SIRAT NABAWIYAH Ibn Ishaq/Ibn Hisyam Jilid 1 (txt lengkap)

Pembahasan tentang buku² Islam yang tersedia di berbagai toko buku di Indonesia. Isi buku² ini membenarkan penjelasan FFIndonesia tentang wajah Islam dan ajaran Muhammad yang sebenarnya.
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

Post by JANGAN GITU AH »

Halaman 241
BAB 54
APA SAJA YANG DITERIMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM DARI KAUMNYA?
Gangguan Orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Orang-orang Quraisy semakin meningkatkan permusuhannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan orang-orang yang masuk Islam bersama beliau. Mereka mengerahkan orang-orang gila untuk mendustakan beliau, mengganggu beliau, dan menuduh beliau sebagai penyair, penyihir, dukun, dan orang gila. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap memperlihatkan perintah Allah, tidak menyembunyikannya, dan menampakkan apa yang tidak mereka sukai; menghina agama mereka, meninggalkan patung-patung mereka, dan tidak mengikuti kekafiran mereka." (JGA: tidak jera-jeranya muhammad menghina agama kafir tersebut ya ?! :-k herannya ketika pagan mengingatkan orang Arab yang menunaikan ibadah haji di Makkah ketika itu--wahai muslim, ibadah haji juga dilakukan penyembah berhala lho!--untuk menghindari Muhammad, malah dituduh makar oleh Ibnu Ishaq. Padahal mereka tidak berniat apapun untuk membunuhnya ketika itu. Apa dia pikir dirinya dewa yang boleh bebas melecehkan dan menghina orang-orang sementara orang lain tidak boleh mengantisipasi pelecehannya itu? Manusia tak tau diri !)

Hadits Abdulullah bin Amr tentang Gangguan Yang Paling Berat
Ibnu Ishaq berkata bahwa Yahya bin Urwah bin Az-Zubair berkata kepadaku dari ayahnya, Urwah bin Az-Zubair dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Urwah bin Az-Zubair berkata bahwa aku pernah bertanya kepada Abdulullah bin Amr,

"Betapa seringnya engkau melihat orang-orang Quraisy mengganggu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam karena permusuhan terbuka yang mereka lakukan?"

Abdulllah bin Amr berkata, "Pada suatu hari, aku hadir di pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh Quraisy. Mereka membahas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka berkata, ' Kami merasa belum pernah bersabar sesabar kami terhadap persoalan orang ini (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam). Ia membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, menghina nenek moyang kita, mencaci maki agama kita, memecah belah persatuan kita, dan mencela tuhan-tuhan kita. Sungguh, kita telah bersabar dalam menghadapi persoalan besar orang tersebut (atau seperti yang mereka katakan). 'Ketika mereka sedang dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam...
========================================================================================================
Halaman 24

...muncul. Beliau berjalan hingga menyentuh tiang Ka'bah, kemudian thawaf di Ka'bah. Ketika beliau berjalan melewati mereka, mereka menghina beliau dengan beberapa perkataan menyakitkan'." (JGA: apa kata-kata penghinaan orang Quraisy itu? koq gak ditampilkan disini? :-k )

Abdullah bin Amr berkata, "Hal ini aku lihat jelas pada wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau tidak menghentikan jalannya. Ketika beliau melewati mereka untuk kedua kalinya, mereka menghina beliau seperti sebelumnya--nya. Hal ini aku lihat pada wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. (JGA: ini dia nih orang yang gak tau diri. Mau menang sendiri. Maunya menghina orang lain, tetapi ketika dirinya dicaci maki tidak terima. Pada hal bukankah caci maki orang Quraisy itu juga sebagai akibat caci maki yang terus menerus di ucapkannya pada kaum pagan ?)

Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati mereka untuk ketiga kalinya, dan mereka menghina beliau seperti sebelumnya, beliau berhenti kemudian berkata kepada mereka, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, apakah kalian tidak mendengar bahwa aku datang kepada kalian dengan membawa kebinasaan'." :shock: (JGA: wahai umat manusia kafir, dapatkah dirimu menunjukkan satu contoh nabi selain muhammad yang juga berkata seperti itu?)(JGA: Di sini muhammad mulai menabuh genderang perang dengan orang Quraisy)

Abdullah bin Amr berkata, "Ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di atas amat membekas pada diri orang-orang Quraisy, hingga salah seorang dari mereka diam terpaku seolah-olah ada burung bertengger di atas kepalanya, dan hingga orang yang paling keras permusuhannya kepada beliau ini, setelah mendengar ucapan tersebut berusaha menenangkan beliau dan meminta maaf kepada beliau dengan kata-kata yang sebaik mungkin. Ia berkata, 'Pergilah wahai Abu Al-Qasim (Muhammad). Demi Allah, engkau bukan orang ****'."(JGA: wow, ternyata orang yang tidak mengaku nabi lebih gentle dari pada orang yang ngaku-ngaku nabi)

Abdullah bin Amr berkata, "Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meninggalkan tempat tersebut. Keesokan harinya, orang-orang Quraisy mengadakan pertemuan di Hajar Aswad dan aku hadir di pertemuan tersebut. Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Apakah kalian ingat apa yang Muhammad dapatkan dari kalian dan apa yang kalian dapatkan darinya? Namun sayang, ketika ia muncul kepada kalian dengan memperlihatkan apa yang kalian benci, kalian membiarkannya?' Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam muncul ke tengah-tengah mereka. Mereka meloncat ke arah beliau seperti loncatan satu orang dan mengerumuni beliau sambil berkata, 'Engkaukah orangnya yang berkata ini dan itu.' Karena sebelum ini, beliau menghina tuhan-tuhan dan agama mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Ya, aku yang berkata seperti itu'."

Abdullah bin Amr berkata, "Sungguh, aku lihat salah seorang dari orang-orang Quraisy tersebut memegang baju gamis Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Melihat yang demikian, Abu Bakar berjalan ke arah beliu dengan menangis. Abu Bakar berkata, 'Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena ia mengatakan Tuhanku Allah?' Kemudian mereka membubarkan diri. Itulah gangguan terberat yang dilakukan orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seperti yang pernah aku lihat."
===================================================================================================
Halaman 243

Ibnu Ishaq berkata bahwa sebagian orang dari keluarga besar Ummu Kaltsum, putri Abu Bakar bahwa Ummu Kaltsum berkata, "Pada suatu hari, Abu Bakar pulang ke rumah. sungguh orang-orang Quraisy menarik jenggot Abu Bakar hingga rambutnya menjadi acak-acakan. Abu Bakar memang berjenggot tebal."

Ibnu Hisyam berkata bahwa sebagian orang berilmu berkata kepadaku bahwa cobaan terberat yang diterima Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari orang-orang Quraisy, pada suatu hari beliau keluar rumah. Beliau tidak bertemu dengan siapa pun melainkan seseorang mendustakan beliau dan mengganggunya; ia orang merdeka atau budak. Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang ke rumahnya dan mengenakan selimut karena sedih atas apa yang terjadi pada beliau. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat,
  • "Hai orang yang berselimut. Bangunlah kemudian berilah peringatan." (Al-Muddatstsir: 1-2
---ooOoo---
Last edited by JANGAN GITU AH on Mon May 10, 2010 7:20 pm, edited 1 time in total.
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

Post by JANGAN GITU AH »

Halaman 244
BAB 55
MASUK ISLAMNYA PAMAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM, HAMZAH BIN ABDUL MUTHTHALIB
Ibnu Ishaq berkata bahwa seseorang dari Aslum berkata kepadaku,
"Abu Jahl melewati Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam si Safa. Ia mengganggu beliau, mencaci maki beliau, dan melampiaskan dendam kepada beliau karena dianggap menghina agamanya dan melecehkan urusannya, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak menyahut sedikit pun. Ketika itu mantan budak wanita milik Abdullah bin Ju'dan bin Amr bin Ka'ab bin Taim bin Murrah sedang berada di rumahnya mendengar apa yang dikatakan Abu Jahl kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Usai berkata seperti itu, Abu Jahl pergi dari hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia pergi ke balai pertemuan orang-orang Quraisy di samping Ka'bah kemudian duduk bersama mereka. Tidak lama kemudian, Hamzah bin Abdul Muththalib Radhiyallahu Anhu datang dengan menghunus pedangnya sehabis berburu, karena ia gemar berburu. Jika Hamzah pulang dari berburu, ia tidak langsung pulang ke rumah, namun terlebih dahulu thawaf di Ka'bah. Biasanya usai thawaf, jika ia berjalan melewati balai pertemuan orang-orang Quraisy, pasti ia berhenti untuk mengucapkan salam, dan mengobrol dengan mereka. Hamzah adalah anak muda yang disegani di kalangan orang-orang Quraisy dan pantang dihina. Ketika ia berjalan melewati mantan budak wanita tersebut dan setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kembali ke rumahnya, mantan budak wanita terebut berkata kepadanya, 'Wahai Abu Umarah, seandainya saja engkau tadi melihat apa yang diperbuat Abu Al-Hakam bin Hisyam terhadap keponakanmu, Muhammad! Abu Jahl melihat beliau di Safa, kemudian ia mengganggunya, mencaci-makinya, dan melakukan hal-hal yang tidak beliau sukai. Setelah itu, ia pergi dan Muhammad tidak menyahut omongannya sedikit pun.'

Hamzah bin Abdul Muththalib marah karena Allah ingin memuliakannya :-k (JGA: Allah memuliakan orang dengan cara membangkitkan amarah orang tersebut ! Ini Allah atau SETAN-kah?). Ia pergi mencari Abu Jahl tanpa menggubris orang-orang lain. Ia berjanji, jika bertemu dengannya akan dihajarnya.
=======================================================================================================
Halaman 245

Ketika Hamzah masuk masjid, ia melihat Abu Jahl sedang duduk bersama orang-orang Quraisy, kemudian ia berjalan ke arahnya. Ketika ia sudah berada di depannya, ia mengangkat pedangnya kemudian menghajar Abu Jahl hingga mengalami luka parah. Ia berkata, "Apakah engkau mencaci-maki keponakanku, padahal aku seagama dengannya, dan aku berkata seperti yang ia katakan? Silakan balas, jika engkau sanggup!' Beberapa orang dari Bani Makhzum mendekat kepada Hamzah untuk menolong Abu Jahl, namun Abu Jahl berkata, "Biarkan Abu Umarah (Hamzah). Demi Allah, aku telah menghina keponakannya dengan penghinaan yang buruk.' Hamzah Radhiyallahu Anhu pun resmi masuk Islam, dan mengikuti ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Ketika Hamzah masuk Islam, orang-orang Quraisy sadar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah kuat, terjaga, dan Hamzah pasti melindunginya. Oleh karena itu, mereka mengurangi sebagian genggaman mereka terhadap beliau."
---ooOoo---
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

Post by JANGAN GITU AH »

Halaman 246
BAB 56
UTBAH BERNEGOSIASI DENGAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
Usulan Utbah untuk bernegosiasi dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata bahwa Yazid bin Ziyad berkata kepadaku dari Muhammad bin Ka'ab bin Al-Quradzi yang berkata bahwa aku pernah diberitahu bahwa Utbah bin Rabi'ah sang tokoh berkata ketika ia sedang duduk di tempat Daar An-Nadwah (balai pertemuan) orang-orang Quraisy dan ketika itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk sendiri di masjid, "Hai orang-orang Quraisy, bagaimana kalau aku pergi kepada Muhammad kemudian berbicara dengannya dan mengajukan tawaran-tawaran? Siapa tahu ia menerima sebagiannya kemudian kita berikan apa yang diminta selanjutnya ia akan menghentikan aktifitasnya?" Itu terjadi ketika Hamzah bin Abdul Muththalib telah masuk Islam, dan mereka melihat sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam semakin banyak. Orang-orang Quraisy berkata, "Ya, wahai Abu Al-Walid. Pergilah dan bicaralah dengannya!"

Tawaran Utbah dan Penolakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Utbah pergi ke tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan duduk di dekat beliau. Ia berkata, 'Hai keponakanku, sesungguhnya engkau bagian dari kami sebagaimana yang telah engkau ketahui. Engkau mempunyai kehormatan di keluarga dan keluhuran nasab. Sungguh, engkau telah membawa perkara besar kepada kaummu. Engkau memecah belah persatuan mereka, menjelek-jelekkan mimpi-mimpi mereka, mencaci-maki tuhan-tuhan mereka dan agama mereka, dan mengafirkan orang tua mereka yang telah meninggal dunia. Dengarkan perkataanku, sebab aku mengajukan beberapa tawaran yang bisa engkau pikirkan dan mudah-mudahan engkau menerima sebagian tawaran-tawaran tersebut.'

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepada Utbah, 'Katakan, wahai Abu Al-Walid, aku pasti dengar perkataanmu!' Utbah berkata, 'Keponakanku, jika dengan apa yang engkau bawa ini, engkau menginginkan...
=======================================================================================================
Halaman 247

harta, kami akan mengumpulkan seluruh harta kami agar engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika engkau menginginkan kehormatan, kami mengangkatmu sebagai pemimpin dan kami tidak memutuskan persoalan tanpa denganmu. Jika engkau menginginkan kekuasaan, engkau kami angkat sebagai raja. Jika yang datang kepadamu adalah sebangsa jin yang tidak mampu engkau usir, kita mencarikan dokter untukmu dan mengeluarkan harta kami hingga engkau sembuh darinya, karena boleh jadi jin mengalahkan orang yang dimasukinya hingga ia sembuh darinya -- atau seperti dikatakan Utbah.'

Ketika Utbah selesai bicara, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Apakah engkau sudah selesai bicara, wahai Abu Al-Walid?' Utbah menjawab, 'Ya, sudah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Kalau begitu, dengar apa yang akan aku katakan.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Bismillahi Ar-Rahmaani Ar-Rahiim. Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya), maka mereka tidak (mau) mendengarkan. Mereka berkata, 'Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di teling kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu, sesungguhnya kami bekerja (pula)'.' (Fushshilat: 1-5), Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan kelanjutan ayat-ayat di atas. Sedang Utbah, setiap kali mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan ayat-ayat kepadanya, ia diam mendengarkannya dengan serius sambil bersandar dengan kedua tangannya yang ia letakkan di belakang punggungnya. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai pada ayat sajdan, beliau sujud, kemudian beliau bersabda, 'Hai Utbah, engkau telah mendengarkan apa yang baru saja engkau dengar. Sekarang, terserah kepadamu tentang apa yang baru engkau dengar'."

Utbah Menemui Sahabat-sahabatnya

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Utbah pulang menemui sahabat-sahabatnya. Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Kami bersumpah dengan asma Allah, sungguh, Abu Al-Walid datang ketempat kalian dengan wajah berbeda dengan wajah ketika ia berangkat.' Ketika Utbah telah duduk, mereka berkata kepadanya, 'Apa yang ada di belakangmu, wahai Abu Al-Walid?' Utbah menjawab, 'Demi Allah, sungguh aku baru saja mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Demi Allah, perkataan tersebut bukan syair. Bukan sihir. Bukan dukun. Hai orang-orang Quraisy, dan biarkan orang tersebut (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)...
====================================================================================================
Halaman 248

...dengan apa yang dia bawa, dan tinggalkan dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengar tadi pada suatu saat akan menjadi berita besar. Jika saja ucapannya tersebut dimiliki orang-orang Arab, sungguh mereka sudah merasa cukup dengannya tanpa kalian. Jika ia berhasil mengalahkan semua orang-orang Arab, maka kekuasaannya ialah kekuasaan kalian, dan kejayaannya adalah kejayaan kalian, kemudian kalian menjadi manusia yang paling berbahagia dengannya.' Mereka berkata, 'Demi Allah, dia telah menyihirmu dengan mulutnya.' Utbah berkata, 'Ini pendapatku tentang dia. Oleh karena itu, kerjakan apa saja yang kalian inginkan!' "

Orang-orang Quraisy Mencoba Menarik Kaum Muslimin dengan Teror dan Rayuan

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Islam menyebar luas di Makkah di kalangan orang laki-laki dan wanita-wanita kabilah-kabilah Quraisy. Orang-orang Quraisy menahan siapa saja yang mampu mereka tahan dan menyiksa siapa saja yang mampu mereka siksa."

Tokoh-tokoh Quraisy Bernegosiasi dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian tokoh-tokoh Quraisy dari setiap kabilah (seperti disampaikan kepadaku oleh sebagian orang berilmu dari Sa'id bin Jubair dan dari Ikrimah, mantan budak Ibnu Abbas dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma) seperti Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Abu Sufyan bin Harb, An-Nadhr bin Al-Harts bin Kildah saudara Bani Abduddaar, Abu Al-Bakhturi bin Hisyam, Al-Aswad bin Al-Mututhalib bin Asad, Zam'ah bin Al-Aswad, Al-Walid bin Al-Mughirah, Abu Jahl bin Hisyam (semoga dikutuk Allah) :shock: , Abdullah bin Abu Umaiyyah, Al-Ash bin Wail, Nubaih, Munabbih (keduanya anak Al-Hajjaj), Umaiyyah bin Khalaf, dan lain-lain mengadakan pertemuan setelah matahari terbenam di samping Ka'bah. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Pergilah salah seorang dari kalian kepada Muhammad kemudian bicaralah dengannya, dan berdebatlah dengannya hingga kalian bisa mengajukan alasan-alasan kepadanya.' Mereka mengutus seseorang dengan membawa pesan untuk disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Sesungguhnya kaummu sedang berkumpul membahas perihal dirimu. Mereka ingin bicara denganmu. Oleh karena itu, datanglah engkau ke tempat mereka!' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendatangi mereka dengan tergopoh-gopoh, karena ia menduga bahwa ada perubahan positif pada mereka. Beliau menaruh perhatian sangat besar kepada mereka, mengharapkan mereka mendapat petunjuk, dan sedih atas kerusakan mereka. Ketika beliau telah duduk bersama mereka, maka salah seorang berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, sungguh kami telah mengirim orang untuk berbicara denganmu.
=======================================================================================================
Halaman 249

Demi Allah, kita belum pernah melihat ada seseorang dari Arab yang lancang kepada kaumnya melebihi kelancanganmu kepada kaummu. Sungguh engkau telah menghina nenek moyang. Engkau mencela agama dan melecehkan tuhan-tuhan. Engkau membodoh-bodohkan mimpi-mimpi dan memcah belah persatuan. Tidak ada hal yang jelek, melainkan engkau bawa dalam kaitan hubunganmu dengan kami (atau seperti yang mereka katakan). Jika dengan pembicaraan ini semua, engkau menginginkan kekayaan, kami akan mengumpulkan seluruh kekayaan kami hingga engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika dengan pembicaraan ini semua, engkau menginginkan kehormatan, maka kami menjadikan engkau sebagai pemimpin kami. Jika engkau menginginkan menjadi raja, kami mengangkatmu sebagai raja kami. Jika apa yang engkau alami adalah karena faktor jin yang tidak mampu engkau usir, kami akan mengeluarkan seluruh kekayaan kami sebagai biaya untuk mencari dokter hingga engkau sembuh darinya.'

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, 'Apa yang kalian katakan tentang aku? Apa yang aku bawa kepada kalian tidak dengan maksud ingin mendapatkan kekayaan dari kalian, atau kehormatan di mata kalian, atau kekuasaan atas kalian. Namun Allah mengutusku kepada kalian sebagai Rasul, menurunkan Al-Kitab kepadaku, dan memerintahkanku menjadi pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan bagi kalian. Aku sampaikan pesan-pesan Tuhanku kepada kalian dan memberi nasihat kepada kalian. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar terhadap perintah Allah hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita, -- atau seperti yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.'

JGA: lalu keputusan Allah SWT adalah memberi perintah untuk memerangi kafir hingga mereka tunduk dan patuh. Menolak = mati atau wajib membayar jizyah


Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad, jika engkau tidak menerima satu tawaran pun yang telah kami ajukan kepadamu, ketahuilah, bahwa tidak ada seorang pun yang lebih sempit daerahnya, dan lebih sedikit persediaan airnya, dan lebih keras kehidupannya dari kami. Oleh karena itu, berdoalah kepada Tuhanmu yang mengutusmu dengan membawa apa yang engkau bawa ini agar Dia menggoncang gunung-gunung yang terasa sempit bagi kami, meluaskan daerah kami, mengalirkan sungai-sungai seperti Sungai Syam dan Irak untuk kami di dalamnya, membangkitkan nenek moyang kita, dan pasti, dan pastikan bahwa di antara nenek moyang yang dibangkitkan untuk kita adalah Qushai bin Kilab, karena ia orang tua yang benar, kemudian kita bertanya kepadanya apa yang engkau katakan; benar atau salah? Jika nenek moyang kita membenarkanmu dan engkau mengerjakan apa yang kami pintakan kepadamu, maka kami membenarkanmu, mangakui kedudukanmu di sisi Allah, dan bahwa Allah mengutusmu sebagai Rasul seperti yang engkau katakan.'(JGA: Sebuah tantangan adikodrati sebagai tanda kenabian yang umum terjadi. Mampukah muhammad melakukannya? baca selanjutnya...)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, 'Aku diutus kepada kalian tidak untuk seperti itu. (JGA: Wah ngeper dia...) Sesungguhnya Allah mengutusku...
======================================================================================================
Halaman 250

...kepada kalian dengan membawa apa yang aku bawa. Sungguh, apa yang telah diutus kepadaku telah aku sampaikan kepada kalian. Jika kalian menerimanya, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita.'

Mereka berkata, 'Jika engkau tidak mau mengerjakan permintaan kami, maka bangunlah untuk dirimu. Mintalah Tuhanmu mengutus malaikat bersamamu yang membenarkan apa yang engkau katakan dan meminta pendapat kami tentang dirimu. Mintalah Tuhanmu memberikan untukmu taman-taman, istana-istana, dan kekayaan dari emas dan perak hingga engkau menjadi kaya dengannya, karena engkau berada di pasar seperti halnya kami dan mencari kehidupan seperti kami. Ini semua agar kami mengetahui kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Tuhanmu jika engkau betul-betul seorang Rasul seperti pengakuanmu.' (JGA: Nah lho, ditantang hal yang paling sederhana untuk menghadirkan jibril agar mereka percaya kalo muhammad benar-benar diutus Allah SWT. Tapi apa katanya...? baca terus!)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, 'Aku tidak akan melakukan itu semua, dan aku tidak akan meminta itu semua kepada Tuhanku, serta aku tidak diutus kepada kalian dengan itu semua. Namun Allah mengutusku sebagai pemberi kabar gembir dan pemberi peringatan--atau seperti yang beliau sabdakan. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah hingga Allah memutuskan persoalan di antara kita.'

Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Kalau tidak begitu, jatuhkan untuk kami gumpalan dari langit karena engkau mengatakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia pasti melakukannya. Sungguh, kita tidak beriman kepadamu jika engkau tidak melakukannya.' (JGA: Ternyata orang Quraisy itu sedikit mengerti ciri-ciri nabi yang sesungguhnya..!)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Jika itu kehendak Allah pada kalian, pasti Dia melakukannya.' (JGA: pada riwayat nabi-nabi lain, Tuhan selalu menyertai mukjizat untuk meneguhkan pemberitaan yang disampaikan sang nabi agar pendengarnya mau percaya dan diyakinkan bahwa pesan yang disampaikan berasal dari Tuhan. Nabi antik yang satu ini malah gak mampu berbuat mujizat. Cuma para pengikutnya saja yang menyandangkan mujizat contekan dari Isa Almasih untuk meningkatkan citra kenabian dirinya...!)

Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad, apakah Tuhanmu mengetahui bahwa kami akan duduk bersamamu, kami menanyakan ini semua kepadamu, dan meminta ini semua kepadamu, kemudian Dia datang kepadamu untuk mengajarimu sesuatu yang bisa engkau jadikan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan kami dan Dia menjelaskan kepadamu tentang apa yang akan Dia kerjakan terhadap kami jika tidak menerima apa yang engkau bawa? Sungguh, kami telah mendapatkan informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman. Demi Allah, kami tidak beriman kepada Ar-Rahman. Hai Muhammad, kami telah mengajukan banyak hal kepadamu. Demi Allah, kami tidak membiarkanmu dan apa yang engkau sampaikan kepada kami hingga kami berhasil membinasakanmu atau engkau membinasakan kami.'

Salah seorang dari tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Kami menyembah para malaikat, karena mereka adalah anak-anak wanita Allah.'
=======================================================================================================
Halaman 251

Salah seorang dari mereka berkata, 'Kami tidak beriman kepadamu hingga engaku bisa mendatangkan Allah dan para malaikat berhadapan dengan kami.'

Ketika mereka usai berkata seperti itu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau berdiri dan diikuti Abdullah bin Abu Umaiyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum yang tidak lain adalah saudara misannya, dan suami Atikah bin Abdul Muththalib. Abdullah bin Abu Umaiyyah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Hai Muhammad, kaummu telah mengajukan banyak tawaran kepadamu, namun semua tawaran mereka engkau tolak. Mereke memintamu memberi hal-hal agar dengan yang demikian mereka mengetahui kedudukanmu di sisi Allah seperti pengakuanmu. Mereka memintamu, dan mengikutimu, namun engkau tidak mengabulkannya. Mereka memintamu mengambil sesuatu untuk dirimu sehingga dengan sesuatu tersebut, mereka mengetahui kelebihanmu atas mereka dan kedudukanmu di sisi Allah, namun engkau tidak mengabulkannya. Mereka meminta percepatan siksa yang engkau ancamkan kepada mereka, namun engkau juga tidak mengabulkannya--atau seperti dikatakan Abdullah bin Abu Umaiyyah. Demi Allah, sampai kapan pun aku tidak beriman kepadamu hingga engkau membangun tangga ke langit, kemudian engkau naik ke langit melalui tangga tersebut dan aku melihatmu tiba di sana, setelah itu engkau mengambil tempat malaikat yang memberi kesaksian untukmu bahwa apa yang engkau katakan memang benar. Demi Allah, jika engkau tidak mau melakukannya, jangan berharap aku membenarkanmu.' Kemudian Abdullah bin Abu Umaiyyah berpaling dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beliau sendiri pulang kepada keluarganya dengan perasaan sedih, dan berduka karena tidak tercapainya keinginan beliau pada mereka ketika mendakwahi mereka, dan karena melihat mereka menjauh dari beliau.

Abu Jahl Mengintimidasi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri untuk meninggalkan mereka, Abu Jahl -- semoga Allah mengutuknya :lol: --- , berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad seperti kalian lihat tidak mau berhenti dari mencela agama kita, melecehkan nenek moyang kita, membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, dan menghina tuhan-tuhan kita. Sungguh, aku berjanji kepada Allah, besok pagi aku akan memukulnya dengan batu sebesar mungkin yang bisa aku angkat--atau seperti yang ia katakan. Jika ia sujud dalam shalatnya, aku pukul kepalanya dengan pukulan mematikan. Jika itu terjadi, maka serahkan aku atau lindungi aku. Setelah itu, Bani Abdu Manaf bebas bertindak semaunya.' Mereka berkata, 'Demi Allah, kami tidak menyerahkanmu selama-lamanya. Laksanakan apa yang engkau inginkan.' "
=========================================================================================================
Halaman 252

Abu Jahl berniat Membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Keesokan harinya, Abu Jahl mengambil batu seperti yang diinginkan, kemudian duduk menunggu kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sedang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuat seperti hari-hari biasanya. Di Makkah, kiblat beliau menghadap ke Syam. Jika beliau shalat, beliau shalat di antara tiang Yamani dan Hajar Aswad, dan menjadikan Ka'bah di antara beliau dan Syam, kemudian beliau berdiri melakukan shalat. Orang-orang Quraisy pun berdatangan di ruang pertemuan mereka untuk melihat apa yang akan dilakukan Abu Jahl terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika sujud, Abu Jahl mengangkat batu dan berjalan menuju tempat beliau. Ketika ia berdekatan dengan beliau, ia malah lari dalam keadaan kalah, wajah berubah, takut dan kedua tangannya tidak kuasa memegang batu tersebut hingga akhirnya batu tersebut jatuh dari tangannya. Orang-orang Quraisy berdiri menemui Abu Jahl, dan berkata, 'Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Jahl?' Abu Jahl berkat, 'Aku berjalan kepada Muhammad untuk melakukan apa yang aku katakan kepada kalian tadi malam. Ketika aku berdekatan dengannya, tiba-tiba muncul unta, pangkal lehernya, dan taringnya seperti unta tersebut. Aku takut unta tersebut menelanku'."

Ibnu Ishaq berkata, "Ada yang mengatakan kepadaku, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Itulah Malaikat Jibril. :lol: Jika Abu Jahl tetap mendekat, pasti ia mengambilnya'."

(JGA: :rolling: Ada-ada aja Muhammad ini. Masa' malaikat menjelma menjadi seekor unta yang menakutkan dengan taring raksasa? Tanpa tubuh pula, hanya kepala, leher dan taring yang sebesar unta pula...Kalau kepala tanpa tubuh sih, seperti Leak misalnya adalah representasi roh jahat alias setan.)

An Nadhr bin Al-Harits Menasihati Orang-orang Quraisy

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Abu Jahl berkata seperti itu, maka berdirilah An-Nadhr bin Al-Harits bin Kaladah bin Abdu Manaf bin Abduddar bin Qushai kemudian berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Allah, sungguh telah datang kepada kalian sesuatu yang tidak bisa kalian balas. Sungguh sebelum ini Muhammad di mata kalian adalah anak ingusan, orang yang paling diterima di sisi kalian, orang yang paling benar ucapannya, dan orang yang paling besar kejujurannya. Hingga ketika kalian lihat dia mulai berkumis dan dia datang kepada kalian dengan ajaran yang dibawanya, maka kalian menuduhnya sebagai penyihir. Tidak, demi Allah, ia bukan penyihir, karena kita telah mengetahui penyihir; sihirnya dan tali-temali mereka. Kalian menuduhnya sebagai dukun. Tidak, demi Allah, ia bukan seorang dukun, karena kita sudah hapal betul dukun dan mendengar mantera mereka. Kalian menuduhnya sebagai seorang penyair. Tidak, demi Allah, ia bukan penyair karena kita sudah mengetahui syair. Tidak demi Allah, ia bukan penyair, karena kita sudah mengetahui syair, dan mendengarkan jenis-jenisnya. Kalian menuduhnya orang gila. Tidak, demi Allah, ia bukan orang gila, karena kita sudah pernah melihat orang gila; tangisannya, keragu-raguannya, dan...
======================================================================================================
Halaman 253

...kekacauan pikirannya. Hai orang-orang Quraisy, pikirkan persoalan kalian ini dengan cermat, karena demi Allah, persoalan besar telah terjadi pada kalian.'

An-Nadhr bin Al-Harits termasuk syetan-syetan Quraisy :shock: , orang-orang yang menyakiti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka membuka permusuhan dengan beliau. Ia pernah pergi ke Al-Hirah dan di sana ia belajar cerita-cerita tentang raja-raja Persia, kisah-kisah tentang Rustum, dan Isfandiyar. Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk di satu tempat untuk mengajak kaumnya ingat kepada Allah, mengingatkan mereka tentang hukuman Allah yang diterima orang-orang sebelum mereka, dan beliau beranjak dari tempat tersebut, maka An-Nadhr bin Al-Harits duduk di tempat yang sama, kemudian berkata, 'Demi Allah, wahai orang-orang Quraisy, aku lebih bagus ucapannya daripada Muhammad. Sekarang kalian ke marilah, niscaya aku katakan kepada kalian perkataan yang jauh lebih bagus daripada perkataan Muhammad!' Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits bercerita kepada mereka kisah-kisah tentang raja-raja Persia, Rustum, dan Isfandiyar. Ia berkata, 'Dengan apa Muhammad lebih bagus ucapannya daripada saya?' "

Ibnu Hisyam berkata, "An-Nadhr bin Al-Harits inilah (sama seperti disampaikan kepadaku) orang yang berkata, 'Aku akan menurunkan ayat seperti yang diturunkan Allah'." =D>

Ibnu Ishaq berkata, "Seperti disampaikan kepadaku bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata, 'Al-Qur'an menurunkan delapan ayat tentang An-Nadhr bin Al-Harits. Yaitu firman Allah Ta'ala, 'Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, 'Itu adalah dongeng orang-orang yang dahulu.' (Al-Muthaffifin: 13). Dan semua ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata Al-Asaathir (dongeng orang-orang terdahulu) dalam Al-Qur'an'."

Orang-orang Quraisy bertanya kepada Rahib-rahib Madinah

Ibnu Ishaq berkata, "Usai An-Nadhr bin Al-Harits berkata seperti itu, orang-orang Quraisy mengirimkannya bersama Uqbah bin Abu Mu'aith kepada rahib-rahib Madinah. Orang-orang Quraisy berkata kepada keduannya, 'Bertanyalah kalian berdua kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad, ceritakan sifat-sifatnya, dan jelaskan ucapannya kepada mereka, karena mereka adalah orang-orang yang pertama kali diberi kitab mempunyai pengetahuan tentang para nabi yang tidak kita kenal.'

An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith berangkat ke Madinah. Tiba di sana, keduanya bertanya kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sembari menjelaskan sifat-sifat dan sebagian ucapan beliau kepada mereka. Keduanya berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya kalian mempunyai Kitab Taurat, dan kami datang kepada kalian untuk bertanya tentang sahabat kami (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)'."
=======================================================================================================
Halaman 254

Usulan Orang-orang Yahudi

Ibnu Ishaq berkata, "Rahib-rahib Yahudi berkata kepada kedua utusan Quraisy, 'Tanyakan tiga hal kepada sahabatmu.Jika ia mampu menjawab ketiga hal tersebut, ia seorang Nabi yang diutus. Jika ia tidak bisa menjawabnya, maka ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian tentang dia. Tanyakan kepadanya perihal pemuda-pemuda yang meninggal pada periode pertama dan bagaimana informasi tentang mereka? Karena mereka mempunyai informasi yang menarik. Kemudian tanyakan kepadanya perihal seorang pengembara yang menjelajahi timur dan barat; bagaimana kisahnya? Kemudian tanyakan kepadanya perihal roh; apakah roh itu? Jika sahabatmu bisa menjawab ketiga pertanyaan tersebut, ia seorang Nabi dan kalian harus mengikutinya. Jika ia tidak bisa menjawabnya, berarti ia berkata bohong dan silakah kerjakan apa yang kalian inginkan terhadap dia'."

Orang-orang Quraisy Bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith bin Abu Amr bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai pulang ke Makkah. Ketika keduanya bertemu kembali dengan orang-orang Quraisy, keduanya berkata kepada mereka, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kami datang kepada kalian dengan membawa kata pamungkas persoalan kita dengan Muhammad. Rahib-rahib Yahudi menyuruh kita menanyakan tiga hal kepada Muhammad. Jika ia bisa menjawabnya, ia betul-betul seorang Nabi. Jika ia tidak bisa menjawabnya, ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian terhadapnya.'

Kemudian mereka datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, terangkanlah kepada kami tentang anak-anak muda yang meninggal dunia pada periode pertama, karena mereka mempunyai kisah yang menarik, kisah seorang pengembara yang menjelajahi dunia timur dan barat, dan juga tentang roh?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Semua pertanyaan kalian aku jawab besok pagi.' Beliau mengatakan begitu tanpa mengatakan insya Allah. Setelah itu, mereka berpaling dari hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Menurut banyak orang, selama lima belas malam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mendapatkan wahyu dan Malaikat Jibril tidak datang kepada beliau, hingga membuat gusar penduduk Makkah :lol: (JGA: lucu nih si Ishaq, masa sipenanya yang gusar? dimana-mana yang ditanya yang gusar, karena bakal kelihatan kebodohannya kalau gak bisa jawab. Dan akhirnya terbongkarlah kedoknya). Mereka berkata, 'Muhammad menjanjikan memberi jawaban atas pertanyaan kita besok pagi, dan waktu sudah berjalan lima belas malam, namun ia tidak memberi jawaban atas pertanyaan kita.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedih sekali, karena wahyu terputus dari beliau. Beliau terpukul dengan komentar orang-orang Quraisy terhadap dirinya. (JGA: sudah pasti orang Quraisy itu semakin yakin muhammad bukanlah nabi, melainkan pembohong seperti kata rahib Yahudi. Mereka mentertawakan muhammad. Sayang orang Quraisy itu mau memberi tempo. Mestinya mereka menuntut jawaban kilat yang benar pada saat itu juga. Dan mereka tidak mengepung rumah Ar-Rahman di Yamamah, orang yang mereka curigai sebagai guru muhammad untuk mencegah muhammad mendatangi gurunya itu untuk mencari informasi.) Kemudian Malaikat Jibril datang kepada beliau dari Allah Azza wa Jalla dengan membawa surat Al-Kahfi. Dalam surat tersebut, Allah mengecam kesedihan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atas mereka, menjelaskan kepada beliau informasi seputar pertanyaan mereka; perihal pemuda-pemuda yang mereka maksud, sang pengembara dan permasalahan roh."

Jawaban atas Pertanyaan Orang-orang Quraisy

Ibnu Ishaq berkata, "Dikatakan kepadaku bahwa ketika Malaikat Jibril datang, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Sungguh engkau meninggalkanku wahai Jibril, hingga aku berburuk sangka kepadamu.' Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
  • 'Dan tidaklah kami (Jibril turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.' (Maryam: 64)
Allah Tabaraka wa Ta'ala mengawali surat tersebut dengan memuji diri-Nya dan menjelaskan kenabiannya. Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an). (Al-Kahfi: 1)
Maksudnya, "Muhammad, engkau adalah Rasul dariku, dan sebagai jawaban atas pertanyaan mereka tentang kenabianmu.'
  • 'Dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus.' (Al-Kahfi: 1-2)
Maksudnya, Al-Qur'an itu lurus dan tidak ada hal-hal yang kontradiktif di dalamnya.
  • 'Untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah.' (Al-Kahfi: 2).
Maksudnya, untuk memperingatkan tentang siksaan Allah di dunia :shock: dan siksaan pedih di akhirat dari sisi Tuhanmu yang mengutusmu sebagai Rasul.
=======================================================================================================
Halaman 256
  • 'Dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shalih, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Kahfi: 2-3)
Yaitu negeri abadi yang mereka tidak mati di dalamnya. Mereka yang dimaksud adalah orang-orang selain mereka, dan mereka mengerjakan amal-amal perbuatan yang diperintahkan kepada mereka.
  • 'Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, 'Allah mengambil seorang anak' (Al-Kahfi: 4)
Yaitu orang-orang Quraisy yang berkata, 'Sesungguhnya kita menyembah para malaikat, karena mereka adalah anak-anak wanita Allah.'
  • 'Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal ini, begitu pula nenek moyang mereka.' (Al-Kahfi: 5)
Yaitu orang-orang Quraisy yang tidak menyetujui sikap meninggalkan nenek moyang dan menghina agama mereka.
  • 'Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka.' (Al-Kahfi: 5)
Yaitu ucapan mereka, 'Sesungguhnya para malaikat adalah anak-anak wanita Allah.'
  • 'Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu.' (Al-Kahfi: 5-6)
Maksudnya, barangkali kamu akan membunuh dirimu, hai Muhammad. :shock:
  • 'Karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini.'(Al-Kahfi: 6).
Maksudnya, kesedihan karena tidak tercapainya keinginan beliau pada mereka. Jangan lakukan hal itu.
=======================================================================================================
Halaman 257

Ibnu Hisyam berkata, "Maksud dari ayat baakhi'un nafsaka ialah membinasakan dirimu seperti disampaikan kepadaku oleh Abu Ubadaih. Dzu Ar-Ramah berkata,
  • Duhai orang-orang yang membinasakan dirinya
    Karena sesuatu yang dijauhkan oleh takdir dari kedua tangannya
Jamaknya ialah baakhi'uuna atau bakha'ah. Orang-orang Arab berkata, 'Qadd bakh'tu lahu nushi wa nafsu.' Maksudnya, aku memberikan nasihatku dan diriku kepadanya dengan sungguh-sungguh.

Ibnu Ishaq berkata, "Allah Ta'ala juga berfirman,
  • 'Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.' (Al-Kahfi: 7).
Firman Allah, 'Ayyuhum ahsanu amalan,' maksudnya, siapa di antara mereka yang paling mentaati perintah-Ku, dan paling banyak ketaatannya kepada-Ku."

Allah Ta'ala juga berfirman,
  • 'Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.' (Al-Kahfi: 8)
Firman Allah Ta'ala, 'Sha'idan,' artinya bumi. Maksudnya, 'Sesungguhnya apa saj yang ada di atas bumi pasti musnah dan hilang, dan bahwa tempat kembali adalah kepada-Ku, kemudian Aku membalas semua orang sesuai dengan amal perbuatannya. Oleh karena itu, engkau, wahai Muhammad, jangan berduka dan bersedih hati atas apa yang engkau dengar dan atas apa yang engkau lihat'."

Ibnu Hisyam berkata, "Ash-Sha'idu artinya bumi dan jamaknya ash-shu'udu. Arti lain ash-sha'idu telah jalan. Disebutkan dalam hadits,
  • 'Jangalah kalian duduk di jalan-jalan.'
Arti kata ash-shu'udaat pada hadits di atas ialah jalan-jalan. Arti kata al-juruzu pada ayat di atas ialah bumi (tanah) yang tidak bisa menumbuhkan tanaman apa pun. Jamaknya ialah ajraaz. Sanatun juruzun atau sinunun ajraazun artinya tahun-tahun dimana hujan tidak turun di dalamnya dan di dalamnya terjadi kekeringan, kemarau, dan kesulitan."
========================================================================================================
Halaman 258

Ashabul Kahfi (Penghuni Gua)

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah memberi jawaban atas pertanyaan mereka tentang anak-anak muda dengan berfirman,
  • 'Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?' (Al-Kahfi: 9)
Maksudnya, 'Bisa jadi di antara tanda-tanda kekuasaan-Ku, misalnya hujjah-hujjah-Ku yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku itu jauh lebih mengherankan (menarik) daripada kisah tentang pemuda-pemuda tersebut'." (JGA: waduh, si jibril ternyata gak tahu itu cuma kisah dongeng)

Ibnu Hisyam berkata, "Ar-Raqiimu pada ayat di atas ialah kitab yang memuat kisah tentang mereka. Jamaknya ialah ar-ruqumu. Ru'bah bin Al-Ajjaj berkata,
  • Tempat penyimpanan kitab yang memuat
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Ru'bah bin Al-Ajjaj."
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • '(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).' (Al-Kahfi: 10-12)
Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.' (Al-Kahfi: 13)
Bil-Haqqi maksudnya, dengan informasi yang benar tentang mereka. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
======================================================================================================
Halaman 259
  • 'Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata, 'Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran'.' (Al-Kahfi 13-14)
Maksudnya, 'Pemuda-pemuda itu tidak menyekutukan-Ku sebagaimana kalian (orang-orang Quraisy) menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak kalian ketahui'."

Ibnu Hisyam berkata, "Katakan syaththan pada ayat di atas artinya berlebih-lebihan dan melewati kebenaran. A'sy Bani Qais bin Tsa'labah berkata,
  • Mereka tidak berhenti, begitu juga orang yang berlebih-lebihan
    Tak ubahnya seperti serangan yang menghilangkan minyak dan lampu
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair A'sya Bani Qais Tsa'labah."
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang.' (Al-Kahfi: 15)
Kata sulthaanin bayyinin pada ayat di atas artinya hujjah yang kuat. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
=======================================================================================================
Halaman 260
  • 'Siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? Dan apabila kalian meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhan kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian. Dan kalian akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu'. (Al-Kahfi: 15-17).i]


Ibnu Hisyam berkata, "Kata tazaawaru pada ayat di atas artinya condong. Kata tersebut berasal dari kata az-zawaru. Umru'u Al-Qais bin Hujr berkata,
  • Sesungguhnya aku adalah pemimpin, jika aku kembali deberi orang-orang
    Yang dari mereka, Anda melihat singa itu condong (miring)

Firman Allah, 'Taqridhuhum dzaatasy syimaali,' maksudnya, bahwa matahari menjauhi mereka dan meninggalkan mereka dari sebelah kiri. Al-Fajwah artinya tempat yang luas dan jamaknya al-fija'u. Salah seorang penyair berkata,
  • 'Engkau memakaikan kehinaan dan kekurangan kepada kaummu
    Hingga darah mereka dihalalkan dibunuh dan mereka meninggalkan negeri yang luas

Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah.' (Al-Kahfi: 17)

Maksudnya, itulah hujjah atas orang-orang dari Ahli Kitab yang mengetahui perihal pemuda-pemuda tersebut. Yaitu orang-orang Ahli Kitab yang memerintahkan orang-orang Quraisy bertanya kepadamu tentang pemuda-pemuda tersebut untuk menguji kebenaran kenabianmu apakah engkau bisa memberikan informasi tentang mereka atau bukan? Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
======================================================================================================
Halaman 261

  • 'Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadamu. Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur, dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka pintu gua'." (Al-Kahfi: 17-18)

Ibnu Hisyam berkata, "Kata al-washiid artinya pintu. Al-Absi yang nama aslinya Ubaid bin Wahb berkata,
  • Di bumi terbuka yang pintunya tidak ditutup untukku
    Dan kebaikanku di dalamnya tidak diingkari

Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Al-Absi.
Arti al-washiid yang lain ialah halaman. Jamaknya ialah al-washaa'idu, al-wudhudu, al-wushdaan, al-ushudu, dan al-ushdaan."

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka. Dan demikianlah Kami bangunkan merekaagar saling bertanya di antara mereka sendiri ...
:rolleyes:
====================================================================================================
Halaman 262

  • ...Berkatalah salah seorang di antara mereka, 'Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)?' Mereka menjawab, 'Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.' Berkata (yang lain lagi), 'Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah-lembut dan jangalah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keragu-raguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata, 'Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.' Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya'.' (Al-Kahfi: 18-21)

Kemudian Allah Ta'ala berfirman
  • 'Nanti mereka mengatakan (jumlah pemuda-pemuda tersebut) adalah tiga orang yang ke empat adalah anjingnya, dan mereka mengatakan '(Jumlah pemuda-pemuda tersebut) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya,' sebagai terkaan terhadap barang yang gaib.' (Al-Kahfi: 22)


Yang dimaksud dengan mereka pada ayat di atas ialah rahib-rahib Yahudi yang memerintahkan orang-orang Quraisy bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang pemuda-pemuda tersebut. Rajman bin ghaib maksudnya, mereka tidak mempunyai pengetahuan yang pasti tentang pemuda-pemuda tersebut. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Dan mereka mengatakan, '(Jumlah pemuda-pemuda tersebut) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya. 'Katakanlah, 'Tuhanku lebih...

=====================================================================================================
Halaman 263

  • ...mengetahui jumlah mereka, tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.' Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.' (Al-Kahfi: 22)

Firman Allah, 'Falaa tumaari fiihim,' artinya maka engkau wahai Muhammad jangan membantah mereka. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi.' Kecuali (dengan menyebut), 'insya Allah.' Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah, 'Mudah-mudahan Tuhanmu akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini'.' (Al-Kahfi: 23-24).

Maksudnya, engkau jangan sekali-kali berkata terhadap sesuatu yang ditanyakan kepadamu bahwa aku akan menjawabnya besok pagi seperti yang engkau katakan sebelumnya. Namun katakan isya Allah. Ingatlah engkau kepada Allah jika engkau lupa, dan katakan, 'Mudah-mudahan Allah memberiku petunjuk kepada kebaikan dari apa yang mereka tanyakan kepadaku, karena engkau tidak mengetahui apa yang dikerjakan pemuda-pemuda tersebut.' Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
  • 'Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sebilan tahun (lagi).' (Al-Kahfi: 26)

Maksudnya, bahwa rahib-rahib Yahudi akan mengatakan perkataan tersebut. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
====================================================================================================
Halaman 264

  • 'Katakanlah, 'Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya, tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan'.'

Maksudnya, tidak ada sedikit pun dari apa yang mereka tanyakan itu yang tidak diketahui Allah."

Dzu Al-Qarnaini

Ibnu Ishaqg berkata, "Allah Ta'ala berfirman tentang pertanyaan mereka perihal orang pengembara,
  • 'Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzu Al-Qarnaini. Katakanlah, 'Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.' Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan-jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.' (Al-Kahfi: 83-84)

Di antara informasi perihal Dzu-Al-Qarnaini bahwa ia diberi nikmat-nikmat yang tidak didapatkan orang lain. Di antaranya, jalan-jalan dibangun untuknya hingga ia berjalan dari timur ke barat. Ia tidak menjejakkan kakinya di suatu negeri, melainkan ia berhasil menguasai penduduknya. Ia mengembara hingga tiba ke negeri-negeri yang tidak berpenghuni."

Ibnu Ishaq berkata bahwa orang yang mendapatkan hadits-hadits dari orang-orang non Arab berkata kepadaku, Dzu Al-Qarnaini berasal dari Mesir. Nama aslinya Marzaban bin Mardziyah Al-Yunani. Ia berasal dari anak keturunan Yunan bin Yafits bin Nuh. :lol: (JGA: ngarang abis dah...)

Ibnu Hisyam berkata, "Nama aslinya Iskandar. Dialah yang membangun kota Iskandariyah, kemudian kota Iskandariyah diberi nama dengan namanya."

Ibnu Ishaq berkata bahwa Tsaur bin Yazid berkata kepadaku dari Khalid bin Ma' dan Al-Kala'i bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang Dzu Al-Qarnaini, kemudian beliau berkata, "Ia seorang raja yang menjelajahi dunia dari bawahnya dengan jalan-jalan."

Khalid berkata bahwa Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu mendengar seseorang berkata, "Hai Dzu Al-Qarnaini!" Umar bin Khaththab berkata, "Ya Allah, ampuni dia! Tidaklah kalian senang memberi nama anak-anak kalian dengan nama para nabi, melainkan kalian juga senang memberi nama anak kalian dengan nama-nama para malaikat.'
====================================================================================================
Halaman 265

Ibnu Ishaq berkata, "Demi Allah. aku tidak mengetahui asal-usul perkataan di atas, apakah dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau tidak? Jika beliau mengatakannya, maka kebenaran ialah apa yang beliau katakan."

Roh

Ibnu Ishaq berkata Allah Ta'ala berfirman tentang pertanyaan mereka seputar roh,
  • 'Dan mereka bertanya kepadamu tetang roh. Katakanlah, 'Roh termasuk urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Al-Isra': 85)
:-k

Ibnu Ishaq berkata bahwa aku diberi tahu dari Ibmu Abbas yang berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah, rahib-rahib Yahudi bertanya, 'Hai Muhammad, tahukah engkau ucapanmu, 'Dan kalian tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit.' Siapakah yang dimaksud dengan kalian tersebut; kami atau kaummu?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Tidak.' Para rahib Yahudi berkata, 'Engkau sudah membaca apa yang engkau bawa, bahwa kami diberi Taurat. Di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya Taurat dalam ilmu Allah adalah sedikit sekali. Namun kalian mempunyai sesuatu yang jika kalian laksankan, maka sesuatu tersebut sudah memadai untuk kalian'." Ibnu Abbas berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang pertanyaan mereka,
  • 'Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.' (Luqman: 27).

Maksudnya, penjelasan Taurat tentang hal tersebut itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan Ilum Allah."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(JGA: kalau kita perhatikan apa yang dikatakan Muhammad tentang roh, menjadi jelas bagi kita bahwa Muhammad gagal menjawab pertanyaan yang disampaikan orang Quraisy. Dengan kata lain, Muhammad tidak mengetahui apa pun tentang roh.

Alih-alih menjelaskan tentang roh, Muhammad malah mencoba memojokkan orang Yahudi dengan mengatakan Taurat mereka hanya menjelaskan sedikit. Sebuah alasan yang dikarang-karang demi menghindar untuk memberi jawaban. Sikap seperti ini jelas mengindikasikan muhamamd tidak pernah membaca Taurat. Salah satu bukti untuk ini ialah saat muhammad menanyakan tentang hukum rajam kepada orang Yahudi. Orang Yahudi itu tutup mulut tentang itu. Karena jengkel, muhammad menuduh mereka menyembunyikan kitab taurat . :lol: Padahal jika muhammad membaca Taurat, ada berbagai gambaran di sana bagaimana roh dalam perspektif Yahudi.

Dengan gagalnya Muhammad menjawab petanyaan dari orang Yahudi yang disampaikan orang-orang Quraisy padanya membukakan siapa sesungguhnya ia. Lucunya, sebuah dongeng yang beredar di kalangan masyarakat Nasrani jaman itu pun disebut sebagai tanda kebesaran Allah SWt,
:rolling: )
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penggoncangan Gunung-gunung dan Kebangkita Orang-orang Yang telah Meninggal Dunia

Ibnu Abbas berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang permintaan kaumnya agar gunung-gunung digoncang, bumi dibelah, dan nenek moyang mereka yang telah meninggal dunia dibangkitkan kembali,
========================================================================================================
Halaman 265

  • 'Dan sekiranya ada sesuatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al-Qur'an itulah dia). Sebenarnya semua itu adalah kepunyaan Allah.' (Ar-Ra'du: 31).

Firman Allah, 'Bal lillahil amru jami'a,' maksudnya, 'Aku tidak mengerjakan hal tersebut melainkan sesuai dengan kehendak-Ku'."

Ayat Yang Turun tentang Ucapan Orang-orang Quraisy, "Bangunlah untuk Dirimu!"

Ibnu Abbas berkat, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang ucapan mereka, 'Bangunlah untuk dirimu.' Orang-orang Quraisy meminta beliau membangun untuk beliau taman-taman, istana-istana, harta simpanan, dan Allah mengutus malaikat bersama beliau yang membenarkan apa yang beliau katakan,
  • 'Dan mereka berkata, 'Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat agar malaikat tersebut memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta simpanan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?' Dan orang-orang yang dzalim berkata, 'Kalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.' Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika menghendaki niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian'." (Al-Furqan: 7-10).

========================================================================================================
Halaman 267

Maksudnya, Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian daripada engkau berjalan-jalan di pasar dan kerja mencari penghidupan,
  • '(Yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana." (Al-Furqan: 10)

Allah Ta'ala juga menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang mereka,
  • 'Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat." (Al-Furqan: 20)

Firman Allah Ta'ala, "Wa ja 'alnaa ba'dzakum li ba'dzin fitnatan atashbiruuna wa kaana rabbuka bashira," maksudnya, "Aku menjadikan sebagian dari kalian menjadi cobaan bagi sebagian yang lain agar kalian bersabar. Jika Aku berkehendak menjadikan dunia tunduk pada perintah rasul-rasul-Ku, itu pasti terjadi."

Jawaban atas Ucapan Abdullah bin Abu Umaiyyah

Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang ucapan Abdullah bin Abu Umaiyyah,
========================================================================================================
Halaman 268

  • Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.' Katakanlah, 'Mahasuci Tuhanku, bukakah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?' " (Al-Isra': 90-93).

Ibnu Hisyam berkata, "Yanbuu' pada ayat di atas ialah air yang keluar dari tanah atau selain tanah. Jamaknya ialah yanaabi'. Ibnu Harmah yang nama aslinya Ibrahim bin Abdullah Al-Fihri berkata,
  • Jika engkau menumpahkan kesedihan di setiap negeri
    Maka terkuraslah segala sesuatu dan airmatamu yang melimpah

Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Ibnu Harmah.

Al-Kisafu ialah kepingan siksa. Kata tunggalnya ialah kisfah. Al-Qabiilu artinya berhadap-hadapan dan terang-terangan, seperti firman Allah Ta'ala pada ayat lain,
  • 'Atau datangnya adzab atas mereka dengan terang-terangan." (Al-Kahfi: 55).

Abu Ubaidah membacakan kepadaku syair A-sya Bani Qais bin Tsa'labah,
  • Aku berdamai dengan kalian hingga kembali dengan membawa hasil serupa
    Seperti teriakan wanita yang dibuat senang dengan ciuman bayinya

Maksud bait kedua, yaitu kedatangan sang wanita karena ia datang kepada bayinya kemudian menciumnya. Balt syair di atas adalah potongan dari syair-syair A'sya.

Ada yang mengatakan, al-qabiilu dan jamaknya ialah qubulu yang artinya kelompok-kelompok. Disebutkan dalam Al-Qur'an,
  • 'Dan Kami kumpulkan segala sesuatu dengan berkelompok-kelompokk kepada mereka.' (Al-An'am: 111)

Qubul adalah jamak dari kata qabiilu seperti subulu adalah kata jamak dari kata sabilu, atau suru adalah kata jamak dari kata tunggal sarir, atau...
=======================================================================================================
Halaman 269

qumushu adalah kata jamak dari kata tunggal qamishu.

Al-Qabiibilu dalam sebuah pepatah dikatakan, 'Maa ya'rifu qabiilan min dabiirin,' maksudnya orang tersebut tidak mengetahui apa yang datang dan apa yang telah pergi darinya. Al-Kumait bin Zaid berkata,
  • Urusan-urusan mereka menjadi semerawut di tempat mereka
    Hingga mereka tidak mengetahui apa yang ada di belakang dan apa yang ada di depan

Bait-bait syair di atas adalah penggalan dari syair-syair Al-Kumait bin Zaid.

Konon ada yang mengatakan, yang dimaksud ialah pencideraan. Jika pencideraan terjadi hingga lengan, maka dinamakan al-qabiilu. Jika pencideraann terjadi hingga ujung jari-jari, maka dinamakan ad-dabiiru. Jika pencideraan terjadi hingga lutut, maka dinamakan al-qabiilu. Jika pencideraan terjadi hingga pangkal paha, maka dinamakan ad-dabiiru.

Al-Qabilu juga berarti kaumnya pihak laki-laki. Az-Zukhruf ialah emas. Al-Muzakhrafu ialah sesuatu yang dihiasi dengan emas.

Selain itu, segala sesuatu yang dihiasi dinamakan muzakhraf.

Jawaban atas Ucapan Orang-orang Quraisy bahwa Ada Seseorang di Yamamah Yang Mengajari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ibnu Ishaq berkata, "Tentang ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami mendapat informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman, dan kapan tidak akan beriman kepada-Nya,' Allah Ta'ala menurunkan ayat,
  • 'Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Qur'an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Penyayang. Katakanlah, 'Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.' (Ar-Ra'du: 30).


Ayat Yang Turun tentang Abu Jahl

Tentang ucapan Abu Jahl--semoga Allah mengutukinya---, :shock: dan keinginannya, Allah Ta'ala menurunkan ayat berikut,
=====================================================================================================
Halaman 270
User avatar
JANGAN GITU AH
Posts: 5266
Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
Location: Peshawar-Pakistan

Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

Post by JANGAN GITU AH »

lanjut...karakter sudah melebihi 60.000...gak dapat dijejali lagi dalam satu artikel :lol:

Halaman 270
  • 'Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang. Seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran? Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil balai pertemuannya (An-Nadi). Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya, dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)'." (Al-Alaq: 9-19).
Ibnu Hisyam berkata, "Firman Allah lanasfa'an artinya Kami pasti menariknya dan menyeretnya.

An-Nadi ialah balai pertemuan tempat orang-orang berkumpul dan mendiskusikan seluruh permasalahan mereka. Disebutkan dalam Al-Qur'an,
  • 'Dan kalian mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu (An-Nadi)?' (Al-Ankabut: 29)
Kata lain dari an-nadi ialah an-nadiyyu. Ubaid bin Al-Abrash berkata dalam syairnya,
  • Pergilah kepadamu, karean aku berasal dari Bani Asad
    Pemilik an-nadiyyu (balai pertemuan), puncak gunung, dan an-nadi (balai pertemuan)
Dalam kitabullah disebutkan,
  • 'Dan lebih indah tempat pertemuannya (an-nadiyyu)?' (Maryam: 73)
Pada ayat di atas, Allah ingin mengatakan, 'Hendaklah ia memanggil orang-orang yang ada di balai pertemuannya (an-nadi), seperti difirmankan Allah Ta'ala, 'Dan tanyakan kepada negeri.' (Yusuf: 82). Maksudnya, bertanyalah kepada penduduk negeri tersebut. Salamah bin Jandal, salah seorang dari Bani Sa'ad bin Zaid Manat bin Tamim berkata,
=======================================================================================================
Halaman 271
  • Dua hari; sehari menetap di balai-balai pertemuan (andiyah)
    Dan hari satunya pergi kepada musuh-musuh
Bait syair di atas adalah sebagian dari syair-syair Salamah bin Jandal.

Az-Zabaniyah ialah yang kuat dan kekar. Yang dimaksud dengan kata az-zabaniyah pada ayat di atas ialah para malaikat penjaga neraka. Sedang az-zabaniyah di dunia ialah pembantu yang melayani dan membantu majikannya. Kata tunggalnya az-zibniyyah. Tentang hal ini, Ibnu Az-Zab'ri berkata,
  • Makanan di jamuan tamu ialah makanan di saat perang
    Zabaniyah; dagingnya keras dan besar
Bait di atas adalah sebagian dari syair-syair Shakr bin Abdullah."

Ibnu Ishaq berkata, "Tentang kekayaan yang mereka tawarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Allah Ta'ala menurunkan ayat-Nya,
  • 'Katakanlah, 'Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu'." (Saba': 47).
Arogansi Orang-orang Quraisy

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang kepada orang-orang Quraisy dengan membawa kebenaran yang mereka kenal, dan mereka mengetahui kebenaran ucapan beliau, dan kebenaran kenabian beliau dalam ilmu gaib yang beliau bawa :shock: , dan kejujuran beliau. Mereka membangkang kepada Allah, meninggalkan perintah-Nya dengan terang-terangan, dan keras kepala tetap berada dalam kekafiran. Salah seorang dari mereka berkata, 'Janganlah kalian dengar Al-Qur'an ini dengan sungguh-sungguh dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kalian dapat mengalahkan (mereka). ' (Fushshilat: 26). Maksudnya, jadikan Al-Qur'an ini sebagai bahan ejekan, sesuatu yang sia-sia, dan barang mainan, mudah-mudahan kalian bisa mengalahkannya dengan cara seperti itu, karena jika pada suatu saat kalian berdebat dengannya, ia mengalahkan kalian dengan mudah.
=======================================================================================================
Halaman 272

Pada suatu hari, Abu Jahl melecehkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan kebenaran yang beliau bawa. Ia berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, Muhammad mengklaim bahwa tentara-tentara Allah yang menyiksa kalian di neraka dan menahan beliau di dalamnya berjumlah sembilan belas, :-k (JGA: Apakah ini yang dimaksud muslim keajaiban angka 19?) :roll: padahal jumlah kalian jauh lebih banyak. Seratus orang dari kalian mampu mengalahkan salah satu dari tentara tersebut.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan perihal ucapan Abu Jahl tersebut,
    • 'Dan Kami tidak menjadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?' Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.' (Al-Muddatstsir: 31).
    Ketika sebagian dari mereka mengatakan yang demikian kepada sebagian yang lain, maka jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca Al-Qur'an dengan suara keras dalam shalatnya, mereka lari dari beliau dan menolak mendengarnya. Jika salah seorang dari mereka ingin mendengarkan sebagian Al-Qur'an yang dibaca Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam shalatnya, ia mencuri-curi pendengaran tanpa sepengetahuan mereka. Jika ia mengetahui bahwa orang-orang Quraisy mengetahui dirinya mendengarkan bacaan beliau, ia pergi karena takut mendapatkan siksaan dari mereka dan tidak lagi mendengarkan bacaan beliau. Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meendahkan suaranya, orang-orang yang mendenganya menduga bahwa bahwa mereka tidak mendengar sedikit pun bacaan beliau, dan malah beliau yang mendengar suara mereka."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Daud bin Al-Hushain, mantan budak Amr bin Utsman berkata kepadaku dari Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas yang berkata bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhumua berkata kepada mereka, "Sesungguhnya ayat berikut, 'Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu,' diturunkan untuk mereka," Maksudnya, jangan merendahkannnya sehingga orang yang ingin mendengarnya tidak dapat mendengar, yaitu orang-orang yang mencuri-curi pendengaran dari orang-orang Quraisy hingga barangkali ia takut kepada apa yang didengarnya kemudian hal tersebut bermanfaat baginya.
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 273
    BAB 57
    ORANG YANG PERTAMA KALI MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN TERANG-TERANGAN
    Ibnu Ishaq berkata bahwa Yahya bin Urwah bin Az-Zubair berkata kepadaku dari ayatnya yang berkata,

    "Orang yang pertama kali membaca Al-Qur'an dengan terang-terangan di Makkah setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ialah Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu Anhu. Pada suatu hari, sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkumpul. Mereka berkata, 'Demi Allah, orang-orang Quraisy belum pernah mendengar Al-Qur'an dengan terang-terangan. Siapakah yang berani memperdengarkannya kepada mereka?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Saya!' Mereka berkata, 'Kami mengkhawatirkan keselamatanmu. Kami inginkan orang yang mempunyai keluarga yang dapat melindunginya dari kaum tersebut jika mereka bertindak jahat.' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Biarkan saya, karena Allah akan melindungiku.' Kemudian Abdullah bin Mas'ud pergi ke Maqam pada saat Dhuha sewaktu orang-orang Quraisy sedang berada di balai pertemuan mereka. Abdullah bin Mas'ud berdiri di Maqam tersebut, lalu membaca dengan suara keras, 'Bismillahi Ar-Rahmaani Ar-Rahim. Ar-Rahman. Allama Al-Qur'an.' Abdullah bin Mas'ud melanjutkan bacaannya, sedang orang-orang Quraisy merenungkannya. Sebagian dari mereka berkata, 'Apa yang dikatakan anak Ummu Abd ini?' Sebagian dari mereka berkata, 'Dia sedang membaca sebagian yang dibawa Muhammad.' Mereka bangkit menuju Abdullah bin Mas'ud kemudian memukuli wajahnya, namun Abdullah bin Mas'ud tetap membaca surat tersebut sampai ayat tertentu. Setelah itu, Abdullah bin Mas'ud pergi menemui sahabat-sahabatnnya dengan wajah terluka. :lol: (JGA: lho, katanya Allahnya melindungi? koq bisa terjadi perkelahian seperti itu?. Sepertinya Abdullah bin Mas'ud ini mencontoh kelakuan Muhammad yang juga menghina agama orang Quraisy sembari membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Kalau cuma sekedar membaca, tidak mungkin mereka seemosi itu!) Mereka berkata kepadanya, 'Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu.' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Musuh-musuh Allah itu tidak lebih rendah dariku sejak sekarang. Jika kalian mau, besok pagi aku akan melakukan hal yang sama.' Mereka berkata, 'Tidak. Engkau sudah cukup. Engkau telah memperdengarkan kepada mereka sesuatu yang tidak mereka sukai'."
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 274
    BAB 58
    KISAH ORANG-ORANG QURAISY MENDENGARKAN BACAAN NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
    Ibnu Ishaq berkata, bahwa Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri berkata kepadaku bahwa ia diberitahu,
    "Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahl bin Hisyam, dan Al-Akhnas bin Syariq bin Amr bin Wahb Ats-Tsaqafi, sekutu Bani Zuhrah, keluar pada suatu malam untuk mendengar bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang sedang shalat malam di rumahnya. Setiap orang dari mereka bertiga mengambil tempat duduk untuk mendengarkan bacaan beliau, dan setiap orang dari mereka tidak mengetahui tempat duduk temannya. Mereka tidak tidur guna mendengar bacaan beliau. Ketika fajar menyingsing, mereka bubar, dan bertemu di salah satu jalan. Mereka saling menghujat yang lain. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Jangan ulangi perbuatan kalian ini, sebab jika kalian dilihat sebagian orang-orang yang tidak waras di antara kalian, pasti kalian meninggalkan sesuatu pada dirinya.' Setelah itu, mereka berpisah. Pada malam berikutnya, setiap orang dari mereka bertiga kembali ke tempat duduk mereka semula. Mereka tidak tidur guna mendengar bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika fajar menyingsing, mereka bubar dan kembali bertemu di salah satu jalan. Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain persis seperti malam sebelumnya. Setelah itu mereka berpisah. Pada malam berikutnya, mereka bertiga kembali kepada tempat duduk mereka semula kemudian begadang mendengar bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika fajar menyingsing, mereka baru bubar dan kembali bertemu di salah satu jalan. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Kita tidak meninggalkan tempat ini hingga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan kita ini.' Mereka bertiga pun berjanji tidak mengulangi perbuatannya, kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing.

    Keesokan harinya, Al-Akhnas mengambil tongkatnya kemudian keluar rumah untuk menemui Abu Sufyan di rumahnya. Tiba di rumah Abu Sufyan, Al-Akhnas bertanya, 'Wahai Abu Handzalah, jelaskan kepadaku bagaimana pendapatmu tentang apa yang tadi malam engkau dengar dari Muhammad?' Abu Sufyan menjawab, 'Hai Abu Tsa'labah, demi Allah, aku mendengar sesuatu yang aku kenal dan aku mengerti maksudnya.(JGA: artinya apa yang dibaca Muhammad sama dengan apa yang dipercaya dan dikenal juga oleh kaum Pagan Quraisy.) Aku juga mendengar sesuatu yang tidak aku kenal dan tidak aku pahami maksudnya.' Ak-Akhnas berkata, 'Demi Allah, aku juga seperti itu.'
    =======================================================================================================
    Halaman 275

    Kemudian Al-Akhnas meninggalkan rumah Abu Sufyan dan pergi menuju rumah Abu Jahl. Tiba di rumahnya, Al-Akhnas masuk rumah Abu Jahl, kemudian berkata, 'Hai Abu Al-Hakam, bagaimana pendapatmu tentang apa yang semalam engaku dengar dari Muhammad?' Abu Jahl berkata, 'Apa yang aku dengar? Kita bersaing keras memperebutkan kehormatan dengan Bani Abdu Manaf. Mereka memberi makan, dan kita juga memberi makan. Mereka menanggung orang, dan kita pun menanggung orang. Mereka memberi, dan kita pun memberi. Hingga ketika kita telah siap untuk berangkat dan kami seperti dua kuda pacuan, tiba-tiba mereka berkata, 'Kita memiliki Nabi yang mendapatkan wahyu dari langit. Kapankah kita bisa mendapatkan hal seperti itu? Demi Allah, aku tidak akan beriman kepada Nabi tersebut dan tidak membenarkannya.' Kemudian Al-Akhnas berdiri dari hadapan Abu Jahl dan meninggalkan rumahnya."

    Pelecehan Orang-orang Quraisy ketika Mendengarkan Al-Qur'an dan Ayat Yang Turun tentang Kejadian tersebut

    Ibnu Ishaq berkata, "Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan mengajak kepada Allah, mereka mengejek beliau dengan mengatakan, 'Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami padanya.' Maksudnya, kami tidak paham apa yang engkau katakan. 'Dan di telinga kami ada sumbatan.' Maksudnya, kami tidak mendengar apa yang engkau katakan. 'Dan antara kami dan kamu ada dinding.' Maksudnya ada jarak antara kami denganmu. 'Maka bekerjalah kamu.' Maksudnya, kerjakan apa yang mesti engkau kerjakan. 'Sesungguhnya kami bekerja.' Maksudnya, kami akan mengerjakan apa yang mesti kami kerjakan. Kami tidak paham apapun darimu. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada beliau tentang ucapan mereka tersebut,
    • 'Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya Kami adakah antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. Dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.' (Al-Isra': 45-46)
    Maksuda ayat di atas, 'Bagaimana mereka mampu memahami engkau yang mentauhidkan Tuhanmu, jika Aku menjadikan sumbat di hati mereka dan penutup di telinga mereka, serta terdapat dinding pemisah antara mereka denganmu seperti dugaan mereka?' Kesimpulannya, 'Aku tidak akan membuat mereka mendengar, dan memahami.' (JGA: muhammad pantasnya marah pada Allah SWT yang begitu iseng menutup telinga orang Quraisy. Coba Allah SWT membuka sumbatan telinga mereka, pasti jalannya akan mudah saja tho? Jangan marah dong pada Quraisy! mereka kan korban keisengan Allah SWT :lol: memang antik Allah SWT ini. Ia pengen disembah tetapi sempat-sempatnya menutup telinga kafir :---) )
    =======================================================================================================
    Halaman 276
    • 'Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang dzalim itu berkata, 'Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.' (Al-Isra': 47)
    Itulah yang mereka wasiatkan, yaitu tidak mengamalkan apa yang Aku utus denganmu kepada mereka.
    • 'Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu, karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).' (Al-Isra': 48)
    Maksudnya, mereka salah dalam membuat perumpamaan tentang dirimu. Maka tidak heran, kalau mereka tidak mendapatkan petunjuk di dalamnya, dan ucapan mereka tidak ada nilainya sedikit pun.
    • 'Dan mereka berkata, 'Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?' (Al-Isra': 49).
    Maksudnya, engkau telah menerangkan, bahwa kami akan dibangkitkan setelah kematian, dan setelah menjadi tulang belulang dan benda-benda hancur. Ini tidak mungkin terjadi.
    • 'Katakanlah, 'Jadi kalian sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiran kalian.' Maka mereka akan bertanya, 'Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?' Katakanlah, 'Yang telah menciptakan kalian pada kali yang kembali?' (Al-Isra': 50-51)
    Maksudnya, yaitu Dzat yang menciptakan kalian seperti yang kalian ketahui. Penciptaan kalian dari tanah tidak lebih terhormat bagi-Nya."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdullah bin Abu Najih berkata kepadaku dari Mujahid dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berkata bahwa aku bertanya kepada Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta'ala,
    • 'Atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiran kalian.' (Al-Isra: 51).
    Apa yang dikehendaki Allah dengannya?' Ibnu Abbas menjawab, 'Kematian'." :shock: :shock: :shock:

    (JGA: Wowww...akhirnya Ibnu Abbas mengkonfirmasi bahwa Allah Islam menghendaki kematian...dahsyaaatttt ! Allah SWT bukanlah Tuhan yang menjadi sumber kehidupan ! sumber kasih dan ampunan =D> =D> =D> =D> )
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 277
    BAB 59
    KEKEJAMAN ORANG-ORANG QURAISY TERHADAP ORANG-ORANG LEMAH YANG MASUK ISLAM
    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian orang-orang Quraisy menyiksa orang-orang yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setiap kabilah menangkapi kaum Muslimin yang berada di kabilahnya kemudian menahan mereka, dan menyiksa dengan pukulan, lapar, haus, dan padang pasir Makkah jika musim panas sedang membara. Orang-orang lemah di antara kaum Muslimin, mereka siksa karena masuk Islam. Di antara kaum Muslimin ada yang berubah karena beratnya cobaan yang diterimanya. Ada di antara kaum Muslimin yang disalib, tapi Allah melindungi mereka dari orang-orang Quraisy."

    (JGA: siapakah yang dimaksud dengan orang-orang lemah dalam hal ini? Orang lemah bukan berarti orang yang lemah badannya, tidak. Tetapi orang-orang yang tidak mempunyai kedudukan apa pun dalam pandangan masyarakat. Mereka ini adalah orang yang menempati posisi terendah dalam stratifikasi berdasarkan kelas masyarakat. Salah satunya adalah kelompok budak, kelompok gembel dan sebangsanya.)

    Kesabaran Bilal terhadap Siksaan

    Ibnu Ishaq berkata, "Bilal adalah mantan budak Abu Bakar Radhiyallahu Anhu. Ia tadinya budak milik salah seorang dari Bani Jumah dan dilahirkan di Bani Jumah. Dialah Bilal bin Rabah, Ibunya bernama Hamamah. Keislaman Bilal bin Rabah benar, dan hatinya bersih. Umaiyyah bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah mengeluarkannya--ketika terik matahari sedang panas-panasnya. Ia membaringkannya di atas padang pasir Makkah kemudian memerintahkan peletakan batu besar di atas dadanya. Umaiyyah bin Khalaf berkata kepada Bilal, 'Engkau dalam keadaan seperti ini hingga engkau mati atau engkau kafir kepada Muhammad dan menyembah Al-Lata dan Al-Uzza.' Dalam menghadapi ujian tersebut, Bilal berkata, 'Ahad, Ahad'."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Hisyam bin Urwah berkata kepadaku dari ayahnya yang berkata,
    "Ketika Bilal sedang disiksa, dan mengatakan, 'Ahad, Ahad.' Waraqah bin Naufal berjalan melewatinya. Waraqah bin Naufal berkata, 'Demi Allah, Ahad, dan Ahad, wahai Bilal.' Waraqah bin Naufal menemui Umaiyyah bin Khalaf dan orang-orang dari Bani Jumah yang menyiksa Bilal. Waraqah bin Naufal berkata kepada mereka, 'Aku bersumpah dengan nama Allah, jika kalian membunuh Bilal dalam keadaan seperti ini, pasti aku akan menjadikan tempat kematiannya sebagai tempat mencari keberkahan.' :shock: ... :lol: Itulah yang terjadi, hingga Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu berjalan melewati mereka..
    =======================================================================================================
    Halaman 278

    ...yang sedang menyiksa Bilal. Rumah Abu Bakar berada di Bani Jumah. Abu Bakar berkata kepada Umaiyyah bin Khalaf, 'Kenapa engkau tidak takut kepada Allah dari orang miskin ini? Sampai kapan engkau menyiksanya?' Umaiyyah bin Khalaf berkata, 'Engkaulah yang merusak orang ini. Oleh karena itu, selamatkan dia kalau engkau mau!' Abu Bakar berkata, 'Ya, aku mempunyai budak hitam yang lebih kokoh daripada dia, dan lebih kuat memegang agamamu. Aku serahkan budak tersebut kepadamu.' Umaiyyah bin Khalaf berkata, 'Aku terima.' Abu Bakar berkata, 'Budak tersebut menjadi milikmu.' Kemudian Abu Bakar memberikan budaknya kepada Umaiyyah bin Khalaf dan ia mengambil Bilal kemudian memerdekakannya."

    (JGA: Dari terjadinya pertukaran budak antara Umaiyyah dan Abu Bakar, terlihat pokok persoalan sebenarnya. Bukan semata-mata karena Bilal sang budak itu menjadi Islam tetapi sebagai budak tentu saja Bilal banyak melalaikan tugas yang diembankan majikan kepundak para budak itu. Pelalain tugas seperti ini dapat mendatangkan kerugian secara ekonomi bagi majikan. Akibatnya para majikan mereka menyiksa mereka.

    Disamping itu, para budak yang telah menjadi Islam ini tentu saja menirukan gaya muhammad yang gemar menghina agama orang Quraisy. Para majikan pasti semakin tersinggung dan jengkel karena mereka mendapat tambahan orang-orang baru yang harus dihadapi. Bedanya, budak ini adalah berada dalam kuasa mereka. Mereka merasa berhak untuk menyiksa mereka. Ceritanya akan lain bila yang jadi Islam adalah orang-orang Quraisy merdeka. Mereka tidak mengalami penyiksaan seperti yang dialami budak yang muslim.)


    Orang-orang Lemah Yang Dimerdekakan Abu Bakar Radhiyallahu Anhu

    Ibnu Ishaq berkata, "Sebelum hijrah ke Madinah, Abu Bakar memerdekakan enam budak, dan Bilal adalah budak ke tujuh yang ia merdekakan. Keenam budak yang ia merdekakan adalah sebagai berikut,

    1. Abir bin Fuhairah. Ia ikut Perang Badar darn Uhud. Ia syahid di Perang Bi'ru Maunah.

    2. Ummu Ubais.

    3. Zinnirah. Ketika Abu Bakar memerdekakannya, ia dalam keadaan buta karena penyiksaan yang diterimanya. Orang-orang Quraisy berkata, 'Matanya dicabut Al-Lata dan Al-Uzza.' Zinnirah berkata, 'Demi Rumah Allah, mereka bohong. Al-Lata dan Al-Uzza tidak bisa memberi madharat dan manfaat.' Kemudian Allah mengembalikan matanya kepadanya.

    4 dan 5. An-Nahdiyyah dan putrinya.Keduanya miliki seorang wanita dari Bani Abduddaar. Abu Bakar berjalan melewati keduanya yang ketika itu sedang diperintahkan tuannya membuat tepung. Tuannya berkata, 'Demi Allah, aku tidak akan memerdekakan kalian berdua selama-lamanya.' Abu Bakar berkata, 'Hai ibu Si Fulan, batalkan sumpahmu!' Wanita tersebut berkata, 'Membatalkan sumpah? Padahal engkau yang merusak keduanya. Merdekakan keduanya, kalau engkau mau!' Abu Bakar berkata, 'Berapa harga keduanya?' Wanita tersebut berkata, 'Sekian dan sekian.' Abu Bakar berkata, 'Aku beli keduanya dengan harga tersebut, dan keduanya menjadi orang merdeka.' Abu Bakar berkata kepada An-Nahdiyyah dan putrinya. 'Kembalikan tepung tersebut kepada pemiliknya!' An-Nahdiyyah dan putrinya berkata, "Hai Abu Bakar, bagaimana kalau kami selesaikan dulu pembuatan tepung ini, kemudian jika telah selesai, baru kami kembalikan kepadanya?' Abu Bakar berkata, 'Itu terserah kalian berdua.'

    6. Budak wanita dari Bani Muammal. Abu Bakar berjalan melewati budak Muslimah Bani Muammal--perkampungan di Bani Adi bin Ka'ab. Ketika itu Umar bin Khaththab menyiksanya agar ia meninggalkan Islam. Umar...
    =======================================================================================================
    Halaman 279

    ...bin Khaththab yang ketika itu masih musyrik tidak henti-hentinya menyiksa budak wanita tersebut hingga ia sendiri kelelahan. Umar bin Khaththab berkata, 'Aku minta maaf kepadamu. aku tidak berhenti menyiksamu melainkan karena kelelahan.' Budak wanita terebut berkata, 'Begitulah, Allah berbuat terhadap dirimu.' Kemudian Abu Bakar membeli budak wanita tersebut dan memerdekakannya."

    Abu Quhafah Mengecam Abu Bakar Ash-Shiddiq

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Abdullah bin Abu Atiq berkata kepadaku dari Amir bin Abdullah bin Az-Zubair dari sebagian keluarganya yang berkata,

    "Abu Quhafah berkata kepada Abu Bakar, 'Anakku, kulihat engkau memerdekakan budak-budak lemah. Jika engkau memerdekakan budak-budak kuat, pasti mereka siap melindungimu.' Abu Bakar berkata, 'Ayah, aku hanya menginginkan apa yang diinginkan Allah.' Salah seorang dari keluarga Abu Bakar berkata bahwa Allah menurunkan ayat-ayat tentang Abu Bakar dan tentang ucapan ayahnya kepadanya,
    • 'Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. Sesungguhnya kewajiban Kamilah akhirat dan dunia. Maka kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari mereka itu. Orang yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan'." (Al-Lail: 5:21)
    Penyiksaan terhadap Keluarga Yasir

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika panas matahari terik membara, Bani Makhzum membawa Ammar bin Yasir, ayah, dan ibunya--mereka keluarga Islami--ke padang pasir Makkah untuk disiksa. Ketika mereka bertiga sedang disiksa, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati mereka. Beliau bersabda seperti informasi yang aku terima, 'Sabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kalian ialah surga. ' Ibu Ammar, mereka bunuh,...
    =======================================================================================================
    Halaman 280

    ...karena ia hanya mau menerima Islam.

    Abu Jahl yang fasik inilah yang menghina kaum Muslimin di kalangan orang-orang Quraisy. (JGA: ckckck..penghinaan mereka thdp kaum agama Quraisy gak diingat...mau menang sendiri nih) Jika ia mendengar orang yang terhormat dan mendapat perlindungan masuk Islam, ia mencelanya dan menjelek-jelekkannya (JGA: gak ada tuh penyiksaan pada orang Quraisy non budak/orang terhormat) dengan berkata, 'Engkau tinggalkan agama ayahmu, padahal ayahmu lebih baik daripada engkau. Sungguh, kami pasti menjelek-jelekkan mimpi-mimpimu, tidak menerima pendapatmu, dan menjatuhkan kehormatanmu.' Jika orang tersebut pedagang, Abu Jahl berkata kepadanya, 'Demi Allah, kami pasti membangkrutkan perdaganganmu, dan menghancurkan kekayaanmu.' Jika orang tersebut orang lemah, maka Abu Jahl menyiksanya dan merayunya."

    Upaya Penindasan terhadap Kaum Muslimin

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Hakim bin Jubair berkata kepadaku dari Sa'id bin Jubair yang berkata bahwa aku bertanya kepada Abdullah bin Abbas, "Apakah penyiksaan orang-orang musyrikin terhadap sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membuat mereka meninggalkan agama mereka?" Abdullah bin Abbas berkata, "Demi Allah, ya. Sungguh orang-orang Quraisy menyiksa salah seorang dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, membuatnya lapar dan kehausan hingga salah seorang dari mereka tidak bisa berdiri dengan tegak karena beratnya penyiksaan yang ditterimanya, bahkan ia memberikan apa yang mereka minta kepadanya karena penyiksaan tersebut. Orang-orang Quraisy berkata kepadanya, 'Al-Lata dan Al-Uzza ialah Tuhanmu, dan bukannya Allah.' Ia berkata, 'Ya.' Bahkan seekor sapi betina dibawa ke hadapannya, kemudian mereka berkata kepadanya, 'Sapi betina ini adalah Tuhanmu dan bukannya Allah.' Ia menjawab, 'Ya.' Ia berkata seperti itu untuk menghindari penyiksaan yang lebih keras."(JGA: Waww belajar taqqiya dari muhammad... =D> )

    Hisyam dan Penolakannya Menyerahkan Al-Walid kepada Orang-orang Quraisy

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Az-Zubair bin Ukasyah bin Abdullah bin Abu Ahmad berkata kepadaku bahwa ia diberitahu,

    "Beberapa orang dari Bani Makhzum berjalan menuju rumah Hisyam bin Al-Walid, karena saudaranya yang bernama Al-Walid bin Al-Walid bin Al-Mughirah telah masuk Islam. Mereka semua telah sepakat untuk menarik kembali anak-anak muda mereka yang telah masuk Islam, di antaranya Salamah bin Hisyam, dan Ayyasy bin Abu Rabi'ah. Mereka berkata kepada Al-Walid dalam keadaan takut, 'Sesungguhnya kita ingin menjelek-jelekkan anak-anak muda tersebut karena agama yang mereka ciptakan. Kita hanya memberikan keamanan kepada orang-orang selain mereka.' Hisyam bin Al-Walid berkata, 'Silahkan, namun kalian jangan mengecam Al-Walid. Hati-hatilah terhadap dia.' Kemudian Hasyim bin Al-Walid berkata,
    =======================================================================================================
    Halaman 281
    • Ketahuilah, jangan sekali-kali membunuh saudaraku, Ubais
      Jika kalian membunuhnya, maka kita mempunyai permusuhan abadi
    Hendaklah kalian berhati-hati terhadap dia. Saya bersumpah dengan nama Allah, jika kalian membunuhnya, pasti aku akan membunuh orang yang paling terhormat di antara kalian.' Mereka berkata, 'Ya Allah, kutuklah dia! Siapakah yang mau tertipu dengan ucapannya tersebut. Demi Allah seandainya saudaranya berada di tangan kita, pasti ia membunuh orang paling terhormat di antara kita.' Kemudian mereka tidak mengusik Al-Walid. Itulah salah satu bentuk perlindungan Allah untuk Al-Walid dari kejahatan mereka."(JGA: keren abis euy...Allah memang senang melindungi pengikutnya dengan cara menyuruh pengikutnya mengancam orang lain agar takut menggangu mereka)
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 282
    BAB 60
    HIJRAH PERTAMA KE HABASYAH
    Sebab-sebab Hijrah

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam berkata bahwa Ziyad bin Abdullah Al-Bakkai berkata dari Muhammad bin Ishaq Al-Huththalibi yang berkata,
    "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat penderitaan yang dialami sahabat-sahabatnya, sedang beliau dalam keadaan segar bugar karena kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi pamannya, Abu Thalib; sementara beliau tidak mampu melindungi mereka terhadap penderitaan yang dialami, maka beliau bersabda kepada mereka. 'Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengizinkan seorang pun didzalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri yang benar, hingga Allah memberi jalan keluar bagi penderitaan yang kalian alami?'(JGA: Ternyata hijrah pertama ini didorong oleh Muhammad, bukan karena diusir oleh orang-orang Quraisy pagan !)

    Kemudiaan kaum Muslim dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berangkat ke Habasyah, karena takut mendapatkan penderitaan yang lebih berat, dan lari kepada Allah dengan membawa agama mereka. Itulah hijrah pertama yang terjadi dalam Islam."

    Kaum Muhajirin Pertama

    Ibnu Ishaq berkata, "Kaum Muslimin yang pertama kali berangkat dari Banu Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr ialah Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umaiyyah beserta istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

    Muhajirin dari Banu Abdu Syams bin Abdu Manaf ialah Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah bin Abdu Syams beserta istrinya yang bernama Sahlah binti Suhail bin Amr, salah seorang dari Bani Amir bin Luai. Di Habasyah, Sahlah melahirkan anak yang bernama Muhammad bin Hudzaifah.

    Muhajirin dari Bani Asad bin Abdul Uzza bin Qushai ialah Az-Zubair bin Al-Awwam bin Khuwailid bin Asad.

    Muhajirin dari Bani Abduddaar bin Qushai ialah Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddaar.
    ========================================================================================================
    Halaman 283

    Muhajirin dari Bani Zuhrah bin Kilab ialah Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abd bin Al-Harits bin Zubrah.

    Muhajirin dari Bani Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah ialah Abu Salamah bin Abdul Usd bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum beserta istrinya yang bernama Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.

    Muhajirin dari Bani Jumah bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab ialah Utsman bin Madz'un bin Habib bin Wahab bin Hudzafah bin Jumah.

    dst...

    Daftar ini membosankan untuk dibaca karena hanya berisi nama-nama mereka yang hijrah. Ada sebanyak 83 orang. Untuk mencatatkan nama ke 83 orang saja dibutuhkan berlembar-lembar kerta :lol: Tergantung pada para pembaca yang budiman, apakah daftar nama tersebut perlu saya tuliskan atau saya biarkan saja kosong untuk dilompati ke hal penting lain ? Bagi pembaca yang merasa perlu dapat menyampaikan lewat PM. Thanks :green:

    ==================================================================================================
    Halaman 289

    ...
    ...
    ...
    ...


    Jumlah Keseluruhan Kaum Muhajirin

    Ibnu Ishaq berkata, "Jadi total kaum Muslimin yang menyusul ke Habasyah dan berhijrah kepadanya--selain anak-anak yang mereka bawa hijrah atau lahir di Habasyah--ialah delapan puluh tiga orang laki-laki, jika Ammar bin Yasir ditambahkan ke dalam jumlah tersebut, namun ia diragukan ikut hijrah ke sana."

    Syair-syair tentang Hijrah

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Abdullah bin Al-Harits bin Qais bin Adi bin Sa'ad bin Sahm melihat bahwa kaum Muslimin mendapatkan keamanan di Habasyah, memuji perlindungan An-Najasyi, mereka dapat beribadah kepada Allah tanpa takut kepada siapa pun, dan An-Najasy melindungi mereka dengan serius ketika mereka tiba di Habasyah, ia berkata,
    • Wahai pengembara, sampaikan suratku kepadanya
      Kepada orang yang bisa diharapkan menerima ajakan Allah dan agama-Nya
      Semua orang di antara hamba-hamba Allah disiksa di Makkah
      Mereka ditindas dan disakiti
      Sesungguhnya kami mendapati bumi Allah itu luas
      Bumi menyelamatkan diri dari kehinaan dan kerendahan
    =======================================================================================================
    Halaman 290
    • Janganlah kalian berdiri di atas kehinaan kehidupan
      Dan kehinaan kematian serta aib yang tidak mengenakkan
      Jika kami mengikuti Rasulullah, sedang mereka membuang sabda Rasulullah
      Dan curang dalam timbangan
      Maka arahkan siksamu kepada kaum yang melampaui batas
      Aku meminta perlindunganmu agar mereka jangan sampai menang kemudian menyiksaku
    abdullah bin Al-Harits juga menyusun syair yang mengingatkan pengusiran terhadap kaum Muhajirin dari negeri mereka. Dalam syairnya, Ia mengecam sebagian kaumnya,
    • Hatiku hampir tidak mempercayai peperangan mereka terhadapku
      Begitu juga jari-jemariku
      Bagaimana aku harus memerangi orang-orang yang telah mendidik kalian
      Di atas kebenaran agar kalian tidak mencampur kebenaran dengan kebatilan?
      Mereka diusir oleh hamba-hamba jin dari negeri mereka yang merdeka
      Kemudian mereka dalam penderitaan
      Jika di kalangan Adi terdapat kejujuran
      Adi bin Sa'ad bertakwa dan menyambung hungan sanak saudara
      Sungguh aku berharap, bahwa itu semua terjadi pada kalian
      Dengan memuji orang yang tidak mengharapkan balasan
      Aku diberi ganti singa dengan singa, namun semuanya jelek
      Di Dzi Fajar tempat tinggal orang-orang lemah dan para janda
    Abdullah bin Al-Harits juga berkata,
    • Itulah Quraisy yang menantang hal Allah
      Sebagaimana Ad, Madyan, dan Al-Hijr menentang hak Allah
      Jika aku tidak berangkat, maka jangan larang aku untuk tinggal
      Di negeri yang daratannya luas begitu juga lautnya
      Di negeri di mana di dalamnya terdapat hamba Allah, Muhammad
      Akan aku jelaskan apa saja yang tersimpan dalam hati jika pencarian telah selesai
      Abullah bin Al-Harits Rahimahullah menamakan syairnya Al-Mubriq."
    Kecaman Utsman bin Madz'um terhadap Umaiyyah bin Khalaf

    Ibnu Ishaq berkata, "Utsman bin Madz'un mengecam Umaiyyah bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah. Utsman bin Mad'un adalah saudara misan dengan Umaiyyah bin Khalaf, namun begitu, Umaiyyah bin Khalaf tetap menyiksanya karena keislamannya. Ketika itu, Umaiyyah bin Khalaf...
    =====================================================================================================
    Halaman 291

    ...menjadi tokoh yang dihormati di kaumnya. Utsman bin Madz'um berkata dalam syairnya,
    • Layakkah engkau mengusirku dari Makkah untuk mencari keamanan
      Dan engkau menempatkanku di istana putih yang kubenci
      Engkau menghina orang-orang terhormat yang rumputnya saja tidak sebanding denganmu
      Engkau melecehkan orang-orang terhormat yang siap memberikan rumput-rumputnya kepadamu
      Engkau memerangi orang-orang mulia dan terhormat
      Engkau membinasakan orang-orang yang menjadi tempatmu berlindung
      Engkau akan tahu, jika suatu hari engkau mendapat musibah
      Engkau akan dikalahkan orang-orang gembel atas apa yang engkau perbuat."
    ---ooOoo---
    Last edited by JANGAN GITU AH on Thu May 13, 2010 9:31 pm, edited 1 time in total.
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 292
    BAB 61
    PENGIRIMAN ORANG-ORANG QURAISY KE HABASYAH UNTUK MEMINTA PARA MUHAJIRIN
    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika orang-orang Quraisy mengetahui bahwa sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam aman dan tenteram di Habasyah, serta mendapat perumahan dan ketenangan, maka mereka sepakat mengirim dua orang Quraisy yang kuat pendiriannya untuk menemui An-Najasyi dan memintanya mengembalikan sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada mereka, karena orang-orang Quraisy bermaksud menyiksa para sahabat karena agamanya, dan mengeluarkan dari tempat para sahabat telah mendapatkan keamanan dan ketentraman di dalamnya, yaitu Habasyah. Orang-orang Quraisy menugaskan Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail, dan membekali keduanya dengan hadiah-hadiah untuk An-Najasyi dan para Batrixnya."

    Syair Abu Thalib untuk An-Najasyi

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Abu Thalib mengetahui rencana orang-orang Quraisy, dan hadiah-hadiah yang dibawa utusan tersebut, ia mengucapkan syair-syair untuk An-Najasyi. Dalam syairnya, Abu Thalib meminta An-Najasy tetap memberikan perlindungan yang baik kepada kaum Muhajirin, dan melindungi mereka,
    • Duhai syairku, bagaimana di tempat jauh tersebut terdapat Ja'far,
      Amr, dan para musuh itu adalah sanak kerabat sendiri
      Apakah tindakan An-Najasyi menyentuh Ja'far adan sahabat-sahabatnya
      Ataukah ada pihak yang berusaha mengacaukan keadaan
      Ketahuilah, bahwa engkau orang mulia dan luhur
      Hingga orang yang tinggal di tempatmu tidak merasa menderita
      Ketahuilah, bahwa Allah membekalimu dengan keluasaan
      Dan sebab-sebab kebaikan yang kesemuanya melekat padamu
      Engkau orang dermawan yang berakhlak mulia
      Orang jauh dan orang dekat mendapatkan manfaat darinya."
    ====================================================================================================
    Halaman 293

    Penuturan Ummu Salamah Radhiyallahu Anha tentang Dua Utusan Orang-orang Quraisy

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Muhammad bin Muslim Az-Zuhri berkata kepadaku dari Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam Al Makhzumi dari Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah, istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berkata,

    "Ketika kami tiba di Habasyah, An-Najasyi menyambut kami dengan sambutan yang baik sekali. Kami merasa aman terhadap agama kami, dan bisa beribadah kepada Allah Ta'ala tanpa mendapatkan penyiksaan dan mendengar kata-kata yang tidak kami sukai. Hal ini didengar orang-orang Quraisy. Mereka mengadakan rapat kemudian sepakat mengirim dua orang yang berpendirian kuat untuk menemui An-Najasy guna membahas permasalahan kami, dan memberi hadiah-hadiah untuk An-Najasy yang diambilkan dari kekayaan Makkah. Aneh sekali, di antara hadiah tersebut terdapat kulit. Orang-orang Quraisy mengumpulkan kulit yang banyak sekali, dan mereka menyiapkan hadiah untuk setiap Batrix. Barang-barang tersebut dibawa Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash, dan diperintahkan keduanya mengerjakan persis seperti yang mereka perintahkan. Mereka berkata kepada keduanya, 'Berikan hadiah ini kepada semua Batrix sebelum kalian berdua berbicara dengan An-Najasy tentang kaum Muhajirin. Serahkan hadiah-hadiah ini kepada An-Najasyi, kemudian mintalah An-Najasy menyerahkan kaum Muhajirin kepada kalian berdua sebelum An-Najasy berbicara dengan mereka'."

    Ummu Salamah berkata, "Kedua utusan Quraisy berangkat dari Makkah dan tiba di An-Najasy. Kami semua berada di rumah yang nyaman dan tetangga yang baik. Tidak ada seorang pun dari Batrix melainkan keduanya memberikan hadiah kepadanya sebelum berbicara kepada An-Najasyi. Keduanya berkata kepada setiap orang dari para Batrix, 'Sesungguhnya telah menyusup ke negeri raja anak-anak muda yang tidak waras. Mereka meninggalkan agama kaumnya, dan tidak masuk ke dalam agama kalian. Mereka membawa agama baru yang tidak kami kenal dan kalian pun tidak mengenalnya. Tokoh-tokoh orang Quraisy telah mengutus kami kepada kalian untuk mengembalikan mereka kepada kaumnya. Jika kami menyuruhnya menyerahkan mereka kepada kami dan agar ia tidak berbicara dengan mereka, karena kaum mereka lebih paham apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti apa yang mereka cela.' Para Batrix berkata kepada keduanya, 'Ya.'"

    Utusan Quraisy Bertemu An-Najasy

    Ummu Salamah berkata, "Kemudian kedua utusan Quraisy menyerahkan hadiah-hadiah kepada An-Najasyi dan diterimanya. Keduanya berkata...
    =======================================================================================================
    Halaman 294

    kepada An-Najasy, 'Wahai paduka raja, sesungguhnya telah menyusup ke negeri paduka anak-anak muda kami yang tidak waras. Mereka meninggalkan agama kaumnya dan tidak masuk kepada agamamu. Mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri. Kami tidak mengenal agama tersebut, begitu juga paduka. Sungguh kami diutus ayah-ayah mereka, paman-paman mereka, dan keluarga besar mereka untuk membawa mereka pulang kepada kaumnya, karena kaumnya lebih paham apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti apa yang mereka cela'." (JGA: mungkinkah lagi muslim masih mencari alasan bahwa pengikut Muhammad diusir dari Makkah, sementara itu mereka diminta untuk pulang--walaupun untuk alasan menyelesaikan persoalan)

    Ummu Salamah berkata, "Tidak ada sesuatu yang paling dibenci Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash bila An-Najasy berkata, 'Keduanya berkata benar, wahai paduka raja. Kaum mereka lebih paham terhadap apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti terhadap apa yang mereka cela. Oleh karena itu, serahkan mereka kepada kedua roang ini, agar keduanya membawa mereka pulang ke negeri dan kaum mereka'."

    Kemarahan An-Najasy

    Ummu Salamah berkata, "An-Najasyi murka. Ia berkata, 'Tidak. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua. Jika ada suatu kaum hidup berdampingan denganku, dan memilihku daripada orang selain saya, maka aku harus mengundang dan bertanya kepada mereka tentang apa yang dikatakan dua orang ini tentang mereka. Jika mereka seperti dikatakan kedua orang ini, aku serahkan mereka kepada keduanya, dan aku pulangkan mereka kepada kaumnya. Namun, jika mereka tidak seperti dikatakan keduanya, aku melindungi mereka dari keduanya, dan melindungi mereka selama tinggal berdampingan denganku'."

    Kedua Kubu Bertemu di Depan An-Najasy

    Ummu Salamah berkata, "Kemudian An-Najasy mengutus seseorang kepada sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengundang mereka. Ketika utusan Raja An-Najasyi tiba di tempat mereka, maka mereka segera mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, sebagian Muhajirin berkata kepada sebagian Muhajirin lain, 'Apa yang kalian katakan kepada raja jika kalian datang kepadanya?' Mereka berkata, 'Demi Allah, kami mengatakan apa yang telah kami ketahui. Apa yang diperintahkan Nabi dalam hal ini itulah yang akan kita kerjakan.' Ketika mereka tiba di tempat An-Najasyi--yang ketika itu juga memanggil para uskupnya yang kemudian menebarkan mushaf-mushaf mereka disekitar An-Najasy. An-Najasy bertanya kepada Muhajirin, 'Apa sih sebenarnya yang berbeda agama kalian dengan agama kaum kalian, dan mengapa kalian tidak masuk ke dalam agamaku, serta tidak masuk ke dalam salah satu dari agama-agama yang ada?' "
    =======================================================================================================
    Halaman 295

    Perkataan Ja'far Radhiyallahu Anhu

    Ummu Salamah berkata, "Orang yang menjawab pertanyaan An-Najasy ialah Ja'far bin Abu Thalib. Ia berkata kepada An-Najasyi, 'Wahai paduka raja, tadinya kami kaum jahiliyah. Kami menyembah patung-patung, memakan bangkai, berzina, memutus silaturahim, menyakiti tetangga, dan orang kuat di antara kami memakan orang lemah. Itulah keadaan kami hingga Allah mengutus seseorang dari kami menjadi Rasul kepada kaum kami. Kami mengenal nasabnya, kebenarannya, kejujurannya, dan kesuciannya. Ia mengajak kami kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, beribadah kepada-Nya, dan meninggalkan batu dan patung-patung yang dulu kami sembah dan orang tua kami menyembahnya. Rasul tersebut memerintahkan kami jujur dalam berkata, menunaikan amanah, menyambung silaturahim, bertetangga dengan baik, menahan diri dari hal-hal yang haram, dan tidak membunuh. :---) :---) (JGA:belum membunuh, hampir membunuh Abu Jahl demi Islam--Ingat Hamzah ya !jangan lupa itu! [-X )Ia melarang kami dari perbuatan zina, berkata bohong, memakan harta anak yatim, dan menuduh berzina wanita baik-baik. Ia memerintahkan kami beribadah kepada Allah sja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Ia juga memerintahkan kami shalat, zakat, dan puasa'."

    Ummu Salamah berkata, "--Ja'far menguraikan pokok-pokok agama Islam. Ia berkata, 'Kemudian kami membenarkan Rasul tersebut, beriman kepadanya, dan mengikuti apa yang dibawanya dari sisi Allah. Kami beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Beliau mengharamkan kepada kami apa saja yang beliau halalkan. Setelah itu, kaum kami bertindak jahat terhadap kami. Mereka menginginkan kami kembali menyembah patung-patung, tidak menyembah Allah Ta'ala, dan kami menghalalkan apa yang dulu pernah kami halalkan. Karena mereka selalu memaksa kami, menyiksa kami, mempersempit ruang gerak kami, dan memisahkan kami dengan agama kami, maka kami pergi ke negerimu dan memilihmu daripada orang lain. Kami lebih suka hidup berdampingan denganmu, dan kami berharap tidak disiksa lagi di sisimu, wahai paduka raja'."

    Ummu Salamah, "An-Najasy berkata kepada Ja'far, 'Apakah engkau mempunyai sesuatu yang datang dari sisi Allah?' "
    Ummu Salamah berkata, "Ja'far berkata kepada An-Najasyi, 'Ya, ada.' An-Najasyi berkata kepada Ja'far, 'Bacalah untukku!' "

    Ummu Salamah berkata, "Kemudian Ja'far membacakan permulaan surat Maryam. Demi Allah, An-Najasyi menangis hingga air mata mereka membasahi mushaf-mushaf mereka ketika mendengar apa yang dibaca Ja'far. An-Najasyi berkata, 'Sesungguhnya ayat tadi dan yang dibawa Isa berasal dari sumber yang sama. Pergilah kalian berdua, hai utusan Quraisy! Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua, dan mereka tidak bisa diganggu'."
    =======================================================================================================
    Halaman 296

    Konspirasi Amr bin Al-Ash

    Ummu Salamah berkata, "Ketika kedua utusan Quraisy keluar dari hadapan An-Najasyi, Amr bin Al-Ash berkata, 'Demi Allah, besok pagi aku menghadap An-Najasyi dan memojokkan mereka.' Abdullah bin Abu Rabi'ah--orang yang paling kuat di antara orang-orang Quraisy--berkata, 'Jangan kerjakan itu, karena mereka mempunyai kerabat kendati mereka berseberangan dengan kita.' Amr bin Al-Ash berkata, 'Demi Allah, aku akan jelaskan kepada An-Najasyi, bahwa sahabat-sahabat Muhammad menyakini Isa bin Maryam adalah hamba biasa'."

    Ummu Salamah berkata, "Keesokan harinya, Amr bin Al-Ash menghadap An-Najasyi untuk kedua kalinya dan berkata kepadanya, 'Wahai paduka raja, mereka mengatakan sesuatu yang aneh tentang Isa bin Maryam. Oleh karena itu, kirim orang untuk menghadirkan mereka ke sini agar engkau bisa bertanya tentang tanggapan mereka terhadap Isa bin Maryam!' An-Najasyi mengirim seseorang untuk menanyakan tanggapan kaum Muslimin terhadap Nabi Isa bin Maryam."

    Ketegaran Sikap Kaum Muslimin

    Ummu Salamah berkata, "Kami belum pernah menghadapi persoalan seperti ini sebelumnya. Di sisi lain, kaum Muslimin mengadakan pertemuan. Sebagian di antara mereka bertanya kepada sebagian yang lain, 'Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam jika An-Najasyi bertanya kepada kalian?' Sebagian lain menjawab, 'Demi Alah, kita katakan seperti difirmankan Allah, dan dibawa Nabi kita. Itulah yang akan kita katakan'."

    Ummu Salamah berkata, "Ketika kaum Muslimin masuk ke tempat An-Najasyi, An-Najasyi bertanya kepada mereka, 'Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam?' Ja'far menjawab, 'Menurut kami, Isa bin Maryam ialah seperti dikatakan Nabi kami bahwa Isa adalah hamba Allah, Rasul-Nya, Ruh-Nya, dan Kalimat-Nya yang ditiupkan ke dalam rahim Maryam yang perawan.' An-Najasyi membungkuk ke tanah guna mengambil tongkat, kemudian berkata, 'Demi Allah, apa yang dikatakan Isa bin Maryam tentang tongkat ini tidak berbeda dengan apa yang engkau katakan'." :-k ](*,)

    Ummu Salamah berkata, "Para Batrix yang ada di sekitar An-Najasy pun mendengus ketika mendengar apa yang dikatakan An-Najasy. :lol:(JGA: Pasti dalam hati para Batrix itu geleng2 mendengar betapa bodohnya raja mereka atas hayal sang raja!) An-Najasyi berkata, 'Kendati kalian mendengus!' Kepada kaum Muslimin, An-Najasyi berkata, 'Pergilah, kalian aman di negeriku. Barangsiapa menghina kalian, ia merugi. Aku tidak suka memiliki gunung dari emas.' Konon An-Najasyi juga berkata, 'Kalian aman, dan aku dulu pernah menyakiti salah seorang dari kalian. :---) (JGA: Raja ini sedang linglung kali ya? orang baru ketemu, bisa ngomong gitu!--makanya para punggawanya mendengus mendengar kegoblokan sang raja. Tetapi saya kok berpikir lain? Malah bagi saya yang **** itu ya penulis sirah ini, si Ishaq/Hisyam. Koq bisa-bisanya cerita isapan jempol ini bisa dijadikan sebagai pengakuan pihak luar terhadap Muhammad? Aneh :shock: ) Kembalikan hadiah-hadiah ini kepada dua orang utusan...
    ========================================================================================================
    Halaman 297

    ...Quraisy, karena aku tidak membutuhkannya. Demi Allah, Allah tidak mengambil suap dariku ketika Dia mengembalikan kekuasaan kepadaku kemudian aku mengambil suap di dalamnya. Manusia juga tidak patuh kepadaku hingga kemudian aku harus taat di dalamnya.' Kemudian utusan Quraisy keluar dari hadapan An-Najasyi dalam keadaan terpukul hatinya dan hadiah-hadiah yang dibawanya ditolak An-Najasyi. Sedang kami tetap tingal di negeri An-Najasyi dengan nyaman dan tetangga yang baik."

    Kegembiraan Kaum Muslim dengan Kemenangan An-Najasyi atas

    Ummu Salamah berkata, "Demi Allah, kami tetap berada dalam keadaan yang aman hingga muncul seorang dari Habasyah yang berusaha menjatuhkan An-Najasyi dari kursi kerajaan. Demi Allah, kami belum pernah melihat diri kami sedih seperti kesedihan saat itu. Kami khawatir orang tersebut bisa menjatuhkan An-Najasyi, akibatnya tampillah orang yang tidak mengetahui hak kami, sebagaimana An-Najasyi mengetahui hak kami."

    Ummu Salamah menambahkan, "An-Najasyi berangkat menemui lawannya dan tidak ada yang memisahkan kedua belah pihak melainkan luasnya Sungai Nil. Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Siapa yang berani keluar untuk melihat jalannya peperangan kaum tersebut, kemudian ia datang kepada kita dengan membawa berita yang baik?' "

    Ummu Salamah berkata, "Az-Zubair bin Al-Awwam berkata, 'Saya siap!' Mereka berkata, 'Engkau?' Az-Zubair adalah orang yang paling muda di antara kami. Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengisi tempat air minum untuk Az-Zubair bin Al-Awwam dan menggantungkannya di dadanya. Kemudian Az-Zubair berangkat dalam keadaan seperti itu menuju tepi Sungai Nil, tempat kedua belah pasukan bertemu, dan tiba di tempat mereka. Kami semua berdoa kepada Allah agar memenangkan An-Najasyi atas musuhnya, dan memberikan stabilitas di negaranya. Demi Allah, kami berharap seperti itu, tiba-tiba Az-Zubair sambil memberi isyarat dengan bajunya, ia berkata, 'Ketahuilah dan bergembiralah, karena An-Najasyi menang. Allah membinasakan musuhnya, dan memberikan stabilitas di negaranya.' Demi Allah, kami belum pernah melihat diri kami sebahagia hari itu. Setelah itu, An-Najasy pulang. Allah membinasakan musuhnya, dan memberikan stabilitas di negaranya. Habasyah pun semakin solid dalam kepemimpinan An-Najasyi. Kami tinggal di dalamnya dengan aman hingga pulang ke Makkah bertemu dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 298
    BAB 62
    KISAH PENGUASAAN AN-NAJASYI TERHADAP HABASYAH
    Ibnu Ishaq berkata bahwa Az-Zuhri berkata bahwa aku pernah berbicara dengan Urwah bin Az-Zuhri tentang hadits Abu Bakr bin Abdurrahman dari Ummu Salamah, istri Rasulullah Alaihi wa Sallam. Urwah bin Az-Zubair berkata kepada Az-Zuhri, "Tahukah engkau ucapan An-Najasyi, 'Allah tidak mengambil suap dariku ketika Dia mengembalikan kekuasaan kepadaku kemudian aku mengambil suap di dalamnya. Manusia juga tidak patuh kepadaku hingga kemudian aku harus taat di dalamnya." Aku berkata, "Tidak tahu." Urwah bin Az-Zubair berkata, "Sesungguhnya Ummul Mukminin, Aisyah berkata kepadaku bahwa ayah An-Najasy adalah raja kaumnya dan tidak mempunyai anak selain An-Najasyi. An-Najasyi mempunyai paman yang mempunyai anak berjumlah dua belas orang. Mereka adalah keluarga istana Habasyah. Orang-orang Habasyah berkata, "Bagaimana kalau kita bunuh saja ayah An-Najasyi kemudian kita angkat saudaranya sebagai raja baru, karena ayah An-Najasyi tidak mempunyai anak selain anak muda ini, sedang saudara ayahnya mempunyai dua belas anak kemudian mereka mewarisi kerajaan sepeninggal kematian ayahnya. Orang-orang Habasyah dalam keadaan seperti itu hingga beberapa waktu. Kemudian mereka menyiksa ayah An-Najasyi dan membunuhnya. Sepeninggalnya, mereka mengangkat saudara ayah An-Najasyi sebagai raja baru. Mereka hidup seperti itu hingga waktu tertentu. Di sisi lain, An-Najasyi hidup bersama pamannya. An-Najasyi anak yang cerdas dan berkemauan keras hingga berhasil mengungguli pamannya, dan menurunkan pamornya. Ketika orang-orang Habasyah mengetahui kedudukan An-Najasyi dibandingkan pamannya, mereka berkata, "Demi Allah, anak muda ini berhasil mengatasi pamannya. Kami takut ia diangkat menjadi raja atas kami. Jika ia diangkat sebagai raja kami, pasti ia membunuh kami semua, karena ia mengetahui bahwa kami telah membunuh ayahnya." Kemudian mereka berjalan menuju tempat pamannya dan berkata, "Engkau bunuh anak muda ini, atau engkau mengusirnya dari kami, karena kami khawatir ia merusak keselamatan diri kami." Pamannya berkata, "Celakalah kalian, aku membunuh ayahnya kemarin, kemudian harus membunuh anaknya pada hari ini? Usirlah dia dari negeri kalian!"

    (JGA: cerita di atas penuh karangan isapan jempol yang tak masuk diakal. Tidak dijelaskan apa alasan mereka untuk mengangkat orang lain menjadi raja lalu membunuh ayah An-Najasyi. Tiba-tiba saja mereka melakukan pembunuhan. Lalu hal tidak masuk akal lain adalah tentang pamannya An-Najasyi yang sudah memeliharanya padahal pamannya yang membunuh ayah An-Najasyi, kemudian mengusir An-Najasyi. Kalau pada akhirnya harus diusir karena khawatir atas ucapan orang lain itu, kenapa tidak membunuh saja semua turunan ayah An-Najasyi untuk menutupi jejak yang bisa jadi suatu saat terbongkar? gila! tidak ada kebenaran sejarah pada cerita ini!)
    :-k
    ======================================================================================================
    Halaman 299

    Orang-orang Habasyah Menjual An-Najasyi kepada Pedagang Budak

    Aisyah berkata, "Orang-orang Habasyah membawa An-Najasyi ke pasar, kemudian menjualnya kepada seorang pedagang dengan harga enam ratus dirham. Pedagang tersebut memasukkan An-Najasyi kedalam perahu, kemudian perahu berjalan membawa An-Najasyi. (JGA: untuk apa? mengapa?) :rolleyes: Pada petang hari itu juga, awan musim gugur bertiap, Paman An-Najasyi keluar rumah untuk meminta hujan di bawah awan tersebut, tiba-tiba ia terkena petir hingga tewas." :lol: (JGA: Semakin tak masuk akal saja)

    Aisyah berkata, "Orang-orang Habasyah terkejut melihat anak sang raja, karena ia ternyata orang **** dan tidak memiliki kebaikan. :rolleyes: (JGA: siapa anak sang raja yang dimaksud di sini? An-Najasyi atau anak pamannya?). Permasalahan orang-orang Habasyah pun menjadi carut-marut. (JGA: iya secarut-marut cerita ini. :lol: ) Karena kondisi sulit yang mereka hadapi, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain. 'Demi Allah, hendaklah kalian belajar, karena sesungguhnya raja kalian yang mampu menangani persoalan adalah raja yang telah kalian jual pagi tadi. Jika kalian masih mempunyai perhatian terhadap permasalahan Habasyah, carilah dia!' " Aisyah berkata, "Mereka mencari An-Najasyi dan mencari pedagang yang membelinya. Ketika mereka berhasil menemukannya, mereka mengambilnya dari pedagang tersebut."

    JGA: lihat lagi tuh betapa bodohnya isi cerita di atas. Orang Habasyah yang membuat move, kok malah mereka yang berkata harus An-Najasyi muda yang dapat memecahkan masalah? Bisa berubah pendapat begitu dalam waktu sekejab? Ada apa sih? ruwet sekali!

    :shock: kayak cerita sinetron :lol:

    An-Najasyi Menjadi Raja Habasyah

    Aisyah berkata, "Kemudian mereka membawa An-Najasyi pulang ke Habasyah, lalu memakaikan mahkota kepadanya, mendudukkan di singgasana raja, dan mengangkatnya sebagai raja. Tidak lama berselang, pedagang yang membeli An-Najasyi menemui orang-orang Habasyah. Ia berkata, 'Kalian harus mengembalikan uangku, atau mengizinkanku berbicara dengan An-Najasyi.' Mereka berkata, 'Kami tidak memberi uang sepeser pun kepadamu.' Orang tersebut berkata, 'Kalau begitu, izinkan aku berbicara dengan An-Najasyi.' Mereka berkata, 'Silahkan bicara dengannya'."

    Keadilan An-Najasyi

    Aisyah berkata, "Orang tersebut menemui An-Najasyi dan duduk di depannya. Ia berkata, 'Wahai paduka raja, aku pernah membeli seorang budak milik satu kaum di pasar dengan harga enam ratus dirham. Mereka menyerahkan budak tersebut kepadaku dan menerima hasil penjualannya. Ketika aku pulang membawa budak tersebut, mereka mengejarku, kemudian mengambil budak tersebut daripadaku tanpa mengembalikan uang yang telah aku berikan kepada mereka'."

    (JGA: bagaimana mungkin An-Najasyi tidak mengenal orang yang telah membeli dirinya dari orang-orang Habasyah, saat sipedagang budak itu datang menghadap dia? Apakah An-Najasyi matanya buta???) :lol:
    ======================================================================================================
    Halaman 300

    Aisyah berkata, "An-Najasyi berkata kepada orang-orang Habasyah, 'Engkau harus mengembalikan uang dirhamnya atau budak tersebut menyerahkan tangannya kepada orang itu, dan ia pulang membawanya.' Orang-orang Habasyah berkata, 'Kami serahkan uang dirhamnya kepadanya'."

    Aisyah berkata, "Oleh karena itu, An-Najasyi berkata, 'Allah tidak mengambil suap dariku ketika Dia mengembalikan kekuasaan kepadaku kemudian aku mengambil suap di dalamnya. Manusia juga tidak patuh kepadaku hingga kemudian aku harus taat di dalamnya'."

    Aisyah menambahkan, "Itulah informasi pertama tentang ketegaran agama An-Najasyi, dan keputusannya yang adil."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Yazid bin Ruman berkata kepadaku dari Urwah bin Az-Zuhri dari Aisyah yang berkata, "Ketika An-Najasyi meninggal dunia, diceritakan bahwa kuburannya memancarkan cahaya." :lol: (JGA: tahayul...yang memancarkan cahaya ya sumber cahaya dong !, masa' kuburan?)
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 301
    BAB 63
    MASUK ISLAMNYA ORANG-ORANG HABASYAH
    Ibnu Ishaq berkata bahwa Ja'far bin Muhammad berkata kepadaku dari ayahnya yang berkata,
    "Orang-orang Habasyah berkumpul kemudian berkata kepada An-Najasyi, 'Sesungguhnya engkau telah meninggalkan agama kami dan masuk kepada agamanya.' An-Najasyi mengutus seseorang menemui Ja'far dan menyediakan perahu-perahu untuk Muhajirin. An-Najasyi berkata, 'Naiklah kalian ke dalam perahu-perahu tersebut, dan tetaplah berada seperti keadaan kalian. Jika aku kalah, pergilah kalian ke mana saja kalian sukai. Jika aku menang, tetaplah kalian di sini."

    Kemudian An-Najasyi menulis surat dan dalam suratnya ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhamamd adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Ia juga bersaksi bahwa Isa bin Maryam adalah hamba Allah, Rasul-Nya, Ruh-Nya, dan Kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam. Surat tersebut ia letakkan di baju luarnya di pundak kanan, kemudian ia menemui orang-orang Habasyah yang sedang berbaris untuknya. An-Najasyi berkata, 'Hai orang-orang Habasyah, bukankah aku orang yang paling berhak daripada kalian?'
    Mereka menjawaw, 'Ya, betul!'
    An-Najasyi berkata, 'Bagaimana kalian melihat sejarah hidupku?'
    Mereka menjawab, 'Sejarah hidupmu adalah sejarah hidup yang paling baik.'
    An-Najasyi berkata, 'Kalau begitu, apa yang terjadi pada kalian?'
    Mereka menjawab, 'Engkau telah keluar dari agama kami dan meyakini bahwa Isa adalah hamba.'
    An-Najasyi bertanya, 'Apa yang kalian katakan tentang Isa?'
    Mereka menjawab, 'Isa adalah anak Allah.'

    An-Najasyi berkata--sambil meletakkan tangannya di dadanya--, bahwa ia bersaksi Isa adalah anak Maryam dan tidak lebih dari itu seperti yang tertulis dalam surat yang telah ia tulis. Orang-orang Habasyah pun mene-...
    ======================================================================================================
    Halaman 302

    ...rimanya, lalu mereka berpaling dari hadapannya.

    Hal di atas didengar Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika An-Najasyi meninggal dunia, beliau menshalatinya dan memintakan ampunan untuknya." :lol: (JGA: ngawur abis dah...tidak ada satu tulisan pun dalam sirat ini yang menjelaskan Muhammad pernah pergi ke Habasyah! Eh ujug-ujug dikatakan Muhammad menshalati mayat An-Najasyi. Shalat jarak jauhkah? atau jenazah An-Najasyi di bawa ke Makkah untuk dikuburkan di sana? ) :rolleyes:
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 303
    BAB 64
    MASUK ISLAMNYA UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU ANHU
    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Amr bin Al-Ash dan Abdullah bin Abu Rabi'ah bertemu dengan orang-orang Quraisy dalam keadaan gagal meminta kembali sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam , dan An-Najasy tidak mengabulkan desakan mereka, maka pada saat itulah Umar bin Khaththab masuk Islam. Ia orang yang mempunyai harga diri yang tinggi dan pantang dihina.(JGA: cocok dengan Islam dah) Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terlindungi oleh Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdullah Muththalib hingga kuat dan orang-orang Quraisy tidak berani menindas mereka. Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Tadinya kami tidak berani shalat di samping Ka'bah hingga Umar bin Khaththtab masuk Islam. Ketika Umar bin Khaththab masuk Islam, ia melawan orang-orang Quraisy hingga ia bisa shalat di samping Ka'bah dan kami pun ikut shalat bersamanya.' Masuk Islamnya Umar bin Khaththab terjadi setelah keluarnya beberapa sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk hijrah ke Habasyah."

    Allah Menguatkan Islam dengan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

    Al-Bakkai berkata bahwa Mis'ar bin Kidam berkata kepadaku dari Sa'ad bin Ibrahim yang berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata, "Sesungguhnya masuk Islamnya Umar bin Khaththab adalah penaklukan. Hijrahnya adalah kemenangan. Dan pemerintahannya adalah rahmat. Tadinya kita tidak berani shalat di samping Ka'bah hingga Umar bin Khaththab masuk islam. Ketika ia masuk Islam, ia melawan orang-orang Quraisy hingga ia berhasil shalat di samping Ka'bah dan kami ikut shalat bersamanya."

    Riwayat Putri Abu Hatsmah tentang Masuk Islamnya Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

    Ibnu Ishaq berkata bahwa kepadaku Abdurrahman bin Al-Harits bin Abdullah bin Ayyasy bin Abu Rabi'ah dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Amr bin Rabi'ah dari ibunya, yaitu Ummu Abdullah binti Abu Hatsmah yang berkata, "Demi Allah, kita akan pergi ke negeri Habasyah. Untuk itu, Amir (suamiku) pergi untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Namun tiba-...
    ======================================================================================================
    Halaman 304

    ...tiba Umar bin Khaththab yang ketika itu masih musyrik sudah berdiri di depanku."

    Ummu Abdullah berkata, "Sebelum ini, kami mendapatkan gangguan dan penyiksaan yang amat kejam darinya." Umar bin Khaththab berkata, "Kelihatannya engkau akan pergi, wahai Ummu Abdullah?" Aku berkata "Ya betul, kami akan pergi ke negeri Allah, karena kalian telah menindas kami dan menganiaya kami, hingga Allah memberikan jalan keluar bagi kami." Umar bin Khaththab berkata, "Semoga Allah menyertai kalian!" Ummu Abdullah berkata, "Saat itu, kulihat kelembutan pada diri Umar bin Khaththab yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Kemudian ia pergi dan menurut penglihatanku ia amat sedih dengan kepergian kami."

    Ummu Abdullah berkata, "Tidak lama setelah itu, Amir datang dengan membawa kebutuhannya. Aku berkata kepadanya, 'Wahai Abu Abdullah, seandainya engkau tadi melihat kelembutan dan kesedihan Umar bin Khaththab atas kepergian kita?" Amir berkata, "Apakah engkau ingin dia masuk Islam?" Ummu Abdullah berkata, "Aku berkata, "Ya." Amir berkata, "Umar berkata, "Umar tidak masuk Islam hingga keledainya masuk Islam." Ummu Abdullah berkata, "Duhai, betapa keras Umar bin Khaththab dan betapa bencinya dia kepada Islam."

    Sebab Langsung Masuk Islamnya Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

    Ibnu Ishaq berkata, "Tentang sebab masuk Islamnya Umar bin Khaththab seperti disampaikan kepadaku bahwa saudara perempuannya Fatimah binti Khaththab yang diperistri Sa'id bin Zaid bin Amr bin Nufail telah masuk islam bersama suaminya. Keduanya merahasiakan keislamannya dari Umar bin Khaththab. Nu'aim bin Abdullah An-Nahham, salah seorang dari kaumnya yaitu Bani Adi bin Ka'ab juga telah masuk Islam dan merahasiakan keisalamannya karena takut kepada kaumnya. Khabbah bin Al-Arat sering mondar-mandir pergi ke rumah Fatimah bin Khaththab guna membacakan Al-Qur'an kepadanya. Pada suatu hari, Umar bin Khaththab keluar dari rumahnya dengan menghunus pedang dengan maksud mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beberapa sahabat beliau, karena ia mendapat kabar bahwa mereka berkumpul di salah satu rumah di Safa. Jumlah mereka mendekati empat puluh orang; orang laki-laki dan perempuan. Saat itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditemani pamannya yaitu Hamzah bin Abdul Muththalib, Abu Bakar bin Abu Quhafah Ash-Shiddiq, dan Ali bin Abu Thalib. Sahabat-sahabat yang hadir di rumah tersebut adalah sahabat-sahabat yang tetap tinggal bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Makkah dan tidak ikut hijrah ke Habasyah. Dalam perjalanannya, Umar bin Khaththab berpapasan dengan Nu'aim bin Abdullah. Nu'aim bin Abdullah bertanya kepada Umar bin Khaththab, 'Engkau akan...
    =====================================================================================================
    Halaman 305

    ...pergi ke mana, Umar?" Umar bin Khaththab menjawab, 'Aku hendak pergi kepada Muhammad, orang yang keluar dari agama kita, memecah belah persatuan orang-orang Quraisy, membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, melecehkan, dan menghina agama kita, maka akan aku bunuh dia.' Nu'aim bin Abdullah berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Demi Allah, sungguh engkau tertipu oleh dirimu sendiri, wahai Umar. Apakah Bani Abdu Manaf akan membiarkanmu melenggang di atas permukaan bumi setelah engkau membunuh Muhammad? :shock: Kenapa engkau tidak pulang kepada keluargamu dan menangani permasalahan mereka?" Umar bin Khaththab berkata, 'Ada apa dengan keluargaku?' Nu'aim bin Abdullah berkata, 'Ya, saudara iparmu sekaligus saudara misanmu Sa'ad bin Zaid bin Amr, dan Fatimah bin Khaththab, Sungguh, demi Allah, keduannya telah masuk Islam, dan mengikuti agama Muhammad. Oleh karena itu, perhatikan keduanya." Umar bin Khaththab berbalik arah menuju rumah saudaranya dan saudara iparnya. Ketika itu di rumah keduanya terdapat Khabbab bin Al-Arat bersembunyi di tempat persembunyian atau di salah satu rumah, sedang Fatimah binti Khaththab bergegas mengambil lembaran surat Thaha dan menyimpannya di bawah pahanya. Ketika mendekati rumah tersebut, sesungguhnya Umar bin Khaththab telah mendengar pembacaan surat Thaha oleh Khabbab kepada keduanya. Ketika Umar bin Khaththab telah masuk rumah, ia berkata, 'Suara apa tadi yang aku dengar?' Sa'id bin Zaid dan Fatimah menjawab, 'Aku tidak mendengar suara apa-apa.' Umar bin Khaththab berkata, 'Demi Allah, sungguh aku telah mendapatkan berita bahwa kalian berdua telah mengikuti agama Muhammad.' Kemudian Umar bin Khaththab memukul saudara iparnya, Sa'id bin Zaid, dan Fatimah pun bangkit melindungi suaminya dari pukulan Umar bin Khaththab. Umar bin Khaththab memukul Fatimah hingga terluka. Karena Umar bin Khaththab bersikap seperti itu, Fatimah dan suaminya berkata, 'Ya, kami telah masuk Islam, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Silahkan perbuat apa saja yang engkau inginkan kepada kami.' Ketika Umar bin Khaththab melihat darah di tubuh adik perempuannya, ia menyesali tindakannya. Ia menyadari kekeliruannya, kemudian ia berkata kepada adik perempuannya, 'Coba berikan lembaran yang aku dengar tadi agar aku melihat apa sesungguhnya yang dibawa Muhammad.' Umar bin Khaththab adalah seorang penulis. Ketika Umar bin Khaththab berkata seperti itu, adik perempuannya berkata kepadanya, 'Sungguh, kami khawatir engkau merampas lembaran tersebut.' Umar bin Khaththab bersumpah kepada adik perempuannya dengan menyebut nama Tuhannya, bahwa ia pasti mengembalikan lembaran tersebut kepadanya jika telah selesai membacanya. Ketika Umar bin Khaththab berkat seperti itu, Fatimah menginginkan Umar bin Khaththab masuk Islam. Ia berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Saudaraku,...
    =======================================================================================================
    Halaman 306

    ...sesungguhnya engkau najis, karena engkau musyrik. Sesungguhnya lembaran ini tidak boleh disentuh kecuali oleh orang yang suci.' Kemudian Umar bin Khaththab berdiri lalu mandi. Usai mandi, Fatimah memberikan lembaran tersebut kepadanya. Di lembaran tersebut tertulis, 'Thaaha,' Umar bin Khaththab membacanya. Ketika ia membaca permulaan surat tersebut, ia berkata, 'Alangkah bagusnya dan mulianya perkataan ini' Ketika Khabbab bin Al-Arat mendengar ucapan Umar bin Khaththab tersebut, ia keluar dari persembunyiannya dan menemui Umar bin Khaththtab. Khabbab bin Al-Arat berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Hai Umar, demi Allah, aku berharap kiranya Allah menjadikanmu sebagai orang yang didoakan Nabi-Nya, karena kemarin aku mendengar beliau bersabda, 'Ya Allah, kuatkan Islam ini dengan Abu Al-Hakam bin Hisyam atau dengan Umar bin Khaththab. Allah, dan Allah, wahai Umar.' Umar bin Khaththab berkata, 'Hai Kabbab, tunjukkan kepadaku di mana Muhammad berada karena aku akan ke sana kemudian masuk Islam.' Khabbab bin Al-Arat berkata kepadanya, 'Beliau berada di Safa di salah satu rumah bersama beberapa orang dari sahabat-sahabatnya.'

    Umar bin Khathathab mengambil pedangnya kemudian menghunusnya sambil berjalan menuju tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya. Ia mendobrak pintu rumah tempat berkumpul para sahabat. (JGA: kelakuan yang kasar dan cocok dengan islam. Inilah yang dibutuhkan muhamamd seperti doanya) Ketika mereka mendengar suaranya, salah seorang dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengintip dari celah-celah pintu dan melihat Umar bin Khaththab sedang menghunus pedang. Sahabat tersebut kembali kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam keadaan takut. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, dia Umar bin Khaththab sedang menghunus pedangnya.' Hamzah bin Abdul Muththalib berkata, 'Biarkan dia masuk. Jika ia menginginkan kebaikan, kita berikan kebaikan kepadanya. Jika ia menginginkan keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Biarkan dia masuk.' Salah seorang dari sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membukakan pintu untuk Umar bin Khaththab, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyongsong kedatangannya dan menemuinya di bilik. Beliau mengambil tempat tali celana dan ikatan bajunya, kemudian menarik Umar bin Khaththab dengannya dengan tarikan keras, sambil bersabda kepadanya, 'Apa yang menyebabkan engkau datang kemari, hai anak Khaththab? Demi Allah, aku melihat bahwa jika engkau tidak menghentikan tindakanmu selama ini, Allah akan menurunkan siksa kepadamu.'

    (JGA: Adegan kekerasan terjadi pd peristiwa di atas. Rekan-rekan Muhammad membawa Umar ke salah satu bilik setelah disergap ketika Umar masuk. Muhammad lalu menjerat leher Umar dengan tali yang diambil dari bajunya..ckckck :-k betul-betul agama damai ! Kalimat terakhir pada paragraf di atas adalah bentuk ancaman yang diperhalus saja! Ancaman pertama datang dari Nu'aim bin Abdullah --lih hal 305 =D> )

    Umar bin Khaththab menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan apa saja yang engkau bawa dari Allah.' Mendengar jawaban Umar bin Khaththab, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bertakbir dengan keras, dan karena takbir itulah sahabat-sahabat di rumah tersebut mengetahui bahwa Umar bin Khaththab...
    =======================================================================================================
    Halaman 307

    ...telah masuk Islam. Kemudian sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit dari tempat mereka dan merasa kuat dengan keislaman Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdu Muththalib. Mereka tahu dengan jelas bahwa keduanya akan membentengi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan dengan keduanya mereka menghadapi musuh-musuh Islam. Itulah hadits riwayat para perawi Madinah tentang keislaman Umar bin Khaththab ketika ia masuk Islam." (JGA: penolong Allah ni yeee? :lol: . Koq bukan Allah SWT yang membentengi? Kemana jin Muhamamd si Leak onta yang nongol pada Abu Jahl?) :-k

    Riwayat Atha' dan Mujahid

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdullah bin Abu Najih Al-Makki berkata kepadaku dari sahabat-sahabat Atha' dan Mujahid, atau dari orang yang meriwayatkannya bahwa keislaman Umar bin Khaththab--seperti mereka katakan--bahwa Umar bin Khaththab pernah berkata,
    "Aku tadinya jauh dari Islam. Aku pecandu minuman keras. Aku amat menyukainya dan meminumnya. Dulu kami mempunyai markas tempat orang-orang Quraisy bertemu. Markas tersebut terletak di bukit kecil di pemukiman keluarga Umar bin Abd bin Imran Al-Makhzumi. Pada suatu malam aku keluar rumah untuk mencari teman-temanku di markas tersebut. Aku mendatangi tempat mereka, namun tidak menemukan seorang pun dari mereka di dalamnya. Aku berkata, 'Sebaiknya aku pergi ke Si Fulan penjual minuman keras, karena ia menjual minuman keras di Makkah agar aku mendapatkan minuman keras di dalamnya kemudian menenggaknya.' Kemudian aku pergi ke tempat si Fulan tersebut, namun tidak bertemu dengannya. Aku berkata, 'Sebaiknya aku pergi ke Ka'bah kemudian thawaf di dalamnya tujuh atau tujuh puluh kali.' Kemudian aku datang ke masjid untuk thawaf di Ka'bah, namun tiba-tiba Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendang berdiri shalat. Jika beliau shalat, beliau menghadap Syams, dan menjadikan Ka'bah di antara beliau dengan Syams. Tempat shalat beliau di antara dua tiang; tiang hitam dan tiang yamani. Ketika melihat beliau, aku berkata, 'Demi Allah, alangkah baiknya jika aku mendekat kepada Muhammad pada malam ini agar aku mendengar apa yang beliau katakan.' Aku juga berkata, 'Seandainya aku mendekat kepada beliau dan mendengarkan apa yang beliau katakan, pasti aku mengagetkan beliau.' Kemudian aku datang ke tempat beliau dari arah Hajar Aswad dan aku masuk dari bawah kain Hajar Aswad. Aku berjalan pelan-pelan, sedang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri shalat dengan membaca Al-Qur'an hingga aku berdiri persis di depan kiblatnya. Tidak ada yang memisahkanku dengan beliau kecuali kain Ka'bah. Ketika aku mendengar Al-Qur'an, hatiku tertarik kepadanya. Aku menangis, dan Al-Qur'an membuatku berkeputusan masuk Islam. Aku diam terpaku di tempatku hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyelesaikan shalatnya. Usai shalat, beliau pergi. Jika beliau pulang, beliau berjalan hingga muncul di rumah Ibnu Abu Husain. Itulah...
    ========================================================================================================
    Halaman 308

    ...jalan yang biasa beliau lewati, hingga beliau melewati Al-Mas'a, kemudian berjalan di antara rumah Abbas bin Abdul Muththalib dengan rumah Ibnu Azhar bin Abdu Auf Az-Zuhri, kemudian berjalan dan muncul di rumah Al-Akhnaz bin Syariq hingga beliau masuk rumahnya. Tempat tinggal beliau di rumah yang berwarna hitam putih di depan rumah Muawiyah bin Abu Sufyan. Aku buntuti belia hingga masuk di antara rumah Abbas dan rumah Ibnu Azhar, dan berhasil menemukan beliau. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendengar suara langkahku, beliau mengenaliku. Beliau menduga bahwa aku membuntutinya karena aku menyiksa beliau. Beliau menghardikku, kemudian bersabda, 'Apa yang mendorongmu datang pada jam seperti ini, wahai anak Khaththab?' Aku menjawab, 'Aku datang untuk beriman kepada Allah,' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memuji Allah kemudian bersabda, 'Sungguh Allah telah memberi petunjuk kepadamu, wahai Umar.' Setelah itu, beliau memegang dadaku dan mendoakan biar aku tegar. Kemudian aku berpaling dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sedang beliau masuk kepada keluarganya."

    Ibnu Ishaq berkata, "Wallahu a'lam tentang kebenaran riwayat tersebut." :rolleyes:

    Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu Mengumumkan Keislamannya kepada Orang-orang Quraisy :lol:

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Nafi' mantan budak Abdullah bin Umar berkata kepadaku dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu yang berkata,
    "Ketika ayahku masuk Islam, ia berkata, 'Siapakah di antara orang-orang Quraisy yang paling handal dalam menyiarkan berita?' Dikatakan kepada Umar bin Khaththab, bahwa orang yang ia tanyakan ialah Jamil bin Ma'mar Al-Jumahi. Tiba di rumahnya, Umar bin Khaththab berkata, 'Hai Jamil, tahukah engkau bahwa aku telah menjadi Muslim dan masuk ke dalam agama Muhammad?' "

    Ibnu Umar berkata, "Demi Allah, Jamil bin Ma'mar tidak menanggapi ucapan Umar bin Khaththab. Ia berdiri dengan menarik kainnya. Ia dibuntuti Umar bin Khaththab dan aku membuntuti ayahku. Ketika Jamil bin Ma'mar berdiri di pintu masjid, ia berteriak dengan suara kerasnya, 'Hai orang-orang Quraisy--yang ketika itu sedang berkumpul di sekitar pintu Ka'bah--, ketahuilah bahwa Umar bin Khaththab telah murtad'." Ibnu Umar berkata, "Dari belakangnya, Umar bin Khaththab berkata, 'Dia bohong, namun sesungguhnya aku telah masuk Islam, dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya'."
    =======================================================================================================
    Halaman 309

    Kekokohan Keislaman Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

    Ibnu Umar berkata, "Kemudian orang-orang Quraisy mengeroyok Umar bin Khaththab. Umar bin Khaththab tidak berhenti menyerang dan mereka tidak berhenti menyerangnya hingga matahari berdiri tepat di atas kepala mereka."

    Ibnu Umar berkata, "Umar bin Khaththab kelelahan, kemudian ia duduk, sedang orang-orang Quraisy mengepungnya. Umar bin Khaththab berkata, 'Kerjakan apa saja yang kalian inginkan. Aku bersumpah denan nama Allah, seandainya kami berjumlah tiga ratus orang, pasti kami meninggalkan permasalahan ini bagi kalian atau kalian meninggalkan permasalahan ini bagi kami'."

    Ibnu Umar berkata, "Ketika mereka dalam posisi seperti itu, tiba-tiba munculllah orang tua dari Quraisy yang mengenakan pakaian produk Yaman, dan baju gamis hingga ia berdiri di depan mereka. Ia berkata, 'Apa yang terjadi pada kalian?' Mereka berkata, 'Umar bin Khaththab telah murtad.' Orang tersebut berkata, 'Apa urusan kalian dengannya? Ia telah memilih sesuatu untuk dirinya, apa sih yang kalian inginkan? Apakah kalian pikir Bani Adi bin Ka'ab akan menyerahkan sahabat-sahabat mereka (Umar) kepada kalian? Biarkan orang ini!' " (JGA: Ternyata memang sudah watak arab untuk mengancam ya?) :shock:

    Ibnu Umar berkata, "Demi Allah, mereka seperti baju yang dibuka dari Umar bin Khaththab."
    Ibnu Umar berkata, "Aku bertanya kepada ayahku, ketika ia telah hijrah ke Madinah, 'Ayahku, siapakah orang yang melindungimu dari orang-orang Quraisy pada hari engkau masuk Islam dan mereka menyerangmu?' Umar menjawab, 'Anakku, dialah Al-Ash bin Wail As-Sahmi'."

    Ibnu Hisyam berkata, bahwa salah seorang dari orang berilmu berkata kepadaku bahwa Ibnu Umar berkata, Ayahku, siapakah orang yang melindungimu dari orang-orang Quraisy pada saat engkau masuk Islam, dan mereka menyerangmu, mudah-mudahan Allah membalasnya dengan kebaikan?" Umar bin Khaththab berkata, "Anakku, dialah Al-Ash bin Wail, semoga Allah tidak membalasnya dengan kebaikan."(*) :shock: (JGA: gilee...karena bukan muslim, gak perlu merasa berterima kasih. Biar ente tolong muslim, gimanapun muslim harus mengutuki ente..! Lihat tuh kelakuan Umar bin Khaththab)

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdulrrahman bin Al-Harts berkata kepadaku dari salah sebagian keluarga Umar bin Khaththab yang berkata bahwa Umar bin Khaththab berkata,
    "Ketika aku masuk Islam pada malam itu, aku teringat siapa saja yang paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian aku datang kepadanya untuk menjelaskan, bahwa aku telah masuk Islam. Aku berkata, 'Dialah Abu Jahal.' Ketika itu, Umar bin Khaththab beristrikan Hantamah binti Hisyam bin Al-Mughirah. Keesokan harinya, aku...
    _________________
    (*) Karena ia tidak masuk Islam.
    =======================================================================================================
    Halaman 310

    pergi ke rumah Abu Jahal dan mengetuk pintu rumahnya. Abu Jahal pun keluar menyambutku sambil berkata, 'Selamat hai anak saudara perempuanku. Apa keperluanmu?' Aku berkata kepadanya, 'Aku datang kepadamu untuk menjelaskan bahwa aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, serta membenarkan apa yang dibawanya,' Abu Jahal langsung menutup pintu di depanku, sambil berkata, 'Semoga Allah menjelek-jelekkanmu, dan menjelek-jelekkan apa yang engkau bawa'."
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 311
    BAB 65
    PERIHAL SHAHIFAH (NOTA PERJANJIAN)
    Konspirasi Orang-orang Kafir Quraisy
    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika orang-orang Quraisy mengetahui sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di salah satu daerah (Al-Habasyah); mendapatkan keamanan dan kenyamanan di dalamnya; An-Najasyi melindungi siapa saja yang meminta perlindungan kepadanya; Umar bin Khaththab masuk Islam; Umar bin Khaththab bersama Hamzah bin Abdul Muththalib berada di kubu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya; serta Islam menyebar luas di kabilah-kabilah Quraisy, maka mereka mengadakan rapat. Dalam rapatnya, mereka merancang konspirasi dengan membuat perjanjian yang mereka terapkan terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib. Isi perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Mereka tidak menikah dengan wanita-wanita dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib.
    2. Mereka tidak menikahkan putri-putri mereka dengan orang-orang dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib.
    3. Mereka tidak menjual sesuatu apa pun kepada Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib.
    4. Mereka tidak membeli sesuatu apa pun dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib.

    Ketika mereka telah sepakat dengan isi perjanjian tersebut, mereka menulisnya di Shahifah (nota perjanjian), kemudian mereka saling berjanji untuk komitmen dengan isi perjanjian tersebut. Setelah itu, mereka menempelkan shahifa (nota perjanjian) di tengah-tengah Ka'bah sebagai bukti sikap mereka. Penulis shahifah (nota perjanjian) ialah Mansur bin Ikrimah bin Amir bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddarr bin Qushai (Ibnu Hisyam berkata, 'Ada yang mengatakan penulisnya ialah An-Nadhr bin Al-Harits."). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendoakan keburukan baginya, kemudian sebagian jari Mansur bin Ikrimah menjadi lumpuh."

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika orang-orang Quraisy bertindak seperti itu, Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib berpihak kepada Abu Thalib bin Abdul Muththalib, kemudian mereka bersama Abu Thalib masuk ke permukimannya dan berkumpul di sana."
    =======================================================================================================
    Halaman 312

    Abu Lahab Mendukung Sikap Orang-orang Kafir Quraisy terhadap Bani Hasyim

    Ibnu Ishaq berkata, "Dari kalangan Bani Hasyim yang membelot kepada orang-orang Quraisy dan mendukung sikap mereka ialah Abu Lahab Abdul Uzza bin Abdul Muththalib."

    Abu Lahab Mengejek Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Apa Yang Diturunkan kepada Beliau

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Husain bin Abdullah berkata kepadaku, Abu Lahab bertemu dengan Hindun binti Utbah bin Rabi'ah--setelah ia membelot dari kaumnya dan berpihak kepada orang-orang Quraisy dalam menghadapi kaumnya--, kemudian ia berkata, "Hai anak Utbah, dengan sikapku seperti ini, apakah aku telah menolong Al-Lata dan Al-Uzza? Apakah aku telah meninggalkan orang-orang yang telah meninggalkan Al-Lata dan Al-Uzza? Apakah aku telah membela Al-Lata dan Al-Uzza?" Hindun binti Utbah berkata, "Ya, semoga Allah memberi imbalan yang baik kepadamu, hai Abu Utbah."(JGA: ternyata pemahaman Islam tentang menolong dan membela Allah sejajar dengan pemahaman kaum Quraisy tentang menolong dan membela Al-Lata dan Al-Uzza. Kesejajaran ini memang berasal dari akar yang sama, yaitu penyembahan berhala yang disucikan oleh orang-orang Quraisy dan orang Makkah pada umumnya ketika itu.)

    Ibnu Ishaq berkata bahwa aku diberitahu selain berkata seperti di atas Abu Jahal juga berkata, "Muhammad mengancamku dengan sesuatu yang tidak pernah aku lihat. Ia berkata bahwa sesuatu tersebut terjadi setelah kematian. Apa yang akan ia letakkan di tanganku setelah itu?" Sesudah berkata seperti itu, Abu Jahal meniup di kedua tangannya sambil berkata, "Celakalah engkau berdua. Aku tidak melihat padamu berdua sesuatu yang dikatakan Muhammad." Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang Abu Lahab,
    • 'Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya terdapat tali dari sabut'. (Al-Masad: 1-5)
    Ibnu Hisyam berkata, "Tabbat artinya merugi dan at-tabab artinya kerugian. Habib bin Khudrah Al-Khariji, salah seorang dari Bani Hilal bin Amir bin Sha'sha'ah berkata,
    • Wahai orang yang baik, sesungguhnya kami berada di tengah-tengah kaum
      Di mana jerih payah mereka berakhir pada kerugian (at-tabab)
    Bait syair di atas ialah penggalan dari syair-syairnya."
    =======================================================================================================
    Halaman 313

    Abu Thalib Mengancam Orang-orang Quraisy

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika orang-orang Quraisy bersatu bertindan yang demikian terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib, maka Abu Thalib berkata,
    • Ketahuilah, sampaikan dariku kepada orang-orang yang masih ada hubungan dengan kami
      Yaitu Luai, terutama Bani Ka'ab dari Luai
      Tidakkah kalian ketahui bahwa kita dapatkan Muhammad itu sebagai seorang Nabi
      Seperti Musa yang telah ditulis di buku pertama?
      Ia mencintai hamba-hamba-Nya
      Sesungguhnya tulisan yang kalian tempelkan itu
      Akan menjadi bencana bagi kalian seperti halnya bencana yang menimpa kaumnya Nabi Shalih
      Sadar dan sadarlah sebelum tanah digali
      Dan sebelum orang yang tidak berdosaa berubah menjadi orang seperti berdosa
      Janganlah kalian menuruti perintah orang-orang buas!
      Janganlah kalian putus ikatan di antara kita setelah sebelumnya kita saling mencintai dan akrab!
      Jangan kalian menyulut perang
      Yang bisa jadi lebih pahit bagi orang yang diberi minum air susu perang
      Demi Tuhannya Ka'bah, kami tidak akan menyerahkan Ahmad (Muhammad)
      Karena sulitnya gigitan zaman dan musibah
      Ketika leher kami dan leher kalian telah dipenggal
      Dan tangan telah dipotong dengan pedang dari Al-Qusasiyyah seperti anak panah api
      Di perang yang sulit di mana di dalamnya Anda melihat potongan-potongan tombak
      Dan burung-burung elang yang kepalanya hitam berkumpul di sekita korban perang
      Seperti orang-orang yang berkumpul di sekitar meja makan
      Bukankah nenek moyang kita, Hasyim telah mengencangkan kainnya
      Dan mewasiatkan anak keturunannya untuk mengadakan tikaman dan pukulan?
      Kami tidak bosan perang hingga perang itu sendiri yang bosan terhadap kami
      Kami tidak akan mengeluh terhadap musibah yang menimpa kami
      Namun kami adalah orang-orang ahli hapal dan orang-orang berakal
      Jika nyawa para pemberani melayang karena ketakutan.'
      • =======================================================================================================
        Halaman 314

        Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib menjalani pemboikotan orang-orang Quraisy selama dua atau tiga tahun, hingga mereka mengalami kesengsaraan yang luar biasa :-k , karena tidak ada makanan atau minuman yang bisa sampai pada mereka kecuali diam-diam dan siapa pun dari orang-orang Quraisy tidak bisa berhubungan dengan mereka kecuali dengan rahasia."(JGA: hoax !, lihat komentar saya dibawah)

        Abu Jahal Memperketat Blokade

        Ibnu Hisyam berkata, "--Menurut para ulama--bahwa Abu Jahal bin Hisyam bertemu dengan Hakim bin Hizam bin Khuwailid bin Asad yang sedang berjalan bersama budak laki-lakinya yang membawa tepung untuk diantarkan kepada bibinya, Khadijah, istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang sedang bersama beliau di syi'b. Abu Jahal bin Hisyam merapat kepada Hakim bin Hizam, kemudian berkata kepadanya, 'Apakah engkau akan membawa makanan ini kepada Bani Hasyim? Demi Allah, engkau tidak bisa meninggalkan tempat ini dengan membawa makananmu hingga aku menjelek-jelekkanmu di Makkah. Pada saat seperti itu, Abu Al-Bakhtari bin Hisyam bin Al-Harts bin Asad datang kepada Abu Jahal bin Hisyam, kemudian berkata kepadanya, 'Ada apa urusanmu dengannya?' Abu Jahal menjawab, 'Ia akan mengantarkan makanan kepada Bani Hasyim.' Abu Al-Bakhtari barkata, 'Makanan ini tadinya milik bibinya. Bibinya mengirimkannya kepadanya, kenapa engkau melarangnya mengantarkan makanan tersebut kepada bibinya lagi?'

        Abu Jahal bin Hisyam tidak menerima saran Abu Al-Bakhtari, kemudian terjadilah perkelahian antara Abu Jahal bin Hisyam melawan Abu Al-Bakhtari. Abu Al-Bakhtari mengambil tulang rahang unta, kemudian memukul kepala Abu Jahal bin Hisyam dengannya hingga mengucurkan darah dan menginjaknya keras-keras. Hamzah bin Abdul Muththalib yang berada di dekat lokasi perkelahian, melihat dengan jelas jalannya perkelahian. Orang-orang Quraisy tidak ingin kasus perkelahian tersebut didengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabat beliau; jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabat beliau mendengar kasus perkelahian tersebut, maka beliau dan para sahabat akan mentertawakan. Kendati mendapatkan embargo dari orang-orang Quraisy seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tetap berdakwah kepada kaumnya siang malam, secara diam-diam dan terang-terangan, menampakkan perintah Allah Ta'ala dan tidak takut kepada siapa pun dalam menjalankan itu semua." (JGA: hihi tidak takut? kok minta perlindungan sama manusia?)
        ---ooOoo---
        JGA: Apa yang disebutkan Ibnu Ishaq sebagai sebuah embargo adalah tendensius dalam melecehkan orang-orang Quraisy. Keempat poit perjanjian yang dimaksudkan itu tidak dapat dikatakan sebagai sebuah embargo, karena isi perjanjian tersebut hanya ditujukan bagi orang-orang Quraisy yang mencapai kata sepakat. Tidak ada sanksi yang wajib dikenakan bila salah seorang dari mereka melanggar perjanjian sebagaimana bentuk embargo yang umum. Bani Hasyim dan Bani Muthathalib tidak dilarang melakukan aktivitas ekonomi mereka kepada orang-orang Quraisy meskipun nantinya tidak ada orang-orang Quraisy membeli. Tidak pula ada larangan bagi Bani Hasyim dan Abdul Muththalib menjual atau membeli dari orang-orang non Quraisy. Ada banyak suku-suku arab lain yang tinggal di Makkah yang dapat mereka jadikan partner bisnis, misalnya. Kenapa harus mengemis-ngemis seakan-akan sebuah kewajiban bagi Quraisy non-muslim untuk menerima dan menghormati mereka meskipun pelecehan agama Quraisy karena dakwah Muhammad CS terus-menerus dilontarkan?.

        Faktanya, kaum muslim quraisy bebas berdakwah secara sembunyi maupun terang-terangan. Faktanya selama dua atau tiga tahun mereka tidak mati kelaparan. Faktanya mereka bisa berbisnis dengan orang non-quraisy. Faktanya mereka bebas berjalan-jalan di jalanan Makkah. Faktanya mereka tetap menggembalakan ternak mereka karena tidak ada dijelaskan bahwa Kedua Bani itu dilarang untuk melakukan semua kegiatan sama sekali di kota Makkah. Faktanya mereka tidak diusir dari Makkah.

        Jadi apa yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq ini dengan istilah embargo maupun blokade terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta.

        ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 315
    BAB 66
    GANGGUAN YANG DITERIMA RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM DARI KAUMNYA
    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Allah Ta'ala melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, pamannya dengan dukungan kaumnya dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib berpihak kepada beliau, serta orang-orang Quraisy gagal menghentikan aktifitas beliau, maka mereka mengejek beliau, memperolok-olok beliau dan menentang beliau. Al-Qur'an pun turun mengisahkan tentang seluruh perbuatan orang-orang Quraisy secara lengkap dan orang-orang yang melancarkan permusuhan terhadap beliau. Di antara mereka ada yang namanya secara jelas disebutkan Al-Qur'an kepada kita dan di antara mereka ada yang namanya disebut Allah secara umum sebagai orang-orang kafir."

    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang Abu Lahab dan Istrinya

    Ibnu Ishaq berkata, "Di antara orang-orang Quraisy yang kisah tentang dirinya dan namanya disebutkan Al-Qur'an secara jelas untuk kita ialah paman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Lahab bin Abdul Muththalib dan istrinya, Ummu Jamil sang pembawa kayu bakar binti Harb bin Umaiyyah. Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat berikut,
    • 'Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binas. Tidaklah berfaidah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut'." (Al-Masad: 1-5)
    Ibnu Hisyam berkata, "Firman Allah al-jiidu artinya leher dan kata jamanknya ajyaadu. Firman Allah al-masad artinya pohon yang telah dihaluskan sebagaimana pohon rami dihaluskan kemudian dibuat tali. Kata tunggalnya masadah."
    =======================================================================================================
    Halaman 315

    Ummu Jamil, Istri Abu Lahab Berusaha Menyakiti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

    Ibnu Ishaq berkata, "Disebutkan kepadaku bahwa ketika Ummu Jamil sang pembawa kayu bakar mendengar ayat Al-Qur'an yang diturunkan perihal dirinya dan suaminya, maka ia mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang ketika itu duduk di masjid di samping Ka'bah ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ummu Jamil datang dengan membawa batu panjang. Ketika ia telah berdiri di tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Abu Bakar, Allah memalingkan pandangannya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hingga ia tidak melihat apa-apa selain Abu Bakar. Ia berkata, "Hai Abu Bakar, mana sahabatmu? Aku dengar sahabatmu mengolok-olokkanku. Demi Allah, jika aku bertemu dengannya, aku pasti pukul mulutnya dengan batu ini. Demi Allah, aku seorang penyair.' Kemudian ia berkata,
    • Mudzammam(*), kami tidak taat kepadanya
      Kami membangkang terhadap perintahnya
      Dan kami benci kepada agamanya
    Usai berkata seperti itu, Ummu Jamil pergi. Abu Bakar berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Wahai, Rasulullah, apakah ia (Ummu Jamil) tidak melihatmu?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Ia tidak bisa melihatku, karena Allah memalingkan penglihatnnya dariku'." (JGA: hoax lagi...hoax lagi. Tentu saja Muhammad dilindungi para sahabatnya dengan berkeliling hingga tenggelam dari pandangan mata. Ada banyak pengawalnya saat kemanapun Muhamamd pergi. Ingat ketika Umar bin Khaththab yang mendobrak pintu sebuah rumah di mana Muhammad sedang berada bersama sahabatnya. Segerombolan sahabatnya sudah siap menyergap di pintu saat itu. Muhamamd berada di ruang lain--perhatikan kata ia datang menyongsong ke sebuah bilik. Sekarang di tempat terbuka seperti itu saat seorang wanita yang siap dengan tangan menggenggam batu untuk ditimpuk? Gak mungkin bukan para sahabat Muhammad mau mengambil resiko. Kalau tidak dilindungi, wanita itu pasti akan mengejarnya hingga batu tersebut ditimpukkan kepada Muhammad !)

    Ibnu Hisyam berkata, "Orang-orang Quraisy menamakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Mudzammam, kemudian mereka mencela habis-habisan nama Mudzammam tersebut. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Ketahuilah, tidakkah kalian merasa heran bagaimana Allah melindungiku dari gangguan orang-orang Quraisy? Mereka mencela dan mengolok-olok nama Mudzaman, padahal aku adalah Muhammad'." (JGA: Heran? hihi...apa yang mengherankan? :-k )

    Gangguan Umaiyyah bin Khalaf terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

    Ibnu Ishaq berkata, "Jika Umaiyyah bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ia mengumpat beliau dan mencaci maki beliau, kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya,..
    ________________
    (*) Mudzammam artinya orang tercela. Kata tersebut kebalikan dari kata Muhammad. Orang-orang kafir menolak memanggil Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan nama Muhammad, maka sebagai gantinya mereka mengganti nama beliau dengan Mudzammam.
    =====================================================================================================
    Halaman 317
    • 'Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak, sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang'." (Al-Humazah: 1-9)
    Ibnu Hsiyam berkata, "Al-Humazah ialah orang yang mengumpat orang lain dengan terang-terangan dengan mengarahkan matanya kepadanya dan mencelanya. Kata jamaknya humazaat. Sedang al-lumazah ialah orang yang mencela orang lain dan menyakitinya secara diam-diam. Kata jamaknya lumazaat."

    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang Al-Ash bin Wail

    Ibnu Ishaq berkata, "Khabbab bin Al-Arat, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah tukang besi pembuat pedang di Makkah. Ia telah menjual banyak sekali pedang kepada Al-Ash bin Wail. Pedang-pedang tersebut secara khusus ia buat untuknya. Ketika uangnya telah terkumpul banyak pada Al-Ash bin Wail, ia datang kepadanya untuk menagihnya, Al-Ash bin Wail berkata kepada Khabbab bin Al-Arat, "Hai Khabbab, bukankah sahabatmu, Muhammad yang engkau seagama dengannya mengira bahwa di surga, penghuninya mengenakan emas, perak, atau pakaian dan mempunyai pembantu?' Khabbab bin Al-Arat menjawab, 'Ya benar, begitu.' Al-Ash bin Wail berkata, 'Kalau begitu, beri aku kelonggaran waktu hingga hari Kiamat, hai Khabbab, agar aku bisa kembali pada hari tersebut kemudian aku berikan hakmu di sana. Demi Allah, engkau dan sahabat-sahabatmu tidak lebih baik dariku di sisi Allah dan tidak lebih beruntung dariku di sisi-Nya.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang Al-Ash bin Wail,
    =======================================================================================================
    Halaman 318
    • 'Maka apakah kamu telah melihat orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan, 'Pasti aku akan diberi harta dan anak.' Apakah ia melihat yang gaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah? Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan. Dan Kami benar-benar akan memperpanjang adzab untuknya'." (Maryam: 77-80)
    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang Abu Jahal bin Hisyam

    Ibnu ishaq berkata, "--Seperti yang disampaikan kepadaku--bahwa Abu Jahal bin Hisyam berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian ia berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, engkau harus berhenti mencela tuhan-tuhan kami! Jika tidak, maka kami akan mencela Tuhan yang engkau sembah.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang Abu Jahal,
    • 'Dan jangalah kalian memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan'." (Al-An'am: 108)
    Ibnu Ishaq berkata, "--Seperti disebutkan kepadaku--sejak saat itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berhenti dari memaki tuhan-tuhan mereka dan sebagai gantinya beliau mengajak mereka kepada Allah." :lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
    ************************************************************************************************************************************************
    JGA: Surah Al-An'am 108 dengan transparant mengungkapkan siapa penulis quran sesungguhnya. Muhammad yang khawatir atas caci maki yang akan dilontarkan terhadap Allahnya tanpa sadar telah memasukkan perintahnya sendiri ke dalam al-quran.

    Pada dasarnya, mayoritas ayat quran tidak lebih tidak kurang hanyalah jawaban yang diberikan Muhamamd terhadap debat-debat panasnya dengan kaum Quraisy pagan.

    Saya sedikit heran ketika Abu Jahal memperingatkan Muhammad agar menghentikan caci makinya pada tuhan orang Quraisy, kalau tidak hal yang sama juga akan dilakukan Abu Jahal. Mengapa Muhammad bisa tiba-tiba secepat itu ia berhenti dari mencaci maki dan memperingatkan para sahabatnya yang bertingkah laku sama seperti dirinya saat bertemu dengan kaum musyrik Quraisy. Kita patut curiga, pasti ada sesuatu rahasia besar yang tidak berani diungkap di sirat ini oleh Ibnu Ishaq. Khawatir bila rahasia itu terbongkar, Muhammad berfikir ia akan kehilangan muka di hadapan sahabatnya. Kenapa begitu telaknya peringatan itu? Bukankah menurut Muhammad Allahnya itu Maha segalanya? Kenapa ia mesti takut pada peringatan Abu Jahal.? Kalau dari sisi ini, tidak ada yang pantas ditakuti Muhammad. Bagi saya kesimpulannya: ada sebuah rahasia yang haru ditutupinya, yang kartu truff-nya dipegang oleh Abu Jahl. :lol: Wallahuallam !

    ************************************************************************************************************************************************
    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang An-Nadhr bin Al-Harits

    Ibnu Ishaq berkata, "An-Nadhr ialah anak Al-Harits bin Kaladah bin Alqamah bin Abu Manaf bin Abduddaar bin Qushai. JIka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk di suatu tempat, kemudian di tempat tersebut beliau mengajak manusia kepada Allah Ta'ala, membaca Al-Qur'an di dalamnya dan memperingatkan orang-orang Quraisy tentang siksa yang menimpa umat-umat yang telah silam, kemudian berdiri dari tempat tersebut, maka An-Nadhr bin Al-Harits berdiri di tempat yang sama, kemudian bercerita kepada manusia tentang Rustum As-Sindibaj, Isfandiyar dan raja-raja Persia. Setelah itu, ia berkata, 'Demi Allah, ucapan Muhammad tidak lebih baik dari ucapanku. Ucapan Muhammad tidak lain ialah dongeng-dongeng sebagaimana ia menulis dongeng-dongeng tersebut.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang dirinya,
    =======================================================================================================
    Halaman 319
    • 'Dan mereka berkata, 'Dongeng-dongengg orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.' Katakanlah, 'Al-Qur'an itu diturunkan oleh Dzat yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (Al-Furqan: 5-6)
    Allah Ta'ala juga menurunkan ayat berikut perihal An-Nadhr bin Al-Harits,
    • 'Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, '(Ini adalah) dongeng-dongeng orang-orang dahulu kala.' (Al-Qalam: 15)
    Allah Ta'ala juga menurunkan ayat berikut perihal An-Nadhr bin Al-Harits,
    • 'Kecelakaan yang besar bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih'." :rolleyes: :rolleyes: (Al-Jatsiyah: 7-8)
    Ibnu Hisyam berkata, "Firman Allah al-affak artinya para pembohong. Tentang kata tersebut, disebutkan dalam Al-Qur'an,
    • 'Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan. 'Allah beranak,' dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta'," (Ash-Shaffat: 151-152).
    Al-Walid bin Al-Mughirah Mendukung An-Nadhr bin Al-Harits

    Ibnu Ishaq berkata, "--Seperti disampaikan kepadaku--, bahwa pada suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk berdua dengan Al-Walid bin Al-Mughirah di masjid, tiba-tiba datang An-Nadhr bin Al-Harits yang kemudian duduk bersama mereka berdua di masjid. Ketika...
    =======================================================================================================
    Halaman 320

    ...itu, tidak ada seorang pun dari orang-orang Quraisy yang berada di masjid. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbicara, namun pembicaraan beliau diganggu An-Nadhr bin Al-Harits. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbicara kepadanya hingga membuatnya terdiam. Setelah itu, beliau membacakan ayat berikut kepadanya dan kepada orang-orang kafir Quraisy yang lain,. :rolleyes: :rolleyes:
    • 'Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan Jahannam, kalian pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar'." (Al-Anbiya: 98-100)
    Ibnu Hisyam berkata, "Hashabu Jahannam artinya segala sesuatu yang menyalakan Jahannam."

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri, pada saat yang bersamaan datanglah Abdullah bin Az-Ziba'ra As-Sahmi kemudian ia duduk. Al-Walid bin Al-Mughirah berkata kepada Abdullah bin Az-Ziba'ra, 'Demi Allah, tadi An-Nadhr bin Al-Harits tidak dapat berdiri dan duduk karena ucapan anak Abdul Muththalib (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ). Muhammad mengira kita dan tuhan-tuhan yang kita sembah ini adalah umpan Jahannam.' Abdullah bin Az-Ziba'ra berkata, 'Demi Allah, jika aku bertemu dengan Muhammad, aku pasti adu argumentasi dengannya. Tanyakan kepada Muhammad, apakah semua tuhan yang disembah selain Allah itu berada di dalam neraka Jahannam bersama orang-orang yang menyembahnya? Kita menyembah para malaikat, sedang orang-orang Yahudi menyembah Uzair dan orang-orang Kristen menyembah Isa bin Maryam.' Al-Walid bin Al-Mughirah dan orang-orang yang berada di pertemuan tersebut merasa takjub dengan ucapan Abdullah bin Az-Ziba'ra. Mereka yakin, bahwa Abdullah bin Az-Ziba'ra mampu berdebat dengan hebat. Ucapan Abdullah bin Az-Ziba'ra tersebut disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian beliau bersabda, 'Barangsiapa ingin menyembah sesuatu selain Allah, maka sembahannya tersebut bersama orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka itu menyembah syetan-syetan dan apa saja yang diperintahkan oleh syetan untuk mereka sembah.'

    Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat Al-Qur'an berikut tentang kejadian di atas,
    ========================================================================================================
    Halaman 321
    • 'Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka.' (Al-Anbiya: 101-102)
    Mereka yang dimaksud ialah Isa bin Maryam, Uzair, para rahib dan para pendeta yang taat kepada Alah, kemudian mereka dijadikan tuhan-tuhan selain Allah oleh orang-orang yang menyembahnya dari kalangan orang-orang sesat.

    Al-Qur'an juga menurunkan ayat tentang ucapan mereka bahwa menyembah para malaikat dan para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah,
    • 'Dan mereka berkata, 'Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak.' Mahasuci Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka dan mereka tidak memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. dan barangsiapa di antara mereka mengatakan, 'Sesungguhnya aku tuhan selain daripada Allah,' maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang dzalim.' (Al-Anbiya: 26-29)
    Al-Qur'an juga menurunkan ayat tentang Isa bin Maryam yang disembah selain Allah dan kekaguman Al-Walid bin Al-Mughirah dan orang-orang yang hadir pada pertemuan tersebut kepada argumen Abdullah bin Az-Ziba'ra,
    ========================================================================================================
    Halaman 322
    • 'Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu bersorak karenanya.' (Az-Zukhruf: 57)
    Kemudian Al-Qur'an menyebutkan tentang Isa bin Maryam,
    • 'Isa tidak lain seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki, Kami benar-benar jadikan sebagai gantimu, di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku, inilah jalan yang lurus.' (Az-Zukhruf: 59-61)
    Maksudnya, ayat-ayat yang Aku berikan kepada Isa bin Maryam seperti menghidupkan orang yang telah meninggal dunia dan menyembuhkan orang yang sakit adalah cukup dijadikan sebagai bukti tentang pengetahuannya tentang Hari Kiamat." =D>

    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang Al-Akhnas bin Syariq

    Ibnu Ishaq berkata, "Al-Akhnas adalah anak Syariq bin Wahb Ats-Tsaqafi, sekutu Bani Zuhrah. Ia salah seorang dari tokoh di kaumnya dan orang yang didengar kaumnya. Ia mengganggu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengcounter beliau, kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat perihal dirinya,
    • 'Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Orang yang banyak mencela yang kian ke mari menghambur fitnah. Orang yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa. Orang yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya'." (Al-Qalam: 10-13).
    (JGA: ayat bunuh dirinya dari muhammad. Di pihak lain muhamamd terlalu sering bersumpah--lihat dalam quran--atas nama benda-benda, suka berjinah, merampok dan rupa-rupa kejahatan lain.)
    ========================================================================================================
    Halaman 323

    Ayat Al-Quran Yang Turun tentang Al-Walid bin Al-Mughirah

    Ibnu Ishaq berkata, "Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, 'Apakah Al-Qur'an diturunkan kepada Muhammad dan tidak diturunkan kepadaku, padahal aku pembesar Quraisy dan pemimpinnya? Serta tidak diturunkan kepada Abu Mas'ud Amr bin Umair Ats-Tsaqafi, pemimpin Tsaqif? Padahal kami berdua pemimpin di kaum kami? Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat,
    • 'Dan mereka berkata, 'Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini? Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan'." (Az-Zukhruf: 31-32).
    Ayat Al-Qur'an Yang Turun tentang Ubai bin Khalaf dan Uqbah bin Abu Muaith

    Ibnu Ishaq berkata, "Ubai bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah dan Uqbah bin Abu Muaith adalah dua sahabat karib, karena ketampanan wajah keduanya. Uqbah bin Abu Muaith pernah duduk dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mendengar sesuatu dari beliau. Hal ini di dengar Ubai bin Khalaf, kemudian ia mendatangi Uqbah bin Abu Muaith dan berkata kepadanya, 'Aku dengar engkau telah duduk bersama Muhammad dan mendengar sesuatu darinya? Haram berbicara dengan wajahmu--Ubai bin Khalaf bersumpah keras. Apakah engkau benar pernah duduk dengannya dan mendengar sesuatu darinya? Atau kenapa engkau tidak datang kepadanya kemudian engkau meludah di depannya?' Musuh Allah, Uqbah bin Abu Muaith--semoga Allah mengutuknya-- :shock: pun mengerjakan permintaa Ubai bin Khalaf, kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang keduanya,
    ========================================================================================================
    Halaman 324
    • 'Dan (ingatlah) hari orang yang dzalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.' Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku dulu tidak menjadikan Si Fulan itu sebagai teman akrab. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an telah datang kepadaku dan syetan itu tidak mau menolong manusia.' (Al-Furqan: 27-29).
    Ubai bin Khalaf juga berjalan menuju tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan membawa tulang rusak yang berbau busuk, kemudian ia berkata, 'Hai Muhammad, engkau pernah berkata bahwa Allah akan membangkitkan ini setelah ia rusak.' Usai berkata seperti itu, Ubai bin Khalaf meremukkan tulang tersebut dengan tangannya, kemudian meniupnya ke arah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Ya, aku yang berkata seperti itu. Allah akan membangkitkannya dan membangkitkanmu setelah kalian berdua menjadi seperti itu (menjadi seperti tulang), kemudian Allah memasukkanmu ke dalam neraka.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang Ubai bin Khalaf,
    • 'Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan dia lupa kepada kejadiannya, ia berkata, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?' Katakanlah, 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. Yaitu Tuhan yang menjadikan untuk kalian api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kami nyalakan (api) dari kayu itu'." (Yaasiin: 78-80).
    Surat Al-Kafirun dan Sebab-sebab Turunnya

    Ibnu Ishaq berkata, "--Seperti disampaikan kepadaku--Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang melakukan thawaf di Ka'bah kemudian bertemu dengan Al-Aswad bin Al-Muththalib bin Asad bin Abudl Uzza, Al- ...
    ========================================================================================================
    Halaman 235

    ...Walid bin Mughirah, Umaiyyah bin Khalaf dan Al-Ash bin Wail. Mereka adalah tokoh-tokoh terkemuka di kaumnya masing-masing. Mereka berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Wahai Muhammad, bagaimana kalau kita menyembah apa yang engkau sembah dan engkau menyembah apa yang kita sembah. Kita dan engkau saling bekerja sama dalam hal ini. JIka apa yang engkau sembah itu lebih baik daripada apa yang kami sembah, maka kita ambil bagian di dalamnya.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang mereka,
    • 'Katakanlah, 'Hai orang-orang yang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalian agama kalian dan untukkulah, agamaku'." (Al-Kafirun: 1-6)
    Abu Jahal bin Hisyam Mengklaim Mengetahui Pohon Zaqqum

    Ibnu Ishaq berkata, "ketika Allah Ta'ala menyebutkan tentang pohon Zaqqum dan menakut-nakuti mereka dengan pohon tersebut, Abu Jahal bin Hisyam berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, apakah kalian mengetahui pohon Zaqqum di mana Muhammad mengancam kalian dengannya?' :shock: Mereka menjawab, 'Tidak tahu.' Abu Jahal berkata, 'Pohon Zaqqum ialah kurma Yatsrib (Madinah) dalam mentega. Demi Allah, jika kami menemukannya, kami pasti mencabutnya dengan keras.' Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat Al-Qur'an tentang ucapan Abu Jahal tersebut,
    • 'Sesungguhnya pohon Zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas'." (Ad-Dukham: 43-46).
    Ibnu Hisyam berkata, "Al-Muhlu artinya apa saja yang engkau lelehkan misalnya tembaga, timah dan lain sebagainya seperti diktatakan kepadaku...
    ========================================================================================================
    Halaman 326

    oleh Abu Ubaidah.

    Aku diberitahu dari Al-Hasan bin Abu Al-Hasan yang berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud adalah petugas Baitul Mal di Kufah pada masa pemerintahan Ubar bin Khaththab. Pada suatu hari, Abdullah bin Mas'ud memerintahkannya melelehkan perak, kemudian lelehan perak tersebut membentuk banyak warna. Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Apakah ada orang di balik pintu?' Orang-orang menjawab, 'Ya, ada.' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Suruh mereka masuk.' Mereka pun masuk, kemudian Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Sesungguhnya sesuatu yang kalian lihat yang paling mirip dengan al-muhlu adalah ini.' Salah seorang penyair berkata,
    • Tuhanku memberinya minum air panas seperti lelehan perak
      Jika ia meminumnya, maka membakar wajahnya
      Air tersebut meleleh di perutnya
    Abullah bin Az-Zubair Al-Asadi berkata,
    • Jika salah seorang dari mereka hidup, ia hidup seperti seorang budak
      Jika ia mati, ia masuk neraka
      Di dalamnya, ia diberi air minumnya yang melelehkan dan panas
    Bait syair di atas adalah penggalan dari syair-syairnya.

    Ada yang mengatakan al-muhlu ialah nanah yang bercampur darah dari tubuh.

    Juga disampaikan kepadaku bahwa ketika Abu Bakar hendak meninggal dunia, ia memerintahkan dimandikan dengan dua baju yang biasa dikenakannya dan dikafani dengan kedua baju tersebut. Aisyah berkata kepada Abu Bakar, 'Ayah, sungguh Allah telah membuatmu kaya. Coba ayah beli baju yang lain!' Abu Bakar berkata, 'Sesungguhnya waktu itu hanya sedetik, kemudian berubah menjadi al-muhlu'."

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang Abu Jahal bin Hisyam,
    • 'Dan pohon kayu yang terkutuk dalam Al-Qur'an dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanya menambah besar kedurhakaan mereka'." (Al-Isra': 60)
    :shock:

    Ibnu Ummi Maktum dan Al-Walid bin Al-Mughirah serta Turunnya Surat Abasa

    Ibnu Ishaq berkata, "Al-Walid bin Al-Mughirah berdiri bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian beliau berbicara...
    ========================================================================================================
    Halaman 327

    ...dengannya, karena beliau berhasrat Al-Walid bin Al-Mughirah masuk Islam. ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang bebicara dengan Al-Walid bin Al-Mughirah, tiba-tiba lewatlah Ibnu Ummi Maktum yang buta. Ia berbicara dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan meminta beliau membacakan Al-Qur'an kepadanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak berkenan atas permintaan Ibnu Ummi Maktum kemudian menghardiknya, karena beliau lebih sibuk dengan urusan Al-Walid bin Al-Mughirah dan keinginan beliau akan keislamannya. Ketika Ibnu Ummi Maktum terus meminta dibacakan Al-Qur'an, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berpaling dari hadapannya dengan bermuka masam, kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang beliau,
    • 'Dia (Muhamamd) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kami barangkali ia ingin membersihkan dirinya. Atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup. Maka kamu melayaninya. Padahal tida ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran). Sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian), sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa menghendaki, tentulah ia memperhatikannya. Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan'." (Abasa: 1-14).
    Ibnu Hisyam berkata, "Ibnu Ummi Maktum ialah salah seorang dari Bani Amir bin Luai. Nama aslinya Abdullah. Ada yang mengatakan namanya adalah Amr."
    ---ooOoo---
    justify]
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 328
    BAB 67
    KEPULANGAN SEBAGIAN MUHAJIRIN DARI HABASYAH
    Ibnu Ishaq berkata, "Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang hijrah ke Habasyah mendengar masuk Islamnya warga Makkah, kemudian mereka berniat pulang ke Makkah karena informasi tersebut. Namun ketika mendekati Makkah, mereka mendapat informasi bahwa berita tentang masuk Islamnya warga Makkah adalah isapan jempol belaka. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun dari mereka masuk Makkah kecuali dengan perlindungan orang lain atau secara diam-diam. Di antara mereka ada yang tiba di Makkah, kemudian menetap di dalamnya kemudian hijrah ke Madinah dan ikut Perang Badar bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ada di antara mereka yang tetap tertahan di Makkah, hingga tidak bisa ikut Perang Badar dan perang-perang lainnya. Ada pula yang meninggal dunia di Makkah.

    Kaum Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai adalah dua orang, yaitu:

    1. Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umaiyyah bin Abdu Syams beserta istrinya, Ruqqayah binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
    2. Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi'ah bin Abdu Syams beserta istrinya, Sahlah binti Suhail.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari sekutu Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai adalah satu orang, yaitu Abdullah bin Jahsy bin Riab.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Naufal bin Abdul Manaf adlah satu orang, yaitu Utbah bin Ghazwan, sekutu Bani Abdu Syams dari Qais Ailan.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Asad bin Abdul Uzza bin Qushai adalah satu orang, yaitu Az-Zubair bin Al-Awwam bin Khuwailid bin Asad.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Abduddaar bin Qushai adalah dua orang, yaitu:
    1. Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf.
    2. Suwaibith bin Sa'ad bin Harmalah.
    ========================================================================================================
    Halaman 329

    Muhajirin yang datang ke Makkah dari Bani Abd bin Qushai adalah satu orang, yaitu Thulaib bin Umair bin Wahb bin Abu Kabir bin Abd.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Zuhrah bin Kilab adalah tiga orang, yaitu:
    1. Abdurrahman bin Auf bin Abdu Auf bin Abd bin Al-Harts bin Zuhrah.
    2. Al-Miqdaq bin Amr, sekutu Bani Zuhrah bin Kilab.
    3. Abdullah bin Mas'ud, sekutu Bani Zuhrah bin Kilab.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Makhzum bin Yaqadzah adalah sebagai berikut:
    1. Abu Salamah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum beserta istrinya, Ummu Salaman binti Umaiyyah bin Al-Mughirah.
    2. Syammasy bin Utsman bin Asy-Syarid bin Suwaid bin Harmi bin Amir bin Makhzum.
    3. Salamah bin Hisyam bin Al-Mughirah yang kemudian ditahan pamannya di Makkah dan tidak bisa bebas kecuali setelah Perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandaq.
    4. Ayyasy bin Abu Rabi'ah bin Al-Mughirah yang hijrah ke Madinah dengan diikuti dua saudara seibunya, yaitu Abu Jahl bin Hisyam dan Al-Harits bin Hisyam, kemudian Abu Jahal bin Hisyam dan Al-Harts bin Hisyam membawa Ayyasy bin Abu Rabi'ah pulang ke Makkah dan menahannya di Makkah hingga usainya Perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandaq.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari sekutu Bani Makhzum bin Yaqadzad adalah sebagai berikut:
    1. Ammar bin Yasir (ia diragukan apakah ikut hijrah ke Habasyah atau tidak?)
    2. Muattib bin Auf bin Amir dari Khuza'ah.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Jumah bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab adalah sebagai berikut:
    1. Utsman bin Madz'un bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah beserta anaknya, As-Saib bin Utsman.
    2. Qudamah bin Madz'um.
    3. Abdullah bin Madz'um.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Sahm bin Amr bin Hushaish bin Ka'ab adalah sebagai berikut:
    1. Khunais bin Hudzafah bin Qais bin Adi.
    2. Hisyam bin Al-Ash bin Wail yang tertahan di Makkah pasca Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah dan baru bisa hijrah ke Madinah setelah Perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandaq.
    ========================================================================================================
    Halaman 320

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Adi bin Ka'ab bin Luai adalah Amir bin Rabi'ah sekutu Bani Sahm beserta istrinya, Laila binti Abu Hatsmah bin Ghanim.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Amir bin Luai adalah sebagai berikut.
    1. Abdullah bin Makhramah bin Abdul Uzza bin Abu Qais.
    2. Abdullah bin Suhail bin Amr. Ia tertahan di Makkah ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Pada Perang Badar, ia membelot dari orang-orang musyrik dan berpihak kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian ikut Perang Badar bersama beliau.
    3. Abu Sabrah bin Abu Ruhm bin Abdul Uzza beserta istrinya yang bernama Ummu Kaltsum binti Suhail bin Amr dan As-Sakran bin Amr bin Abdu Syams beserta istrinya, Saudah binti Zam'ah bin Qais. Abu Sabrah bin Abu Ruhm meninggal di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah, kemudian beliau menikahi istrinya, Saudah binti Zam'rah.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari sekutu Bani Amir bin Luai adalah satu orang, yaitu Sa'ad bin Khaulah.

    Muhajirin yang pulang ke Makkah dari Bani Al-Harts adalah sebagai berikut:
    1. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah. Nama asli Abu Ubaidah ialah Amir bin Abdullah Al-Jarrah.
    2. Amr bin Al-Harts bin Zuhair bin Abu Syadad.
    3. Suhail bin Baidza' yang nama lengkapnya ialah Suhail bin Wahb bin Rabi'ah bin Hilal.
    4. Amr bin Abu Sarh bin Rabi'ah bin Hilal.

    Total sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang tiba di Makkah dari Habasyah ialah tiga puluh tiga orang laki-laki.

    Di antara mereka yang masuk ke Makkah dengan perlindungan orang lain ialah Utsman bin Madz'un bin Habib Al-Jumahi yang masuk ke Makkah dengan perlindungan Al-Walid bin Al-Mughirah, Abu Salamah bin Abdul Asad bin Hilal Al-Makhzumi yang masuk ke Makkah dengan perlindungan Abu Thalib bin Abdul Muththalib yang tidak lain adalah pamannya dari jalur ibunya dan ibu Abu Salamah, Barrah binti Abdul Muththalib."
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: Sirat Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 331
    BAB 68
    UTSMAN BIN MADZ'UN MENGEMBALIKAN PERLINDUNGAN AL-WALID BIN AL-MUGHIRAH
    Ibnu Ishaq berkata, "Adapun Utsman bin Madz'um, maka Shalih bin Ibrahim bin Auf berkata kepadaku dari orang yang berkata Utsman yang berkata bahwa ketika Utsman bin Madz'un melihat cobaan yang dialami sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sementara ia pagi dan petang berada dalam jaminan keamanan Al-Walid bin Al-Mughirah, maka ia berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya keberadaanku pagi dan petang dalam keadaan aman di bawah perlindungan dari salah seorang dari orang musyrik, sedang sahabat-sahabatku dan orang-orang yang seagama denganku mendapatkan ujian dan cobaan di jalan Allah yang tidak terjadi padaku adalah suatu kekurangan besar dalam diriku.' Kemudian Utsman bin Madz'um bin Madz'un pergi menemui Al-Walid bin Al-Mughirah dan berkata kepadanya, 'Hai Abu Abdu Syams, engkau telah memenuhi hak perlindungan dan sekarang aku kembalikan perlindunganmu kepadamu.' Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, 'Kenapa wahai anak saudaraku? Barangkali ada seseorang dari kaumku yang menyakitimu?' Utsman bin Madz'um berkata, 'Tidak! Aku hanya ridha dengan perlindungan Allah dan aku tidak ingin meminta perlindungan kepada selain Dia.' Al-Walid bin Al-Mughirah berkata, 'Pergilah ke masjid dan kembalikan perlindunganku kepadaku secara terang-terangan, sebagaimana aku melindungimu secara terang-terangan.' Kemudian Utsman bin Madz'un dan Al-Walid bin Mughirah berkata,'Inilah Utsman bin Madz'un datang ke sini untuk mengembalikan perlindunganku kepadaku.' Utsman bin Madz'un berkata, 'Al-Walid bin Al-Mughirah berkata benar. Sungguh, aku mendapatinya telah memenuhi hak perlindungan dan ia orang yang memberi perlindungan dengan mulia. Namun aku tidak suka mencari perlindungan kepada selain Allah. Sekarang aku kembalikan perlindungannya kepadanya.' Usai berkata seperti itu, Utsman bin Madz'un pergi dan ketika itu, Labid bin Rabi'ah bin Malik bin Ja'far bin Kilab duduk bersama orang-orang Quraisy. Ia sedang melantunkan syair kepada mereka, kemudian Utsman bin Madz'un duduk bersama mereka. Labid berkata,
    • 'Ketahuilah, segala sesuatu selain Allah adalah batil.'
    ========================================================================================================
    Halaman 332

    Utsman bin Madz'un berkata, 'Engkau berkata benar.' Labid berkata lagi,
    • 'Dan semua nikmat itu pasti sirna.'
    Utsman bin Madz'un berkata, 'Engkau bohong. Kenikmatan surga itu tidak musnah.' Labid bin Rabi'ah berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Allah, teman duduk kalian tidak pernah disakiti. Sejak kapan peristiwa seperti ini terjadi pada kalian?' Salah seorang dari hadirin berkata, 'Sesungguhnya orang **** ini (Utsman bin Madz'um) bersama orang-orang **** seperti dirinya telah meninggalkan agama kita. Oleh karena itu, engkau jangan sekali-kali terpengaruh oleh ucapannya.' Utsman bin Madz'un membalas ucapan orang tersebut hingga konflik keduanya membesar. Orang tersebut berdiri ke arah Utsman bin Madz'un kemudian memukul matanya hingga memar. Al-Walid bin Al-Mughirah yang berada di dekat kejadian melihat dengan jelas apa yang dialami Utsman bin Madz'un, kemudian ia berkata, 'Demi Allah, wahai anak saudaraku, sesungguhnya matamu tidak pernah mengalami apa yang engkau alami sekarang, karena engkau berada dalam perlindungan yang kuat.' Utsman bin Madz'um berkata, 'Sesungguhnya mataku butuh kepada apa yang dialami saudaranya di jalan Allah. Demi Allah, aku berada dalam perlindungan Dzat yang lebih perkasa dan lebih kuat daripadamu, wahai Abu Abdu Syams.' Al-Walid bin Al-Mughirah berkata kepada Utsman bin Madz'um, 'Wahai anak-saudaraku, jika engkau ingin kembali kepada perlindunganmu :rolleyes: , maka kembalilah.' Utsman bin Madz'un menjawab, 'Tidak!' "

    Abu Salamah Berada dalam Perlindungan Abu Thalib

    Ibnu Ishaq berkata, "Adapun tentang Abu Salamah bin Abdul Asad, maka Abu ishaq bin Yasar berkata kepadaku dari Salamah bin Abdullah bin Umar bin Abu Salamah bahwa ia diberitahu bahwa ketika Abu Salamah meminta perlindungan kepada Abu Thalib, maka beberapa orang dari Bani Makhzum menemui Abu Thalib dan mereka berkata kepada Abu Thalib, 'Wahai Abu Thalib, apa arti ini semua? Engkau telah melindungi anak saudaramu, Muhammad dari kami. Apa alasanmu melindungi salah seorang dari kami?' Abu Thalib berkata, 'Ia meminta perlindungan kepadaku, karena ia anak saudara perempuanku. Jika aku tidak melindungi anak saudara perempuanku, maka aku juga tidak akan melindungi anak saudara laki-lakiku.' Abu Lahab berdiri, kemudian berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Allah, kalian sudah banyak bicara kepada orang tua ini. Kalian tidak henti-hentinya memprotesnya atas perlindungannya terhadap salah seorang dari kaumnya. Demi Allah, kalian berhenti dari memprotesnya, atau kita mendukungnya di dalam apa saja yang ia dukung hingga mendapatkan apa yang diingikan. Mereka berkata, 'Kita pilih apa yang tidak engkau inginkan wahai Abu Utbah (Abu Lahab).' Abu Lahab adalah pendukung dan penolong mereka dalam menghadapi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka tetap...
    ========================================================================================================
    Halaman 333

    ...berada dalam kondisi seperti itu. Abu Thalib sendiri tertarik kepada Abu Lahab begitu ia mendengar ucapan Abu Lahab di atas. Ia berharap kiranya Abu Lahab bersikap seperti dirinya terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Abu Thalib berkata memotivasi Abu Lahab untuk menolongnya dari menolong Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
    • Sesungguhnya seseorang yang pamannya ialah Abu Utaibah
      Pasti berada dalam taman indah selagi ia tidak bersaing dalam kedzaliman
      Aku katakan kepadanya dan apa artinya nasihatku baginya?
      Hai Abu Mu'thib, pertahankan kepribadianmu tetap kokoh!
      Engkau jangan sekali-kali menerima zaman, selagi engkau hidup dalam garis yang lurus
      Engkau dicerca oleh zaman, atau engkau turun di pekan raya
      Berpalinglah engkau dari jalan kelemahan dan orang selainmu berada di atas jalan kelemahan
      Engkau tidak diciptakan dalam keadaan lemah
      Perangilah, karena perang adalah pertengahan
      Engkau tidak akan melihat saudara perang memberikan kehinaan hingga ia diajak berdamai
      Bagaiman tidak, wong mereka tidak berbuat dosa besar terhadapmu?
      Dan tidak membiarkanmu menang atau kalah?
      Semoga Allah membalas dosa Abdu Syams, Naufal, Taim dan Makhzum terhadap kami
      Karena setelah sebelumnya kami hidup rukun dan harmonis,
      Mereka memecah belah persatuan kami seperti mereka melanggar kehormatan
      Demi Baitullah, kalian bohong, bahwa kami dirampas oleh Muhammad
    Abu Bakar Mengembalikan Perlindungan Ibnu Ad-Daghanah

    Ibnu Ishaq berkata, "--Seperti dikatakan kepadaku oleh Muhammad bin Muslim Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah Radhiyallahu Anhuma--ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu merasa bahwa Makkah terasa sempit baginya, ia mendapatkan gangguan di dalamnya, ia melihat kekejaman orang-orang Quraisy terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dari sahabat-sahabat beliau, maka ia meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk berhijrah dan beliau pun mengizinkannya hijrah. Kemudian Abu Bakar berangkat hijrah dan ketika sudah dua atau tiga hari ia berjalan meninggalkan Makkah, ia bertemu dengan Ibnu Ad-Daghanah, saudara Bani Al-Harits bin Bakr bin Abdu Manat bin Kinanah. Ketika itu, Ibnu Ad-Daghanah adalah pemimpin orang-orang Ahabisy. Al-Ahabisy ialah Bani Al-Harts bin Abdu Manat bin Kinanah, Alhun bin Khuzaimah bin Mudrikah dan Bani Al-Musthalaq dari Khuza'ah."
    ========================================================================================================
    Halaman 334

    Ibnu Hisyam berkata, "Mereka semua bersekutu. Mereka dinamakan Al-Ahabisy karena persekutuan tersebut. Ada yang berkata bahwa nama Ibnu Ad-Daghanah ialah Ibnu Ad-Daghinah."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Az-Zuhri berkata kepadaku dari Urwah dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata, "Kemudian Ibnu Daghanah berkata, 'Engkau akan pergi ke mana wahai Abu Bakar?' Abu Bakar menjawab, 'Aku diusir kaumku. Mereka menyakitiku dan mempersempit ruang gerakku.' Ibnu Ad-Daghanah berkata, 'Kenapa itu bisa terjadi? Demi Allah, engkau telah menghiasi keluarga, menolong orang yang mendapatkan kesulitan, mengerjakan banyak sekali kebaikan dari membantu orang miskin. Kembalilah, engkau berada dalam perlindunganku.' Kemudian Abu Bakar pulang bersama Ibnu Ad-Daghanah berdiri kemudian berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya aku telah melindungi anak Abu Quhafah (Abu Bakar). Maka siapa pun tidak boleh memperlakukannya kecuali dengan baik.'

    Orang-orang Quraisy pun menahan diri dari Abu Bakar, Abu Bakar mempunyai masjid di pintu rumahnya di Bani Jumah dan ia biasa shalat di dalamnya. Abu Bakar itu berhati tipis. Oleh karena itu, jika ia membaca Al-Qur'an, ia pasti menangis."

    Aisyah berkata, "Anak-anak muda, para budak dan orang-orang wanita berdiri di tempat Abu Bakar karena mereka terpesona oleh postur tubuhnya. Melihat hal yang demikian, beberapa orang dari Quraisy pergi menemui Ibnu Ad-Daghanah kemudian berkata kepadanya, 'Hai Ibnu Ad-Daghanah, engkau tidak boleh melindungi orang untuk mengganggu kami. Ia orang yang jika shalat dan membaca apa yang dibawa Muhammad, maka hatinya tipis kemudian ia menangis dan ia mempunyai postur tubuh yang menawan. Sungguh kami khawatir ia mempengaruhi anak-anak muda kami, wanita-wanita kami dan orang-orang lemah kami. Oleh karena itu, pergilah kepada Abu Bakar dan suruh dia masuk ke dalam rumahnya, kemudian hendaklah ia berbuat apa saja di dalamnya.'

    Ibnu Ad-Daghanah pergi kepada Abu Bakar dan berkata kepadanya, 'Hai Abu Bakar, sesungguhnya aku tidak melindungimu dengan maksud agar engkau mengganggu kamumu. Sesungguhnya mereka tidak menyukai tempat engkau dan merasa terganggu oleh perbuatanmu. Oleh karena itu, masuklah ke dalam rumah, kemudian kerjakan apa saja yang engkau inginkan di dalamnya.'

    Abu Bakar berkata, 'Bagaimana kalau aku kembalikan perlindunganmu kepadamu dan aku lebih ridha kepada perlindungan Allah?' Ibnu Ad-Daghanah berkata, 'Ya, silakan kembalikan perlindunganku kepadaku!' Ibnu Ad-Daghanah berdiri kemudian berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya anak Abu Quhafah (Abu Bakar) telah mengembalikan perlindunganku kepadaku, ...
    =======================================================================================================
    Halaman 335

    ...maka terserah urusan kalian dengan sahabat kalian ini (Abu Bakar)'."

    Ibnu Ishaq berkata bahwa Abdurrahman bin Al-Qasim berakata kepadaku dari ayahnya, Al-Qasim bin Muhammad yang berkata, "Dalam perjalanannya ke Ka'bah, Abu Bakar bertemu dengan orang-orang **** dari orang-orang Quraisy, kemudian orang **** Quraisy tersebut menumpahkan tanah ke atas kepala Abu Bakar. Kemudian Al-Walid bin Al-Mughirah atau Al-Ash bin Wail berjalan melewati Abu Bakar. Abu Bakar berkata, "Tidakkah engkau lihat apa yang diperbuat orang **** ini?' Al-Walid bin Al-Mughirah atau Al-Ash bin Wail berkata, 'Engkau sendiri yang berbuat seperti itu.' Abu Bakar berkata, 'Ya Tuhan, betapa Pemurahnya Engkau, Ya Tuhan, betapa Pemurahnya Engkau. Ya Tuhan, betapa Pemurahnya Engkau'."
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: SIRAT NABAWIYAH Ibn Ishaq/Ibn Hisyam Jilid 1 (txt lengkap)

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 336
    BAB 69
    PEMBATALAN SHAHIFAH (NOTA PERJANJIAN)
    Ibnu Ishaq berkata, "Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib berada di tempat mereka seperti disepakati orang-orang Quraisy dalam shahifah (nota perjanjian) yang mereka tulis, kemudian beberapa orang dari Quraisy membatalkan shahifah (nota perjanjian) yang diterapkan orang-orang Quraisy terhadap Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib. Dalam peristiwa pembatalan shahifah (nota perjanjian) ini, tidak ada yang lebih berjasa daripada Hisyam bin Amr Rabi'ah bin Al-Harts bin Habib Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir Luai. Ini karena Hisyam bin Amr adalah saudara seibu dengan Nadhlah bin Hasyim bin Abdu Manaf dan ia mempunyai hubungan dengan Bani Hasyim. Ia terhormat di mata kaumnya. Pada suatu malam ia mendatangi Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib di syi'b (jalan di antara dua gunung) dengan mengendarai unta dan mengangkut makanan di atas untanya. Ketika telah tiba di mulut syi'b (jalan di antara dua gunung), ia melepas tali kekang dari kepala untanya, kemudian berjalan di samping untanya dan masuk ke syi'b mereka. Pada hari yang lain, ia datang dengan membawa untanya yang mengangkut gandum dan berbuat seperti biasanya."

    Ajakan Hisyam bin Amr kepada Zuhair bin Abu Umaiyyah

    Ibnu Ishaq berkata, "Hisyam bin Amr menemui Zuhair bin Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Ibu Zuhair bin Abu Umaiyyah adalah Atikah binti Abdul Muththalib. Hisyam bin Amr berkata kepada Zuhair bin Abu Umaiyyah, 'Hai Zuhair, apakah engkau rela, kalau engkau makan makanan, mengenakan pakaian, menikahi wanita-wanita, sedang peman-paman dari jalur ibu seperti yang engkau ketahui tidak boleh menjual, tidak boleh membeli dari manusia, tidak boleh menikah dan tidak boleh menikahkan putri-putri mereka kepada manusia yang lain? Sungguh aku bersumpah kepada Allah, seandainya mereka adalah paman-paman Abu Al-Hakam bin Hisyam kemudian engkau ajak mereka kepada sesuatu yang engkau diajak kepadanya, maka tidak ada seorang pun dari mereka yang menjawab seruanmu selama-lamanya.' Zuhair bin Abu Umaiyyah berkata, 'Celakalah engkau Hisyam, apa yang bisa saya kerjakan? Saya hanya seorang diri. Demi Allah, jika saya didukung orang lain, saya pasti membatalkan shahifah (nota perjanjian) tersebut.' Hisyam bin Amr...
    =======================================================================================================
    Halaman 337

    berkata, 'Ada seseorang yang mendukungmu.' Zuhair bin Abu Umaiyyah berkata, 'Siapa?' Hisyam bin Amr berkata, 'Saya.' Zuhair bin Abu Umaiyyah berkata, 'Carilah orang ketiga'."

    Ajakan Hisyam bin Amr kepada Al-Muth'im bin Adi

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketahuilah Hisyam bin Amr pergi kepada Al-Muth'im bin Adi dan berkata kepadanya, 'Wahai Al-Muth'im, relakah engkau dua kabilah dari Bani Manaf binasa, sementara engkau menyaksikan kebinasaan mereka dan engkau mendukung orang-orang Quraisy dalam masalah ini? Demi Allah, jika engkau mendukung mereka dalam masalah ini, engkau pasti menjadi korban masalah ini.' Al-Muth'im bin Adi berkata, 'Celakalah engkau! Apa yang bisa saya kerjakan, sementara saya seorang diri?' Hisyam bin Amr berkata, 'Ada orang kedua yang sependapat denganmu.' Al-Muth'im bin Adi berkata, 'Siapa dia?' Hisyam bin Amr berkata, 'Saya.' Al-Muth'im berkata bin Adi berkata, 'Carilah orang ketiga!' Hisyam bin Amr berkata, 'Saya sudah melakukannya.' Al-Muth'im bin Adi berkata, 'Siapa dia?' Hisyam bin Amr berkata, 'Zuhair bin Abu Umaiyyah.' Al-Muth'im bin Adi berkata, 'Carilah orang keempat!' "

    Ajakan Hisyam bin Amr kepada Abu Al-Bakhtari bin Hisyam

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Hisyam bin Amr pergi kepada Abu Al-Bakhtari bin Hisyam dan berkata kepadanya seperti yang ia katakan kepada Al-Muth'im bin Adi. Abu Al-Bakhtari berkata, 'Apakah ada orang yang bisa membantu masalah ini?' Hisyam bin Amr berkata, 'Ya, ada.' Abu Al-Bakhtari bin Hisyam berkata, 'Siapa dia?' Hisyam bin Amr berkata, 'Zuhair bin Abu Umaiyyah, Al-Muth'im bin Adi dan saya sependapat denganmu.' Abu Al-Bakhtari bin Hisyam berkata, 'Carilah orang kelima!' "

    Ajakan Hisyam bin Amr kepada Zama'ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Hisyam bin Amr pergi kepada Zama'ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib bin Asad dan berbicara dengannya sembari menyebutkan hubungan kekerabatan Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib dengannya dan hak mereka atas dirinya. Zama'ah bin Al-Aswad berkata, 'Adakah orang yang sependapat dengan ajakanmu ini?' Hisyam bin Amr berkata, 'Ya, ada.' Hisyam bin Amr menyebutkan orang-orang yang sependapat dengannya dalam masalah ini.

    Kemudian mereka berjanji untuk bertemu di samping Al-Hajun di Makkah Atas pada suatu malam."
    ========================================================================================================
    Halaman 338

    Pertemuan Lima Sekawan

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian lima sekawan tersebut bertemu di samping Al-Hajun. Mereka menyepakati masalah mereka dan berjanji untuk berdiri di shahifah (nota perjanjian), kemudian membatalkannya. Zuhair bin Abu Umaiyyah berkata, 'Aku orang yang pertama kali berbicara.'

    Esok harinya, mereka berlima pergi ke ruang pertemuan mereka Zuhair bin Abu Umaiyyah juga pergi dengan mengenakan pakaian kebesarannya. Ia melakukan thawaf di Baitullah tujuh kali, kemudian ia menemui orang-orang Quraisy dan berkata kepada mereka. 'Hai orang-orang Makkah, pantaskah kita makan makanan dan mengenakan pakaian, sedang Bani Hasyim binasa tidak boleh melakukan jual-beli. Demi Allah, saya tidak duduk hingga shahifah (nota perjanjian ) yang memutuskan silaturahim dan dzalim ini dirobek.' Abu Jahal yang berada di pojok masjid berkata, 'Demi Allah, engkau bohong. Shahifah (nota perjanjian) ini tidak boleh dirobek.' Zama'ah bin Al-Aswad berkata, 'Demi Allah, engkau lebih bohong, hai Abu Jahal. Kita tidak rela penulisan shahifah (nota perjanjian) ini sejak awal.' Abu Al-Bakhtari bin Hisyam berkata, 'Zama'ah berkata benar. Demi Allah, kita tidak rela terhadap apa yang ditulis di dalamnya dan kita tidak mengakuinya.' Al-Muth'im bin Adi berkata, 'Kalian berdua (Zama'ah dan Abu Al-Bakhtari) berkata benar dan orang yang tidak berkata seperti kalian berdua adalah pembohong. Kita lepas tangan kepada Allah dari shahifah (nota perjanjian) ini dan dari apa saja yang ditulis di dalamnya.' Hisyam bin Amr juga berkata seperti itu. Abu Jahal berkata, 'Masalah ini telah diputuskan pada suatu malam dan kalian memberikan pertimbangan di dalamnya.' Ketika itu, Abu Thalib sedang duduk di pojok masjid. Kemudian Al-Muth'im bin Adi berjalan menuju shahifah (nota perjanjian) untuk merobeknya, namun ia mendapati rayap-rayap telah memakannya, kecuali kata dengan nama-Mu ya Allah. (JGA: Si Penulis perjanjian ini adalah Quraisy kafir mengatas namakan Allah-nya tentunya, dan katanya dikutuk Allah hingga tangannya lumpuh...padahal perjanjian dibuat atas nama Allah lho...!kenapa mesti dikutuk Allah? Jika kalimat "atas nama Allah" yang ditulis kafir itu tidak dimakan rayap, tentu dong Alahnya Quraisy yang hebat. Kenapa koq jadi muslim yang mengklaim itu bukti perbuatan Allah mereka? :rolleyes: :green: )Penulis shahifah (nota perjanjian) adalah Mansur bin Ikrimah. Tangannya lumpuh setelah itu menurut para ulama."

    Ibnu Hisyam berkata, "Sebagian ulama mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepada Abu Thalib, 'Paman, sesungguhnya Allah telah menguasakan rayap-rayap kepada shahifah (nota perjanjian) orang-orang Quraisy. Rayap-rayap tersebut justru malah menguatkan nama Allah di shahifah (nota perjanjian) tersebut. Rayap-rayap tersebut menghapus kedzaliman, pemutusan silaturahim dan kebohongan dari shahifah (nota perjanjian) tersebut.' Abu Thalib bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Apakah Tuhanmu memberitahumu tentang hal ini?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Ya.' Abu Thalib berkata, 'Tidak ada seorang pun yang masuk menemuimu.' Kemudian Abu Thalib keluar menemui orang-orang Quraisy dan berkata kepada mereka, 'Hai sekalian orang-orang Quraisy, sesungguhnya anak saudaraku memberitahuku ini dan itu, maka mari kita pergi ke shahifah (nota perjanjian) kalian. Jika shahifah...
    ========================================================================================================
    Halaman 339

    ...(nota perjanjian) tersebut persis seperti yang dikatakan anak saudaraku, maka berhentilah dari memutus kami dan turunkan apa saja yang ada di dalamnya. Jika anak saudaraku berkata bohong, maka anak saudaraku tersebut aku serahkan kepada kalian.' Orang-orang Quraisy berkata, 'Ya, kami sependapat dengan pendapatmu.' Mereka pun mengikat janji lalu melihat shahifah (nota perjanjian) dan ternyata shahifah (nota perjanjian) tersebut persis seperti yang dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini semakin menambah kebrengsekan mereka. :shock: Pada saat itulah, beberapa orang Quraisy (lima sekawan) membatalkan shahifah (nota perjanjian) yang telah mereka buat."

    Ibnu Ishaq berkata, "Ketika shahifah (nota perjanjian) dirobek-robek dan apa saja yang ada di dalamnya dibatalkan, Abu Thalib berkata tentang lima sekawan yang membatalkan shahifah (nota perjanjian) tersebut dengan nada memuji mereka,
    • Ketahuilah, apakah apa yang diperbuat Tuhan kita telah sampai pada orang-orang dermawan kita
      Kendati mereka berada di tempat yang jauh dan Allah itu lebih Penyayang daripada manusia?
      Kemudian perbuatan Tuhan kita memberi tahu mereka bahwa shahifah (nota perjanjian) telah dirobek-robek
      Dan apa saja yang tidak diridha Allah itu pasti rusak
      Shahifah (nota perjanjian) tersebut berisi kebohongan dan sihir
      Sihir itu tidak akan diperkenankan naik pada akhir zaman
      Sekelompok orang naik di antara dua gunung Makkah Dengan membawa bekal anak panah dan busur
      Siapakah di antara orang-orang Makkah yang mabuk oleh kejayaannya?
      Kejayaan kita di kabilah Makkah adalah abadi
      Kita besar di dalamnya, pada saat manusia di dalamnya sedikit
      Kita tidak henti-hentinya menambah kebaikan dan dipuji
      Kita memberi makan hingga manusia meninggalkan sisa mereka
      Jika tangan orang-orang miskin gemetaran
      Semoga Allah membalas kebaikan kepada sekelompok orang di Al-Hajun
      Mereka setuju menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk
      Mereka duduk di samping Al-Hajun seperti raja-raja
      Bahkan mereka lebih mulia dan terhormat dari raja-raja
      Dalam pembatalan shahifah (nota perjanjian), mereka didukung elang-elang
      Jika seseorang tidak bisa berjalan karena terlalu berat membawa baju besi
      Mereka juga didukung pemberani menghadapi semua tantangan
    ========================================================================================================
    Halaman 340
    • Seperti anak panah api di dua telapak tangan pencari api
      Yaitu orang-orang mulia dari Luai bin Ghalib
      Dia tinggi perawakannya dan dengan wajahnya mendung dimintai air hujan dan berbahagia
      Api unggunnya besar, ia pemimpin dan anak seorang pemimpin
      Ia himbau penjamuan dan pengumpulan para tamu
      Ia bangun kebaikan untuk sanak keluarga
      Jika kita mengembara ke negeri-negeri
      Semua orang amat senang dengan kebaikan ini
      Panjinya besar dan urusannya dipuji orang
      Mereka putuskan apa yang telah mereka putuskan di malam mereka
      Kemudian esok harinya, mereka terlihat tenang, sedang manusia masih tidur
      Mereka kembalikan Sahl bin Baidha' dalam keadaan ridha
      Abu Bakar dan Muhammad dibuat senang
      Jika ada kaum yang ikut dalam kemuliaan urusan kita
      Kita sejak dulu sebelum shahifah (nota perjanjian) saling menyayangi
      Kita sejak dulu tidak merestui kedzaliman
      Kita dapatkan apa yang kita inginkan tanpa melakukan tindak kekerasan
      Wahai kabila Quraisy, apakah kalian mempunyai hari esok pada apa yang ia bawa?
      Sesungguhnya aku dan kalian adalah seperti dikatakan seorang penyair,
      'Engkau mempunyai penjelasan yang jelas, jika engkau bicara, wahai Gunung Aswad!'
    Hasan bin Tsabit berkata menangisi Al-Muth'im bin Adi pada saat kematiannya. Ia sebutkan jasa-jasanya dalam pembatalan shahifah (nota perjanjian),
    • Duhai mata, tangisilah pemimpin kaum dan dermawanlah dengan air mata
      Jika engkau telah mengucurkannya semua, maka tumpahkan darahmu
      Tangisilah pembesar dua Masy'ar atas seluruh manusia
      Ia mempunyai kebaikan seperti yang pernah ia katakan
      Seandainya keluhuran itu mengabaidikan seseorang sepanjang masa
      Maka keluhuran Al-Muth'im itu abadi hingga sekarang
      Engkau telah melindungi Rasulullah dari mereka
      Kemudian mereka menjadi budak-budakmu
      Jika seluruh orang-orang Ma'ad ditanya tentang Al-Muth'im bin Adi
      Atau Qahthan atau sebagian orang-orang Jurhum ditanya tentang dia
      Mereka pasati menjawab bahwa dia telah memenuhi hak perlindungan
      Pada suatu hari jika ada seorang meminta perlindungan kepadanya
    ========================================================================================================
    Halaman 341
    • Matahari yang bersinar tidak terbit di atas mereka
      Sebagaimana dia berada di tengah-tengah mereka, bahkan ia lebih mulia dan lebih agung
      Dia serius jika harus serius dan mempunyai ciri-ciri besar
      Dia tidak memata-matai (melihat) istri tetangganya jika malam gelap gulita
    Ibnu Hisyam berkata, "Adapun ucapan Hassan bin Tsabit, 'Engkau telah melindungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam." Kisahnya bahwa ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang dari Thaif karena mereka tidak menjawab ajakannya; denagn membenarkannya dan menolongnya, maka beliau pergi ke Gua Hira'. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menemui Al-Akhnaz bin Syariq guna meminta perlindungan. Al-Akhnaz bin Syariq berkata, 'Aku seorang sekutu dan seorang sekutu itu tidak boleh memberikan perlindungan kepada orang lain.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengutus seseorang untuk menemui Suhail bin Amr untuk meminta perlindungan padanya. Suhail bin Amr berkata, 'Sesungguhnya Bani Amir tidak boleh melindungi seseorang untuk menghadapi Bani Ka'ab.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengirim seseorang untuk menemui Al-Muth'im bin Adi guna meminta perlindungannya, dan ia pun bersedia memberikan perlindungan kepada beliau. ( :lol: :lol: )Setelah itu, Al-Muth'im bin Adi beserta keluarganya keluar dari rumah dengan persenjataan lengkap hingga mereka tiba di masjid, kemudian Al-Muth'im bin Adi mengutus seseorang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan membawa pesan, 'Masuklah ke dalam masjid!' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun masuk ke dalam masjid, kemudian beliau melakukan thawaf di Baitullah dan shalat di sampingnya, lalu pulang ke rumah. Itulah yang dimaksudkan oleh Hassan bin Tsabit."

    Ibnu Ishaq berkata, "Hassan bin Tsabit juga berkata memuji Hisyam bin Amr atas jasanya membatalkan shahifah (nota perjanjian),
    • Apakah Bani Umaiyyah memenuhi hak perlindungan
      Sebagaimana Hisyam memenuhi hak perlindungan?
      Seperti sekelompok orang yang tidak menghianati orang yang meminta perlindungan kepada mereka
      Yaitu Al-Harits bin Hubbib anak Suhaim?
      Jika Bani Hisl melindungi orang yang meminta perlindungan,
      Maka mereka memenuhi hak perlindungan dan memberikan ketentraman kepada
      orang yang meminta perlindungan kepada mereka
    Ibnu Hisyam berkata, "Hisyam adalah saudara Suham. Ada yang mengatakan bahwa nama Suham adalah Sukham."
    ---ooOoo---
    User avatar
    JANGAN GITU AH
    Posts: 5266
    Joined: Sun Jan 04, 2009 1:39 pm
    Location: Peshawar-Pakistan

    Re: SIRAT NABAWIYAH Ibn Ishaq/Ibn Hisyam Jilid 1 (txt lengkap)

    Post by JANGAN GITU AH »

    Halaman 342
    BAB 70
    MASUK ISLAMNYA THUFAIL BIN AMR AD-DAUSI
    Ibnu Ishaq berkata, "Kendati Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan perlakuan seperti itu dari kaumnya, beliau tetap memberikan nasihat dan mengajak mereka kepada keselamatan dari realitas yang sedang dialami. Karena Allah Ta'ala melindungi beliau dari orang-orang Quraisy, maka mereka melarang manusia dan siapa saja yang tiba di Makkah untuk bertemu dengan beliau.

    Thufail bin Amr berkata bahwa beliau ketika ia tiba di Makkah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam masih berada di dalamnya. Thufail bin Amr adalah orang terhormat, penyair dan orang jenius. Orang-orang Quraisy berkata kepada Thufail bin Amr, "Hai Thufail, engkau telah tiba di negeri kami dan orang ini (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam) yang berada di tengah-tengah kita telah membuat repot. Sungguh, ia telah memecah-belah persatuan dan mengacaukan urusan kita. Ucapannya seperti sihir yang memisahkan seseorang dengan ayahnya, memisahkan seseorang dengan saudaranya dan memisahkan seseorang dengan istrinya. Sungguh kita khawatir kalau apa yang telah terjadi pada kami itu akan terjadi padamu dan pada kaummu. Oleh karena itu, engkau jangan bicara dengannya dan jangan mendengar sesuatu pun darinya!"

    Thufail bin Amr berkata, "Demi Allah, mereka terus-menerus berkata seperti itu kepadaku hingga aku berjanji tidak akan mendengarkan sesuatu pun dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan tidak berbicara dengan beliau hingga sampai pada tarap menutup kedua telingaku dengan kapas karena takut ucapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam masuk ke kedua telingaku, dan aku pergi ke masjid, sementara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri shalat di samping Ka'bah, kemudian aku berdiri dekat dengan beliau. Ternyata Allah Ta'ala menghendakiku mendengarkan sebagian ucapannya kepadaku. Sungguh aku mendengar ucapan yang amat indah, kemudian aku berkata dalam diriku, 'Semoga ibuku menjanda, demi Allah, :lol: sungguh aku orang jenius sekaligus penyair yang ahli membedakan antara yang baik dengan yang buruk, maka apa salahnya kalau aku mendengar apa yang dikatakan orang ini (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)? Jika yang ia bawa adalah kebaikan, maka aku menerimanya. Jika yang dibawanya adalah...
    ========================================================================================================
    Halaman 343

    ...keburukan, maka aku meninggalkannya.' Aku diam terpaku di tempatku hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang ke rumahnya. Aku membuntuti hingga beliau masuk ke dalam rumahnya. Ketika beliau masuk ke dalam rumahnya, aku ikut masuk ke dalamnya. Aku berkata, 'Hai Muhammad, sesungguhnya kaummu telah berkata kepadaku ini dan itu. Demi Allah, mereka tidak henti-hentinya menakut-nakutiku terhadap permasalahanmu, hingga aku menutup kedua telingaku dengan kapas agar tidak bisa mendengar ucapanmu. Namun Allah Ta'ala menghendakiku mendengarkan ucapanmu. Ya, aku mendengar ucapan yang indah sekali. Coba terangkan permasalahanmu kepadaku!'

    Thufail bin Amr berkata, "Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang Islam kepadaku dari beliau membacakan Al-Qur'an kepadaku. Demi Allah, aku belum pernah mendengar ucapan seindah Al-Qur'an dan sesuatu yang lebih adil daripada Islam. Kemudian aku masuk Islam dan bersaksi dengan kesaksian yang benar. Aku berkata, 'Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku orang yang ditaati di kaumku. Aku akan pulang kepada mereka dan mengajak mereka kepada Islam. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia memberiku satu tanda yang bisa membantuku dalam mendakwahi mereka.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Ya Allah, beri dia satu tanda.' Setelah itu, aku pulang kepada kaumku. Ketika aku berada di isaniyyah (jalan di antara dua gunung) yang bisa membuatku melihat rumah-rumah kaumku, tiba-tiba di kedua mataku terdapat sinar seperti lampu. Aku berkata, 'Ya Allah, kalau bisa sinar ini pindahkan ke selain wajahku. Sungguh aku khawatir kaumku mengira bahwa sinar tersebut adalah hukuman di wajahku karena meninggalkan agama mereka.' Kemudian sinar tersebut pindah ke ujung cambukku dan orang-orang bisa melihat sinar di cambukku seperti lampu yang menggantung, sementara aku turun ke tempat mereka dari isaniyya hingga akhirnya aku tiba di tempat mereka esok paginya."

    Masuk Islamnya Ayah dan Istri Thufail bin Amr

    Thufail bin Amr berkata, "Ketika aku tiba di rumah, ayahku yang sudah lanjut usia mendekat kepadaku. Aku berkata, 'Ayah jangan mendekat kepadaku, karena aku tidak lagi termasuk golonganmu dan engkau tidak lagi termasuk golonganku.' Ayahku berkata, 'Kenapa begitu anakku? Aku berkata, 'Aku telah masuk Islam :shock: dan mengikuti agama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.' Ayahku berkata, 'Anakku, agamaku adalah juga agamamu.' Aku berkata, 'Pergilah kemudian mandilah dan cucilah pakaianmu! Setelah itu, datanglah kepadaku agar aku mengajarimu apa yang telah diajarkan kepadaku.' Ayah pun pergi, kemudian mandi dan mencuci pakaiannya. Setelah itu, ia datang kepadaku, kemudian aku jelaskan Islam kepadanya dan ia pun masuk Islam.
    ========================================================================================================
    Halaman 344

    Kemudian istriku mendekat kepadaku. Aku berkata kepadanya, 'Engkau jangan mendekat kepadaku, karena aku tidak lagi termasuk golonganmu dan engkau tidak lagi termasuk golonganku.' Istriku berkata, 'Kenapa begitu, demi ayah dan ibuku?' Aku berkata, 'Islam telah memisahkan aku denganmu dan aku telah mengikuti agama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam'. Istriku berkata, 'Agamaku adalah juga agamamu.' Aku berkata, 'Pergilah ke samping berhala Dzi Asy-Syara (Ibnu Hisyam berkata bahwa Thufail bin Amr berkata, 'Pergilah ke tempat berhala Dzi Asy-Syara!'), kemudian mandilah di sana! Dzi Asy-Syara adalah berhala kabilah Daus. Kabila Daus melindungi tempat berhala tersebut dan di tempat tersebut terdapat jeram air yang turun dari gunung. Istriku berkata, 'Demi ayah dan ibuku, apakah engkau takut kalau berhala Dzi Asy-Syara berbuat sesuatu terhadap anak kecilmu ini?' Aku berkata, 'Aku tidak takut dan aku jamin tidak akan terjadi sesuatu pada anak kecil kita.' Istriku segera pergi untuk mandi. Setelah itu, ia datang kepadaku, kemudian aku terangkan Islam kepadanya dan ia pun masuk Islam. Setelah itu, aku mengajak kabilah Daus kepada Islam, namun mereka agak lamban merespon dakwahku, kemudian aku datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Wahai Nabi Allah, sesungguhnya zina telah menyebar luas di kabilah Daus, maka berdoalah kepada Allah untuk mereka.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Ya Allah, berilah petunjuk kepada kabilah Daus. Pergilah engkau kepada kaummu, kemudian dakwahilah mereka dan bersikap lemah-lembutlah terhadap mereka.' Aku tetap berada di kabilah Daus untuk mengajak mereka kepada Islam hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah dan hingga terjadinya Perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandaq. Aku pergi menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan membawa orang-orang dari kaumku yang telah masuk Islam dan ketika itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di Khaibar. Aku tiba di Madinah dengan membawa tujuh puluh atau delapan puluh kepala keluarga yang telah masuk Islam, kemudian kami menyusul Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Khaibar dan beliau memberi kami jatah seperti kaum Muslim lain. Setelah itu, aku selalu bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hingga ketika Allah menaklukkan Makkah untuk beliau, aku berkata, 'Wahai Rasulullah, kirimlah aku kepada berhala Dzu Al-Kafain--berhala milik Amr bin Humamah--untuk membakarnya'."

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Thufail bin Amr berangkat menuju berhala Dzu Al-Kafaini, kemudian aku menyalakan api pada berhala tersebut sambil berkata,
    • Wahai berhala Dzu Al-Kafain, aku tidak lagi termasuk hamba-hambamu
      Kelahiranku lebih dahulu daripada kelahiranmu
      Sesungguhnya aku mengisikan api di hatimu
    ========================================================================================================
    Halaman 345

    Mimpi Thufail bin Amr dan Maknanya

    Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Thufail bin Amr menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia selalu bersama beliau di Madinah hingga Allah Ta'ala memanggil beliau. Ketika orang-orang Arab murtad, Thufail bin Amr keluar bersama kaum Muslimin. Ia berangkat bersama mereka hingga berhasil menaklukkan Thulaihah (gembong orang-orang yang murtad) dan seluruh Negeri Najed. Setelah itu, Thufail bin Amr berangkat bersama kaum Muslimin menuju Yamamah (untuk memerangi Musailamah) dengan diikuti anaknya, Amir bin Thufail. Thufail bin Amr bermimpi dalam perjalanannya ke Yamamah. Ia berkata kepada sahabat-sahabatnya, 'Sesungguhnya aku bermimpi, maka jelaskan kepadaku arti mimpiku. Aku bermimpi bahwa kepalaku dicukur, seekor burung keluar dari mulutku, aku berpapasan dengan seorang wanita kemudian ia memasukkanku ke dalam vaginanya :lol: , anakku meminta sesuatu kepadaku dengan memaksa, kemudian aku lihat anakku terpisah dariku.' Mereka berkata, 'Itu pertanda baik.' Thufail bin Amr berkata, 'Demi Allah, aku bisa menjelaskan makna mimpiku tersebut.' Mereka berkata, 'Bagaiman?' Thufail bin Amr berkata, 'Kepalaku dicukur artinya ia diletakkan, Burung yang keluar dari mulutku ialah nyawaku. Wanita yang memasukkanku ke dalam vaginanya artinya tanah digali untukku kemudian aku dimasukkan ke dalamnya. Permintaan anakku kepadaku kemudian ia terpisah dariku artinya bahwa ia ingin sekali merasakan seperti yang aku rasakan.' Thufail bin Amr Rahimahullah gugur sebagai syahid di Perang Yamamah, sedang anaknya mendapatkan luka parah kemudian sembuh, dan gugur sebagai syahid di medan Perang Yarmuk pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu."

    A'sya bin Qais Datang ke Makkah untuk Masuk Islam kemudian Dihalang-halangi Orang-orang Quraisy

    Ibnu Hisyam berkata bahwa Khallad bin Qurrah bin Khalid As-Sadusi dan lain-lain berkata kepadaku dari orang-orang tua Bakr bin Wail dari ulama bahwa A'sya bin Qais bin Tsa'labah bin Ukabah bin Sha'b bin Ali bin Bakr bin Wail pergi kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk masuk Islam. Ia berkata memuji Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
    • Tidakkah kedua matamu tidur pada malam orang yang matanya menderita rabun
      Dan engkau melek seperti meleknya orang yang terkena sengat semalaman dan tidak bisa tidur
      Itu tidak lain, karena rindu kepada wanita
      Namun aku sejak lama sudah lupa kepada kekasih karena terancam
      Aku lihat zaman itu berkhianat
      Jika kedua telapak tanganku telah menjadi baik, kemudian zaman
      datang, maka kedua telapak tanganku pasti rusak
    ========================================================================================================
    Halaman 346
    • Semua orang tua dan anak-anak muda kehilangan kekayaan
      Demi Allah zaman ini bagaiman ia bisa kembali?
      Aku selalu mencari harta sejak aku menginjak usia dewasa
      Aku anggap murah unta putih yang cepat jalannya
      Dan aku kirimkan di antara An-Nujair dan Sharkhad
      Unta putih tersebut berjalan dengan cepat dan sungguh-sungguh dalam berjalan tanpa kenal pelan-pelan
      Ia berani berjalan pada waktu tengah hari dan di tengah-tengah terik panas matahari
      Ketika mendudukkan baju besi
      Aku bersumpah tidak akan bersikap ramah terhadap unta putih tersebut
      Dan tidak mengistirahatkannya dari kelelahan ini, hingga aku tiba di tempat Muhamamd
      Jika ia telah berhenti di pintu Bani Hasyim,
      Maka ia mendapatkan kemurahan hati orang-orang mulia Bani Hasyim
      Yaitu seorang Nabi yang bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat
      Namanya tersebar luas di daerah di dataran rendah dan daerah di dataran tinggi
      Ia mempunyai sedekah-sedekah yang tidak rusak
      Pemberian hari ini tidak menghalanginya untuk memberi esok hari
      Apakah kakekmu tidak pernah mendengar wasiat-wasiat Muhammad?
      Nabi Tuhan yang telah berwasiat dan bersaksi?
      Jika engkau tidak pergi dengan bekal takwa
      Dan jika setelah kematian engkau berjumpa dengan orang yang mempunyai bekal,
      Maka engkau menyesal kenapa engkau tidak seperti dirinya
      Kemudian engkau disuruh mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian sebagaimana ia mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian
      Tinggalkan olehmu orang-orang yang telah meninggal dunia dan jangan sekali-kali engkau mendekat padanya
      Engkau jangan mengambil anak panah besi untuk menumpahkan darah
      Engkau jangan mendekat kepada berhala yang dipasang
      Engkau jangan menyembah berhala-berhala, namun sembahlah Allah saja
      Engkau jangan mendekat kepada wanita merdeka (berzina dengannya),
      karena wanita tersebut diharamkan kepadamu
      Namun nikahlah engkau atau jauhilah wanita-wanita
      Sanak kerabat, jangan sekali-kali engkau putus karena satu sebab
      Jangan putus pula hubunganmu dengan tawanan yang terikat
      Bertasbilah pada saat petang dan pagi
      Jangan engkau memuji syetan, namun pujilah Allah
    ========================================================================================================
    Halaman 347
    • Engkau jangan menghardik orang miskin yang membutuhkan
      Dan jangan sekali-kali mengira bahwa harta itu mengabaikan seseorang
    Akhir Nasib A'sya bin Qais

    Ibnu Hisyam berkata, "Ketika A'sya bin Qais telah tiba di Makkah, atau mendekati Makkah, ia dihadang sebagian orang-orang Quraisy. Mereka menanyakan tujuan kedatangannya ke Makkah. A'sya bin Qais menjelaskan bahwa ia datanga ke Makkah karena ingin bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan masuk Islam di hadapannya. Sebagian orang-orang Quraisy tersebut berkata kepada A'sya bin Qais, 'Hai Abu Bashir, sesungguhnya Muhamamd mengharamkan zina.' A'sya bin Qais berkata, 'Demi Allah, aku tidak butuh zina.' Sebagian orang-orang Quraisy tersebut berkata, 'Hai Abu Bashir, sesungguhnya dia mengharamkan khamr (MIRAS).' A'sya bin Qais berkata, 'Demi Allah, adapun ini, maka ada jiwa manusia yang senang kepadanya. Aku akan meminumnya tahun ini, kemudian aku datang kepada beliau untuk masuk Islam.' Setelah itu, A'sya bin Qais pulang. Ia meninggal dunia pada tahun itu juga dan gagal menghadapi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam."

    Ketakutan Abu Jahal kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

    Ibnu Ishaq berkata, "Kendati musuh Allah, Abu Jahal--semoga Allah mengutuknya--memusuhi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, benci kepada beliau dan bersikap keras terhadap beliau, namun Allah merendahkannya di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam jika ia melihat beliau."
    --ooOoo---
    User avatar
    Bigman
    Posts: 3186
    Joined: Sat Jan 03, 2009 8:19 pm
    Contact:

    Re: SIRAT NABAWIYAH Ibn Ishaq/Ibn Hisyam Jilid 1 (txt lengkap)

    Post by Bigman »

    @JANGAN GITU AH, saluut untuk ente, Image
    Pekerjan ente ngga sia2, Tuhan memberkati ente sekeluarge, trim's.
    Post Reply