Usulan Utbah untuk bernegosiasi dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata bahwa Yazid bin Ziyad berkata kepadaku dari Muhammad bin Ka'ab bin Al-Quradzi yang berkata bahwa aku pernah diberitahu bahwa Utbah bin Rabi'ah sang tokoh berkata ketika ia sedang duduk di tempat
Daar An-Nadwah (balai pertemuan) orang-orang Quraisy dan ketika itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk sendiri di masjid, "Hai orang-orang Quraisy, bagaimana kalau aku pergi kepada Muhammad kemudian berbicara dengannya dan mengajukan tawaran-tawaran? Siapa tahu ia menerima sebagiannya kemudian kita berikan apa yang diminta selanjutnya ia akan menghentikan aktifitasnya?" Itu terjadi ketika Hamzah bin Abdul Muththalib telah masuk Islam, dan mereka melihat sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam semakin banyak. Orang-orang Quraisy berkata, "Ya, wahai Abu Al-Walid. Pergilah dan bicaralah dengannya!"
Tawaran Utbah dan Penolakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Utbah pergi ke tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan duduk di dekat beliau. Ia berkata, 'Hai keponakanku, sesungguhnya engkau bagian dari kami sebagaimana yang telah engkau ketahui. Engkau mempunyai kehormatan di keluarga dan keluhuran nasab. Sungguh, engkau telah membawa perkara besar kepada kaummu. Engkau memecah belah persatuan mereka, menjelek-jelekkan mimpi-mimpi mereka, mencaci-maki tuhan-tuhan mereka dan agama mereka, dan mengafirkan orang tua mereka yang telah meninggal dunia. Dengarkan perkataanku, sebab aku mengajukan beberapa tawaran yang bisa engkau pikirkan dan mudah-mudahan engkau menerima sebagian tawaran-tawaran tersebut.'
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepada Utbah, 'Katakan, wahai Abu Al-Walid, aku pasti dengar perkataanmu!' Utbah berkata, 'Keponakanku, jika dengan apa yang engkau bawa ini, engkau menginginkan...
=======================================================================================================
Halaman 247
harta, kami akan mengumpulkan seluruh harta kami agar engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika engkau menginginkan kehormatan, kami mengangkatmu sebagai pemimpin dan kami tidak memutuskan persoalan tanpa denganmu. Jika engkau menginginkan kekuasaan, engkau kami angkat sebagai raja. Jika yang datang kepadamu adalah sebangsa jin yang tidak mampu engkau usir, kita mencarikan dokter untukmu dan mengeluarkan harta kami hingga engkau sembuh darinya, karena boleh jadi jin mengalahkan orang yang dimasukinya hingga ia sembuh darinya -- atau seperti dikatakan Utbah.'
Ketika Utbah selesai bicara, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Apakah engkau sudah selesai bicara, wahai Abu Al-Walid?' Utbah menjawab, 'Ya, sudah.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Kalau begitu, dengar apa yang akan aku katakan.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata,
'Bismillahi Ar-Rahmaani Ar-Rahiim. Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya), maka mereka tidak (mau) mendengarkan. Mereka berkata, 'Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di teling kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu, sesungguhnya kami bekerja (pula)'.' (Fushshilat: 1-5), Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan kelanjutan ayat-ayat di atas. Sedang Utbah, setiap kali mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membacakan ayat-ayat kepadanya, ia diam mendengarkannya dengan serius sambil bersandar dengan kedua tangannya yang ia letakkan di belakang punggungnya. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sampai pada ayat sajdan, beliau sujud, kemudian beliau bersabda, 'Hai Utbah, engkau telah mendengarkan apa yang baru saja engkau dengar. Sekarang, terserah kepadamu tentang apa yang baru engkau dengar'."
Utbah Menemui Sahabat-sahabatnya
Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Utbah pulang menemui sahabat-sahabatnya. Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Kami bersumpah dengan asma Allah, sungguh, Abu Al-Walid datang ketempat kalian dengan wajah berbeda dengan wajah ketika ia berangkat.' Ketika Utbah telah duduk, mereka berkata kepadanya, 'Apa yang ada di belakangmu, wahai Abu Al-Walid?' Utbah menjawab, 'Demi Allah, sungguh aku baru saja mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Demi Allah, perkataan tersebut bukan syair. Bukan sihir. Bukan dukun. Hai orang-orang Quraisy, dan biarkan orang tersebut (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)...
====================================================================================================
Halaman 248
...dengan apa yang dia bawa, dan tinggalkan dia! Demi Allah, ucapannya yang aku dengar tadi pada suatu saat akan menjadi berita besar. Jika saja ucapannya tersebut dimiliki orang-orang Arab, sungguh mereka sudah merasa cukup dengannya tanpa kalian. Jika ia berhasil mengalahkan semua orang-orang Arab, maka kekuasaannya ialah kekuasaan kalian, dan kejayaannya adalah kejayaan kalian, kemudian kalian menjadi manusia yang paling berbahagia dengannya.' Mereka berkata, 'Demi Allah, dia telah menyihirmu dengan mulutnya.' Utbah berkata, 'Ini pendapatku tentang dia. Oleh karena itu, kerjakan apa saja yang kalian inginkan!' "
Orang-orang Quraisy Mencoba Menarik Kaum Muslimin dengan Teror dan Rayuan
Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Islam menyebar luas di Makkah di kalangan orang laki-laki dan wanita-wanita kabilah-kabilah Quraisy. Orang-orang Quraisy menahan siapa saja yang mampu mereka tahan dan menyiksa siapa saja yang mampu mereka siksa."
Tokoh-tokoh Quraisy Bernegosiasi dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian tokoh-tokoh Quraisy dari setiap kabilah (seperti disampaikan kepadaku oleh sebagian orang berilmu dari Sa'id bin Jubair dan dari Ikrimah, mantan budak Ibnu Abbas dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma) seperti Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, Abu Sufyan bin Harb, An-Nadhr bin Al-Harts bin Kildah saudara Bani Abduddaar, Abu Al-Bakhturi bin Hisyam, Al-Aswad bin Al-Mututhalib bin Asad, Zam'ah bin Al-Aswad, Al-Walid bin Al-Mughirah, Abu Jahl bin Hisyam
(semoga dikutuk Allah) , Abdullah bin Abu Umaiyyah, Al-Ash bin Wail, Nubaih, Munabbih (keduanya anak Al-Hajjaj), Umaiyyah bin Khalaf, dan lain-lain mengadakan pertemuan setelah matahari terbenam di samping Ka'bah. Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, 'Pergilah salah seorang dari kalian kepada Muhammad kemudian bicaralah dengannya, dan berdebatlah dengannya hingga kalian bisa mengajukan alasan-alasan kepadanya.' Mereka mengutus seseorang dengan membawa pesan untuk disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Sesungguhnya kaummu sedang berkumpul membahas perihal dirimu. Mereka ingin bicara denganmu. Oleh karena itu, datanglah engkau ke tempat mereka!' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendatangi mereka dengan tergopoh-gopoh, karena ia menduga bahwa ada perubahan positif pada mereka. Beliau menaruh perhatian sangat besar kepada mereka, mengharapkan mereka mendapat petunjuk, dan sedih atas kerusakan mereka. Ketika beliau telah duduk bersama mereka, maka salah seorang berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, sungguh kami telah mengirim orang untuk berbicara denganmu.
=======================================================================================================
Halaman 249
Demi Allah, kita belum pernah melihat ada seseorang dari Arab yang lancang kepada kaumnya melebihi kelancanganmu kepada kaummu. Sungguh engkau telah menghina nenek moyang. Engkau mencela agama dan melecehkan tuhan-tuhan. Engkau membodoh-bodohkan mimpi-mimpi dan memcah belah persatuan. Tidak ada hal yang jelek, melainkan engkau bawa dalam kaitan hubunganmu dengan kami (atau seperti yang mereka katakan). Jika dengan pembicaraan ini semua, engkau menginginkan kekayaan, kami akan mengumpulkan seluruh kekayaan kami hingga engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika dengan pembicaraan ini semua, engkau menginginkan kehormatan, maka kami menjadikan engkau sebagai pemimpin kami. Jika engkau menginginkan menjadi raja, kami mengangkatmu sebagai raja kami. Jika apa yang engkau alami adalah karena faktor jin yang tidak mampu engkau usir, kami akan mengeluarkan seluruh kekayaan kami sebagai biaya untuk mencari dokter hingga engkau sembuh darinya.'
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, 'Apa yang kalian katakan tentang aku? Apa yang aku bawa kepada kalian tidak dengan maksud ingin mendapatkan kekayaan dari kalian, atau kehormatan di mata kalian, atau kekuasaan atas kalian. Namun Allah mengutusku kepada kalian sebagai Rasul, menurunkan Al-Kitab kepadaku, dan memerintahkanku menjadi pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan bagi kalian. Aku sampaikan pesan-pesan Tuhanku kepada kalian dan memberi nasihat kepada kalian. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat.
Jika kalian menolaknya, aku bersabar terhadap perintah Allah hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita, -- atau seperti yang disabdakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.'
JGA: lalu keputusan Allah SWT adalah memberi perintah untuk memerangi kafir hingga mereka tunduk dan patuh. Menolak = mati atau wajib membayar jizyah
Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad, jika engkau tidak menerima satu tawaran pun yang telah kami ajukan kepadamu, ketahuilah, bahwa tidak ada seorang pun yang lebih sempit daerahnya, dan lebih sedikit persediaan airnya, dan lebih keras kehidupannya dari kami.
Oleh karena itu, berdoalah kepada Tuhanmu yang mengutusmu dengan membawa apa yang engkau bawa ini agar Dia menggoncang gunung-gunung yang terasa sempit bagi kami, meluaskan daerah kami, mengalirkan sungai-sungai seperti Sungai Syam dan Irak untuk kami di dalamnya, membangkitkan nenek moyang kita, dan pasti, dan pastikan bahwa di antara nenek moyang yang dibangkitkan untuk kita adalah Qushai bin Kilab, karena ia orang tua yang benar, kemudian kita bertanya kepadanya apa yang engkau katakan; benar atau salah? Jika nenek moyang kita membenarkanmu dan engkau mengerjakan apa yang kami pintakan kepadamu, maka kami membenarkanmu, mangakui kedudukanmu di sisi Allah, dan bahwa Allah mengutusmu sebagai Rasul seperti yang engkau katakan.'(JGA: Sebuah tantangan adikodrati sebagai tanda kenabian yang umum terjadi. Mampukah muhammad melakukannya? baca selanjutnya...)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, '
Aku diutus kepada kalian tidak untuk seperti itu.
(JGA: Wah ngeper dia...) Sesungguhnya Allah mengutusku...
======================================================================================================
Halaman 250
...kepada kalian dengan membawa apa yang aku bawa. Sungguh, apa yang telah diutus kepadaku telah aku sampaikan kepada kalian. Jika kalian menerimanya, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita.'
Mereka berkata, 'Jika engkau tidak mau mengerjakan permintaan kami, maka bangunlah untuk dirimu.
Mintalah Tuhanmu mengutus malaikat bersamamu yang membenarkan apa yang engkau katakan dan meminta pendapat kami tentang dirimu. Mintalah Tuhanmu memberikan untukmu taman-taman, istana-istana, dan kekayaan dari emas dan perak hingga engkau menjadi kaya dengannya, karena engkau berada di pasar seperti halnya kami dan mencari kehidupan seperti kami.
Ini semua agar kami mengetahui kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Tuhanmu jika engkau betul-betul seorang Rasul seperti pengakuanmu.'
(JGA: Nah lho, ditantang hal yang paling sederhana untuk menghadirkan jibril agar mereka percaya kalo muhammad benar-benar diutus Allah SWT. Tapi apa katanya...? baca terus!)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, '
Aku tidak akan melakukan itu semua, dan aku tidak akan meminta itu semua kepada Tuhanku, serta aku tidak diutus kepada kalian dengan itu semua. Namun Allah mengutusku sebagai pemberi kabar gembir dan pemberi peringatan--atau seperti yang beliau sabdakan. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah hingga Allah memutuskan persoalan di antara kita.'
Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Kalau tidak begitu, jatuhkan untuk kami gumpalan dari langit karena engkau mengatakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia pasti melakukannya. Sungguh, kita tidak beriman kepadamu jika engkau tidak melakukannya.' (JGA: Ternyata orang Quraisy itu sedikit mengerti ciri-ciri nabi yang sesungguhnya..!)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, '
Jika itu kehendak Allah pada kalian, pasti Dia melakukannya.'
(JGA: pada riwayat nabi-nabi lain, Tuhan selalu menyertai mukjizat untuk meneguhkan pemberitaan yang disampaikan sang nabi agar pendengarnya mau percaya dan diyakinkan bahwa pesan yang disampaikan berasal dari Tuhan. Nabi antik yang satu ini malah gak mampu berbuat mujizat. Cuma para pengikutnya saja yang menyandangkan mujizat contekan dari Isa Almasih untuk meningkatkan citra kenabian dirinya...!)
Tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Hai Muhammad, apakah Tuhanmu mengetahui bahwa kami akan duduk bersamamu, kami menanyakan ini semua kepadamu, dan meminta ini semua kepadamu, kemudian Dia datang kepadamu untuk mengajarimu sesuatu yang bisa engkau jadikan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan kami dan Dia menjelaskan kepadamu tentang apa yang akan Dia kerjakan terhadap kami jika tidak menerima apa yang engkau bawa? Sungguh,
kami telah mendapatkan informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman. Demi Allah,
kami tidak beriman kepada Ar-Rahman. Hai Muhammad, kami telah mengajukan banyak hal kepadamu. Demi Allah, kami tidak membiarkanmu dan apa yang engkau sampaikan kepada kami hingga kami berhasil membinasakanmu atau engkau membinasakan kami.'
Salah seorang dari tokoh-tokoh Quraisy berkata, 'Kami menyembah para malaikat, karena mereka adalah anak-anak wanita Allah.'
=======================================================================================================
Halaman 251
Salah seorang dari mereka berkata, 'Kami tidak beriman kepadamu hingga engaku bisa mendatangkan Allah dan para malaikat berhadapan dengan kami.'
Ketika mereka usai berkata seperti itu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau berdiri dan diikuti Abdullah bin Abu Umaiyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum yang tidak lain adalah saudara misannya, dan suami Atikah bin Abdul Muththalib. Abdullah bin Abu Umaiyyah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, 'Hai Muhammad, kaummu telah mengajukan banyak tawaran kepadamu, namun semua tawaran mereka engkau tolak. Mereke memintamu memberi hal-hal agar dengan yang demikian mereka mengetahui kedudukanmu di sisi Allah seperti pengakuanmu. Mereka memintamu, dan mengikutimu, namun engkau tidak mengabulkannya. Mereka memintamu mengambil sesuatu untuk dirimu sehingga dengan sesuatu tersebut, mereka mengetahui kelebihanmu atas mereka dan kedudukanmu di sisi Allah, namun engkau tidak mengabulkannya.
Mereka meminta percepatan siksa yang engkau ancamkan kepada mereka, namun engkau juga tidak mengabulkannya--atau seperti dikatakan Abdullah bin Abu Umaiyyah. Demi Allah, sampai kapan pun aku tidak beriman kepadamu hingga engkau membangun tangga ke langit, kemudian engkau naik ke langit melalui tangga tersebut dan aku melihatmu tiba di sana, setelah itu
engkau mengambil tempat malaikat yang memberi kesaksian untukmu bahwa apa yang engkau katakan memang benar.
Demi Allah, jika engkau tidak mau melakukannya, jangan berharap aku membenarkanmu.' Kemudian Abdullah bin Abu Umaiyyah berpaling dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beliau sendiri pulang kepada keluarganya dengan perasaan sedih, dan berduka karena tidak tercapainya keinginan beliau pada mereka ketika mendakwahi mereka, dan karena melihat mereka menjauh dari beliau.
Abu Jahl Mengintimidasi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri untuk meninggalkan mereka,
Abu Jahl --
semoga Allah mengutuknya --- ,
berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad seperti kalian lihat tidak mau berhenti dari mencela agama kita, melecehkan nenek moyang kita, membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, dan menghina tuhan-tuhan kita. Sungguh, aku berjanji kepada Allah, besok pagi aku akan memukulnya dengan batu sebesar mungkin yang bisa aku angkat--atau seperti yang ia katakan. Jika ia sujud dalam shalatnya, aku pukul kepalanya dengan pukulan mematikan. Jika itu terjadi, maka serahkan aku atau lindungi aku. Setelah itu, Bani Abdu Manaf bebas bertindak semaunya.' Mereka berkata, 'Demi Allah, kami tidak menyerahkanmu selama-lamanya. Laksanakan apa yang engkau inginkan.' "
=========================================================================================================
Halaman 252
Abu Jahl berniat Membunuh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Keesokan harinya, Abu Jahl mengambil batu seperti yang diinginkan, kemudian duduk menunggu kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sedang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berbuat seperti hari-hari biasanya. Di Makkah, kiblat beliau menghadap ke Syam. Jika beliau shalat, beliau shalat di antara tiang Yamani dan Hajar Aswad, dan menjadikan Ka'bah di antara beliau dan Syam, kemudian beliau berdiri melakukan shalat. Orang-orang Quraisy pun berdatangan di ruang pertemuan mereka untuk melihat apa yang akan dilakukan Abu Jahl terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika sujud, Abu Jahl mengangkat batu dan berjalan menuju tempat beliau. Ketika ia berdekatan dengan beliau, ia malah lari dalam keadaan kalah, wajah berubah, takut dan kedua tangannya tidak kuasa memegang batu tersebut hingga akhirnya batu tersebut jatuh dari tangannya. Orang-orang Quraisy berdiri menemui Abu Jahl, dan berkata, 'Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Jahl?' Abu Jahl berkat, 'Aku berjalan kepada Muhammad untuk melakukan apa yang aku katakan kepada kalian tadi malam.
Ketika aku berdekatan dengannya, tiba-tiba muncul unta, pangkal lehernya, dan taringnya seperti unta tersebut. Aku takut unta tersebut menelanku'."
Ibnu Ishaq berkata, "Ada yang mengatakan kepadaku, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, '
Itulah Malaikat Jibril. Jika Abu Jahl tetap mendekat, pasti ia mengambilnya'."
(JGA: Ada-ada aja Muhammad ini. Masa' malaikat menjelma menjadi seekor unta yang menakutkan dengan taring raksasa? Tanpa tubuh pula, hanya kepala, leher dan taring yang sebesar unta pula...Kalau kepala tanpa tubuh sih, seperti Leak misalnya adalah representasi roh jahat alias setan.)
An Nadhr bin Al-Harits Menasihati Orang-orang Quraisy
Ibnu Ishaq berkata, "Ketika Abu Jahl berkata seperti itu, maka berdirilah An-Nadhr bin Al-Harits bin Kaladah bin Abdu Manaf bin Abduddar bin Qushai kemudian berkata, 'Hai orang-orang Quraisy, demi Allah, sungguh telah datang kepada kalian sesuatu yang tidak bisa kalian balas. Sungguh sebelum ini Muhammad di mata kalian adalah anak ingusan, orang yang paling diterima di sisi kalian, orang yang paling benar ucapannya, dan orang yang paling besar kejujurannya. Hingga ketika kalian lihat dia mulai berkumis dan dia datang kepada kalian dengan ajaran yang dibawanya, maka kalian menuduhnya sebagai penyihir. Tidak, demi Allah, ia bukan penyihir, karena kita telah mengetahui penyihir; sihirnya dan tali-temali mereka. Kalian menuduhnya sebagai dukun. Tidak, demi Allah, ia bukan seorang dukun, karena kita sudah hapal betul dukun dan mendengar mantera mereka. Kalian menuduhnya sebagai seorang penyair. Tidak, demi Allah, ia bukan penyair karena kita sudah mengetahui syair. Tidak demi Allah, ia bukan penyair, karena kita sudah mengetahui syair, dan mendengarkan jenis-jenisnya. Kalian menuduhnya orang gila. Tidak, demi Allah, ia bukan orang gila, karena kita sudah pernah melihat orang gila; tangisannya, keragu-raguannya, dan...
======================================================================================================
Halaman 253
...kekacauan pikirannya. Hai orang-orang Quraisy, pikirkan persoalan kalian ini dengan cermat, karena demi Allah, persoalan besar telah terjadi pada kalian.'
An-Nadhr bin Al-Harits termasuk syetan-syetan Quraisy , orang-orang yang menyakiti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mereka membuka permusuhan dengan beliau. Ia pernah pergi ke Al-Hirah dan di sana ia belajar cerita-cerita tentang raja-raja Persia, kisah-kisah tentang Rustum, dan Isfandiyar. Jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk di satu tempat untuk mengajak kaumnya ingat kepada Allah, mengingatkan mereka tentang hukuman Allah yang diterima orang-orang sebelum mereka, dan beliau beranjak dari tempat tersebut, maka An-Nadhr bin Al-Harits duduk di tempat yang sama, kemudian berkata, 'Demi Allah, wahai orang-orang Quraisy, aku lebih bagus ucapannya daripada Muhammad. Sekarang kalian ke marilah, niscaya aku katakan kepada kalian perkataan yang jauh lebih bagus daripada perkataan Muhammad!' Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits bercerita kepada mereka kisah-kisah tentang raja-raja Persia, Rustum, dan Isfandiyar. Ia berkata, 'Dengan apa Muhammad lebih bagus ucapannya daripada saya?' "
Ibnu Hisyam berkata,
"An-Nadhr bin Al-Harits inilah (sama seperti disampaikan kepadaku) orang yang berkata, 'Aku akan menurunkan ayat seperti yang diturunkan Allah'."
Ibnu Ishaq berkata, "Seperti disampaikan kepadaku bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata, 'Al-Qur'an menurunkan delapan ayat tentang An-Nadhr bin Al-Harits. Yaitu firman Allah Ta'ala, 'Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, 'Itu adalah dongeng orang-orang yang dahulu.' (Al-Muthaffifin: 13). Dan semua ayat-ayat yang di dalamnya terdapat kata Al-Asaathir (dongeng orang-orang terdahulu) dalam Al-Qur'an'."
Orang-orang Quraisy bertanya kepada Rahib-rahib Madinah
Ibnu Ishaq berkata, "Usai An-Nadhr bin Al-Harits berkata seperti itu, orang-orang Quraisy mengirimkannya bersama Uqbah bin Abu Mu'aith kepada rahib-rahib Madinah. Orang-orang Quraisy berkata kepada keduannya, 'Bertanyalah kalian berdua kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad, ceritakan sifat-sifatnya, dan jelaskan ucapannya kepada mereka, karena mereka adalah orang-orang yang pertama kali diberi kitab mempunyai pengetahuan tentang para nabi yang tidak kita kenal.'
An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith berangkat ke Madinah. Tiba di sana, keduanya bertanya kepada rahib-rahib Yahudi tentang Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sembari menjelaskan sifat-sifat dan sebagian ucapan beliau kepada mereka. Keduanya berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya kalian mempunyai Kitab Taurat, dan kami datang kepada kalian untuk bertanya tentang sahabat kami (Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam)'."
=======================================================================================================
Halaman 254
Usulan Orang-orang Yahudi
Ibnu Ishaq berkata, "Rahib-rahib Yahudi berkata kepada kedua utusan Quraisy, '
Tanyakan tiga hal kepada sahabatmu.Jika ia mampu menjawab ketiga hal tersebut, ia seorang Nabi yang diutus. Jika ia tidak bisa menjawabnya, maka ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian tentang dia.
Tanyakan kepadanya perihal pemuda-pemuda yang meninggal pada periode pertama dan bagaimana informasi tentang mereka? Karena mereka mempunyai informasi yang menarik.
Kemudian tanyakan kepadanya perihal seorang pengembara yang menjelajahi timur dan barat; bagaimana kisahnya?
Kemudian tanyakan kepadanya perihal roh; apakah roh itu? Jika sahabatmu bisa menjawab ketiga pertanyaan tersebut, ia seorang Nabi dan kalian harus mengikutinya. Jika ia tidak bisa menjawabnya, berarti ia berkata bohong dan silakah kerjakan apa yang kalian inginkan terhadap dia'."
Orang-orang Quraisy Bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian An-Nadhr bin Al-Harits dan Uqbah bin Abu Mu'aith bin Abu Amr bin Umaiyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushai pulang ke Makkah. Ketika keduanya bertemu kembali dengan orang-orang Quraisy, keduanya berkata kepada mereka, 'Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kami datang kepada kalian dengan membawa kata pamungkas persoalan kita dengan Muhammad. Rahib-rahib Yahudi menyuruh kita menanyakan tiga hal kepada Muhammad. Jika ia bisa menjawabnya, ia betul-betul seorang Nabi. Jika ia tidak bisa menjawabnya, ia berkata bohong dan kalian bebas mengeluarkan pendapat kalian terhadapnya.'
Kemudian mereka datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata kepada beliau, 'Hai Muhammad, terangkanlah kepada kami tentang anak-anak muda yang meninggal dunia pada periode pertama, karena mereka mempunyai kisah yang menarik, kisah seorang pengembara yang menjelajahi dunia timur dan barat, dan juga tentang roh?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Semua pertanyaan kalian aku jawab besok pagi.' Beliau mengatakan begitu tanpa mengatakan insya Allah. Setelah itu, mereka berpaling dari hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Menurut banyak orang, selama lima belas malam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mendapatkan wahyu dan Malaikat Jibril tidak datang kepada beliau, hingga membuat gusar penduduk Makkah (JGA: lucu nih si Ishaq, masa sipenanya yang gusar? dimana-mana yang ditanya yang gusar, karena bakal kelihatan kebodohannya kalau gak bisa jawab. Dan akhirnya terbongkarlah kedoknya). Mereka berkata, 'Muhammad menjanjikan memberi jawaban atas pertanyaan kita besok pagi, dan waktu sudah berjalan lima belas malam, namun ia tidak memberi jawaban atas pertanyaan kita.'
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedih sekali, karena wahyu terputus dari beliau. Beliau terpukul dengan komentar orang-orang Quraisy terhadap dirinya. (JGA: sudah pasti orang Quraisy itu semakin yakin muhammad bukanlah nabi, melainkan pembohong seperti kata rahib Yahudi. Mereka mentertawakan muhammad. Sayang orang Quraisy itu mau memberi tempo. Mestinya mereka menuntut jawaban kilat yang benar pada saat itu juga. Dan mereka tidak mengepung rumah Ar-Rahman di Yamamah, orang yang mereka curigai sebagai guru muhammad untuk mencegah muhammad mendatangi gurunya itu untuk mencari informasi.) Kemudian Malaikat Jibril datang kepada beliau dari Allah Azza wa Jalla dengan membawa surat Al-Kahfi. Dalam surat tersebut, Allah mengecam kesedihan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atas mereka, menjelaskan kepada beliau informasi seputar pertanyaan mereka; perihal pemuda-pemuda yang mereka maksud, sang pengembara dan permasalahan roh."
Jawaban atas Pertanyaan Orang-orang Quraisy
Ibnu Ishaq berkata, "Dikatakan kepadaku bahwa ketika Malaikat Jibril datang, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, 'Sungguh engkau meninggalkanku wahai Jibril, hingga aku berburuk sangka kepadamu.' Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
- 'Dan tidaklah kami (Jibril turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.' (Maryam: 64)
Allah Tabaraka wa Ta'ala mengawali surat tersebut dengan memuji diri-Nya dan menjelaskan kenabiannya. Allah Ta'ala berfirman,
- 'Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-Qur'an). (Al-Kahfi: 1)
Maksudnya, "Muhammad, engkau adalah Rasul dariku, dan sebagai jawaban atas pertanyaan mereka tentang kenabianmu.'
- 'Dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. Sebagai bimbingan yang lurus.' (Al-Kahfi: 1-2)
Maksudnya, Al-Qur'an itu lurus dan tidak ada hal-hal yang kontradiktif di dalamnya.
- 'Untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah.' (Al-Kahfi: 2).
Maksudnya, untuk memperingatkan tentang
siksaan Allah di dunia dan siksaan pedih di akhirat dari sisi Tuhanmu yang mengutusmu sebagai Rasul.
=======================================================================================================
Halaman 256
- 'Dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shalih, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Kahfi: 2-3)
Yaitu negeri abadi yang mereka tidak mati di dalamnya. Mereka yang dimaksud adalah orang-orang selain mereka, dan mereka mengerjakan amal-amal perbuatan yang diperintahkan kepada mereka.
- 'Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, 'Allah mengambil seorang anak' (Al-Kahfi: 4)
Yaitu orang-orang Quraisy yang berkata, 'Sesungguhnya kita menyembah para malaikat, karena mereka adalah anak-anak wanita Allah.'
- 'Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal ini, begitu pula nenek moyang mereka.' (Al-Kahfi: 5)
Yaitu orang-orang Quraisy yang tidak menyetujui sikap meninggalkan nenek moyang dan menghina agama mereka.
- 'Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka.' (Al-Kahfi: 5)
Yaitu ucapan mereka, 'Sesungguhnya para malaikat adalah anak-anak wanita Allah.'
- 'Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu.' (Al-Kahfi: 5-6)
Maksudnya, barangkali kamu akan membunuh dirimu, hai Muhammad.
- 'Karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini.'(Al-Kahfi: 6).
Maksudnya, kesedihan karena tidak tercapainya keinginan beliau pada mereka. Jangan lakukan hal itu.
=======================================================================================================
Halaman 257
Ibnu Hisyam berkata, "Maksud dari ayat
baakhi'un nafsaka ialah membinasakan dirimu seperti disampaikan kepadaku oleh Abu Ubadaih. Dzu Ar-Ramah berkata,
- Duhai orang-orang yang membinasakan dirinya
Karena sesuatu yang dijauhkan oleh takdir dari kedua tangannya
Jamaknya ialah
baakhi'uuna atau
bakha'ah. Orang-orang Arab berkata,
'Qadd bakh'tu lahu nushi wa nafsu.' Maksudnya, aku memberikan nasihatku dan diriku kepadanya dengan sungguh-sungguh.
Ibnu Ishaq berkata, "Allah Ta'ala juga berfirman,
- 'Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.' (Al-Kahfi: 7).
Firman Allah,
'Ayyuhum ahsanu amalan,' maksudnya, siapa di antara mereka yang paling mentaati perintah-Ku, dan paling banyak ketaatannya kepada-Ku."
Allah Ta'ala juga berfirman,
- 'Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.' (Al-Kahfi: 8)
Firman Allah Ta'ala, 'Sha'idan,' artinya bumi. Maksudnya, 'Sesungguhnya apa saj yang ada di atas bumi pasti musnah dan hilang, dan bahwa tempat kembali adalah kepada-Ku, kemudian Aku membalas semua orang sesuai dengan amal perbuatannya. Oleh karena itu, engkau, wahai Muhammad, jangan berduka dan bersedih hati atas apa yang engkau dengar dan atas apa yang engkau lihat'."
Ibnu Hisyam berkata,
"Ash-Sha'idu artinya bumi dan jamaknya
ash-shu'udu. Arti lain ash-sha'idu telah jalan. Disebutkan dalam hadits,
- 'Jangalah kalian duduk di jalan-jalan.'
Arti kata ash-shu'udaat pada hadits di atas ialah jalan-jalan. Arti kata
al-juruzu pada ayat di atas ialah bumi (tanah) yang tidak bisa menumbuhkan tanaman apa pun. Jamaknya ialah
ajraaz.
Sanatun juruzun atau
sinunun ajraazun artinya tahun-tahun dimana hujan tidak turun di dalamnya dan di dalamnya terjadi kekeringan, kemarau, dan kesulitan."
========================================================================================================
Halaman 258
Ashabul Kahfi (Penghuni Gua)
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah memberi jawaban atas pertanyaan mereka tentang anak-anak muda dengan berfirman,
- 'Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?' (Al-Kahfi: 9)
Maksudnya, 'Bisa jadi di antara tanda-tanda kekuasaan-Ku, misalnya hujjah-hujjah-Ku yang Aku berikan kepada hamba-hamba-Ku itu jauh lebih mengherankan (menarik) daripada kisah tentang pemuda-pemuda tersebut'."
(JGA: waduh, si jibril ternyata gak tahu itu cuma kisah dongeng)
Ibnu Hisyam berkata, "Ar-Raqiimu pada ayat di atas ialah kitab yang memuat kisah tentang mereka. Jamaknya ialah ar-ruqumu. Ru'bah bin Al-Ajjaj berkata,
- Tempat penyimpanan kitab yang memuat
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Ru'bah bin Al-Ajjaj."
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- '(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).' (Al-Kahfi: 10-12)
Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.' (Al-Kahfi: 13)
Bil-Haqqi maksudnya, dengan informasi yang benar tentang mereka. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
======================================================================================================
Halaman 259
- 'Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata, 'Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran'.' (Al-Kahfi 13-14)
Maksudnya, 'Pemuda-pemuda itu tidak menyekutukan-Ku sebagaimana kalian (orang-orang Quraisy) menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak kalian ketahui'."
Ibnu Hisyam berkata, "Katakan
syaththan pada ayat di atas artinya berlebih-lebihan dan melewati kebenaran. A'sy Bani Qais bin Tsa'labah berkata,
- Mereka tidak berhenti, begitu juga orang yang berlebih-lebihan
Tak ubahnya seperti serangan yang menghilangkan minyak dan lampu
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair A'sya Bani Qais Tsa'labah."
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang.' (Al-Kahfi: 15)
Kata sulthaanin bayyinin pada ayat di atas artinya hujjah yang kuat. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
=======================================================================================================
Halaman 260
- 'Siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? Dan apabila kalian meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhan kalian akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepada kalian dan menyediakan sesuatu yang berguna bagi kalian dalam urusan kalian. Dan kalian akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu'. (Al-Kahfi: 15-17).i]
Ibnu Hisyam berkata, "Kata tazaawaru pada ayat di atas artinya condong. Kata tersebut berasal dari kata az-zawaru. Umru'u Al-Qais bin Hujr berkata,
- Sesungguhnya aku adalah pemimpin, jika aku kembali deberi orang-orang
Yang dari mereka, Anda melihat singa itu condong (miring)
Firman Allah, 'Taqridhuhum dzaatasy syimaali,' maksudnya, bahwa matahari menjauhi mereka dan meninggalkan mereka dari sebelah kiri. Al-Fajwah artinya tempat yang luas dan jamaknya al-fija'u. Salah seorang penyair berkata,
- 'Engkau memakaikan kehinaan dan kekurangan kepada kaummu
Hingga darah mereka dihalalkan dibunuh dan mereka meninggalkan negeri yang luas
Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah.' (Al-Kahfi: 17)
Maksudnya, itulah hujjah atas orang-orang dari Ahli Kitab yang mengetahui perihal pemuda-pemuda tersebut. Yaitu orang-orang Ahli Kitab yang memerintahkan orang-orang Quraisy bertanya kepadamu tentang pemuda-pemuda tersebut untuk menguji kebenaran kenabianmu apakah engkau bisa memberikan informasi tentang mereka atau bukan? Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
======================================================================================================
Halaman 261
- 'Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadamu. Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur, dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka pintu gua'." (Al-Kahfi: 17-18)
Ibnu Hisyam berkata, "Kata al-washiid artinya pintu. Al-Absi yang nama aslinya Ubaid bin Wahb berkata,
- Di bumi terbuka yang pintunya tidak ditutup untukku
Dan kebaikanku di dalamnya tidak diingkari
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Al-Absi.
Arti al-washiid yang lain ialah halaman. Jamaknya ialah al-washaa'idu, al-wudhudu, al-wushdaan, al-ushudu, dan al-ushdaan."
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka. Dan demikianlah Kami bangunkan merekaagar saling bertanya di antara mereka sendiri ...
====================================================================================================
Halaman 262
- ...Berkatalah salah seorang di antara mereka, 'Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)?' Mereka menjawab, 'Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.' Berkata (yang lain lagi), 'Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah-lembut dan jangalah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keragu-raguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata, 'Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.' Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya'.' (Al-Kahfi: 18-21)
Kemudian Allah Ta'ala berfirman
- 'Nanti mereka mengatakan (jumlah pemuda-pemuda tersebut) adalah tiga orang yang ke empat adalah anjingnya, dan mereka mengatakan '(Jumlah pemuda-pemuda tersebut) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya,' sebagai terkaan terhadap barang yang gaib.' (Al-Kahfi: 22)
Yang dimaksud dengan mereka pada ayat di atas ialah rahib-rahib Yahudi yang memerintahkan orang-orang Quraisy bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang pemuda-pemuda tersebut. Rajman bin ghaib maksudnya, mereka tidak mempunyai pengetahuan yang pasti tentang pemuda-pemuda tersebut. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Dan mereka mengatakan, '(Jumlah pemuda-pemuda tersebut) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya. 'Katakanlah, 'Tuhanku lebih...
=====================================================================================================
Halaman 263
- ...mengetahui jumlah mereka, tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.' Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.' (Al-Kahfi: 22)
Firman Allah, 'Falaa tumaari fiihim,' artinya maka engkau wahai Muhammad jangan membantah mereka. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi.' Kecuali (dengan menyebut), 'insya Allah.' Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah, 'Mudah-mudahan Tuhanmu akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini'.' (Al-Kahfi: 23-24).
Maksudnya, engkau jangan sekali-kali berkata terhadap sesuatu yang ditanyakan kepadamu bahwa aku akan menjawabnya besok pagi seperti yang engkau katakan sebelumnya. Namun katakan isya Allah. Ingatlah engkau kepada Allah jika engkau lupa, dan katakan, 'Mudah-mudahan Allah memberiku petunjuk kepada kebaikan dari apa yang mereka tanyakan kepadaku, karena engkau tidak mengetahui apa yang dikerjakan pemuda-pemuda tersebut.' Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
- 'Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sebilan tahun (lagi).' (Al-Kahfi: 26)
Maksudnya, bahwa rahib-rahib Yahudi akan mengatakan perkataan tersebut. Kemudian Allah Ta'ala berfirman,
====================================================================================================
Halaman 264
- 'Katakanlah, 'Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya, tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari pada-Nya, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan'.'
Maksudnya, tidak ada sedikit pun dari apa yang mereka tanyakan itu yang tidak diketahui Allah."
Dzu Al-Qarnaini
Ibnu Ishaqg berkata, "Allah Ta'ala berfirman tentang pertanyaan mereka perihal orang pengembara,
- 'Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzu Al-Qarnaini. Katakanlah, 'Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.' Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan-jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.' (Al-Kahfi: 83-84)
Di antara informasi perihal Dzu-Al-Qarnaini bahwa ia diberi nikmat-nikmat yang tidak didapatkan orang lain. Di antaranya, jalan-jalan dibangun untuknya hingga ia berjalan dari timur ke barat. Ia tidak menjejakkan kakinya di suatu negeri, melainkan ia berhasil menguasai penduduknya. Ia mengembara hingga tiba ke negeri-negeri yang tidak berpenghuni."
Ibnu Ishaq berkata bahwa orang yang mendapatkan hadits-hadits dari orang-orang non Arab berkata kepadaku, Dzu Al-Qarnaini berasal dari Mesir. Nama aslinya Marzaban bin Mardziyah Al-Yunani. Ia berasal dari anak keturunan Yunan bin Yafits bin Nuh. (JGA: ngarang abis dah...)
Ibnu Hisyam berkata, "Nama aslinya Iskandar. Dialah yang membangun kota Iskandariyah, kemudian kota Iskandariyah diberi nama dengan namanya."
Ibnu Ishaq berkata bahwa Tsaur bin Yazid berkata kepadaku dari Khalid bin Ma' dan Al-Kala'i bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang Dzu Al-Qarnaini, kemudian beliau berkata, "Ia seorang raja yang menjelajahi dunia dari bawahnya dengan jalan-jalan."
Khalid berkata bahwa Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu mendengar seseorang berkata, "Hai Dzu Al-Qarnaini!" Umar bin Khaththab berkata, "Ya Allah, ampuni dia! Tidaklah kalian senang memberi nama anak-anak kalian dengan nama para nabi, melainkan kalian juga senang memberi nama anak kalian dengan nama-nama para malaikat.'
====================================================================================================
Halaman 265
Ibnu Ishaq berkata, "Demi Allah. aku tidak mengetahui asal-usul perkataan di atas, apakah dikatakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau tidak? Jika beliau mengatakannya, maka kebenaran ialah apa yang beliau katakan."
Roh
Ibnu Ishaq berkata Allah Ta'ala berfirman tentang pertanyaan mereka seputar roh,
- 'Dan mereka bertanya kepadamu tetang roh. Katakanlah, 'Roh termasuk urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Al-Isra': 85)
Ibnu Ishaq berkata bahwa aku diberi tahu dari Ibmu Abbas yang berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah, rahib-rahib Yahudi bertanya, 'Hai Muhammad, tahukah engkau ucapanmu, 'Dan kalian tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit.' Siapakah yang dimaksud dengan kalian tersebut; kami atau kaummu?' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Tidak.' Para rahib Yahudi berkata, 'Engkau sudah membaca apa yang engkau bawa, bahwa kami diberi Taurat. Di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Sesungguhnya Taurat dalam ilmu Allah adalah sedikit sekali. Namun kalian mempunyai sesuatu yang jika kalian laksankan, maka sesuatu tersebut sudah memadai untuk kalian'." Ibnu Abbas berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang pertanyaan mereka,
- 'Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.' (Luqman: 27).
Maksudnya, penjelasan Taurat tentang hal tersebut itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan Ilum Allah."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(JGA: kalau kita perhatikan apa yang dikatakan Muhammad tentang roh, menjadi jelas bagi kita bahwa Muhammad gagal menjawab pertanyaan yang disampaikan orang Quraisy. Dengan kata lain, Muhammad tidak mengetahui apa pun tentang roh.
Alih-alih menjelaskan tentang roh, Muhammad malah mencoba memojokkan orang Yahudi dengan mengatakan Taurat mereka hanya menjelaskan sedikit. Sebuah alasan yang dikarang-karang demi menghindar untuk memberi jawaban. Sikap seperti ini jelas mengindikasikan muhamamd tidak pernah membaca Taurat. Salah satu bukti untuk ini ialah saat muhammad menanyakan tentang hukum rajam kepada orang Yahudi. Orang Yahudi itu tutup mulut tentang itu. Karena jengkel, muhammad menuduh mereka menyembunyikan kitab taurat . Padahal jika muhammad membaca Taurat, ada berbagai gambaran di sana bagaimana roh dalam perspektif Yahudi.
Dengan gagalnya Muhammad menjawab petanyaan dari orang Yahudi yang disampaikan orang-orang Quraisy padanya membukakan siapa sesungguhnya ia. Lucunya, sebuah dongeng yang beredar di kalangan masyarakat Nasrani jaman itu pun disebut sebagai tanda kebesaran Allah SWt, )
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penggoncangan Gunung-gunung dan Kebangkita Orang-orang Yang telah Meninggal Dunia
Ibnu Abbas berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang permintaan kaumnya agar gunung-gunung digoncang, bumi dibelah, dan nenek moyang mereka yang telah meninggal dunia dibangkitkan kembali,
========================================================================================================
Halaman 265
- 'Dan sekiranya ada sesuatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al-Qur'an itulah dia). Sebenarnya semua itu adalah kepunyaan Allah.' (Ar-Ra'du: 31).
Firman Allah, 'Bal lillahil amru jami'a,' maksudnya, 'Aku tidak mengerjakan hal tersebut melainkan sesuai dengan kehendak-Ku'."
Ayat Yang Turun tentang Ucapan Orang-orang Quraisy, "Bangunlah untuk Dirimu!"
Ibnu Abbas berkat, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang ucapan mereka, 'Bangunlah untuk dirimu.' Orang-orang Quraisy meminta beliau membangun untuk beliau taman-taman, istana-istana, harta simpanan, dan Allah mengutus malaikat bersama beliau yang membenarkan apa yang beliau katakan,
- 'Dan mereka berkata, 'Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat agar malaikat tersebut memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta simpanan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?' Dan orang-orang yang dzalim berkata, 'Kalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.' Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika menghendaki niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian'." (Al-Furqan: 7-10).
========================================================================================================
Halaman 267
Maksudnya, Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian daripada engkau berjalan-jalan di pasar dan kerja mencari penghidupan,
- '(Yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana." (Al-Furqan: 10)
Allah Ta'ala juga menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang mereka,
- 'Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat." (Al-Furqan: 20)
Firman Allah Ta'ala, "Wa ja 'alnaa ba'dzakum li ba'dzin fitnatan atashbiruuna wa kaana rabbuka bashira," maksudnya, "Aku menjadikan sebagian dari kalian menjadi cobaan bagi sebagian yang lain agar kalian bersabar. Jika Aku berkehendak menjadikan dunia tunduk pada perintah rasul-rasul-Ku, itu pasti terjadi."
Jawaban atas Ucapan Abdullah bin Abu Umaiyyah
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang ucapan Abdullah bin Abu Umaiyyah,
========================================================================================================
Halaman 268
- Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami. Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca.' Katakanlah, 'Mahasuci Tuhanku, bukakah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?' " (Al-Isra': 90-93).
Ibnu Hisyam berkata, "Yanbuu' pada ayat di atas ialah air yang keluar dari tanah atau selain tanah. Jamaknya ialah yanaabi'. Ibnu Harmah yang nama aslinya Ibrahim bin Abdullah Al-Fihri berkata,
- Jika engkau menumpahkan kesedihan di setiap negeri
Maka terkuraslah segala sesuatu dan airmatamu yang melimpah
Bait di atas adalah penggalan dari syair-syair Ibnu Harmah.
Al-Kisafu ialah kepingan siksa. Kata tunggalnya ialah kisfah. Al-Qabiilu artinya berhadap-hadapan dan terang-terangan, seperti firman Allah Ta'ala pada ayat lain,
- 'Atau datangnya adzab atas mereka dengan terang-terangan." (Al-Kahfi: 55).
Abu Ubaidah membacakan kepadaku syair A-sya Bani Qais bin Tsa'labah,
- Aku berdamai dengan kalian hingga kembali dengan membawa hasil serupa
Seperti teriakan wanita yang dibuat senang dengan ciuman bayinya
Maksud bait kedua, yaitu kedatangan sang wanita karena ia datang kepada bayinya kemudian menciumnya. Balt syair di atas adalah potongan dari syair-syair A'sya.
Ada yang mengatakan, al-qabiilu dan jamaknya ialah qubulu yang artinya kelompok-kelompok. Disebutkan dalam Al-Qur'an,
- 'Dan Kami kumpulkan segala sesuatu dengan berkelompok-kelompokk kepada mereka.' (Al-An'am: 111)
Qubul adalah jamak dari kata qabiilu seperti subulu adalah kata jamak dari kata sabilu, atau suru adalah kata jamak dari kata tunggal sarir, atau...
=======================================================================================================
Halaman 269
qumushu adalah kata jamak dari kata tunggal qamishu.
Al-Qabiibilu dalam sebuah pepatah dikatakan, 'Maa ya'rifu qabiilan min dabiirin,' maksudnya orang tersebut tidak mengetahui apa yang datang dan apa yang telah pergi darinya. Al-Kumait bin Zaid berkata,
- Urusan-urusan mereka menjadi semerawut di tempat mereka
Hingga mereka tidak mengetahui apa yang ada di belakang dan apa yang ada di depan
Bait-bait syair di atas adalah penggalan dari syair-syair Al-Kumait bin Zaid.
Konon ada yang mengatakan, yang dimaksud ialah pencideraan. Jika pencideraan terjadi hingga lengan, maka dinamakan al-qabiilu. Jika pencideraann terjadi hingga ujung jari-jari, maka dinamakan ad-dabiiru. Jika pencideraan terjadi hingga lutut, maka dinamakan al-qabiilu. Jika pencideraan terjadi hingga pangkal paha, maka dinamakan ad-dabiiru.
Al-Qabilu juga berarti kaumnya pihak laki-laki. Az-Zukhruf ialah emas. Al-Muzakhrafu ialah sesuatu yang dihiasi dengan emas.
Selain itu, segala sesuatu yang dihiasi dinamakan muzakhraf.
Jawaban atas Ucapan Orang-orang Quraisy bahwa Ada Seseorang di Yamamah Yang Mengajari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Ibnu Ishaq berkata, "Tentang ucapan mereka, 'Sesungguhnya kami mendapat informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman, dan kapan tidak akan beriman kepada-Nya,' Allah Ta'ala menurunkan ayat,
- 'Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Qur'an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Penyayang. Katakanlah, 'Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.' (Ar-Ra'du: 30).
Ayat Yang Turun tentang Abu Jahl
Tentang ucapan Abu Jahl--semoga Allah mengutukinya---, dan keinginannya, Allah Ta'ala menurunkan ayat berikut,
=====================================================================================================
Halaman 270