masih hidup (Q6:74). Penulis tahu bahwa Terah menjalani hidupnya di pusat penyembahan dewa bulan, Ur, dan selanjutnya Haran (Kej 11:26-28; 31-32; Yos 24:2).

Image Image
Kuil Besar di Ur (kiri) dan Kuil Besar di Harran (kanan)….keduanya didedikasikan untuk dewa bulan Sin.

Penulis mungkin tahu sedikit informasi yang mengkonfirmasi pemikirannya bahwa Allah adalah dewa bulan, seperti:

(* Yerah, putra ke-empat Yoktan, adalah leluhur orang-orang Arab. Yerah adalah nama theoporic (anne: nama manusia yang diasosiasikan sosok dewa/ilahiah tertentu) yang bermakna ‘bulan baru’ (Kej 10:26)

(* Nama Terah bermakna ‘Ibex,’ yang di masa kuno dikenal baik sebagai simbol dewa bulan karena tanduk kurvanya. 2388 Brown, Driver & Briggs: Hebrew-Aramaic and English Lexicon of the Old Testament (BDB), entry 11034: Terah. Egerton Sykes menulis bahwa Terah adalah nama theoporic:

- “Terah. Nama Semitik kuno untuk bulan, setara dengan nama Terah, ayah Abraham. Bulan juga dikenal dengan nama Eterah dan Yerah.” 2389 Sykes. Mythology. p.207, Terah entry.
- “Elom. Nama yang diberikan untuk bulan oleh orang Ibrani bagian selatan. Varian dari Elom adalah Eterah, Ilmaqah, Yerah, Sahar dan Terah.” 2390 Sykes. Mythology. p.70, Elom entry

(* Adik Abraham dinamai sesuai nama kota Haran (Kej 11:26). Haran adalah ‘Kota Bulan’ kuno, sehingga nama Haran agaknya telah menjadi nama theoporic, sinonim dengan dewa bulan Sin. Haran mendapat nama yang merefer ke bulan, sama dengan Yerah dan Terah.

(* Kuil Mahram Bilqis, Ratu Sheba, adalah kuil dewa bulan, fakta yang membuat orang Arab salah mengartikan bahwa Tuhan Salomo, Yahweh, pastilah dewa bulan juga.

Image Image
Ruang bawah tanah reruntuhan salah satu kompleks kuil dewa bulan Sin di Eski Sogmatar, Harran. Berisikan relief dewa-dewa Syria diantara representasi symbol bulan sabit. Menurut sejarawan Theodor Háry kompleks ini berfungsi sebagai observatorium untuk mengamati pergerakan benda langit. Ia menemukan beberapa relief yang menunjukkan posisi bintang dan konstelasi di horizon .

Image Image

Dengan demikian, kisah Ibrahim dan penduduk Haran ini harus dimaknai sebagai kisah monoteisme dewa bulan. Ibrahim melihat bintang-bintang, bulan dan matahari, namun hanya terkesan, tergerak secara emosional, dan diberi petunjuk oleh bulan. Kemudian Ibrahim berkata: Hai kaumku [penyembah dewa bulan], sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), [dewa bulan]. (Q6:78).

Muhammad berkata bahwa Ibrahim menolak bintang-bintang (Q6:76) namun merefer ke bulan sebagai tuhannya yang telah memberi petunjuk padanya (Q6:77). Di ayat lain, Allah diumpamakan dengan cahaya dalam ceruk (Q24:35). Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus [Pickthall, Yusuf Ali: ‘niche’ atau ceruk], yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara

Kemudian saat matahari terbit, Ibrahim bertanya pada dirinya sendiri, apakah matahari lebih hebat daripada bulan. Ketika matahari terbenam, Ibrahim menolak matahari, karena matahari tidak memberinya perasaan spiritual yang nyaman/hangat. Selanjutnya Ibrahim menyimpulkan bahwa orang lain telah telah menyembah matahari dan bintang-bintang bersama dengan Allah, dewa bulan (Q6:78)

bersambung....
Analisa mendalam Ibrahim dan Monoteisme Dewa Bulan (Q6)
User avatar
MyLovelyCarnation
Posts: 523
Joined: Mon Aug 06, 2012 12:30 am
Location: komunitas Ganyang Islam

Re: MOON-o-Theism oleh Yoel Natan

Post by MyLovelyCarnation »

Beberapa umat Islam yang tidak paham menyatakan bahwa kalender Islam dan Yahudi keduanya lunar. Ini salah karena kalender yang diberikan Yahweh pada Musa adalah solilunar. Dalam kalender Yahudi, bulan-bulan disisipkan bila perlu agar kalender tetap selaras dengan musim-musim.
mbak anne,

Saya kurang paham dengan kalimat di atas. Jika saya mencoba memahami (mohon dikoreksi jika salah):
berarti bgs yahudi menggunakan dua jenis kalender sekaligus, solar & lunar, dimana kalender solar sebagai kalender utama. Begitu, yah?


Thanks atas tanggapannya, mbak anne.
Post Reply