WAHABISME = ISLAM ? 2 artikel

Download Tulisan2 Penting tentang Islam; Website, referensi buku, artikel, latar belakang dll yang menyangkut Islam (Sunni) & Syariah.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

WAHABISME = ISLAM ? 2 artikel

Post by ali5196 »

http://www.news.faithfreedom.org/index. ... le&sid=378

Is Wahhabism Real Islam?
Author: Sher Khan on Saturday, August 19, 2006 -

Banyak orang menyangka bahwa Wahabisme ala Saudi adalah versi Islam yg disalahtafsirkan, di-perversi, disesuaikan dgn adat setempat dsb dsb. Pokoknya ini bukan Islam beneran, begitu yg sering terdengar dari jajaran Muslim 'moderat'.

Jajaran Muslim yg menyangka diri 'Moderat' ini memililki gambaran utiopia (sempurna) terhdp Islam, yg sebenarnya sama sekali tidak eksis dan tidak pernah dapat dicapai. Menolak Islam 'ala Saudi' sama saja dgn menolak Islam. Realitasnya adalah, Saudi mempraktekkan Islam ASLI, Islam tulen dan Islam sejati.

Mengapa ?

Orang2 Wahabi pun tidak pernah sekalipun menyebut diri sendiri sbg 'Wahabi.' Itu hanya kata yg digunakan penentang mereka. Mereka sendiri menyebut diri Muwahhidun.

Memang kata Wahhabisme berasal dari nama pencetusnya, Abdul I-Wahhab, yg mendasarkan ajarannya pada doktrin Hanbali (oleh Ahmed Ibn Hanbal, di abad ke 9).

Hanbali adalah salah satu maktab hukum Islam. Yang lainnya adalah
Hanafi, Maliki dan Shafi’i. Dan tanyakan ustadzmu, kalau kau tidak percaya, Hanbali adalah BENTUK ISLAM YG PALING MURNI.

Kalau maktab Islam lainnya tergantung dari ra’y (pendapat pribadi) dan
qiyas (analogi); Hanbali hanya mendasarkan diri pada Quran dan Hadis.
Jadi, Wahhabisme, penerus Hanbali, dgn sendirinya merupakan bentuk Islam yg paling sempurna.

Beberapa bulan yg lalu, the Washington Post menerbitkan artikel jitu yg ditulis oleh Nina Shea. Ia mencoba menguak buku2 teks SD SMP SMA yg penuh berisi hinaan dan kebencian terhdp Barat, Kristen dan Kafir pada umumnya.

Tapi anehnya, Ms Shea-pun menyalahkan ini semua pada 'faham Wahabisme' dan bukan pada Islam. Iapun merasa bahwa kebencian di buku2 pelajaran Saudi ini tidak didasarkan pada Islam.

Nina Shea megnungkapkan fakta mengagetkan; “Sistim pendidikan Saudi ini mencakup 25.000 sekolah, mendidik sekitar 5 juta siswa. Selain itu, Saudi Arabia memiliki akademi di 19 ibukota, termasuk di Barat, yg menggunakan teks2 kebencian terhdp Barat !”

Nah ! Hebat bukan ? 5 juta jihadis di negara masing2 sedang dipersiapkan utk membenci dan menghabisi (kalau bisa) kafir.

Ini isi buku2 yg dilaporkan Nina Shea.
Sudah diterjemahkan di:
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2823

Nina Shea yg naif ini terus menyalahkan Wahhabisme dan malah mengatakand, “Teks2 Saudi ini dgn bangga, dlm ulasan 74 halamannya itu ttg reformasi kurikulum, yg kini didistribusikan oleh kedutaan Saudi diseluruh dunia mebentuk pandangan generasi Muslim dan Saudi berikut diseantero dunia. Kalau ini tidak berubah, ini hanya memperdalam kebencian, intoleransi dan kekerasan terhdp agama2 dan budaya lain. Inikah yg disebut Riyadh dgn reformasi ?”

BU ! Ini yg disebut Riyadh dgn ISLAM ! Islam tidak dapat direformasi.
Ya, Islam penuh dgn kebencian, intoleransi dan kekejaman. Pemerintah Saudi hanya melindungi Islam dan prinsip2nya. Dan Islam tidak boleh ditantang, dikritik, dipertanyakan. TITIK! Risikonya berat : MATI !

Jadi, sangat tolol utk kita menantang upaya Wahabi utk mempertahankan kemurnian Islam tanpa kita menantang akar sumber segala permasalahan : Islam !
User avatar
pod-rock
Posts: 829
Joined: Tue Nov 28, 2006 1:25 pm

Post by pod-rock »

http://www.familysecuritymatters.org/te" onclick="window.open(this.href);return false; ... id=1224940

Wahhabi = Islam yang sakit
Author: Adrian Morgan
August 8, 2007

Latar belakang dan sejarah

Kerajaan Saudi Arabia resmi berdiri tahun 1932. Klan Al Saud, dipimpin oleh Abdul Aziz bin Saud (c. 1880 – 1953), menguasai secara total daerah yang sebelumnya dikenal sebagai Arabia. Proses utk memaksa klan lawan agar tunduk dimulai pada awal abad 20. Aziz didukung oleh anggota2 pergerakan yang disebut Ikhwan, atau Brotherhood (persaudaraan). Aziz mendirikan Ikhwan dari suku2 Bedouin yang terpecah ditahun 1912. Para fanatik agama ini punya iman fundamentalis yang sama dengan Aziz, tapi belakangan mereka menolak persekutuan pemimpin2 klan mereka dengan ‘orang2 kristen’ inggris. Pada akhirnya, hubungan antara Ikhwan dan Aziz jadi renggang, dan ditahun 1930 calon kerajaan ini menghilangkan kelompok ini.

Ikhwan mengikuti cabang dari Islam yang dikenal sebagai Wahhabisme. Ideologi garis keras dan tidak toleran ini pertamanya disusun oleh Muhammad Ibn Abd al-Wahhab (1703-1792). Wahhab dipaksa lari dari Medina, dan dia mendapat perlindungan dari kakek moyangnya Abdul Aziz, Muhammad Ibn Saud, tahun 1744. Waktu itu keluarga al-Saud bermarkas dikota As-Dariyah, daerah Najd, dekat Riyadh. Filosofi Wahhab diturunkan langsung dari Ibn Taymiyyah: pemujaan ditempat keramat dilarang, berujung pada dilarangnya memberi tanda/nisan utk makam. Siapapun yang tidak turut pada tafsir ketat Wahhab dianggap murtad, dan layak dibunuh. Seperti Ibn Taymiyyah, Wahhab menganggap “bid’ah” (inovasi) dalam Islam itu sbg Murtad. Bagi para teologis di Universitas Al Azhar Mesir, ideologi dari Wahhab ini dianggap primitif.

Muhammad Ibn Saud diberikan “Hak” religius sebagai seorang penguasa atas Najd atas hubungannya dengan Wahhab. Ketika dia meninggal tahun 1765, keluarga ini yang maju berkat perkebunan zaitun di abad 16 & menjadi suku yang kuat dibanding suku2 lain di Arabia. Muhammad Ibn Abd al-Wahhab secara keji juga bertentangan dengan sekte Shiah, dan mengutuk ziarah mereka ketanah keramat para martir mereka. Setelah kematiannya, para pengikutnya (yang menyebut diri mereka sebagai muwahiddun atau “unitarian) mencaplok kota2 milik Shia di Irak, Karbala, ditahun 1802, menghancurkan makam keramat Imam Husain. Tahun berikutnya, mereka mengambil alih Mekah, mengakibatkan kekalifahan Ottoman mengirim bala bantuan utk mengambil kembali kota suci itu.

Ditahun 1891, keluarga Al-Saud diusir keluar Arabia oleh lawannya dari klan Rashidi, yang mengambil alih Riyadh dan sekitarnya. Keluarga al-Saud tinggal di Kuwait hingga 15-16 Januari 1902, ketika Abdul Aziz bin Saud dan para pendukungnya berhasil mengusir Rashidi dari Riyadh. Keluarga Rashidi tetap berkuasa, didukung oleh kerajaan Ottoman dan Turki. Ditahun 1921, dengan bantuan para pengikut Ikhwan, pasukan onta, Abdul Aziz menundukkan Rashidi, lalu membentuk sebuah persekutuan.

Inggris ikut campur dalam politik Timur tengah & menempatkan dua saudara Hashemit sebagai penguasa di Irak dan Transjordan tahun 1921. Kaum Hashemit mengaku sbg keturunan Muhammad, dan sejak abad 10, penguasa (sharif) dari Mekah secara tradisional adalah seorang keturunan Hashemit. Sejak 1916, Sharif Hussein ibn Ali, mendukung kepentingan Inggris, mengumumkan Hejaz (Daerah barat laut Arabia sepanjang laut Merah, terdiri dari Jeddah, Mekah dan Medinah) agar merdeka dari Kerajaan Ottoman Turki. Anak dari Sharif Hussein ibn Ali, Abd Allah adalah raja dari Transjordan dan saudaranya Faysal jadi raja di Irak. Bulan Maret 1924 Sharif Hussein mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai “Kalifah”, segera setelah kekalifahan Ottoman dihilangkan tanggal 3 bulan itu. Bulan September 1924, Abdul Aziz bin Saud dan kelompok Ikhwan mengambil alih Mekah, yang berujung dengan turun takhtanya Sharif Hussein ibn Ali pada tanggal 5 Oktober dan lalu diasingkan.

Kontrol dari Hashemit akan daerah Hejaz membuat kelompok Ikhwan merangsek ke utara menuju Transjordan tahun 1924, utk mengklaim teritori tsb bagi mereka sendiri. Inggris meski bersekutu dan mendanai Abdul Aziz bin Saud, tetap melawan pasukan Ikhwan, membuat pasukan Ikhwan ludes hanya menyisakan delapan orang dari 1.500 orang pasukan.

Kaum Wahabbi melarang penggunaan Menara, tari-tarian dan musik. Ditahun 1921 Winston Churchill memperingatkan parlemen inggris akan kaum ekstremis Wahhabi, dan berkata: “Mereka orang yang keras, tidak toleran, lengkap senjatanya dan haus darah, didaerah mereka sendiri kaum Wahhabi menjadi faktor pembeda yang harus diperhitungkan, dan mereka pernah dan sekarangpun masih sangat berbahaya bagi kota2 suci Mekah dan Medinah.”

Bulan Juni 1926, kelompok Ikhwan menyerang prosesi tradisional yang disebut mahmal. 25 orang dan 40 onta mati. Mahmal ini termasuk juga prosesi karavan yang membawa perhiasan utk tirai dari Mesir ke Mekah, dimana tirai ini dipakai utk menutupi batu pemujaan kabah selama ziarah Haji. Menurut Abdul Aziz bin Saud, kekerasan itu timbul karena para anggota prosesi membunyikan trompet disekitar “tempat suci”. Keluarga Bin Saud sejak itu selalu mencoba mencegah diadakannya prosesi mahmal.

Dari 1926 dan seterusnya, kelompok Ikhwan melakukan revolusi2 kecil melawan Abdul Aziz, dan satu faksi bahkan mencoba menghancurkan Kabah di Mekah. Tahun 1929, permusuhan antara Abdul Aziz bin Saud dan kelompok Ikhwan berujung pada sebuah pertempuran. Otoritas religius mendukung raja, dan dia menghancurkan kelompok Ikhwan. Lalu Dia mendirikan sebuah Pasukan yang disebut National Guard, ditahun 1932 lalu mengumumkan dirinya sebagai raja Saudi Arabia. Dia menamakan seluruh daerah Arabia yang dikuasainya dengan nama klannya, Saudi Arabia.

Perusakan/Vandalisme dalam nama Allah

Tahun 1924, kaum Wahhabi mulai kampanye perusakan makam orang2 suci dan imam para muslim. Bahkan makam dari anak Muhammad, Fatimah, dari mana keturunan Imam Mahdi (Messiah) diramalkan akan lahir, juga dihancurkan. Kelompok Ikhwan bahkan mencoba menodai makam Muhammad, tapi ditahan oleh pemimpin Al Saud. Dibawah kepemimpinan Raja Abdul Aziz dan keturunannya, perusakan situs2 religius dipercepat bahkan sampai saat ini. Lebih dari dua dekade belakangan ini, menurut Gulf Institute, 95% dari gedung2 kuno di Mekah telah dihancurkan. Dr. Sami Angawi, seorang arsitek Saudi, mengklaim bahwa sekarang terdapat hanya 20 gedung yang berasal dari jaman Muhammad.

Makam Muhammad ada di Medinah. Ditahun 1950, pemerintah Saudi memutuskan utk membangun sebuah perpustakaan diatas makam Muhammad. Arsitek bisa berkompromi, dengan membiarkan makam tsb tetap ada dibawah perpustakaan. Otoritas Saudi sebenarnya berniat menutupi makam tsb dengan beton dan menjadikannya lapangan parkir. Ditahun 1998, makam ibunya Muhammad, Amina binti Wahab, dibuldoser dan diratakan dengan tanah. Rumah dari Khadija, istri pertama Muhammad, sudah tidak ada lagi. Digantikan oleh WC umum. Rumah dari Abu Bakar, kalifah pertama dan ayah dari istri anak-anak Muhammad, Aisha, hilang dibawah fondasi dari Hotel Hilton.

Bahkan gua dimana Muhammad ‘katanya’ mendapat wahyu pertamanya, digunung Al Nour, dimasukkan dalam daftar utk dihancurkan. Pangeran Turki al-Faisal menulis sebuah tanggapan kekoran, tahun 2005, artikel ini berisi kutukan akan penghancuran2 yang dilakukan oleh Saudi Arabia, disebutkan bahwa Saudi telah menghabiskan lebih dari 19 Milyar Dollar Amerika utk merawat Mekah dan Medinah: “[Kami sadar] betapa penting merawat warisan ini, bukan bagi kita saja tapi juga bagi jutaan muslim diseluruh dunia yang mengunjungi dua mesjid suci itu setiap tahun. Ini adalah sesuatu yang sulit utk kita biarkan, yaitu penghancuran.”

Mesjid Raya Mekah sekarang jadi seperti bangunan kerdil ditengah2 proyek konstruksi gedung pencakar langit, termasuk Zam Zam Tower, yang dibangun oleh keluarga Bin Laden. Sebuah ideologi religius yang bisa membuat warisan bangsanya sendiri jadi musnah, karena dikategorikan “shirik” atau menyembah berhala sedang berlangsung, hasilnya adalah kehancuran dan anti budaya. Suku Al Saud menyebarkan ideologi ini keseluruh dunia, mendanai madrasah dan sekolah2 islam. Umat manusia yang hidup dibawah aturan keras Wahabi menyangkal banyak hak2 dasar asasi manusia yang kita dapatkan dengan gratis dari Barat.

Penganiayaan dalam nama Allah

Saudi Arabia mengekspor ideologi Wahabi keseluruh dunia. Tahun 2005, Pangeran Alaweed bin-Talal menyerahkan 20 juta dollar ke university of Georgetown dan Harvard utk mempromosikan “pengertian Muslim-Kristen”, tapi tidak ada toleransi demikian terhadap agama lain didalam Saudi Arabia sendiri. Tidak ada alkitab ataupun salib boleh dibawa oleh tamu, dan melakukan ritual kekristenan bisa membuat anda dipenjara.

Sejak 1926, wahabi merekrut mutawi’*** (juga dibaca muttawa atau mutawi), yang adalah pasukan2 “kebaikan” – polisi agama. Para anggota polisi ini memakai syal kotak2 kecil warna merah dan putih, dan punya kuasa utk menangkap orang. Mereka diperintah langsung oleh sebuah Komisi yang disebut “Commision for the Promotion of Virtue and the Prevention of Vice”, yang beranggota 10.000 orang dan punya 486 markas diseluruh kerajaan. Presiden dari komisi ini adalah Sheikh Ibrahim Al-Ghaith. Bulan maret tahun ini dia menyatakan bahwa sebuah dekrit kerajaan telah dikeluarkan pada 7 September 1980. Dekrit ini membuat para Muttawa mengikuti sebuah petunjuk prosedural yang ketat.

Dia bilang: “Komisi memainkan peran besar dalam menangkap orang2 yang mempraktekan sihir atau delusi karena praktek2 ini mempengaruhi iman dari para muslim dan membuat kerusakan baik pada penduduk arab maupun non arab. Komisi telah mendirikan pusat ditiap kota dan kota2 itu menjadi tempat pengawasan bagi orang2 ini. Tugas mereka adalah menangkap lalu mengirimnya ke pihak berwenang. Komisi juga berperan dalam hal mematahkan jampi2 sihir, yang berada dilaut. Kita bekerja sama dengan para penyelam utk ini. Setelah jampi2 sihir itu ditemukan, lalu dipatahkan dengan memakai ayat2 suci Quran. Kita tidak memakai sihir utk mematahkan jampi sihir, karena ini bertentangan dengan ajaran islam seperti yang telah difatwakan oleh Ulama2. Tapi kita pakai Quran seperti yang juga dilakukan oleh nabi Muhammad (piss be upon him).”

Percaya pada sihir dan pedukunan sepertinya bertentangan dengan jaman, diabad 21 ini, tapi dibulan November 2005 seorang guru kimia dihukum tiga tahun penjara dan 750 cambukan, karena mengejek islam dan mempelajari sihir. Mereka yang menuduh Mr. Muhammad AL-Harbi adalah murid2nya sendiri. Dibulan Desember, Mr. Al-Harbi diberi keringanan hukuman oleh raja Abdullah.

Bulan juni tahun lalu, Sheikh Ibrahim Al-Ghaith melakukan kampanye utk membasmi praktek sihir diantara para pekerja migran India dan Afrika di kerajaan Saudi. Baru-baru ini, agen berita Russia RIA Novosti melaporkan sebuah kasus dimana seorang tukang sihir Afrika yg telanjang membuat lalu lintas macet di Medina. Wanita itu terlihat berjalan telanjang dan diketahui masuk kesebuah rumah pelacuran. Dia mencoba kabur lewat jendela, jatuh kesebuah atap tapi selamat dan berhasil lari sambil memamerkan “kedua alat sihirnya”. Dia belakangan tertangkap. Situasi praktek perdukunan asing seperti ini membuat Al-Ghaith mendirikan sebuah Pusat Tanggap Darurat diseluruh kerajaan utk menerima “keluhan akan praktek sihir dan perdukunan, melacaknya dan memusnahkannya.”

Jika tidak sedang mengejar2 ‘dukun’, komisi ini membidik orang yang dianggap bertingkah amoral. Mereka biasa mencari orang2 yang ‘menyendiri’. Pelanggaran moral seperti ini disebut “khalwat”, terjadi jika seorang lelaki dan perempuan berada berduaan dimana mereka bukanlah saudara atau suami istri. Cara para Muttawa memastikan “khalwat” ini – bagi otak non muslim – terasa aneh.

Bulan Juni, 2006, seorang nenek cacat berumur 70 tahun masuk toko pasar Al Deira di Riyadh tanpa ditemani oleh lelaki. Dalam toko ada seorang lelaki penjaga toko. Akibatnya, wanita ini (bukan silelaki) dituduh melakukan “Khalwat”. Saudaranya tidak diberitahu tentang penangkapan ini. Mereka menemukan dia beberapa hari kemudian ada dalam penjara.

Koran Arab yang berbasis di Saudi melaporkan baru-baru ini seorang lelaki nigeria dipenjara selama 50 hari. Ibrahim Mohammed Lawal, yang baru saja masuk islam, sedang mempelajari Hukum Islam di Badiya Islamic Center Riyadh. Ketika dia mendengar tetangganya seorang wanita umur 63 tahun sakit, dia menawarkan utk menyupiri dan membawa dia kerumah sakit. Beberapa rumah sakit menolak menerima si wanita tsb. Beberapa waktu akhirnya setelah ada rumah sakit yang mau menerima, Mr. Lawal bertanya tentang keadaan siwanita ini. Dia menelpon keapartemen wanita tsb, dimana hanya ada tiga orang teman siwanita itu disana (ketiganya wanita). Ketika dia bertanya keadaan siwanita sakit itu, para muttawa datang dan menangkapnya, ketiga orang wanita itu juga ditangkap.

Mr. Lawal tidak bisa mengerti kenapa dia dipenjara. Katanya: “Aku ingin melakukan hal baik utk seorang wanita yang sakit, dan ini yang aku dapatkan. Aku kehilangan tunjangan keluarga di Nigeria, dimana istri dan anakku marah menuduhku selingkuh dan disini saya merana dalam penjara.”

Bulan Mei 2006, Menteri Dalam Negri Saudi, Pangeran Nayef, mengumumkan bahwa kuasa dari para Muttawa utk menangkap dan memeriksa tersangka telah dibatasi. Dekrit ini, yang dicetak koran2 seluruh Saudi, menyatakan: “Peran dari otoritas Muttawa hanya sampai penangkapan individu tersangka dan menyerahkannya kepihak polisi, yang lalu memberikannya kepenuntut beserta laporan kesalahannya.”

Meski ada aturan demikian, kefanatikan polisi agama ini melebihi batas yang seharusnya. Kadang muslim Shia ditangkap oleh Muttawa, dan dilepas hanya ketika mereka menandatangani dokumen yang menyatakan mereka telah keluar dari iman shiah mereka. Polisi agama sering menangkap lelaki yang rambutnya kepanjangan dijalan2. Orang itu ditahan dan dicukur sebelum dilepaskan. Polisi2 ini punya reputasi jelek akan kekejian mereka. Tahun ini saja, dua orang mati dalam tahanan mereka. Bulan juni tahun ini, berita setempat melaporkan satu orang yang ditangkap karena “khalwat” mati karena serangan jantung dalam tahanan. Ahmed Al Bulawi umur 50 tahun ditangkap dipropinsi Tabuk. Wanita yang dituduh terlalu ‘dekat’ padanya ternyata adalah saudara dari majikannya.

Salman Al Huraisy, 28 tahun, mati bulan Mei tahun ini, setelah ditangkap oleh Muttawa di Riyadh. Mr. Huraisy dituduh minum alkohol. Saudaranya bilang dia dipukuli sampai mati.

Dibulan yang sama, koran Saudi Okaz, melaporkan seorang wanita terluka serius setelah lari dari Muttawa yang menggerebek rumahnya. Polisi agama ini menuduh dia dengan “aktivitas tak sopan.” Dia panik dan loncat dari lantai empat apartemennya.

Penganiayaan terbesar dari polisi agama ini terjadi 11 Maret 2002, dan bisa sampai kepublik setelah seorang anggota senior dari klan Al Saud, yang terdiri dari 20.000 orang, mengijinkan insiden itu dilaporkan. Sebuah kebakaran terjadi diasrama putri pada sebuah sekolah di Mekah. Para gadis yang terperangkap didalamnya mencoba keluar gedung. Karena mereka tidak memakai pakaian yang sepantasnya bagi para muslim, yaitu Burqa, polisi agama memukuli mereka dan memerintahkan utk kembali kegedung yang sedang terbakar tsb. Mereka juga mencegah pemadam kebakaran utk mendekati para gadis tersebut. Hasilnya, 15 orang gadis mati. Ketika kebakaran ini dilaporkan pertama kali hanya dikatakan para gadis itu mati terinjak2 ketika lari keluar.

Bulan juli tahun lalu, Muttawa membuat 69 orang wanita yang bekerja pada sebuah toko kosmetik kehilangan pekerjaannya. Seorang wanita berkata: “Komisi datang ketoko kita. Kami memakai pakaian islami dan tidak memakai makeup meski kita bekerja ditoko kosmetik. Kita tidak kelihatan ‘tidak pantas’ seperti yang mereka katakan dan sudah pasti kita tidak layak kehilangan pekerjaan kita.” Seorang anggota senior dari perusahaan itu bilang “komisi mengeluarkan sebuah keputusan yang memerintahkan kita utk menutup toko2 kita dalam tiga hari. Ketika kita protes mereka bilang, tutup toko atau mereka akan menyelesaikan ini dengan menahan semua wanita itu.”

Hukum2 yang diterapkan di pengadilan agama Saudi mengidikasikan sebuah pendekatan sombong bagi harga diri manusia. Maret tahun ini, seorang gadis muda yang lari dari rumah dipenjara dan tambah 60 cambukan.

November tahun lalu, Deutsche Presse Agentur melaporkan seorang wanita yang diperkosa beramai-ramai oleh sedikitnya empat orang, malah dituduh “khalwat”. Sebelum perkosaan terjadi, dia berduaan dengan seorang lelaki. Hasilnya wanita itu lah yang dihukum 90 cambuk.

Bulan berikutnya, seorang lelaki india yang bekerja di Saudi ingin mengunjungi istrinya, yang baru saja melahirkan putranya. Dia tersesat dan tahu2 ada didaerah “Muslim only” di Medinah. Visa warna Merah Marun punya dia (warna merah berarti non muslim) terlihat, dan dilaporkan pada polisi. Pengadilan agama memerintahkan utk memancungnya.

Pemancungan dilakukan dimuka umum, dimana sikorban berlutut dan kepalanya dipancung pakai pedang. Ada banyak kasus para pekerja migran wanita yang membela diri dari perkosaan majikannya terbunuh dengan cara ini. Angka pemancungan di Saudi Arabia bertambah secara dramatis tahun ini. Tahun 2005, 83 orang dipancung, tapi 2006 angka ini merosot jadi 38. Tahun ini saja telah terjadi 107 pemancungan.

Saudi Arabia adalah sebuah negara tanpa demokrasi, dan tanpa kebebasan beragama. Tapi kita dibarat membiarkan pihak Saudi mendanai mesjid2 dan madrasah2, dan utk mempromosikan ketidak toleranan ideologi Wahabi. Kelompok2 yang didukung Saudi seperti CAIR mengeluh tentang hak2 kaum Muslim yang dianiaya di Barat, sementara muslim dan non muslim tidak punya hak sama sekali di Saudi Arabia. Dimana keseimbangan akan semua ini.
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Re: WAHABISME = ISLAM ? 2 artikel

Post by ali5196 »

Apa sih Wahabisme ?
viewtopic.php?f=14&t=30620&p=441244#p441244" onclick="window.open(this.href);return false;
Post Reply