BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Download Tulisan2 Penting tentang Islam; Website, referensi buku, artikel, latar belakang dll yang menyangkut Islam (Sunni) & Syariah.
User avatar
usmanabdullah
Posts: 1212
Joined: Thu Nov 08, 2012 2:31 pm

Re: BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Post by usmanabdullah »

Artikel yang luar biasa brother Kibou...
Langsung saya "Tell A Friend" kan untuk kemaslahatan ummat...
Artikel ini juga layak untuk mencelikkan mata para kafir yang selama ini menjunjung mouse-lem dengan kata "toleransi"-nya...

Anyway, Terima kasih banyak bro...

JBU so much...

Salam hangat... :heart:
User avatar
keeamad
Posts: 6954
Joined: Tue Aug 23, 2011 4:06 pm

Re: BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Post by keeamad »

Bukti lain bahwa islam adalah 96% doktrin politik (sisanya agama),
Islam melarang Mekah dikunjungi umat agama lain ....
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Post by Kibou »

usmanabdullah wrote:Artikel yang luar biasa brother Kibou...
Langsung saya "Tell A Friend" kan untuk kemaslahatan ummat...
Artikel ini juga layak untuk mencelikkan mata para kafir yang selama ini menjunjung mouse-lem dengan kata "toleransi"-nya...

Anyway, Terima kasih banyak bro...

JBU so much...

Salam hangat... :heart:
Sama-sama Bro usman.

Semua terjemahan pemikiran dan artikel Bill Warner akan saya kumpulkan di trit ini. Berikutnya saya akan terjemahkan Landasan Etika Melawan Jihad bagian II. Sabar yah...
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Post by Kibou »

LANDASAN ETIKA UNTUK MELAWAN JIHAD
Oleh Bill Warner

Bagian II

Asal-usul Politik Islam

Muhamad dakwah selama 13 tahun di Mekkah dan cuma dapat sekitar 150 pengikut. Setelah meninggalnya paman dan pelindungnya, Muhamad diusir dari Mekkah oleh golongan atas. Dia dan para pengikutnya berangkat ke Medinah. Di sini Muhamad dakwah lagi dan mendapat sekitar seratus lagi tambahan pengikut. Untuk menyokong diri sendiri dan para pengikut, Muhamad mengirim mereka untuk merampok pedagang dari Mekkah dan membagi hasil rampokan di kalangan sendiri, sementara Muhamad juga dapat bagian untuk dirinya. Bagian dari rampokan termasuk juga tawanan-tawanan yang dibagi-bagi oleh Muhamad kepada pengikutnya sebagai budak dan isteri. Budak yang bersedia masuk islam dibebaskan. Muhamad tidak termotivasi oleh uang melainkan kekuasaan. Baginya uang adalah alat yang bisa digunakan untuk mendanai jihad dan menyokong para pengikutnya.

Di saat yang sama, Muhamad bergeser dari praktek relijius atau spiritual islam menuju ke bentuk politik. Islam bentuk baru ini mendadak populer. Islam bukan saja agama yang menjamin orang-orang miskin sebuah tempat terhormat di surga, tapi sebagai sistim politik yang yang bisa memberikan pengikutnya kekayaan, seks dan kekuasaan, yang kesemuanya boleh dirampas dari kafir.

Ayat-ayat Allah, yang diterima dan disampaikan oleh Muhamad dibagi menjadi dua. Ayat-ayat Mekkah didasarkan kepada aspek relijius. Ayat-ayat Medinah, sebaliknya menjadi sangat politis dalam cakupan maupun tujuan.

Keyakinan bahwa hanya muslim yang mendapat perlindungan Allah berarti para kafir tidak diberikan hak-hak moral seperti kesamaan derajat, kejujuran dan belas kasihan. Contoh teladan dari kehidupan Muhamad menunjukkan kepada kita bahwa kafir boleh diejek, diperkosa, dikutuk, diancam, disiksa, dibunuh, dirampok atau diperbudak supaya bisa memajukan islam.

Sistem etika dualistik ini mendasari jihad: perang suci yang dilaksanakan muslim sebagai kewajiban dan dicerminkan dalam pandangan islam:

Dar al islam, daerah yang tunduk kepada islam
Dar al harb, daerah yang diperangi karena belum tunduk

Sebagai kebalikan, pandangan kafir adalah bahwa semua orang pada dasarnya memiliki persamaan derajat, walaupun mereka memiliki perbedaan. Orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, namun semuanya layak diperlakukan dengan adil, dengan kasih dan dengan jujur. Pernyataan etika paling utama disebut sebagai Golden Rule: “perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan”. Dalam pandangan ini “orang lain” dan “diri sendiri” adalah sama derajatnya dan semua manusia harus diperlakukan seimbang. Ini adalah ideal. Kita sering gagal mencapai ideal, tapi tetap saja kita akui ideal tersebut.

Etika dualistik islam tidak hanya diwujudkan sebagai satu saja pedoman etika dalam memperlakukan kafir. Yang membuat islam sangat efektif adalah bahwa islam memiliki DUA bentuk perlakuan terhadap kafir. Ada etika Mekkah (turun di awal dan sifatnya relijius) dan ada etika Medinah (turun belakangan dan sifatnya politis). Muslim boleh baik kepada kafir, tapi tetap kafir sebagai derajat yang lebih rendah. Muslim juga boleh memperlakukan kafir sebagai musuh dari Allah. Kedua bentuk perlakuan ini sama-sama didukung oleh Quran. Para apologis islam selalu merujuk kepada etika Mekkah. <sebagai upaya mengelabui kafir – Kibou>

Dua Peradaban

Etika itu amat sangat penting. Etika menentukan bagaimana kamu memperlakukan orang lain. Etika universal adalah dasar dari demokrasi, Deklarasi Kemerdekaan dan Undang-Undang Amerika Serikat.

Etika Golden Rule mengakhiri perbudakan. Semua hak-hak sipil didasari Golden Rule. Ini adalah soal politik, bukan agama. Golden Rule melampaui batas-batas agama.

Ada dua jenis etika – universal dan dualistik. Dan karenanya ada dua jenis peradaban – peradaban yang didasari oleh etika universal dan peradaban yang didasari oleh etika dualistik.

Inilah pokok dari permasalahan. Kristen, Yahudi, Hindu, Buddhist, Jain, dan kebanyakan atheis menuruti Golden Rule. Seorang Hindu memiliki etika yang sama dengan seorang Kristen. Keduanya sangat menghormati keluarga dan tidak boleh berbohong, curang, atau mencuri. Tentu saja ada yang melanggar, tapi pelanggar etika universal boleh diadili, dipermalukan dan dihukum dengan dasar Golden Rule.

Seorang muslim tidak tunduk kepada Golden Rule, dan karena itu tidak merasa malu atas penderitaan kafir. Ambil contoh perbudakan. Orang-orang Kristen merasa malu karena perbudakan. Islam punya sejarah 1400 tahun perbudakan, termasuk menjalankan praktek jual budak Afrika kepada orang Kristen. Tidak ada buku-buku islamiah yang mengenang jual-beli budak secara mendetil apalagi yang menyesali perbudakan.

Tidak ada buku islamiah yang ditulis oleh seorang muslim yang menyesali atau malu atas sejarah jihad yang menimbulkan kesengsaraan. Setiap sejarah jihad itu penuh dengan kejayaan. Muhamad membunuh dan memperbudak kafir dan menjadi teladan ideal bagi semua muslim. Muhamad tidak pernah menyesal dan merasa malu, jadi muslim juga tidak menyesal atau malu atas penderitaan yang ditimbulkan oleh jihad.

Hilangnya penyesalan atau kesedihan <atas kesengsaraan orang lain – Kibou> bisa ditemukan dalam peradaban yang didasari oleh etika dualistik.

Para kafir tidak bisa disatukan oleh agama, tapi kita sudah bersatu dalam etika yang universal. Kita harus memahami kesamaan dasar etika universal. Jika kita sudah menyadari bahwa kita adalah bagian dari peradaban yang didasari oleh etika universal, maka kita juga bisa bersatu dalam melindungi diri kita dari serangan etika dualistik islam.

Bill Warner
copyright 2008, CBSX, Inc. dba politicalislam.com
Use this as you will, just do not edit and give us credit.
Permalink:http://www.politicalislam.com/blog/an-e ... am-part-2/
User avatar
Kibou
Posts: 1359
Joined: Mon Nov 03, 2008 11:30 am
Location: Land of the free

Re: BILL WARNER: Statistika & Makna Islam (5 artikel)

Post by Kibou »

LANDASAN ETIKA UNTUK MELAWAN JIHAD
Oleh Bill Warner

Bagian III

Islam dan Politik Islam

Di seluruh dunia, islam dianggap sebagai suatu agama, tapi islam dengan cepat beralih dari ajaran relijius menjadi salah satu sistim politik yang paling sukses di dunia. Politik islam memiliki sejarah 1400 tahun yang tidak terputus dan masih terus menyebar dengan cepat melalui imigrasi dan pertumbuhan populasi dan juga penaklukan militer. Penaklukan terbaru oleh islam terjadi di Khartoum, di mana islam secara aktif melakukan perang genosida terhadap kristen Sudan dan penganut animisme.

Di tahun-tahun awal, penyebaran islam sebagai agama maupun sebagai politik dan kekuatan militer bagaikan ledakan. Dalam kurun waktu 10 tahun setelah Muhamad mendirikan negara islam di Medinah dia telah menyatukan suku-suku Arab yang cerai-berai menjadi satu bangsa.

Islam Relijius vs. Islam Politik

Islam relijius fokus kepada Lima Pilar:

1. Mengucap syahadat, “Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhamad adalah nabi Allah”
2. Shalat lima kali sehari menghadap ke Mekkah
3. Sedekah kepada sesama muslim
4. Puasa di bulan Ramadan
5. Ziarah ke Mekkah (naik haji)

Kelima pilar tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan kafir. Jihad, yang diwajibkan kepada semua muslim kadang disebut sebagai pilar ke-enam, tapi lima pilar yang pertama sifatnya relijius sedangkan jihad sifatnya politis. Islam relijius cuma ngurusin muslim. Islam politik adalah doktrin yang mengatur semua kebijakan muslim terhadap kafir.

Politik Dualistik

Dalam Sunna (catatan ucapan dan sejarah kehidupan Muhamad), jihad, perbudakan, pembunuhan, dan penindasan jelas diperbolehkan jika digunakan untuk memajukan islam. Mentalitas “kita” (muslim) dan “mereka” (kafir) inilah yang menghasilkan perbedaan derajat, etika dualistik, yang terkandung dalam islam. Lagipula menurut muslim, hukum islam itu kekal dan tidak bisa berubah, direformasi atau diubah. Semua ditentukan oleh Allah. Hukum islam tidak diciptakan oleh manusia. Sifatnya permanen dan universal dan tidak ada yang punya hak memperbaiki atau mereformasi hukum islam.

Quran, Hadis, dan Sirah semuanya menekankan bahwa satu-satunya politik yang diterima oleh Allah adalah politik islam. Dari sudut pandang ini, semua pemerintahan harus menjadi islamiah supaya bisa tetap damai, karena muslim dibolehkan menggunakan kekerasan jihad terhadap kafir yang tidak mau tunduk.

Muhamad sangat ahli dalam berpikir secara dualistik. Dia gunakan rasa iri dan perseteruan antar suku untuk menaklukkan dan menyatukan dalam sekala global. Masyarakat segera menyadari bahwa mereka lebih untung menjadi muslim di bawah kuasa islam ketimbang jadi kafir. Kafir sih tidak takut dengan ancaman islam bahwa mereka semua akan ke neraka, tapi kafir peduli dengan bagaimana mereka diperlakukan secara etika dan legal di kehidupan ini. Masalahnya islam menyatakan bahwa kafir itu warga kelas dua (tidak sederajat dengan muslim).

Dalam teks-teks fundamen islam, para kafir boleh diperlakukan dengan baik kalau mereka sudah tunduk kepada tuntutan islam. Teks-teks suci islam bersikeras bahwa penaklukan adalah satu-satunya cara untuk memperlakukan kafir.

Tahap-Tahap Dualisme

Islam punya dua jenis pedoman perilaku – ayat-ayat Mekkah dan ayat-ayat Medinah. Di Mekkah, Muhamad masih lemah dan islam baru mulai dan ayat-ayat Quran sifatnya relijius. Di Medinah, Muhamad jadi politikus dan punya kekuatan. Jadi ayat-ayat Medinah itu politis, keras, menghakimi, dan menuntut.

Bersabarlah dengan apa yang dikatakan kafir, dan tinggalkan mereka tanpa saling menuduh. Serahkan kepadaKu mereka yang menyangkal kebenaran, mereka yang senang dengan kenyamanan hidup ini; bersabarlah dengan mereka untuk sejenak. - Ayat Mekkah 73:10

Muhamad itu muslim sempurna. Awalnya dia ramah, lalu menuntut, lalu beringas. Menuntut itu maksudnya: jika kamu tidak melakukan apa yang didikte islam, mulanya muncul ancaman dan setelah itu kekerasan. Jadi muslim “baik” itu muslim Mekkah.
Di Medinah Muhamad merubah agama islam menjadi sistem politik. Pembunuhan, pencurian, dan perkosaan menjadi sakral. Dia menjadi kuat dan wahyu Quran berubah. Teroris menuruti ayat-ayat Medinah.

Nabi, perangilah kafir dan para munafik, dan berlaku keraslah kepada mereka. Neraka adalah rumah mereka, kejahatan adalah takdir mereka. – Ayat Medinah 66:9
Ayat-ayat di atas saling kontradiksi. Mana yang harus dituruti? Gampang. Menurut Quran, ayat yang turun belakangan menggantikan yang turun lebih awal. Dan di mana ada kontradiksi, ayat Medinah mengalahkan ayat Mekkah.

Tapi mengetahui ayat mana yang harus dituruti lebih ruwet dari itu. Ayat “baik” dari Mekkah tetap boleh dituruti saat islam masih lemah secara politik. Kalau islam sudah kuat, kekerasan menjadi jawaban; turuti ayat Medinah. Setiap ayat boleh digunakan sesuai keperluan. Quran itu dualistik.

Quran memakai bentuk logika yang berbeda. Karena Quran itu tetap benar biarpun kontradiktif, ini melanggar aturan logika normal. Dalam logika universal sesuatu yang kontradiktif itu salah. Tapi Quran itu kontradiktif dan benar. Ini adalah logika dualistik. Jadi islam beroperasi dengan bentuk logika yang berbeda dengan kafir. <ini sebabnya para apologis muslim di IFF tidak malu jika pembelaan mereka dibuktikan kontradiktif oleh kafir IFF – Kibou>

Praktek Politik Islam

Islam mempraktekkan logika dualistik ini dalam pemerintahan sebagai berikut:
- Pemaksaan, tuntutan, dan kekerasan selalu diperbolehkan
- Shariah (hukum islam) harus menggantikan semua bentuk hukum lain dalam pemerintahan
- Jihad harus dilaksanakan
- Jihad harus di setiap tempat, di semua aspek kehidupan baik pribadi maupun publik di dar al harb (daerah yang belum tunduk kepada islam)
- Jihadis harus meneladani sejarah pelaku sempurna politik muslim: Muhamad

Islam bukan sekedar keyakinan suatu kelompok imigran. Politik islam ingin mengislamkan kita. Kebudayaan kita harus tunduk kepada kebudayaan islam. Ini sudah menjadi mandat islam terhadap setiap kebudayaan lain selama 1400 tahun, dan ini tidak berubah di masa kini. Islam taat kepada doktrin yang tidak bisa berubah, untuk menjalankan rencana Muhamad hingga seluruh dunia menjadi islam. Tujuan ini terus diulang dalam Quran, Sirah, dan Hadis. Singkatnya, semua muslim setuju dengan tujuan tersebut; mereka hanya berbeda dalam soal pendekatan apa yang paling efisien untuk mencapai dominasi – taktik Mekkah (damai) atau taktik Medinah (kekerasan).

Hakikat politis islam adalah menguasai publik 100%: media, buku-buku, puisi, musik, seni, hukum, undang-undang, pakaian, makanan, pengadilan. Jika ada kebijakan yang bersifat publik, maka islam harus menguasainya. Ini berarti buku-buku atau apapun yang membela hak-hak azasi para kafir diharamkan oleh islam.

Politik islam punya satu ciri lain. Tidak pernah mengaku salah dan meminta maaf. Selama 1400 tahun jihad telah membunuh lebih dari 270 juta kafir, namun politik islam menyangkal pernah membunuh satu saja jiwa. Islam menyangkal keterlibatan dalam perbudakan, padahal setiap budak kulit hitam yang dijual kepada kulit putih diobral oleh muslim. Islam bahkan masih melakukan perbudakan di abad 20 dan abad 21 tapi tidak pernah mengakui atau meminta maaf; tidak ada rasa bersalah. Muslim malu kalau gagal (jihad ) tapi tidak pernah merasa bersalah atas keberhasilan (jihad). Karena doktrin etika mereka mendukung posisi apa pun yang mereka pilih.


copyright 2008, CBSX, Inc. dba politicalislam.com
Use this as you will, just do not edit and give us credit.
Permalink:http://www.politicalislam.com/blog/an-e ... am-part-3/
Post Reply