“Trilogi Syuhada,” kisah hidup Pengebom Bali yang dinaikkan sebagai para pahlawan
by Mathias Hariyadi
http://www.asianews.it/index.php?l=en&art=14704&size=A" onclick="window.open(this.href);return false;
Aparat intelijen berada dalam situasi waspada dikarenakan publikasi sebuah buku yang berisi tulisan Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra. Hal ini dapat mendorong kaum muda muslim Indonesia untuk berjihad. Pemimpin2 ekstrimis baru bermunculan di Negara tersebut, menyerukan perang suci , melawan Barat dan orang2 Kristen.
Jakarta (AsiaNews) – BIN berada dalam kondisi siaga satu karena publikasi sebuah buku yang berjudul “Trilogi Syuhada”. Buku tertsebut berisi tulisan dan kisah kehidupan dari catatan Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra, yang ditembak oleh regu tembak pada 09 November 2008, karena mereka bertanggungjawab dalam pembunuhan massal di Bali pada tahun 2002, di mana lebih dari 200 orang tewas.
Sidney Jones, seorang ahli terorisme dan anggota International Crisis Group, memperingatkan jika buku tersebut dapat menyebabkan sebuah ancaman serius bagi keamanan nasional, karena mampu mempengaruhi kaum muda muslim untuk mengikuti suatu pandangan yang ‘salah’ mengenai jihad, perang suci , melawan Barat dan orang2 Kristen.
Edisi tersebut diterbitkan oleh Ar Rammah Media, sebuah penerbitan kecil di Bekasi, sebuah kota satelit berjarak 25 km di timur Jakarta. Dimiliki oleh Jibril Abdurrahman, anak dari Abu Jibril, seorang eksponen ekstrimis Islam yang ditangkap di Malaysia karena persekongkolan untuk mendirikan ‘sebuah Negara Islam’. Menurut Abdurrahman, buku tersebut telah dicetak ulang karena banyaknya permintaan, walaupun dijual melalui suatu jaringan distribusi ‘rahasia’ pada harga Rp 75.000,- (sekitar Us$ 6.00).
Edisi pertama dari trilogy berisi tulisan2 Imam Samudra – yang paling militant dari ketiga teroris tersebut – di mana ia menjelaskan bahwa pembantaian di Bali ‘secara moral dapat dibenarkan’ dan ‘baik secara spiritual.’ Bagian kedua dipersembahkan untuk Amrozi, dan diberi judul “Senyum terakhir seorang Mujahid.” Buku tersebut berdasarkan buku kisah hidup yang ditulis di Lamongan, tempat lahir para teroris, di provinsi Jawa Timur. Bagian ketiga dan bagian terakhir berisi kisah hidup abang tertua Amrozi, Ali Gufron, dan menceritakan “Mimpi Suci dari Balik Jeruji”, interpretasi mimpi2nya menurut pengetahuan pribadinya mengenai Islam.
Ekstrimis Islam meningkat di Negara tersebut. Dan orang2 tersebut sangat jelas berkaitan dengan Abu Bakar Ba’asyir.
