Istilah Omong Kosong Islamofobia
Posted: Sat Jul 10, 2010 2:40 am
Istilah Omong Kosong Islamofobia
oleh: Nafata Bamaguje (tinggal di Nigeria, Afrika)
Kamis, 8 Juli, 2010
Kenapa sih berita kekacauan Muslim dan Islam selalu muncul di koran setiap hari? Tiada hari berlalu tanpa berita nestapa dari dunia Islam.
Tatkala umat Muslim Sunni dan Syiah saling bom dan bunuh satu sama lain di Iraq, Iran, atau Pakistan, di belahan dunia lain seorang Muslim menggorok leher putrinya demi alasan menjaga “kehormatan keluarga Islam”-nya. Di tempat Islam lainnya, Muslim pedofil mencoba mengikuti sunnah Nabi dengan menikahi anak perempuan kecil.
Gara² umat Muslim, penerbangan internasional jadi begitu berbahaya, mengandung resiko besar diserang teroris Muslim, dan mengakibatkan diberlakukannya pemeriksaan super ketat yang melelahkan di bandara airport. Ibu² harus mencicipi dan memeriksa susu bayi dalam botol agar yakin tidak diam² diganti dengan bahan peledak cair. Tubuh kita diamati sampai taraf telanjang oleh alat full-body scan. Jika alat scan ini tidak ada, maka para petugas keamanan akan memeriksa seluruh bagian tubuh, termasuk bagian kelamin, agar yakin bahwa kita tidak menyembunyikan bahan peledak di celana dalam.
Gara² Muslim, beberapa negara kafir Barat harus memangkas kebebasan warga sipil dengan hukum² pencegahan terorisme seperti America’s Patriot Act (2001) dan Britain’s Terrorism Act (2006).
Gara² Muslim dan konspirasi teori ngawur mereka tentang vaksin “Amerika dan Yahudi, kita tidak bisa memberantas penyakit polio di Nigeria Utara yang mayoritas Muslim. Penyelidikan tentang munculnya kembali penyakit² polio di negara² Afrika yang sudah lama tidak mengalami penyakit tersebut, menunjukkan bahwa ternyata sumber virus polio berasal dari negara² Afrika Utara Muslim.
Sejak 9/11 terjadi 10.000 serangan jihad di seluruh dunia. Yang menarik adalah: ternyata umat Muslim menjadi korban mayoritas serangan jihad, meskipun berita serangan² jihad terhadap para kafir lebih sensasional terdengar. Laporan PBB di tahun 2006 menyatakan terjadi 5000 pembunuhan kehormatan keluarga Islam (honor killing) setiap tahun, dan kebanyakan terjadi di dunia Islam.
Bukannya malu dan sadar bahwa Islam tidak layak lagi diterapkan di dunia modern, para propagandis Muslim malahan memilih mengejar bayangan saja (melakukan usaha sia²). Mereka malahan mengutuk pemberitaan media Barat yang melaporkan berbagai peristiwa teror Islamiah sebagai tindakan Islampofobia (takut akan Islam yang tanpa alasan masuk akal). Tapi kita para kafirun yang tahu betul akan Islam tentunya menolak Taqiyya Muslim yang mengatakan bahwa para teroris Muslim itu “salah mengerti akan Islam”. Kita yang tahu betul akan Islam, mengetahui dengan jelas bahwa para teroris Muslim justru melakukan serangan jihad kriminal karena itulah yang memang diperintahkan Islam pada mereka.
Para Muslim tak mampu menjelaskan mengapa yaa media Barat kok selalu memberitakan perbuatan² jelek nan memalukan umat Muslim, dan bukannya umat Hindu, Budhis, atau para umat paganis Afrika. Padahal fakta juga menunjukkan bahwa media Barat itu sangat obsesif dengan sikap Politically Correctnes (PC) sehingga mereka seringkali tidak memberitakan bahwa Islam merupakan alasan utama para Jihadis melakukan serangan. Presiden dhimmi AS si Barak Obama malahan meningkatkan PCisme ke tingkat yang lebih parah lagi sampai² melarang kata² “Jihad” atau “Islam” di laporan resmi AS tentang serangan terorisme demi menyenangkan hati Muslim.
Bahkan media Muslim seperti Al-Jazira (di Qatar), Dawn News (Pakistan) dan koran negara kami Daily Trust (Nigeria Utara yang mayoritas Islam) juga tidak ketinggalan seringkali memberitakan laporan² Islamiah yang mengerikan.
Tuduhan palsu Islamofobia merupakan “taktik perang penuh tipudaya” para Jihadis terhadap kita para kafir agar kita jadi sungkan bereaksi keras terhadap ancaman Islam yang sudah jelas nyata. Di negara² kafir barat, orang² kafir yang berani mengritik Islam malah dituduh sebagai intoleran dan bahkan”rasis.”
Usaha Muslim lain adalah ancaman penuh kekerasan dan pembungkaman terhadap para pengritik Islam. Tahun lalu, para pemimpin umat Muslim di OIC berusaha mengajukan hukum di UNHRC (Konsul HAM PBB) yang menyatakan pengritikan terhadap Islam merupakan tindakan kriminal. Mereka berusaha mengeluarkan UU anti “penghujatan terhadap agama.” Tapi satu²nya agama yang mereka sebut dalam resolusi UU tersebut hanyalah Islam saja. Jadi bagi mereka, menghujat Islam merupakan tindakan kriminal, sedangkan menghujat agama² kafir sih halal saja.
Sungguh menggelikan bahwasanya negara² Muslim ini kok sampai begitu tidak tahu malu ingin membuat UU PBB anti “penghujatan agama,” sedangkan mereka sendiri merupakan pelanggar HAM terbesar atas nama Islam. Pelanggaran HAM Islamiah ini termasuk diskriminasi dan kekerasan terhadap wanita dan non-Muslim, hukuman² Islamiah yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan, aksi pedofilia terhadap anak², pemberangusan intelek, penindasan dan bahkan pembunuhan terhadap murtadun, dll.
Para pemimpin Muslim otak udang yang mencoba memberangus para pengritik, telah gagal untuk menyadari bahwa kritik yang berhubungan dengan kebebasan intelektual merupakan alasan utama mengapa dunia non-Muslim jauuuh lebih maju daripada dunia Islam di semua aspek positif usaha manusia - sains, teknologi, demokrasi, HAM. Ini tentunya bertentangan dengan keterangan Qur’an yang menyatakan Muslim adalah umat terbaik (Qur’an 3:110).
Umat Kristen, Hindu, Budhis, dan non-Muslim lainnya tidak jadi gelap mata dan mengamuk membabi-buta jika agama² mereka dikritik, dan masyarakat mereka merupakan masyarakat yang sangat dinamis dan progresif. Ini sangat berbeda dengan umat Muslim yang terpaku terus di jaman Arab barbar Muhammad abad ke 7 M. Kritik merupakan ujian kewarasan suatu dogma atau pandangan. Muslim tahu betul bahwa Islam tidak akan lulus ujian kewarasan, sehingga mereka memilih membungkam dan menghajar para pengritik dengan kekerasan.
Cara terbaik bagi Muslim untuk menghadapi kita para kafir sebenarnya bukanlah dengan mengancam bunuh atau menuduh kita bersikap Islamofobia, tapi cukup dengan bersikap selayaknya manusia waras di abad modern 21 M ini. Akibat perbuatan kriminal Muslim sendiri dalam nama Allâh-lah maka seluruh dunia melihat Islam sebagai aliran sesat penuh kebencian dan pembunuhan.
Reaksi Muslim lain yang paling sering tampak dalam menghadapi banjir berita² jelek dari Dar ul-Islam (negara² Islam) adalah mengeluarkan berbagai teori konspirasi yang tak masuk akal, dan menganggap Yahudi sebagai pusat segala kepalsuan berita akan Islam. Mereka menuduh orang² Yahudi bertanggung-jawab atas serangan 9/11, bahkan setelah Osama bin Laden dan letnannya yang canggih yakni Khalil Sheik Mohammed sudah mengaku bahwa mereka bertanggung-jawab atas 9/11. Mungkin bin Laden bekerja sama dengan para Yahudi untuk menjelek-jelekkan Islam!!
Pedofil Yerima dari Nigeria.
Sama seperti 9/11, serangan Mumbai di bulan November 2008 juga dituduh Muslim sebagai hasil karya “Zionis Hindu” - meskipun tak jelas apakah arti istilah ini. Juga di Nigeria, umat Muslim, terutama juru bicara Konsul Syariah Islam Nigeria, menuduh NAPTIP (National Agency for the Prohibition of Trafficking in Persons = Agensi Nasional tentang Pelarangan Menculik Orang²) sebagai “agen Yahudi” hanya karena NAPTIP menanyai dengan seksama senator Muslim Yerima tentang asal-usul istrinya yang berusia 13 tahun, yang dibawanya dari Mesir.
Karena Islam mengajarkan kebencian dan kekerasan terhadap kafir (Quran 9:5, 9:123, 9:29, 5:51) dan umat Muslim sudah diindoktrinasi habis²an sejak kecil, banyak Muslim yang secara otomatis mengira para kafir berusaha menyakiti mereka. Dengan kata lain, Muslim seringkali menerapkan ajaran kebencian Islam terhadap kafir, karena menganggap diri sebagai korban serangan kafir melalui berbagai teori konspirasi ciptaan sendiri.
Teori konspirasi konyol Muslim lainnya dibuat berdasarkan keinginan untuk menghilangkan unsur Islam dalam perbuatan² kriminal yang dilakukan Muslim berdasarkan ajaran Islam. Contohnya: pengataman Faid Zakaria dari CNN yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang Pakistan (termasuk kaum terpelajar) yakin bahwa orang² AS dan Zionis Yahudi merupakan otak di belakang semua pemboman di negara mereka tahun lalu, meskipun faktanya Taliban dan berbagai organisasi Islam sudah menyatakan bertanggung-jawab berkali-kali.
Hal serupa terjadi di negaraku Nigeria bagian utara di mana umat Muslim yakin bahwa sebenarnya AS-lah yang menjadi otak pelakuan serangan teror hari Natal 2009 yang dilakukan Muslim Nigeria Abdul Mutallab terhadap pesawat sipil AS ke Detroit.
Para cendekiawan Muslim yang nyatanya **** juga ternyata tidak membantu Muslim untuk berpikir lebih baik. Para ahli Islam ini tampaknya lebih senang mempertahankan mental budak semilyar umat Muslim daripada mencerdaskan mereka. Sebagian ahli Islam ini malahan jadi otak pembuat berbagai teori konspirasi ngawur yang diyakini banyak Muslim.
Salah satu cendekiawan Muslim yang terkenal doyan bertaqiyya adalah Zakir Naik dan juga Yusuf Estes. Mereka suka sekali membuat Islam tampak suci dan damai. Selain itu, di Nigeria sendiri terdapat orang² serupa seperti Adamu Adamu dan Mohammed Ghazali. Ghazali dulu mengeluarkan pernyataan di koran Nigeria Daily Trust bahwa dia setuju pelarangan dibangunnya tempat ibadah non-Muslim di Saudi Arabia, meskipun dia tahu betul bahwa umat Muslim boleh bebas mendirikan mesjid dan menyebarkan propaganda Islam di negara² kafir.
Di surat terbuka untuk Obama yang dicetak di koran yang sama Daily Trust tahun lalu, Adamu Adamu membual bahwa hanya umat Muslimlah yang berani berdiri menentang demokrasi sekuler AS. Si Adamu ini sudah jelas terlalu **** untuk menyadari fakta bahwa justru karena umat Muslim menolak nilai² progresif demokrasi sekuler itulah makanya umat Muslim itu sedemikian tertinggal, mogok di tempat, kalah jauuuuh dibandingkan dengan kemajuan kaum kafir di segala aspek positif kehidupan.
Beberapa minggu yang lalu, dalam acara peringatan kematian Ayatollah Khomeini ke 20 tahun, Adamu Adamu juga memuji-muji negara Islam Iran, padahal Pemerintah Iran telah membunuh puluhan ribu warga Iran sejak berkuasa di tahun 1979. Hanya beberapa hari saja setelah itu, seakan ingin mengemplang muka Adamu, ribuan warga Iran turun ke jalanan untuk berdemonstrasi menentang tirani Mullah, dan dengan begitu menonjok “demokrasi Islam” - yang hanya merupakan istilah oxymoron (dua kata berdampingan yang artinya saling bertentangan) saja sebenarnya. Meskipun mendapat tekanan berat dari Pemerintah, masyarakat Iran terus melakukan demonstrasi di tanggal 12 Juni, 2010.
Umat Muslim tidak perlu mengeluh dan mengomel tentang Islamofobia, tapi mereka seharusnya meninggalkan aliran sesat Islam dan berusaha menjunjung tinggi humanitas.
oleh: Nafata Bamaguje (tinggal di Nigeria, Afrika)
Kamis, 8 Juli, 2010
Kenapa sih berita kekacauan Muslim dan Islam selalu muncul di koran setiap hari? Tiada hari berlalu tanpa berita nestapa dari dunia Islam.
Tatkala umat Muslim Sunni dan Syiah saling bom dan bunuh satu sama lain di Iraq, Iran, atau Pakistan, di belahan dunia lain seorang Muslim menggorok leher putrinya demi alasan menjaga “kehormatan keluarga Islam”-nya. Di tempat Islam lainnya, Muslim pedofil mencoba mengikuti sunnah Nabi dengan menikahi anak perempuan kecil.
Gara² umat Muslim, penerbangan internasional jadi begitu berbahaya, mengandung resiko besar diserang teroris Muslim, dan mengakibatkan diberlakukannya pemeriksaan super ketat yang melelahkan di bandara airport. Ibu² harus mencicipi dan memeriksa susu bayi dalam botol agar yakin tidak diam² diganti dengan bahan peledak cair. Tubuh kita diamati sampai taraf telanjang oleh alat full-body scan. Jika alat scan ini tidak ada, maka para petugas keamanan akan memeriksa seluruh bagian tubuh, termasuk bagian kelamin, agar yakin bahwa kita tidak menyembunyikan bahan peledak di celana dalam.
Gara² Muslim, beberapa negara kafir Barat harus memangkas kebebasan warga sipil dengan hukum² pencegahan terorisme seperti America’s Patriot Act (2001) dan Britain’s Terrorism Act (2006).
Gara² Muslim dan konspirasi teori ngawur mereka tentang vaksin “Amerika dan Yahudi, kita tidak bisa memberantas penyakit polio di Nigeria Utara yang mayoritas Muslim. Penyelidikan tentang munculnya kembali penyakit² polio di negara² Afrika yang sudah lama tidak mengalami penyakit tersebut, menunjukkan bahwa ternyata sumber virus polio berasal dari negara² Afrika Utara Muslim.
Sejak 9/11 terjadi 10.000 serangan jihad di seluruh dunia. Yang menarik adalah: ternyata umat Muslim menjadi korban mayoritas serangan jihad, meskipun berita serangan² jihad terhadap para kafir lebih sensasional terdengar. Laporan PBB di tahun 2006 menyatakan terjadi 5000 pembunuhan kehormatan keluarga Islam (honor killing) setiap tahun, dan kebanyakan terjadi di dunia Islam.
Bukannya malu dan sadar bahwa Islam tidak layak lagi diterapkan di dunia modern, para propagandis Muslim malahan memilih mengejar bayangan saja (melakukan usaha sia²). Mereka malahan mengutuk pemberitaan media Barat yang melaporkan berbagai peristiwa teror Islamiah sebagai tindakan Islampofobia (takut akan Islam yang tanpa alasan masuk akal). Tapi kita para kafirun yang tahu betul akan Islam tentunya menolak Taqiyya Muslim yang mengatakan bahwa para teroris Muslim itu “salah mengerti akan Islam”. Kita yang tahu betul akan Islam, mengetahui dengan jelas bahwa para teroris Muslim justru melakukan serangan jihad kriminal karena itulah yang memang diperintahkan Islam pada mereka.
Para Muslim tak mampu menjelaskan mengapa yaa media Barat kok selalu memberitakan perbuatan² jelek nan memalukan umat Muslim, dan bukannya umat Hindu, Budhis, atau para umat paganis Afrika. Padahal fakta juga menunjukkan bahwa media Barat itu sangat obsesif dengan sikap Politically Correctnes (PC) sehingga mereka seringkali tidak memberitakan bahwa Islam merupakan alasan utama para Jihadis melakukan serangan. Presiden dhimmi AS si Barak Obama malahan meningkatkan PCisme ke tingkat yang lebih parah lagi sampai² melarang kata² “Jihad” atau “Islam” di laporan resmi AS tentang serangan terorisme demi menyenangkan hati Muslim.
Bahkan media Muslim seperti Al-Jazira (di Qatar), Dawn News (Pakistan) dan koran negara kami Daily Trust (Nigeria Utara yang mayoritas Islam) juga tidak ketinggalan seringkali memberitakan laporan² Islamiah yang mengerikan.
Tuduhan palsu Islamofobia merupakan “taktik perang penuh tipudaya” para Jihadis terhadap kita para kafir agar kita jadi sungkan bereaksi keras terhadap ancaman Islam yang sudah jelas nyata. Di negara² kafir barat, orang² kafir yang berani mengritik Islam malah dituduh sebagai intoleran dan bahkan”rasis.”
Usaha Muslim lain adalah ancaman penuh kekerasan dan pembungkaman terhadap para pengritik Islam. Tahun lalu, para pemimpin umat Muslim di OIC berusaha mengajukan hukum di UNHRC (Konsul HAM PBB) yang menyatakan pengritikan terhadap Islam merupakan tindakan kriminal. Mereka berusaha mengeluarkan UU anti “penghujatan terhadap agama.” Tapi satu²nya agama yang mereka sebut dalam resolusi UU tersebut hanyalah Islam saja. Jadi bagi mereka, menghujat Islam merupakan tindakan kriminal, sedangkan menghujat agama² kafir sih halal saja.
Sungguh menggelikan bahwasanya negara² Muslim ini kok sampai begitu tidak tahu malu ingin membuat UU PBB anti “penghujatan agama,” sedangkan mereka sendiri merupakan pelanggar HAM terbesar atas nama Islam. Pelanggaran HAM Islamiah ini termasuk diskriminasi dan kekerasan terhadap wanita dan non-Muslim, hukuman² Islamiah yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan, aksi pedofilia terhadap anak², pemberangusan intelek, penindasan dan bahkan pembunuhan terhadap murtadun, dll.
Para pemimpin Muslim otak udang yang mencoba memberangus para pengritik, telah gagal untuk menyadari bahwa kritik yang berhubungan dengan kebebasan intelektual merupakan alasan utama mengapa dunia non-Muslim jauuuh lebih maju daripada dunia Islam di semua aspek positif usaha manusia - sains, teknologi, demokrasi, HAM. Ini tentunya bertentangan dengan keterangan Qur’an yang menyatakan Muslim adalah umat terbaik (Qur’an 3:110).
Umat Kristen, Hindu, Budhis, dan non-Muslim lainnya tidak jadi gelap mata dan mengamuk membabi-buta jika agama² mereka dikritik, dan masyarakat mereka merupakan masyarakat yang sangat dinamis dan progresif. Ini sangat berbeda dengan umat Muslim yang terpaku terus di jaman Arab barbar Muhammad abad ke 7 M. Kritik merupakan ujian kewarasan suatu dogma atau pandangan. Muslim tahu betul bahwa Islam tidak akan lulus ujian kewarasan, sehingga mereka memilih membungkam dan menghajar para pengritik dengan kekerasan.
Cara terbaik bagi Muslim untuk menghadapi kita para kafir sebenarnya bukanlah dengan mengancam bunuh atau menuduh kita bersikap Islamofobia, tapi cukup dengan bersikap selayaknya manusia waras di abad modern 21 M ini. Akibat perbuatan kriminal Muslim sendiri dalam nama Allâh-lah maka seluruh dunia melihat Islam sebagai aliran sesat penuh kebencian dan pembunuhan.
Reaksi Muslim lain yang paling sering tampak dalam menghadapi banjir berita² jelek dari Dar ul-Islam (negara² Islam) adalah mengeluarkan berbagai teori konspirasi yang tak masuk akal, dan menganggap Yahudi sebagai pusat segala kepalsuan berita akan Islam. Mereka menuduh orang² Yahudi bertanggung-jawab atas serangan 9/11, bahkan setelah Osama bin Laden dan letnannya yang canggih yakni Khalil Sheik Mohammed sudah mengaku bahwa mereka bertanggung-jawab atas 9/11. Mungkin bin Laden bekerja sama dengan para Yahudi untuk menjelek-jelekkan Islam!!
Pedofil Yerima dari Nigeria.
Sama seperti 9/11, serangan Mumbai di bulan November 2008 juga dituduh Muslim sebagai hasil karya “Zionis Hindu” - meskipun tak jelas apakah arti istilah ini. Juga di Nigeria, umat Muslim, terutama juru bicara Konsul Syariah Islam Nigeria, menuduh NAPTIP (National Agency for the Prohibition of Trafficking in Persons = Agensi Nasional tentang Pelarangan Menculik Orang²) sebagai “agen Yahudi” hanya karena NAPTIP menanyai dengan seksama senator Muslim Yerima tentang asal-usul istrinya yang berusia 13 tahun, yang dibawanya dari Mesir.
Karena Islam mengajarkan kebencian dan kekerasan terhadap kafir (Quran 9:5, 9:123, 9:29, 5:51) dan umat Muslim sudah diindoktrinasi habis²an sejak kecil, banyak Muslim yang secara otomatis mengira para kafir berusaha menyakiti mereka. Dengan kata lain, Muslim seringkali menerapkan ajaran kebencian Islam terhadap kafir, karena menganggap diri sebagai korban serangan kafir melalui berbagai teori konspirasi ciptaan sendiri.
Teori konspirasi konyol Muslim lainnya dibuat berdasarkan keinginan untuk menghilangkan unsur Islam dalam perbuatan² kriminal yang dilakukan Muslim berdasarkan ajaran Islam. Contohnya: pengataman Faid Zakaria dari CNN yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang Pakistan (termasuk kaum terpelajar) yakin bahwa orang² AS dan Zionis Yahudi merupakan otak di belakang semua pemboman di negara mereka tahun lalu, meskipun faktanya Taliban dan berbagai organisasi Islam sudah menyatakan bertanggung-jawab berkali-kali.
Hal serupa terjadi di negaraku Nigeria bagian utara di mana umat Muslim yakin bahwa sebenarnya AS-lah yang menjadi otak pelakuan serangan teror hari Natal 2009 yang dilakukan Muslim Nigeria Abdul Mutallab terhadap pesawat sipil AS ke Detroit.
Para cendekiawan Muslim yang nyatanya **** juga ternyata tidak membantu Muslim untuk berpikir lebih baik. Para ahli Islam ini tampaknya lebih senang mempertahankan mental budak semilyar umat Muslim daripada mencerdaskan mereka. Sebagian ahli Islam ini malahan jadi otak pembuat berbagai teori konspirasi ngawur yang diyakini banyak Muslim.
Salah satu cendekiawan Muslim yang terkenal doyan bertaqiyya adalah Zakir Naik dan juga Yusuf Estes. Mereka suka sekali membuat Islam tampak suci dan damai. Selain itu, di Nigeria sendiri terdapat orang² serupa seperti Adamu Adamu dan Mohammed Ghazali. Ghazali dulu mengeluarkan pernyataan di koran Nigeria Daily Trust bahwa dia setuju pelarangan dibangunnya tempat ibadah non-Muslim di Saudi Arabia, meskipun dia tahu betul bahwa umat Muslim boleh bebas mendirikan mesjid dan menyebarkan propaganda Islam di negara² kafir.
Di surat terbuka untuk Obama yang dicetak di koran yang sama Daily Trust tahun lalu, Adamu Adamu membual bahwa hanya umat Muslimlah yang berani berdiri menentang demokrasi sekuler AS. Si Adamu ini sudah jelas terlalu **** untuk menyadari fakta bahwa justru karena umat Muslim menolak nilai² progresif demokrasi sekuler itulah makanya umat Muslim itu sedemikian tertinggal, mogok di tempat, kalah jauuuuh dibandingkan dengan kemajuan kaum kafir di segala aspek positif kehidupan.
Beberapa minggu yang lalu, dalam acara peringatan kematian Ayatollah Khomeini ke 20 tahun, Adamu Adamu juga memuji-muji negara Islam Iran, padahal Pemerintah Iran telah membunuh puluhan ribu warga Iran sejak berkuasa di tahun 1979. Hanya beberapa hari saja setelah itu, seakan ingin mengemplang muka Adamu, ribuan warga Iran turun ke jalanan untuk berdemonstrasi menentang tirani Mullah, dan dengan begitu menonjok “demokrasi Islam” - yang hanya merupakan istilah oxymoron (dua kata berdampingan yang artinya saling bertentangan) saja sebenarnya. Meskipun mendapat tekanan berat dari Pemerintah, masyarakat Iran terus melakukan demonstrasi di tanggal 12 Juni, 2010.
Umat Muslim tidak perlu mengeluh dan mengomel tentang Islamofobia, tapi mereka seharusnya meninggalkan aliran sesat Islam dan berusaha menjunjung tinggi humanitas.