Istilah Omong Kosong Islamofobia

Download Tulisan2 Penting tentang Islam; Website, referensi buku, artikel, latar belakang dll yang menyangkut Islam (Sunni) & Syariah.
Post Reply
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Istilah Omong Kosong Islamofobia

Post by Adadeh »

Istilah Omong Kosong Islamofobia
oleh: Nafata Bamaguje (tinggal di Nigeria, Afrika)
Kamis, 8 Juli, 2010

Kenapa sih berita kekacauan Muslim dan Islam selalu muncul di koran setiap hari? Tiada hari berlalu tanpa berita nestapa dari dunia Islam.

Tatkala umat Muslim Sunni dan Syiah saling bom dan bunuh satu sama lain di Iraq, Iran, atau Pakistan, di belahan dunia lain seorang Muslim menggorok leher putrinya demi alasan menjaga “kehormatan keluarga Islam”-nya. Di tempat Islam lainnya, Muslim pedofil mencoba mengikuti sunnah Nabi dengan menikahi anak perempuan kecil.

Gara² umat Muslim, penerbangan internasional jadi begitu berbahaya, mengandung resiko besar diserang teroris Muslim, dan mengakibatkan diberlakukannya pemeriksaan super ketat yang melelahkan di bandara airport. Ibu² harus mencicipi dan memeriksa susu bayi dalam botol agar yakin tidak diam² diganti dengan bahan peledak cair. Tubuh kita diamati sampai taraf telanjang oleh alat full-body scan. Jika alat scan ini tidak ada, maka para petugas keamanan akan memeriksa seluruh bagian tubuh, termasuk bagian kelamin, agar yakin bahwa kita tidak menyembunyikan bahan peledak di celana dalam.

Gara² Muslim, beberapa negara kafir Barat harus memangkas kebebasan warga sipil dengan hukum² pencegahan terorisme seperti America’s Patriot Act (2001) dan Britain’s Terrorism Act (2006).

Gara² Muslim dan konspirasi teori ngawur mereka tentang vaksin “Amerika dan Yahudi, kita tidak bisa memberantas penyakit polio di Nigeria Utara yang mayoritas Muslim. Penyelidikan tentang munculnya kembali penyakit² polio di negara² Afrika yang sudah lama tidak mengalami penyakit tersebut, menunjukkan bahwa ternyata sumber virus polio berasal dari negara² Afrika Utara Muslim.

Sejak 9/11 terjadi 10.000 serangan jihad di seluruh dunia. Yang menarik adalah: ternyata umat Muslim menjadi korban mayoritas serangan jihad, meskipun berita serangan² jihad terhadap para kafir lebih sensasional terdengar. Laporan PBB di tahun 2006 menyatakan terjadi 5000 pembunuhan kehormatan keluarga Islam (honor killing) setiap tahun, dan kebanyakan terjadi di dunia Islam.

Bukannya malu dan sadar bahwa Islam tidak layak lagi diterapkan di dunia modern, para propagandis Muslim malahan memilih mengejar bayangan saja (melakukan usaha sia²). Mereka malahan mengutuk pemberitaan media Barat yang melaporkan berbagai peristiwa teror Islamiah sebagai tindakan Islampofobia (takut akan Islam yang tanpa alasan masuk akal). Tapi kita para kafirun yang tahu betul akan Islam tentunya menolak Taqiyya Muslim yang mengatakan bahwa para teroris Muslim itu “salah mengerti akan Islam”. Kita yang tahu betul akan Islam, mengetahui dengan jelas bahwa para teroris Muslim justru melakukan serangan jihad kriminal karena itulah yang memang diperintahkan Islam pada mereka.

Para Muslim tak mampu menjelaskan mengapa yaa media Barat kok selalu memberitakan perbuatan² jelek nan memalukan umat Muslim, dan bukannya umat Hindu, Budhis, atau para umat paganis Afrika. Padahal fakta juga menunjukkan bahwa media Barat itu sangat obsesif dengan sikap Politically Correctnes (PC) sehingga mereka seringkali tidak memberitakan bahwa Islam merupakan alasan utama para Jihadis melakukan serangan. Presiden dhimmi AS si Barak Obama malahan meningkatkan PCisme ke tingkat yang lebih parah lagi sampai² melarang kata² “Jihad” atau “Islam” di laporan resmi AS tentang serangan terorisme demi menyenangkan hati Muslim.

Bahkan media Muslim seperti Al-Jazira (di Qatar), Dawn News (Pakistan) dan koran negara kami Daily Trust (Nigeria Utara yang mayoritas Islam) juga tidak ketinggalan seringkali memberitakan laporan² Islamiah yang mengerikan.

Tuduhan palsu Islamofobia merupakan “taktik perang penuh tipudaya” para Jihadis terhadap kita para kafir agar kita jadi sungkan bereaksi keras terhadap ancaman Islam yang sudah jelas nyata. Di negara² kafir barat, orang² kafir yang berani mengritik Islam malah dituduh sebagai intoleran dan bahkan”rasis.”

Usaha Muslim lain adalah ancaman penuh kekerasan dan pembungkaman terhadap para pengritik Islam. Tahun lalu, para pemimpin umat Muslim di OIC berusaha mengajukan hukum di UNHRC (Konsul HAM PBB) yang menyatakan pengritikan terhadap Islam merupakan tindakan kriminal. Mereka berusaha mengeluarkan UU anti “penghujatan terhadap agama.” Tapi satu²nya agama yang mereka sebut dalam resolusi UU tersebut hanyalah Islam saja. Jadi bagi mereka, menghujat Islam merupakan tindakan kriminal, sedangkan menghujat agama² kafir sih halal saja.

Sungguh menggelikan bahwasanya negara² Muslim ini kok sampai begitu tidak tahu malu ingin membuat UU PBB anti “penghujatan agama,” sedangkan mereka sendiri merupakan pelanggar HAM terbesar atas nama Islam. Pelanggaran HAM Islamiah ini termasuk diskriminasi dan kekerasan terhadap wanita dan non-Muslim, hukuman² Islamiah yang sangat keji dan tak berperikemanusiaan, aksi pedofilia terhadap anak², pemberangusan intelek, penindasan dan bahkan pembunuhan terhadap murtadun, dll.

Para pemimpin Muslim otak udang yang mencoba memberangus para pengritik, telah gagal untuk menyadari bahwa kritik yang berhubungan dengan kebebasan intelektual merupakan alasan utama mengapa dunia non-Muslim jauuuh lebih maju daripada dunia Islam di semua aspek positif usaha manusia - sains, teknologi, demokrasi, HAM. Ini tentunya bertentangan dengan keterangan Qur’an yang menyatakan Muslim adalah umat terbaik (Qur’an 3:110).

Umat Kristen, Hindu, Budhis, dan non-Muslim lainnya tidak jadi gelap mata dan mengamuk membabi-buta jika agama² mereka dikritik, dan masyarakat mereka merupakan masyarakat yang sangat dinamis dan progresif. Ini sangat berbeda dengan umat Muslim yang terpaku terus di jaman Arab barbar Muhammad abad ke 7 M. Kritik merupakan ujian kewarasan suatu dogma atau pandangan. Muslim tahu betul bahwa Islam tidak akan lulus ujian kewarasan, sehingga mereka memilih membungkam dan menghajar para pengritik dengan kekerasan.

Cara terbaik bagi Muslim untuk menghadapi kita para kafir sebenarnya bukanlah dengan mengancam bunuh atau menuduh kita bersikap Islamofobia, tapi cukup dengan bersikap selayaknya manusia waras di abad modern 21 M ini. Akibat perbuatan kriminal Muslim sendiri dalam nama Allâh-lah maka seluruh dunia melihat Islam sebagai aliran sesat penuh kebencian dan pembunuhan.

Reaksi Muslim lain yang paling sering tampak dalam menghadapi banjir berita² jelek dari Dar ul-Islam (negara² Islam) adalah mengeluarkan berbagai teori konspirasi yang tak masuk akal, dan menganggap Yahudi sebagai pusat segala kepalsuan berita akan Islam. Mereka menuduh orang² Yahudi bertanggung-jawab atas serangan 9/11, bahkan setelah Osama bin Laden dan letnannya yang canggih yakni Khalil Sheik Mohammed sudah mengaku bahwa mereka bertanggung-jawab atas 9/11. Mungkin bin Laden bekerja sama dengan para Yahudi untuk menjelek-jelekkan Islam!!

Image
Pedofil Yerima dari Nigeria.

Sama seperti 9/11, serangan Mumbai di bulan November 2008 juga dituduh Muslim sebagai hasil karya “Zionis Hindu” - meskipun tak jelas apakah arti istilah ini. Juga di Nigeria, umat Muslim, terutama juru bicara Konsul Syariah Islam Nigeria, menuduh NAPTIP (National Agency for the Prohibition of Trafficking in Persons = Agensi Nasional tentang Pelarangan Menculik Orang²) sebagai “agen Yahudi” hanya karena NAPTIP menanyai dengan seksama senator Muslim Yerima tentang asal-usul istrinya yang berusia 13 tahun, yang dibawanya dari Mesir.

Karena Islam mengajarkan kebencian dan kekerasan terhadap kafir (Quran 9:5, 9:123, 9:29, 5:51) dan umat Muslim sudah diindoktrinasi habis²an sejak kecil, banyak Muslim yang secara otomatis mengira para kafir berusaha menyakiti mereka. Dengan kata lain, Muslim seringkali menerapkan ajaran kebencian Islam terhadap kafir, karena menganggap diri sebagai korban serangan kafir melalui berbagai teori konspirasi ciptaan sendiri.

Teori konspirasi konyol Muslim lainnya dibuat berdasarkan keinginan untuk menghilangkan unsur Islam dalam perbuatan² kriminal yang dilakukan Muslim berdasarkan ajaran Islam. Contohnya: pengataman Faid Zakaria dari CNN yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang Pakistan (termasuk kaum terpelajar) yakin bahwa orang² AS dan Zionis Yahudi merupakan otak di belakang semua pemboman di negara mereka tahun lalu, meskipun faktanya Taliban dan berbagai organisasi Islam sudah menyatakan bertanggung-jawab berkali-kali.

Hal serupa terjadi di negaraku Nigeria bagian utara di mana umat Muslim yakin bahwa sebenarnya AS-lah yang menjadi otak pelakuan serangan teror hari Natal 2009 yang dilakukan Muslim Nigeria Abdul Mutallab terhadap pesawat sipil AS ke Detroit.

Para cendekiawan Muslim yang nyatanya **** juga ternyata tidak membantu Muslim untuk berpikir lebih baik. Para ahli Islam ini tampaknya lebih senang mempertahankan mental budak semilyar umat Muslim daripada mencerdaskan mereka. Sebagian ahli Islam ini malahan jadi otak pembuat berbagai teori konspirasi ngawur yang diyakini banyak Muslim.

Salah satu cendekiawan Muslim yang terkenal doyan bertaqiyya adalah Zakir Naik dan juga Yusuf Estes. Mereka suka sekali membuat Islam tampak suci dan damai. Selain itu, di Nigeria sendiri terdapat orang² serupa seperti Adamu Adamu dan Mohammed Ghazali. Ghazali dulu mengeluarkan pernyataan di koran Nigeria Daily Trust bahwa dia setuju pelarangan dibangunnya tempat ibadah non-Muslim di Saudi Arabia, meskipun dia tahu betul bahwa umat Muslim boleh bebas mendirikan mesjid dan menyebarkan propaganda Islam di negara² kafir.

Di surat terbuka untuk Obama yang dicetak di koran yang sama Daily Trust tahun lalu, Adamu Adamu membual bahwa hanya umat Muslimlah yang berani berdiri menentang demokrasi sekuler AS. Si Adamu ini sudah jelas terlalu **** untuk menyadari fakta bahwa justru karena umat Muslim menolak nilai² progresif demokrasi sekuler itulah makanya umat Muslim itu sedemikian tertinggal, mogok di tempat, kalah jauuuuh dibandingkan dengan kemajuan kaum kafir di segala aspek positif kehidupan.

Beberapa minggu yang lalu, dalam acara peringatan kematian Ayatollah Khomeini ke 20 tahun, Adamu Adamu juga memuji-muji negara Islam Iran, padahal Pemerintah Iran telah membunuh puluhan ribu warga Iran sejak berkuasa di tahun 1979. Hanya beberapa hari saja setelah itu, seakan ingin mengemplang muka Adamu, ribuan warga Iran turun ke jalanan untuk berdemonstrasi menentang tirani Mullah, dan dengan begitu menonjok “demokrasi Islam” - yang hanya merupakan istilah oxymoron (dua kata berdampingan yang artinya saling bertentangan) saja sebenarnya. Meskipun mendapat tekanan berat dari Pemerintah, masyarakat Iran terus melakukan demonstrasi di tanggal 12 Juni, 2010.

Umat Muslim tidak perlu mengeluh dan mengomel tentang Islamofobia, tapi mereka seharusnya meninggalkan aliran sesat Islam dan berusaha menjunjung tinggi humanitas.
User avatar
Adadeh
Posts: 8184
Joined: Thu Oct 13, 2005 1:59 am

Re: Istilah Omong Kosong Islamofobia

Post by Adadeh »

Untuk para Muslim yang sangat suka mengibuli diri sendiri mati²an, percaya sama segala teori konspirasi bahwa 9/11 tidak dilakukan oleh Muslim, silakan baca neeeh pengakuan otak 9/11 Khalid Syeikh Mohammed.
========================================

Image
Khalid Syeikh Mohammed

Suspected 9/11 mastermind Khalid Sheikh Mohammed confesses
FYI - Y'll can thank President George Bush for leading the fight against terrorist like this butcher!

WASHINGTON (AP) - Suspected 9/11 mastermind Khalid Sheikh Mohammed confessed to the beheading of American journalist Daniel Pearl and a central role in 30 other attacks and plots in the U.S. and worldwide that killed thousands of victims, said a revised transcript released Thursday by the U.S. military.

"I decapitated with my blessed right hand the head of the American Jew, Daniel Pearl, in the city of Karachi, Pakistan," Mohammed is quoted as saying in a transcript of a military hearing at Guantanamo Bay, Cuba, released by the Pentagon.

"For those who would like to confirm, there are pictures of me on the Internet holding his head," he added.
Mohammed's claimed involvement in the 2002 slaying of the Wall Street Journal reporter was among 31 attacks and plots—some of which never occurred—he took responsibility for in a hearing Saturday at the U.S. naval prison at Guantanamo Bay, Cuba, the Pentagon said.
It released the bulk of the transcript late Wednesday, but held back the section about Pearl's killing to allow time for his family to be notified, said Defense Department spokesman Bryan Whitman.

The Associated Press reported Wednesday that it had learned that the transcripts released Wednesday evening had blacked out the reference to Mohammed's confession about the Pearl slaying. Pearl was abducted in January 2002 in Pakistan while researching a story on Islamic militancy. Mohammed has long been a suspect in the slaying, which was captured on video.

Sealing a legacy of historical notoriety, Mohammed portrayed himself as al-Qaida's most ambitious operational planner in a confession to a U.S. military tribunal that said he planned and supported a series of terrorist attacks, topped by 9/11.
The gruesome attacks range from the suicide hijackings of Sept. 11, 2001—which killed nearly 3,000—to a 2002 shooting on an island off Kuwait that killed a U.S. Marine, according to an account released by the Pentagon.

Many plots, including a previously undisclosed plan to kill several former U.S. presidents, were never carried out or were foiled by international counterterror authorities.
"I was responsible for the 9/11 operation from A to Z," Mohammed said in a statement read Saturday during a Combatant Status Review Tribunal at the U.S. detention facility at Guantanamo Bay, Cuba. Mohammed's confession was read by a member of the U.S. military who is serving as his personal representative.

The Pentagon had released a 26-page transcript of the closed-door proceedings on Wednesday night. Some material was omitted, and it wasn't possible to immediately verify details. The document refers to locations for which the United States and other nations have issued terrorism warnings based on what they deemed credible threats from 1993 to the present.
Whitman said authorities would decide how credible it is that Mohammed participated in so many plots if he is tried by a military tribunal, which many expect will eventually happen.

"These are his words." Whitman said.

Mohammed, known as KSM among government officials, was last seen haggard after his capture in March 2003, when he was photographed in a dingy white T-shirt with an over-stretched neck. He disappeared for more than three years into a secret detention system run by the CIA.

In his first public statements since his capture, his radical ideology and self-confidence came through. He expressed regret for taking the lives of children and said Islam doesn't give a "green light" to killing.
Yet he finds room for exceptions. "The language of the war is victims," he said.

He also said some people "consider George Washington as hero. Muslims many of them are considering Osama bin Laden. He is doing same thing. He is just fighting. He needs his independence."

In laying out his role in 31 attacks, his words drew al-Qaida closer to plots of the early 1990s than the group has previously been linked, including the 1993 World Trade Center truck bombing in which six people died.

Six people with links to global terror networks were convicted in federal court and sentenced to life in prison for that attack.

Mohammed made clear that al-Qaida wanted to down a second trans- Atlantic aircraft during would-be shoe bomber Richard Reid's operation.

The military began the hearings last Friday to determine whether the 14 should be declared "enemy combatants" who can be held indefinitely and prosecuted by military tribunals.

If the 14 are declared enemy combatants, as expected, the military would then draft and file charges against them. The detainees would be tried under the new military commissions law signed by Bush in October.

The military barred reporters or other independent observers from the sessions for the 14 operatives and is limiting the information it provides about them, arguing that it wants to prevent the disclosure of sensitive information.

Legal experts have criticized the U.S. decision, and The Associated Press filed a letter of protest, arguing that it would be "an unconstitutional mistake to close the proceedings in their entirety."

The transcripts refer to a claim by Mohammed that he was tortured by the CIA, although he said he was not under duress at Guantanamo when he confessed to his role in the attacks. The CIA has said its interrogation practices are legal, and it does not use torture.

Kenneth Roth, executive director of Human Rights Watch, questioned the legality of the closed-door sessions and whether the confession was actually the result of torture.
"We won't know that unless there is an independent hearing," he said. "We need to know if this purported confession would be enough to convict him at a fair trial or would it have to be suppressed as the fruit of torture?"

In listing the 28 attacks he planned and another three he supported, Mohammed said he tried to kill international leaders including Pope John Paul II, President Clinton and Pakistani President Pervez Musharraf.

He said he planned the 2002 bombing of a Kenya beach resort frequented by Israelis and the failed missile attack on an Israeli passenger jet after it took off from Mombasa, Kenya.

He also said he was responsible for the bombing of a nightclub in Bali, Indonesia. In 2002, 202 were killed when two nightclubs there were bombed.

Other plots he said he was responsible for included planned attacks against the Sears Tower in Chicago, the Empire State Building and New York Stock Exchange in New York City, the Panama Canal, and Big Ben and Heathrow Airport in London—none of which happened.
The Pentagon also released transcripts of the hearings of Abu Faraj al-Libi and Ramzi Binalshibh. Both refused to attended the hearings, although al-Libi submitted a statement claiming that the hearings are unfair and that he will not attend unless it is corrected.

"The detainee is in a lose-lose situation," he said.
Al-Libi, whose name means he is a Libyan, reportedly masterminded two bombings 11 days apart in Pakistan in December 2003 that targeted Musharraf for his support of the U.S.-led war on terror.
Binalshibh, a Yemeni, is suspected of helping Mohammed with the 9/11 attack plan on New York City and Washington and is also linked to a foiled plot to crash aircraft into London's Heathrow Airport. His hearing was conducted in his absence.
User avatar
sundamurtat
Posts: 730
Joined: Fri Apr 06, 2012 10:50 am
Location: Bandung - calon Israel Van Java

Re: Istilah Omong Kosong Islamofobia

Post by sundamurtat »

Sundulll...

muslim yang masih menolak... bukalah mataa..
calon murtadin yang masih ragu-ragu... bukalah hatimuu..
kafir yang diam saja mentolerir muslim karna takut.. bukalah suaraa..
Post Reply