Page 1 of 3

Syro-Aramaic dlm Quran: Quran=Liturgi Injil (SUDAH SELESAI)

Posted: Sun Jan 24, 2010 2:03 am
by ali5196
Kini kita akan bahas buku : The Syro-Aramaic Reading of the Koran: A Contribution to the Decoding of the Language of the Koran oleh Cristopher Luxenberg (Pembacaan Quran dari segi Bahasa Syria-Aram : Mencoba Membongkar Rahasia Bahasa Quran)
Image


TAPIIIIII sebelum membaca terjemahan bukunya, mari kita simak dulu apa arti Syro-Aramaic.

Image
http://www.aramaic-dem.org/English/History/1.htm
http://www.aramnaharaim.org/

BANGSA ARAMEA

Bangsa Aramea (the Aramaic people) hidup di kawasan Timur Tengah sejak 3000 tahun. Sumbangan budaya bangsa Aramea sangat besar sepanjang sejarah. Ribuan abad lalu, orang Aramea dikenal sebagai pedagang dan penyebar budaya dan alfabet. Mereka mendominasi "Jalan Sutera." Bahasa mereka yang relatif mudah, yi bhs ARAMAIC, dan alfabet mereka yang mudah dengan 22 huruf tersebar cepat disejumlah besar kawasan Asia. Banyak bahasa lain ditulis dalam alfabet Aramaic. Kebanyakan alfabet dunia jaman sekarang bahkan berasal dari alfabet dan sistim vokal (vowel system) Aramaic.

Image
http://www.aramaic-dem.org/bilder/skrift/E.htm

Sejak abad 4M, bangsa Aramea tidak memiliki negara tersendiri. Sejak hancurnya kekuatan Ottoman setelah Perang Dunia, negara2 pemenang mendirikan orde baru di TImur Tengah. Perancis dan Inggris membelah2 Timur Tengah tanpa menghormati kelompok2 etnik. Mereka menciptakan sebuah peta baru dan mendirikan negara2 baru seperti Turki, Syria, Iraq, Lebanon, Jordan etc. tanpa mempedulikan kebangsaan dan budaya rakyat yang mereka belah2. Perbatasan2 ini membelah2 “Aramea” dan memisahkan bangsa Aramea, yang sampai sekarang hidup dalam keadaan miris di negeri2 Timur Tengah tsb. Sebuah delegasi Syriac-Aramaic mendatangi konferensi di Sèvres 1920 degnan harapan utk meraih kembali hak2 sejarah di kawasan yang dulunya Aramaic. Namun kekuatan super power menolak tuntutan ini. Sejak pembentukan negeri2 baru di TImur Tengah, kesemua rejim ini memaksa bangsa Aramea utk meninggalkan budaya, bahasa dan etnisitas mereka. Arabisasi dan Turkisasi berlanjut secara intensif. Contoh, ribuan nama desa2, tanah2 pertanian, sungai dll yg tadinya Aramaic diganti namanya menjadi nama Turki dan Arab.

Image
Kawasan bangsa Aramea dikenal sebagai “Mesopotamia” dan sejak abad 20 dibagi2 kedalam negara2 modern
seperti Iraq, Syria dan Turkey. Bangsa Aramea juga dikenal sebagai bangsa Assyria atau Chaldean.


BANGSA SYRIAC/ARAMEA MEMILIKI NAMA LEBIH TUA

Bangsa Syriac dulunya disebut Aramea dan bahasa mereka Aramaic. Dokumen yang paling tua yg menyebut nama Aram bertanggalkan tahun 2300 SM. Bangsa Yunani diperkirakan menyebut orang Aramea dengan nama Syria di abad 5SM. Geografer dan sejarawan terkenal Yunani, STRABO (w 23 SM) mengatakan dalam bukunya “Geography”: “Mereka menyebut diri bangsa Aramea, kami menyebutnya Syria”. Bahkan dalam "Septuagint”, terjemahan kuno dari Perjanjian Lama kedalam bhs Yunani pada abad 3SM, nama Aram diterjemahkan menjadi Syria, bangsa Aramea menjadi bagnsa Syria, dan bahasa Aramaic menjadi bahasa Syriac. Bangsa Aramea sendiri menyebut diri Aramean. Tapi secara bertahap mereka menggunakan istilah Yunani: Syriac/Syrian sbg sinonim dengan Aramean, dan Syriac sinonim dengan Aramaic.

Image
Di abad 1M, sebagian besar bangsa Aramea masuk Kristen. Di jaman itu mereka menyebut diri Syrian-Aramean. DI jaman itu pula, istilah "Syriac/Syrian" lebih lazim dan menggantikan istilah Aramaicnya. Namun para penulis sering menggunakan istilah dobel Syriac/Aramaic yang sinonim bagi bangsa ataupun bahasa mereka.

[...]

BANGSA ARAMEAN PADA ABAD PERTENGAHAN

Di abad 7, ISLAM tersebar di Aramea. Menurut syariah, masyarakat dibagi kedalam empat kelompok, Kaum Kristen Aramea menjadi penduduk kelas tiga dan dipaksa membayar pajak dobel (JIZYAH!) sementara Muslim dibebaskan dari pajak tsb. Bagi mereka yang tidak mampu membayar pajak, mereka DIPAKSA masuk Islam. Mereka ditindas dan didiskriminasi secara ekonomi, sosial, etnis dan kultural dan dipaksa memeluk agama baru tsb kalau mereka ingin menjadi warga bebas. Dengan meningkatnya penindasan religius ini, banyak orang Kristen Syria masuk Islam. Islam meningkatkan bahasa Arab ke tingkat ilahi dan warga diwajibkan mempelajari bahasa Arab. Banyak orang Aramea/Syriac mengadopsi bahasa Arab dan melupakan bahasa asli mereka. Bahkan kini, sebagian besar bangsa Aramea hanya berbicara Arab dan hanya sebagian kecil berbicara bahasa Aramaic dengan dialek modern.

Image

Sampai abad 13, orang Aramea adalah mayoritas di “Aramea” (Timur Tengah) tapi pada akhir abad itu, kawasan itu dijajah tiran Mongolia yang juga Muslim, Timur Lenk. Bagian2 besar populasi Aramea dibumihanguskan dan jadilah Aramea sebuah bangsa minoritas. Selama 700 tahun terakhir bangsa Aramea/Syriac menjadi korban pembantaian religius oleh bangsa Kurdi dan Turki. Pembantaian paling akhir dan besar2an terjadi tahun 1915, yang menewaskan 300.000-500.000 orang Kristen Aramea dnegan cara yang sangat brutal di Turki Tenggara.

Image
Recognition of the (Aramaic) Genocide by Turkey
http://www.aramaic-dem.org/English/SUA/071016.htm
http://www.aramnahrin.org/English/Arame ... nocide.htm

Sampai sekarang di Irak, pembantaian terhadap rakyat Aramenea terus berlangsung :
mosul-irak-tempat-holocaust-minoritas-kristen-t29107/
iraq-pendeta-uskup-besar-dibunuh-karena ... ah-t24020/
irak-pemenggalan-pastor-14-buruh-damain ... han-t6347/

------------

Jangan lupa baca : menampik-kebohongan-ttg-hebatnya-perada ... im-t11777/

Re: The SYro Aramaic Reading of the Quran****

Posted: Sun Jan 24, 2010 1:11 pm
by JANGAN GITU AH
ali5196 wrote:lagi menunggu bukunya. Akan gua terjemahkan.
asyik...ada buku baru lagee....ditunggu kang !

Posted: Mon Jan 25, 2010 3:44 am
by ali5196
Image
The Syro-Aramaic Reading of the Koran: A Contribution to the Decoding of the Language of the Koran (Hardcover)
(Pembacaan Quran dari segi Bahasa Syria-Aram : Mencoba Membongkar Rahasia Bahasa Quran)
http://www.amazon.com/Syro-Aramaic-Read ... cr_pr_pb_t

Ulasan dari Muslim ttg buku ini tentu marah2, histeris, menyebut penulis amatiran, tidak konsisten dsb dsb.

Tapi ini ulasan non-Muslim :

July 23, 2009
By Timothy Abraham "A former Muslim"
Pernahkan anda membaca Quran dan terheran2 mengapa beberapa kata sulit diterjemahkan ? Sang penulis memanfaatkan pengetahuannya yg mendalam atas bahasa Syria dan Arab dan berhasil membongkar bahasa Quran. Ia selalu mengacu kpd QUran dgn hormat dan mencoba menunjukkan keindahan dlm sejumlah kata2nya. Ia membedakan huruf2/abjad2 codex Hijaz dgn codex2 kuno dgn bhs Aramaik, jadi menghilangkan segala ambiguitas. Ia memfokus pada bagian2 Quran yg ada kesamaannya dgn codex2 Aramaik. Buku ini harus dibaca. Sebuah masterpiece.

September 15, 2008
By A Kid's Review : Muslim tidak tahu isi bukunya sendiri
Buku ini memaparkan bukti dahsyat bahwa Quran adalah sempalan Kristen Aramaik. Perawan2 disurga memang buah anggur kering (grapes). LOL... Orang2 Arab kuno mengambil sebuah buku nyanyian (liturgi) Kristen Aramaik dan menyulapnya menjadi sebuah agama "baru." The History Channel menunjukkan sebuah film dokumenter berjudul "Inside the Koran" dimana seorang Muslim membantah asal usul KRisten QUran. Argumennya adalah bahwa Quran dan Injil dikonstruksi secara berbeda. Ia memang benar krn buku2 KRisten dan INjil tidak sama dlm hal pembacaaanya. 1/5 Quran adalah lagu2 Kristen dan sisanya adalah cerita2 yg ditambah2 saat tiba di Medinah. Itulah mengapa sebagian besar Quran adalah puisi dan 'dinyanyikan' di mesjid.


BUKU ini sebagian bisa dibaca di http://books.google.com/books?id=227Gha ... q=&f=false

TANYA : gimana copas buku itu kesini ? Ada yg tahu gak?

Posted: Sun Jan 31, 2010 10:38 pm
by kapal_kertas


TRANSKRIPSI/TERJEMAHAN VIDEO YOUTUBE DIATAS :

Th 2001, satu lagi studi Jerman mengakibatkan kemarahan besar sampai judulnya dilarang disejumlah negara Islam. Sebuah buku terbit oleh seorang ahli bahasa Semitik. Saking kontroversialnya, sang penulis menerbitkannya dgn nama palsu dan harus bersembunyi.

[Luxenberg lewat Dr M Gross:] 'Guna mengerti [Quran], kami perlu tafsiran dan pembacaan [Quran] dgn cara baru.’

Dr Marcus Gross membantu menerjemahkan buku ini dari bahasa aslinya, Jerman, ke bhs Inggris dan berani secara terbuka mengungkapkan pandangan si penulis.

[Dr MG:] '20 % [Q] mengandung kata2 tidak jelas yg tidak masuk akal. Ini bisa dikurangi sampai 5% jika anda mengerti bahasa Syria (Syriac).

Syro-Aramaic adalah bahasa dominan liturgi abad 3. Kristus berbicara bhs Aramaic dan bhs itu masih digunakan komunitas2 Kristen terpencil spt desa di Syria ini, Maloula, tapi di jaman Muhammad, Syriac adalah bhs utama, tertulis maupun budaya seluruh kawasan itu. Bhs Arab tertulis masih dlm tahap pembentukan.

[Dr MG]'Bhs Arab mengandung tulisan2 pre-Islam. Teks2 yg sangat pendek, tapi buku tertulis pertama dlm bhs Arab adalah Quran.

[Presenter :]Anda mengatakan Q ditulis dlm dua bahasa ?

[Dr MG] ’Di banyak kawasan dunia, bahasa terus bercampuran dan utk mengerti bhs Inggris, anda harus menelusurinya 1000 thn yg lalu. Bayangkan seorang petani Anglo Saxon berbicara pada majikannya yg bangsa Norman dan berbicara campuran bhs Perancis dan Anglo-Saxon dan anda hanya dapat mengerti bhs campuran itu jika anda menguasai kedua bahasa tsb.'

AKademisi Muslim jaman dulu cukup berani utk mengakui bahwa Quran memang mengandung kata2 asing. Di abad 10, Al Tabari, salah seorang komentator paling dihormati mengidentifikasi kata2 Ibrani, Yunani, Latin, Persia, Abbysinia & Syriac. Bedanya adalah bahwa sekarang Luxenberg mengartikannya secara berbeda dgn yg dipercayai secara luas sebelumnya. Nah, bgm seorang profesor Jerman menantang pendapat lebih dari 1 milyar orang dan atas dasar apa ? APa metodenya ?

[Dr MG] ‘Setiap kali saya mencari solusi bagi sebuah kalimat tidak jelas, langkah pertama adalah mencari artinya ug sudah dilupakan dlm bhs Arab yg tidak lagi digunakan tapi masih bis ditemukan dlm kamus2 tua. Sesuatu yg belum pernah terpikirkan oleh komentator (Tabari). Hanya kalau itu tidak mungkin, saya mempertimbangkan artinya dlm bhs Syriac atau kemungkinan saja kata itu salah tulis. Jadi, bisa saja huruf2 Arab gundul diberi titik pada tempat yg salah. lalu ada juga kemungkinan bahwa sebuah huruf Syriac disalah tulis dlm sebuah teks Arab.’

Dgn metoda ini, Luxenberg menguji beberapa ayat2 yg tidak jelas dlm Quran. Setelah Maria melahirkan Yesus dlm Quran Arab, malaikat mengatakan kpdnya ‘Jangan bersedih. Tuhanmu menempatkan sebuah sungai kecil dibawahmu.' Nah, dlm versi Luxenberg artinya menjadi : 'Jangan bersedih, Tuhanmu membuat kelahiran anakmu sbg sah.’

Satu lagi contoh yg akan mengundang kemarahan. Tuhan memerintahkan kpd seorang skeptik dlm bhs Arab, ‘Pandangilah makanamu, pandangilah KELEDAImu’ menjadi ‘Pandangilah kondisimu dan pandangilah keadaanmu secara keseluruhan.’ ‘Saat dunia kiamat, bumi akan bergerak maju’ dlm bhs Arab, dlm bhs Syriac : ‘Bumi terbelah dua.’

Ini bisa diterima tapi apakah perubahan2 ini mempengaruhi prinsip2 sentral Islam ataukah Luxenberg hanya menambah2i warna poetis disana sini ?

[DrMG] ‘Memang ini tidak merubah prinsip2 kunci spt eksistensi Tuhan atau dunia akhirat, tapi satu contoh, hijab/tudung Islami. Quran berbicara ttg khumur yg berarti ‘dipukuli dibagian saku.’ Kalimat ini sangat aneh dan sering diartikan sbg ‘tutupilah kepala dan dadamu’ dan jika anda melihat pada chador/tudung di Iran, misalnya, inilah yg mereka praktekkan. TAPIiii dgn tafsiran Syriac saya, artinya adalah ‘letakkan ikat pinggangmu di panggulmu.’ Ikat pinggang adalah tanda keperawanan yg khususnya digunakan oleh para biarawan. JADI ini lebih memiliki arti yg relevan.' [dgn kata lain, tidak ada kewajiban bagi Muslimah utk mengenakan tudung !!]

Tapi tafsiran Luxenberg ttg SURGAlah yg paling mengundang kemarahan Muslim. Di Ishfahan, Iran, ada sebuah istana abad 17 yg dibangun utk menggambarkan gerbang surga. Taman2 penuh pohon2 hijau mengekspresikan mimpi bangsa gurun spt digambarkan dlm Quran dgn air2 mancur dan HOURIS yg sering diartikan sbg PERAWAN BERMATA JELI. Malah ada komentator yg berani menunjuk pada sebuah angka spesifik : 72 bagi setiap mukhsin. TAPI ini tidak konsisten dgn 7 ayat Quran yg menjanjikan kebahagiaan permanen dgn istri2 mereka. Luxenberg percaya telah mengatasi kontradiksi ini. ‘Kami menyediakan pasangan (bagi mereka) dgn perawan2 bermata jeli,' itulah arti tradisionalnya. TAPI jika titik2 pada huruf2 Arab gundul diletakkan pada tempat berbeda maka yg anda dapatkan adalah : 'Kami akan membuatmu senang dibawah anggur putih sebening kristal.' Jadi bagi para suicide bomber atau para syuhada, bukannya prospek 72 perawan bahenol bermata besar yg menunggu mereka disurga, tapi hanyalah SEGENGGAM BUAH ANGGUR ... demikian tafsiran Luxenberg !

[Ajmal Masroor, Imam, London :] ‘This German study is very Christian- centric. It’s influenced by the way the Bible has been researched an put together. The Bible & the QUran are not the same.’
IT is the connection L makes with Christian symbolism that is highly inflammatory to many but a persuasive argument to others. This 5th century fresco in an Egyptian monastery depicts the archangels receiving souls in paradise. Each archangel holds a grape in one hand an in the other cradles the departed souls who are refreshed with bunches of grapes. The grape motives are repeated in the vestments in the feasts of the Syrian Orthodox church. All relating back to Christ’s promise to his disciple at the last supper that he (Christ) ‘will not drink the fruit of the vine until he is reunited with them in his father’s kingdom.’

[Imam :] ‘If foreign words were in the Arabic dictionary at the time of the prophet surely they had evolved into an Arabic meaning. So that particular one, even if it is Syriac, must be understood in the way the Arabs understood it. Not as grapes but as HOURS partners in heaven.’

[Prof Tariq Ramadhan/Oxford :] I think we all understand that its symbolic, the way we look at images at paradise, for example. We not asked to think of this in a literal way. IT’s just for us a description of what is going to be beautiful beyond your imagination.

Although L work has been called into question by leading academics and is controversial by its very nature, he believes it opens a door encouraging linguists, archeologists & historians to use modern tools to throw further light on the text & its context. For some Muslim academics, that is in the Q spirit of free enquiry and no threat to those who are robust in their faith.

[Muslim (no name provided) :] ‘This research doesn’t undermine any tenets, teachings or basic principles of Islam. What it provides though are questions and we as thinking Muslims, as people of the 21st century we shld say ‘Yes, let’s look at what he’s providing and not just condemn but let’s also see if this research has a historical base or is it a product of European orientalism.’’

Lihat juga wawancara di http://chiesa.espresso.repubblica.it/ar ... 7025?eng=y

gerd-puin-asal-usul-islam-yangterselubung-t36338/

Re: The SYro Aramaic Reading of the Quran****

Posted: Wed Feb 10, 2010 10:14 am
by iamthewarlord
ikut menandai thread, bang Ali sambil menunggu terjemahannya..

Re: The SYro Aramaic Reading of the Quran****

Posted: Fri Feb 12, 2010 11:50 pm
by dulilah
The Syro-Aramaic Reading of the Koran: A Contribution to the Decoding of the Language of the Koran

Image

PDF File format gambar : http://rapidshare.com/files/349667322/T ... _Koran.pdf

PDF File format hasil OCR (text bisa di copy-paste) : http://rapidshare.com/files/349675934/T ... an-OCR.pdf

Posted: Wed Feb 17, 2010 7:05 am
by ali5196
Thanks dulilah, buat file pdfnya. Tapi giliran gua pingin download, kok ERROR melulu ????
OK gua mulai terjemahannya. Tapi buku ini tidak gua terjemahkan kata per kata. Hanya yang penting2 saja dengan bahasa yg enak agar tidak terdengar akademis. Entar kalian malas membacanya. Kesulitan akan kutemui dibagian pembahasan huruf2 Arab. Kalo ada kesalahan, harap diberitahu dan dimaklumkan. Gua bukan Arabis.

Anyway ... bukunya cukup menarik.

Posted: Wed Feb 17, 2010 7:28 am
by ali5196
FOREWORD/KATA SAMBUTAN
halaman 9

[…]

Yang dimaksud dengan Syro-Aramaic (atau Syriac) adalah cabang Aramaic di Timur Dekat yang berasal dari Edessa dan kawasan sekitar Mesopotamia (Irak) barat-laut dan lazim digunakan sebagai bahasa tulis dari abad Kristenisasi sampai munculnya Qur’an. Selama lebih dari satu millennium, Aramaic adalah lingua franca di seluruh Timur Tengah sebelum secara bertahap tersingkir oleh bahasa Arab pada permulaan abad 7. Orang Yunanilah yang diperkirakan memberi nama bahasa Syriac (sebagai bahasa Assyria di jaman raja Alexander Agung).

Aramaic adalah bahasa Assyria, seperti yang dicatat dalam Perjanjian Lama di thn 701SM (2 Raja-Raja 18:26 dan Yesaya 36:11). Istilah ini kemudian diadopsi bangsa Aramia Kristen, yang dengan cara ini ingin membedakan diri dari sesama bangsa mereka yang bukan Kristen. Syriac juga adalah nama yang diberikan Arab kpd tulisan-tulisan dini mereka (misalnya dalam Hadis) kepada kaum Aramia Kristen, yang menandakan pentingnya bahasa ini pada jamannnya.

Malah ada hadis yang mengatakan bahwa nabi menyuruh sekretarisnya, Zayd bin Thabit (wafat 45/665M), untuk belajar bahasa Syriac dan Ibrani agar bisa membacakan kepada nabi tulisan-tulisan yang ada pada jaman itu.

[Nabi bertanya pada sekretarisnya, Zayd bin Thabit "apakah ia tahu bahasa Syriac," sang sekretaris mengatakan "tidak, tapi saya bisa mempelajarinya dalam 29 hari". Lalu nabi mengatakan "pergilah dan pelajarilah". Lihat "Kitab Al-Massahif" oleh ahli tafsir Arab, Ibn Abi Dawood (abad 10).]

Contoh, Ibn Sa’d az-Zuhuri (w.230H/845M), at-Tabaqat al-kubra, 8 vols index, Beirut 1985, II 358). Dalam Encyclopedia of Islam, Leiden, Leipzig 1934 vol 4, 1293b, ditulis tentang Zaid b. Thabit :”Ia adalah sekretarisnya (nabi), yang mencatatkan bagian dari wahyu-wahyu dan mengatur korespondensi dengan Yahudi, yang bahasa atau tulisannya, telah ia (Zaid) pelajari dalam 17 hari atau kurang.” Harus dicatat disini bahwasanya orang Yahudi dulu tidak berbicara Ibrani, melainkan Aramaic (Aramaic Yahudi).

Sebagai bahasa tulis dan khususnya dalam terjemahan Injil yang diperkirakan eksis pada abad 1-2M, pengaruh Syro-Aramaic menyebar sampai keluar kawasan Syria ke tempat-tempat seperti Persia. Literatur Kristen Syriac mencapai jaman emasnya dari abad 4 sampai 7.

Sementara itu menurut tradisi Islam, Qur'an berasal dari abad ke-7. Padahal contoh2 pertama dari literatur Arab secara utuh ditemukan DUA ABAD KEMUDIAN dengan adanya 'Biografi Nabi' oleh Ibn Hisham yang wafat thn 838M.

Jadi, literatur Arab pasca-Qur'an berkembang secara bertahap, dlm periode menyusul karya al-Khalil bin Ahmad, sang pencipta lexicografi (kamus) Arab (kitab al-ayn) yang wafat thn 786M, dan Sibawwayh, yang menciptakan tata bahasa Arab klasik, yang wafat 796M. Jadi, kalau kita mengasumsi bahwa komposisi Qur'an berhenti saat wafatnya nabi Muhammad thn 632M, maka kita temukan adanya interval selama 150 tahun, dimana tidak ada satupun jejak literatur Arab yang berarti."

Buku ini tidak mencoba untuk mengatasi semua misteri bahasa Qur’an, melainkan hanya mencoba menjelaskan kejanggalan dalam bahasa Qur’an. Fakta bahwa Syro-Aramaic adalah budaya dan bahasa tertulis yang paling penting dikawasan saat lahirnya Qur’an, pada saat bahasa Arab belum merupakan sebuah bahasa tulis mapan dan bahkan para cendekiawan Arab jaman itu menggunakan Syro-Aramaic sebagai bahasa tulis, membuktikan bahwa para pembentuk bahasa tulis Arab mendapatkan pengetahuan dan training mereka dalam budaya Syro-Aramaic.

Mengingat bahwa orang-orang Arab kala itu sebagian besar beragama Kristen dan bahwa sebagian besar dari mereka mengambil bagian dalam liturgi Kristen Syria, *) maka jelas bahwa elemen-elemen budaya Syro-Aramaic masuk kedalam bahasa Arab. Tugas buku ini adalah untuk mengukur tingginya pengaruh Syro-Aramaic dalam Qur’an.

*) Disertasi Arab pertama tentang subyek ini terbit di Tunis thn 1995 : Salwa Ba-l-Hagg Salih-al – ‘Ayub: al-Masihiya al-arabiya wa-tatawwuratuha min nas’atiha ila l-qarn ar-rabi‘ al-higri/al-‘asir al-miladi (Arab Christianity and its Development from Its Origins to the Fourth Century of the Hijra/Tenth Century of the Christian Era), Beirut 1997.

[…]

Berlin, Januari 2007.


Image
Geographical distribution of Aramaic and the Aramaeans (the people who spoke Syriac)

Re: The SYro Aramaic Reading of the Quran****

Posted: Wed Feb 17, 2010 10:26 am
by kufirandproud
nandain trit bagus.menarik nih.ditunggu kelanjutannya [-o<

Posted: Fri Feb 19, 2010 6:05 am
by ali5196
2. REFERENSI (hal 20)

Untuk menunjang studi kami, kami gunakan :

(a) Tafsir paling penting dalam bahasa Arab yaitu oleh TABARI (w 310H/923AD) yang mencakup tafsir-tafsir terdahulu seperti : Abu Ga’far Muhammad b. Garir at-Tabari, Gami al-bayan ‘an ta’wil ay al-Qur’an (30 bagian dalam 12 volume), edisi ketiga, Kairo, 1968 (untuk selanjutnya dalam buku ini disebut sebagai Tabari, disusul dengan nomor bagian & halaman)

(b) Lexicon (=kamus) Arab utama, yaitu LISAN al-‘arab karangan Ibn Manzur (1232-1311AD), didasarkan pada lexikografi Arab yang dimulai pada pertengahan kedua abad 8 dengan Kitab al-ayn oleh al-Halil b. Ahmad (w. circa 786AD): Abu l-Fadl Gamal ad-Din Muhammad b. Mukarram b. Manzur al-Ifriqi al-Musir, Lisan al-‘arab (="Lidah” bangsa Arab), 15 volume, Beirut, 1955 (untuk selanjutnya dalam buku ini akan disebut sebagai Lisan dengan nomor volume, halaman dan huruf kolom, a atau b)

Untuk studi komparatif, kami juga sertakan terjemahan studi2 akademisi Barat seperti :

- Richard Bell, The Qur’an, Translated with a critical rearrangement of the Surahs, vol I, Edinburg, 1937, vol II, Edinburgh, 1939

- Rudi Paret, Der Koran: Uebersetzung, 2nd ed., Stuttgart, Berlin, Cologne, Mainz, 1982.

- Regis Blachere, Le Coran (traduit de l’arabe), Paris, 1957

- Payne Smith, ed., Thesaurus Syriacus, tomus I, Oxonii 1879; yang selanjutnya dalam buku ini akan disebut sebagai Thesaurus/Thes.

- Carl Brockelmann, Lexicon Syriacum, Halis Saxonum, 1928

- Jaques Eugene Manna, Vocabulaire Chaldeen-Arabe, Mosul, 1900; diterbit ulang thn 1975.


3. METODE KERJA (p 22)

Tujuan studi ini adalah untuk menjelaskan kata-kata yang dianggap obscure (=tidak jelas). […] Dalam studi ini sering nampak bahwa tafsir yg diberikan para ahli tafsir sekalipun sama sekali tidak cocok dengan konteksnya.

Justru karya-karya referensi tentang lexikografi Arab yang muncul setelah jaman para ahli tafsir tsb lebih mampu memberi penjelasan. Tabari merujuk kepada tradisi lisan Arab, tapi tidak kepada satupun lexicon. Hanya beberapa kali, guna menjelaskan ekspresi Qur'an tertentu, ia mengutip ayat-ayat dari sajak Arab, tapi ini sering membawa kepada arti yang salah karena perbendaharaan kata dalam sajak berbeda secara fundamental dari Qur'an. Oleh karena itulah untuk pertama kalinya—berbeda dari metode-metode tafsir Barat sebelumnya yang menggantungkan diri pada tradisi Arab- studi ini menempatkan teks Qur'an dalam konteks sejarahnya dan menganalisanya dari sebuah perspektif filologis baru (studi bahasa sehubungan dgn konteks sejarahnya) dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian yang paling tepat atas teks Qura'n. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata lebih banyak ekspresi Qur'an yang disalahartikan daripada yang disangka sebelumnya. Studi ini akan menunjukkan defisit besar dalam tafsiran2 sebelumnya atas banyak aspek dari struktur sintaktik dari bahasa Qur'an.

Untuk studi ini kami menggunakan Qur'an edisi Kairo 1923/1924. […]

Kami mengulas kata-kata yang tidak jelas, yang tidak dapat ditafsirkan oleh para ahli tafsir, dengan mempelajari konteksnya. Seperti yang sering dikatakan Tabari, “para ahli tafsir tidak setuju atas tafsir ekspresi ybs,” atau “wa-l-lahu a’lam” baik dalam Tabari maupun Lisan.

Prosedurnya :
(a) Bagi sebuah ekspresi yang dinyatakan sebagai obscure (tidak jelas) oleh para penerjemah Qur'an Barat, kami mengeceknya terlebih dahulu dengan Tabari untuk melihat apakah sesuai dengan konteksnya. Biasanya, tradisi Arab sangat mirip dengan ekspresi bahasa Aramaic sebelumnya. Kalau tidak maka,
(b) Kami mempelajari ekspresi tsb dalam Lisan dengan mencari arti2 semantik alternatif, mengingat Tabari dan ahli2 tafsir sebelumnya tidak memiliki alat bantuan. Lagipula, Tabari tidak pernah merujuk kepada lexicon Arab manapun. Kalau inipun tidak sukses maka
(c) Kami mencari akar homonymous (= kata yang berhubungan secara etimologis) dalam bahasa Syro-Aramaic yang artinya berbeda dengan versi Arabnya dan lebih tepat dalam konteksnya. Dalam sejumlah kasus, pembacaan Syro-Aramaic ini memang menghasilkan arti yang lebih masuk akal. Kalau cara ini tidak berhasil maka,
(d) Kami mengubah letak titik2 (diacritical points) pada huruf2 Arab gundul (yang dalam naskah Qur'an aslinya memang tidak ada titik2nya tapi ditambahkan kemudian) untuk mencari kata akarnya dalam bahasa Aramaik. Kalau upaya ini tidak membawa arti yang sesuai dengan konteksnya, maka
(e) Selain mengubah letak titik2 pada huruf Arab gundul, kami mencari akar Aramaic dari ekspresi Arab tsb. Cara ini—mencari konteks yang masuk akal lewat ekspresi Aramaic- sering menemui kesuksesan. Kalaupun ini tidak berhasil maka
(f) arti ekspresi dalam bahasa Arab direkonstruksi kembali kedalam bahasa Aramaic. Karena tidak adanya kamus Arab-Aramaic, periset harus menggantungkan diri pada kemampuannya berbahasa.
(g) Terakhir, kalau ada kata yang tidak bisa dijelaskan dalam bahasa Arab maupun Syro-Aramaic, maka kami gunakan kamus2 dokter Syria Timur, Bar Ali (w. 1001) dan Bar Bahlul (disebut dalam dokumen 963). Kamus2 Syro-Aramaic ini diciptakan pada abad 10 sebagai alat untuk menerjemahkan karya-karya sains dari bahasa Syria kedalam bahasa Arab, karena bahasa Syro-Aramaic waktu itu lambat laun disingkirkan oleh bahasa Arab. Thesaurus Syriacus ini sering menyebut penjelasan dalam bahasa Arab oleh para pembuat lexicographer Syria Timur. […] Kita harus ingat bahwa literatur bahasa Syro-Aramaic sudah sangat matang--–khususnya dibidang teologi----dan eksis jauh sebelum adanya Qur'an.
(h) Ada juga ekspresi Arab yang disalah-mengerti karena walaupun ditulis dalam huruf Arab, kata itu sebenarnya diproduksi sesuai dengan sistim fonetik Syro-Aramaic. Contoh, Qs 16:103, 41:40. Kata Arab ‘yulhidun’ adalah hasil
salah baca dari kata Syriac, ‘yalguzun.’ Ini juga membuktikan bahwa teks Qur'an original ditulis dengan cara Garshuni (Karshuni), yaitu kata Arab yang ditulis dalam huruf Syriac. Hal ini akan saya bahas dalam buku saya selanjutnya.

Contohnya [lihat catatan kaki : ]

Kata Arab libadan (=mengerumuni) dlm QS 72:19 adalah akibat salah kutip (mistranskripsi) kata Syriac ibadan (=hamba Allah). Ayat ini sering menimbulkan kebingungan para penerjemah, baik di dunia timur maupun barat.

QS 72:19,20 berbunyi demikian :
19. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya, hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya.
20. Katakanlah: Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.


NAMUN........ dalam spelling asli dlm bahasa Syriac, arti sebenarnya adalah demikian :

19. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (=bukan Muhamad tapi ISA, Putera Mariam !!!! Lihat Qs 19:30 dimana bayi Isa, segera setelah kelahirannya menyerukan “Saya hamba Allah!’) telah bangkit (dari kematian) dan segera menyembahNya, mereka (bukan jin tapi RAKYAT) hampir menyembahnya (sebagai Tuhan)
20. Katanya
(bukan 'Katakanlah'): Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.

Pembahasan ini dimuat dlm buku C. Luxenberg: Neudeutung der arabischen Inschrift im Felsendom zu Jerusalem (=Tafsir Baru dari Tulisan2 Arab dlm Qubbah al-Sakhra/Dome of the Rock di Yerusalem)]


[..]

Sebelum membahas contoh2 lebih lanjut, perlu kami menjelaskan problema pembacaan Arab kepada pembaca yang tidak berbahasa Arab. Problema ini diakibatkan karakter stenografis skrip Arab dini, yang oleh karena itu juga disebut sebagai huruf2 defektif. Selanjutnya penjelasannya.

Posted: Fri Feb 19, 2010 6:05 am
by ali5196
SELINGAN >> catatan kaki no 97 hal 76

Kata Arab sahid tidak hanya berarti "saksi." Kata Arab sahada (syahada) yang berarti 'pengakuan kepercayaan,' juga meminjam istilah eklesiastik Syro-Aramaic, yi shed (=untuk mengaku, bersaksi dimuka umum) yang juga merupakan kata dasar sahda (=martir, pengaku).

Posted: Fri Feb 19, 2010 6:06 am
by ali5196
10. Dari qeryana Syro-Aramaic ke qur’an Arab (hal 70)

Studi ini menyimpulkan bahwa istilah q u r ’ a n adalah kunci untuk mengerti bahasa Qur’an. Para ahli bahasa Arab tidak meragukan sifat Arab istilah tsb, TAPI mereka tidak setuju akan asal kata2 akar qur’an, yaitu qarana (=to bind, to put together, mengikat, menjalin) dan qara’a (=membaca). Studi Barat ttg Qur’an mengakui bahwa istilah qara’a --dan kebetulan juga kataba (menulis)—tidak bersifat Arabis.

Seperti yang dikatakan Theodor Noldeke dalam Geschichte des Qurans (I 31-34)
“Mengingat bahwa kata ‘baca’ tidak mungkin merupakan istilah proto-Semitik, kami mengasumsi bahwa kata itu di-migrasi ke Arabia dan kemungkinan besar dari bagian utara … mengingat bahwa […] kata benda qeryana dan […], kemungkinan besar bahwa istilah Qoran bukan sebuah kata yang berkembang dalam wilayah Arabia, melainkan sebuah kata pinjaman Syriac […].”
Asumsi pengaruh Kristen-Aramaic oleh Noldeke ini diterima secara luas oleh riset Barat Qur’an sampai dicatat dalam encyclopedia Islam yang standar di Barat (Lihat artikel "Qur’an" dalam The Ecyclopaedia of Islam, vol 5 –Leiden, 1986), hal yang sama sekali tidak diacuhkan oleh para ahli exegesis Islam, baik dijaman dulu maupun modern.

Erwin Graf, oleh karena itu, secara akurat mendefinisikan Qur’an sbb :
“Qur’an, dalam arti etimologis, orijinalnya adalah sebuah teks liturgis yang dibuat bagi cultic recitation (=pelafalan) dan juga digunakan dalam misa umum ataupun pribadi. Ini menunjukkan bahwa sajak liturgis, dalam hal ini liturgi KRISTEN, yang mencakup liturgi Yudaisme, sudah pasti menstimulasi dan mempengaruhi Muhammad.”
Jadi, sebagai terminus technicus (=istilah teknis) eklesiastik, Qur’an mirip dengan lectionarium* (=kuliah) yang masih digunakan dalam Kristen Barat kini sebagai buku liturgis yang mengandung kutipan2 dari kitab suci untuk dibacakan dimuka umum selama sebuah upacara/misa.

[Lectionarum = A Lectionary = a book or listing that contains a collection of scripture readings appointed for Christian or Judaic worship on a given day or occasion. http://www.answers.com/topic/lectionary
Terjemahan : Lectionary = sebuah bacaan dari Kitab Suci Kristen atau Yudaism untuk hari atau upacara tertentu ]


Kalau kita berkesimpulan bahwa qur’an dipinjam dari kata qerana, maka pertanyaan berikutnya adalah seberapa luas asimilasi tersebut ?

Lisan (I 128b f.) mengutip sebuah pernyataan as-Safi’I yang disampaikan lewat isnad kepada Mugahid, Ibn ‘Abbas dan Ubayy. Menurut mereka, nabi mengucapkannya bukan sebagai qur’an, melainkan sebagai quran (a panjang).

{Lessons in Arabic : “Qur’an” ditulis dengan imbuhan hamza alias imbuhan ' –macam tanda kutip-- sebelum an utk menandai tanda henti. Sementara “Quran” ditulis dengan imbuhan alif, yi garis pendek diatas huruf ‘a’ utk menunjukkan ‘a’ panjang--------ali5196.}

NAH, kata quran versi Nabi itu sebenarnya adalah pinjaman dari kata qeryan – sebuah istilah yang digunakan Kristen2 Aramaic di Syria dan Mesopotamia (Irak sekarang).
[…]

Thesaurus juga merujuk pada lexicografer Syria Timur sebagai berikut: “Huruf vokal e dalam kata qeryan digunakan dalam tradisi oral bangsa Syria Barat dan Timur sebagai murmur vowel (=vokal yang dipendam)” (seperti pengucapan ‘e’ dalam ‘membaca’ ---ali5196)

Tanda hamza itu baru diperkenalkan pelan2 oleh para filolog Arab mulai abad 8 sebagai alat pembantu pembacaan, tanpa memperhatikan pengucapan asli Nabi yang sudah didokumentasi ini. Akibatnya, pengucapan asli Syro-Aramaic (‘qeryana’) tersingkir dan diganti oleh cara pengucapan ala Arab, yaitu qur’an (mengikuti pola furqan yang dipinjam dari istilah Syro-Aramaic purqana) (??? ali5196 gak ngerti bagian terakhir kalimat ini …)

[Catatan kaki 92 : Noldeke merujuk pada manuskrip2 Qur’an dini sebagai ‘al-quran’ dan ‘quran’--- keduanya ‘a’ panjang, tanpa tanda hamza melainkan dengan tanda alif.

Catatan kaki 93 : Dalam Studies on the Early History of Arabic Orthography & The Spelling of Vowels, Orientalia, vol.48 (1979), W Diem menunjuk pada pengucapan dalam Qs10:61 sebagai quran ('a' panjang) dan dalam Qs12:2 & 43:3 sebagai qurana[/] (lagi-lagi 'a' panjang).

Ini sama dengan kasus pengucapan kata as-sayyiyat[/] (=perbuatan2 jahat) dlm Qs 4:18. Karena salah letak tanda alif, maka pengucapan aslinya: sanyata (=perbuatan2 jahat) yg berasal dari Syro-Aramaic, secara tidak sengaja diganti jadi as-sayyiyat yg lebih dikenal Muslim sekarang. W Diem menunjuk pada bukti dari manuskrip Qur’an tua no.328(a) dalam Perpustakaan Nasional Perancis di Paris.

Dalam Qur'an edisi Kairo sekarang, pengucapan as-sayyi’at (Qs4:18), sayyi’atikum (Qs4:31, 5:12) dan sayyi’atihim (Qs3:195) berbeda sekali dgn manuskrip Qur’an Paris diatas tsb yg tidak menyertakan tanda hamza.



Meloncat ke halaman 88 : Tentang pengucapan kata-kata YAGUG dan MAGUG

Qur'an edisi Kairo menulis keduanya sebagai Ya’gug wa- Ma’gug. Padahal dalam Qur'an codex Or.2165 yang disimpan di British Library di London, dalam Qs 18:94 (Folio47a,18) Qs 21:96 (Folio58a,2) anda bisa melihat nama-nama Yagug dan Magug (‘a’ panjang).

Contoh lain : dalam edisi Kairo terdapat kata ma’ida. Namun dalam dialek Arab di Mesopotamia Utara, kata itu sampai sekarang masih dipakai dan diucapkan sebagai mayde. Akibatnya, Qur’an seharusnya mengucapkannya sebagai mayda.]

OKE dehhh … mari kita kembali pada soal Qur’an & Qeryan dan kita harus meloncat ke halaman 104. (Qur’an<Qeryan : Lectionary)

Jika Qur’an memang benar berarti lectionary, yi bacaan-bacaan dari Kitab Suci Kristen/Yudaisme, maka kita bisa mengasumsi bahwa Qur’an itu sebenarnya dimaksudkan untuk dipakai sebagai buku liturgis dengan teks2 terseleksi dari Kitab Injil (=Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan TIDAK sebagai substitusi/pengganti Injil dan tidak juga sebagai kitab yang independen dari Injil. Qur’an secara eksplisit merujuk kepada Injil dan menganggap diri sebagai BAGIAN darinya. (NAH LHO!)

Contoh Qs 12:1-2 :
"1. [...] Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah)
2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya."


T
A
P
I
terjemahannya dalam versi Syro-Aramaic adalah :

1.These are the (scriptural) signs (ie the letters = the written copy, script) of the elucidated Scripture:
(1. Ini adalah tanda-tanda (kitab) (yi surat-surat = tulisan, script) dari Kitab (Injil) yang dijelaskan :

2. We have sent them down as an Arabic lectionary (=Qur’an) (or in an Arabic reading) so that you may understand it.
(2. Kami menurunkannya berupa buku liturgi Kitab Injil dalam bahasa Arab (=Quran) (atau dalam tulisan Arab), agar kamu bisa mengertinya.)

Qur’an sendiri lebih explisit dengan kata2 pinjaman Syro-Aramaic dan dijelaskan dibawah ini, bahwa apa yang dimaksudkan dengan Injil yang "dijelaskan" adalah Injil yang “diterjemahkan.”

Qs3:7
7. Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.

Atas dasar pembacaan bahasa Arab DAN Syro-Aramaic, maka ayat tersebut harus dimengerti sbb :
“He it is who has sent the Book down to you. Of it (a part consists of) precise (or well-known) writings (ie texts), which (are) (quasi) the Proto-Scripture (itself), and (a part of) other (writings, which (are) alike in meaning (to these).”
(TERJEMAHAN: Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (=Qur'an) itu kepadamu. Darinya (sebagian terdiri dari) tulisan
(teks) persis (atau dikenal luas), yang (merupakan) (quasi) induk al-Kitab*** (= INJIL), dan (bagian) lain
yang sama artinya.

***Kata umm al-kitab (=”mother of the scripture” = kitab utama atau proto kitab = ummul kitab = induk al-kitab) sebenarnya adalah kata Syro-Aramaic (lihat catatan kaki 140*) dan Qur’an menyatakan Injil sebagai sumbernya seperti dalam Qs3:7, 13:19 dan 43:4.

[Catatan kaki 140* : Dlm Qs6:92 dan 42:7, Qur’an menyebut kata umm al-qura yang berarti metropolis/ibukota. Ini sama dengan Syro-Aramaic emhata da-mdinata atau matres urbium (Latin) yg berarti metropolis. Lihat juga atau Ninwe emma d-Atur atau versi latin, Nineve Asyyriae metropolis (=Nineveh, ibukota Assyria)]

Hanya dengan menganalisa setiap istilah sesuai dengan versi Aramaic-nya, kita bisa mengerti arti sebenarnya ayat tsb.

‘Injil yang dijelaskan’ (syro-aramaic) ditulis sebagai hattita atau hkima, dalam bahasa Arab ditulis sbg muhkamaat (=persis atau dikenal luas).
Mutasyaabihat (Arab) aslinya adalah dari kata Syro-Aramaic damyata (=similar, comparable=sama, bisa disamakan)

Dengan dua istilah diatas, Qur’an menjelaskan origin (=asal) dari isinya. Qur’an disatu pihak, terdiri dari kutipan2 buku induknya yang sudah dikenal luas (canonical Scripturesyi Taurat, Zabur & Injil) dan dari bagian-bagian yang diambil dari luar (apocryphal) atau kitab-kitab lain yang comparable dengan kitab induk.



----------------------------
SELINGAN dari ali5196 : lihat buku yg pernah kuterjemahkan, ttg pendeta Waraqah, saudara Khadijah--istri Muhammad--yang menerjemahkan Injil kedalam bhs Arab. http://indonesia.faithfreedom.org/forum ... nabi-t705/

Transmisi Injil Ibrani kedalam bahasa Arab
Istilah ‘Qur’an’ secara linguistik berarti ‘kuliah’ atau ‘komentar.’Ekspresi ini adalah derivative substantive dari kata kerja Aramaic trilateral. Huruf ketiganya adalah konsonan lemah: Qro, neqro, qiryono. Ini bisa berarti kuliah (Qira’ah) atau pembacaan/pelafalan (tilawah) dari sebuah teks tertulis.

[...]

Muhamad sering menjelaskan otentisitas apa yg telah ditransmisi dari ‘buku yg ada dalam tangannya.’ Ia menegaskan bahwa Qur’an sebenarnya hanyalah otentifikasi (tassadiq) Kitab Ibrani (3:3)

Posted: Sun Feb 21, 2010 5:50 pm
by ali5196
AYO KITA LANJUTKAN Yukkkk ...

Masih di halaman 108 :
Quran berkali-kali menegaskan bahwa nabi memproklamirkan pesan Quran dalam "bahasa Arab jelas". Lihat Qs12:1, 16:102 & 26:195.

TAPI tafsiran pernyataan "bahasa Arab jelas" ini sudah lama membingungkan baik ahli tafsir2 Arab maupun non-Arab. Generasi demi generasi ahli tafsir Quran sampai menghabiskan seluruh hidup mereka hanya utk menafsirkan kata demi kata secara semantik maupun secara gramatik. Ini membuktikan bahwa proporsi Quran yang masih dianggap tidak dapat dijelaskan sampai hari ini berjumlah paling tidak 1/4 dari keseluruhan teks. Tapi proporsi sebenarnya jauh lebih besar.

11. KESALAHAN SEJARAH (The Historical Error) Hal 102

Kita kembali kepada tahun 1428 Hijrah, tahun emigrasi nabi dari Mekah ke Medinah di thn 622AD yg menandakan bermulanya kalender Islamiah. Mengingat macam2 dialek Arab yg ada waktu itu, perlu kita tanyakan, dalam dialek apa Qur'an diturunkan. Tabari mengutip Qs14:4:

4. Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya[779], supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.

Ini mengakibatkan Qur'an dikomposisi dalam dialek Arab suku Quraish (Qurays), suku nabi di Mekah. Jadi, Qur'an menegaskan dalam 10 kalimat bahwa buku tsb dikomposisi dalam bahasa Arab. Ini sekedar dimaksudkan untuk menegaskan perbedaan dari bahasa kitab induk dalam Perjanjian Lama dan Baru. Ini lebih jelas dari Qs 41:44:

Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" ...

Tapi dalam bahasa Syro-Aramaic, seharusnya terjemahannya adalah :
If we had composed it as a lectionary in a foreign language, they would say: 'One ought then
to have translated its scripts'! ...

(Jikalau kami mengkomposisinya (Qur'an) sebagai bacaan Injil dalam bahasa asing, tentulah mereka mengatakan : 'Seharusnyalah bacaan-bacaan tersebut diterjemahkan' !)

dijelaskan ayat-ayatnya (Arab= targam) seharusnya menjadi diterjemahkan(Syro-Aramaic = targem)


Selebihnya, lihatlah lanjutan ttg Qs 41:44:
Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.

Ini juga seharusnya diterjemahkan sbb:
(Now whether it be) foreign or Arabic, say then: it is for those who believe (right) guidance and pure (belief).
((Entah) (bahasa) asing atau Arab, katakanlah : Al Quran itu adalah bagi mereka yang percaya petunjuk dan berintegritas. )

Jadi, Tabari cs salah membaca imbuhan hamza yang ditambahkan pada 'a-a'gami (=asing) shg : bahasa asing merujuk pada Qur'an dan Arab merujuk pada nabi. Seharusnya bahasa asing atau bahasa Arab, keduanya merujuk pada Qur'an.

Kata penawar oleh Tabari diterjemahkan sbg penawar dari kepercayaan jahiliyah. Tapi sebenarnya kata Arab sifa ternyata dipinjam dari kata Syro-Aramaic sefya atau spaya. Thesaurus mendefinisikannya sbg : purity of the way, sincerity, integrity of thought. Sehingga kata 'penawar' sebenarnya harus diterjemahkan sbg 'integritas' (atas doktrin/kepercayaan).

Posted: Sun Feb 21, 2010 7:12 pm
by ali5196
Anda belon bingung khan ? Mudah2an belon krn ali5196 mencoba menjelaskannya dgn semudah mungkin.
OK ... Lanjut ! Masih halaman 112.


Qs 16:103 lebih dahsyat lagi ! Selain menyentil adanya bahasa asing dan Arab, juga disebutkan bahwa :

Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam[840], sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.

[840]. Bahasa 'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab.


Mari kita bahas terlebih dahulu bahasa orang yang mereka tuduhkan.

Bagian kalimat ini merujuk pada seorang manusia yang mengajarkan (bahasa pada) Muhammad. Untuk membantah ini, Qur'an menambahkan sebuah kata kerja yang tidak bisa dijelaskan : yulhiduna(=tuduhkan) yang oleh salah seorang penerjemah Qur'an (Paret) dibubuhi dengan tanda tanya. Tapi Tabari dengan sembarangan menafsirkannya sebagai "to be fond of, drawn to, attracted to, inclined towards, lean towards somebody" (=tertarik, mengarah pada seseorang) karena artinya menjadi aneh, menjadi : "Padahal bahasa orang yang mereka tertarik ..." (??).

Kata yulhiduna ini sebenarnya adalah contoh mistranskripsi Arab dari kata Syro-Aramaic lahada atau dalam
bacaan di ayat itu seharusnya menjadi lammaha ila (=to allude to, to refer to something= merujuk kepada sesuatu).

Jadi bagian kalimat diatas seharusnya dlm bhs Arab dibaca : Lisanu l-ladi yarmuzuna, yulammihuna ilayhi (=the language of the one to whom they are alluding, bahasa seseorang yang mereka jadikan rujukan)

Jadi bunyi ayat itu seharusnya menjadi :
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)", bahasa seseorang yang dijadikan rujukan ...

entar dilanjutkan yaaaa ....

Re: Teks Syro Aramaic dalam Qur'an**

Posted: Sun Feb 21, 2010 11:43 pm
by ali5196
Fenomena sama dengan kata akar lahada juga tampil dlm Sura lain spt Qs 7:180

... entar diisi

Posted: Sun Feb 21, 2010 11:45 pm
by ali5196
Lihat juga Qs 41:40 ...

Posted: Sun Feb 21, 2010 11:46 pm
by ali5196
Lihat juga Qs 34:5 ...

Posted: Mon Feb 22, 2010 12:00 am
by ali5196
Kita kembali kpd Qs 16: 103 ( Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam[840], sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.)

Dari keterangan2 diatas, tuduhan terhdp nabi bahwa ia diajarkan oleh seorang manusia dibantah Qur'an dengan argumen bahwa orang itu berbicara bahasa asing, sementara Qur'an sendiri dikomposisi dlm bhs Arab. (Dgn kata lain menurut Muslim, gak mungkin orang itu ngajar Muhamad, krn bhs yg dikuasainya 'cuma' bhs asing ... getoo maksudne... ali5196) Namun demikian, tetap saja nampak sebuah koneksi langsung antar Quran dgn Kitab Yahudi dan Kristen, yang dinyatakan telah ditulis dalam bahasa asing, seperti diakui Qur'an sendiri dalam Qs 41:3:
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,

yang dijelaskan (Arab=fassal) berasal dari kata Syro-Aramaic parres.

Jadi seperti sudah dijelaskan diatas, dalam bhs Syro-Aramaic, arti ayat diatas sebenarnya :
A scripture that we have translated as an Arabic lectionary (or into an Arabic version) ...
(Sebuah kitab yang kami terjemahkan sebagai bacaan Injil (kedalam sebuah versi Arab).

Perlu diketahui bahwa kata q u r ' a n, yang berasal dari kata Syro-Aramaic qeryan (=reading, pericope,*) selection for reading), disetiap ayat artinya tergantung dari konteksnya, yi :
(1) reading matter, study, teaching/learning (=pembacaan, studi, mengajar/belajar) dan
(2) unit, lesson (=unit, pelajaran)
(3) ecclesiastical lectionary. (=bacaan eklestiastik)
*) Catatan kaki no 163, hal 120:
Thes II 3716. Arti qeryana sbg pericope (seleksi dari Injil utk dibacakan dlm upacara eklesiastik) ditegaskan dlm Qs 17:78, dimana qur'an al-fagr berarti pembacaan (terseleksi) dari Injil bagi upacara fajar (Hora matutina). Istilah teknis ini mirip dengan isitlah Syriac qeryana d'eddan sapra = pembacaan (Injil) bagi upacara fajar. Bahwa yg dimaksudkan dgn pembacaan ini BUKAN dari Qur'an tapi dari Injil dibuktikan oleh Qur'an sendiri. Dlm Surat Mariam, dikatakan lima kali, wa-dkur fi l-Kitab = Ingat dalam Kitab. Lihat juga Qs 19:16, 41, 51, 54, 56. Lebih lagi, Qur'an sbg buku liturgi, menggunakan istilah ini dlm arti upacara liturgis (officium) shg qur'an al-fagr sinonim dgn salat al-fagr = upacara fajar (officium matutinum) (Qs 24:58)

Contohnya Qs 75:17-18

17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.


Kata kerja Arab gama'a (=to bring together, to collect, mengumpulkan) yang berasal dari kata Syro-Aramaic kannes (=to collect) merujuk langsung kepada mengumpulkan cuplikan2 dari Scriptures/Kitab Injil.

Jadri arti Qs 75:17-18 sebenarnya :
17. It is incumbent upon us** to compile it (the Koran/Lectionary) (by means of excerpts from the Scriptures) and to recite it (instructively).
(17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah** mengumpulkan (Qur'an/Lectionary) (lewat cuplikan2 dari Kitab Injil) dan untuk dibacakan (secara instruktif).

18. When we** recite it (instructively), then follow its recitation (ie. the way it has been taught you)
(18. Apabila kami** selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu (yi sesuai dengan yang telah diajarkan kepadamu))
**PERHATIKAN JUGA BAHWA 'KAMI' dlm versi Syro-Aramaic TIDAK DITULIS DLM HURUF BESAR. Jadi, 'kami' tidak merujuk kepada Allah, tapi pada seseorang.

Posted: Mon Feb 22, 2010 1:04 am
by ali5196
Dari ayat selanjutnya dibawah ini semakin jelas bahwa SESEORANG telah mengajarkan Muhammad bagaimana cara membaca (Injil dalam bahasa Arab alias Qur'an).

Qs87:6: Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.

Dlm versi Syro-Aramaic : Kami akan mengajarkanmu (Al Qur'an) (sedemikian rupa) maka kamu tidak akan lupa.

Dan bahwa diperlukan waktu untuk mengumpulkan Qur'an tsb dijelaskan oleh:
Qs20:114: ... dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu..."

Dlm versi Syro-Aramaic, kata 'disempurnakan' sebenarnya harus menjadi 'diajarkan' :
... be not hasty with (the recitation of) the Koran (ie Lectionary) before it be taught you completely.
(... jangan tergesa-gesa dengan (pembacaan) Qur'an (yi bacaan Injil) sebelum diajarkan secara lengkap kepadamu.)

Dan karena Kitab Injil ditulis dalam bahasa asing, sebuah terjemahan dalam bhs Arab sangat penting. Inipun oleh Qur'an dijelaskan lebih jelas lagi dalam Surat Maryam dibawah ini.

Qs 19:97 Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa ...

Kata mudahkan (yassara) memang dalam bahasa Arab berarti to facilitate, to make easy. Tapi, kata kerja yang sama dalam Syro-Aramaic (passeq) berarti: to make easy, facilitate, to explain, to annotate, to transfer DAN to
translate
(menerjemahkan). Dan sehubungan dnegan "bahasa', maka artinya adalah "menerjemahkan.'

Seperti dlm contoh pemakaiannya dlm bhs Syro-Aramaic dlm Thesaurus II 3326 : passeq ktaba hana men lessana yawnata l-suryaya = "he translated this book from the Greek into the Syriac language." (ia menerjemahkan buku itu dari bahasa Yunani ke bahasa Syriac.)

Jadi Qs 19:97 harus diartikan sbb:
We have translated it (the Koran or the Scripture) into your language so that you may proclaim it (the Koran or the Scripture) to the (god-)fearing ...
(Kami menerjemahkannya (Qur'an atau Kitab Injil) kedalam bahasamu agar kamu dapat mengumumkannya (Qur'an atau Kitab Injil) kepada orang-orang bertaqwa ...)

Re: BAG I Teks Syro-Aramaic Quran: Quran = Liturgi Injil**

Posted: Tue Feb 23, 2010 2:15 pm
by dulilah
ali5196 wrote:Tapi giliran gua pingin download, kok ERROR melulu ????
saya download lancar2 bung Ali...
tapi saya upload lagi di site yg berbeda, moga2 lancar..(klik dibawah ini)

PDF File format gambar --> http://www.drivehq.com/file/df.aspx/sha ... 0Koran.pdf

PDF File format hasil OCR (text bisa di copy-paste) --> http://www.drivehq.com/file/df.aspx/sha ... an-OCR.pdf

sungguh berharga posting bung Ali ini...dilanjut..