Page 1 of 1

1984, karangan George Orwell, mirip Islam

Posted: Sun Apr 16, 2006 4:20 pm
by ali5196
http://www.faithfreedom.org/oped/Mohamm ... h60416.htm

1984
By Mohammad Abdullah
2006/04/16

Anda sudah menonton film ‘1984’, yg diambil dari novel George Orwell th 1949? Saya merekomendasinya. Novel itu juga bisa dibaca online di http://www.online-literature .com/orwell/1984/

Saya barusan menontonnya dan terkagum dng pemakaian lambang dalam film itu. Negara fiktif, Oceania, dlm 1984 mirip sekali dgn Pakistan 2006, atau Saudi, atau Iran atau negara Muslim gagal lainnya. Saya bertanya2 apakah Orwell tidak mendasarkan novelnya itu pada cara pemikiran Muslim. Novelnya ini menggunakan contoh negara komunis tapi efeknya sama saja dgn efek Islam pada masyarakat beradab.

Mulai dari ideologi perang, indoktrinasi anak2, pelarangan berpikir diluar jalur, kurangnya kebebasan dan inovasi, ritual penyalaman para ‘kamerad/saudara’ yg teramat banal … semuanya mengingatkan kita pada sebuah masyarakat Islam. Namun, bahkan Orwell-pun tidak dapat menyangka kontrol jalan pemikiran yg diciptakan sang nabi pedofil, Muhamad, dlm aliran sakit ciptaannya, Islam.

Ini jalan ceritanya: di Oceania, penduduk terus menerus dijejali dgn propaganda lewat loudspeaker dan TV (yg tidak dapat mereka matikan), mereka harus bangun setiap bagi utk olah raga, dan diawasi lewat TV. Solat 5 kali sehari-nya Muhamad merupakan dasar pengontrolan otak pengikutnya ini. Berulang2nya panggilan utk solat penting agar:

1. mengumpulkan para pengikut dan dgn demikian menanamkan perasaan kebersamaan/kolektivisasi.

2. kesempatan bagi imam utk menanamkan dogma aliran Muhamad 5 kali sehari, dan dgn demikian membuat otak mereka semirip otak sakit Muhamad.

3. kesempatan utk memata2i orang yg tidak se-antusias lainnya. Para imam tahu benar apa dan siapa berada dalam lingkungannya.

Ketika saya melihat Winston Smith (tokoh utama dlm film ini) mengadakan senam pagi hari saya kaget bahwa Muhamad (sekitar 600M) bisa saja memerintahkan olah raga macam ini, yg diasosiasikannya dgn berdoa dan waktu “doa” utk melakukan control maksimal. Solat pertama dimulai saat matahari terbit. Ini tidak mengherankan karena otak ngantuk di pagi hari lebih mudah menyerap propaganda …

Di Oceania, mereka berkali2 diperingatkan akan kewajiban mereka bagi partai. Kami di dunia Muslim mendengarkan panggilan solat 5 kali sehari, peringatan akan kewajiban kami utk mendengarkan ‘pesan’ Muhamad. Spt juga di Oceania, Muslim memanggil sesama dgn ‘Brother’ atau ‘sister’
(ternyata semua cult/aliran menggunakan sistim ini).

Di Oceania, sex dianggap hal buruk, hanya utk menghasilkan keturunan. Spt juga dlm Oceania, filosofi utama adalah menaklukkan ‘orang lain’. Spt juga di Oceania, perang tidak pernah berakhir.

Dlm Islam, pengikut dijejali pemikiran ‘kau adalah manusia terbaik Allah’. Ini mengakibatkan pengikut merasa superior dan ‘orang lain’ nampak lebih rendah. Imbalan surgawi ditawarkan bagi mereka yg membujuk ‘orang lain’ agar memeluk filosofi mereka, dan jika ada yang keluar dari komunal, pengkhianat macam ini pantas dihukum mati. Salah satu alat utama dlm indoktrinasi ini adalah kebohongan. Karena Muhamad mencontek dari agama2 yg sudah ada sebelumnya, ia dgn lihai mengarang kebohongan shg orang2 bisa sepaham dgn agama barunya ini. Dan begitulah cerita2 gadungan terwujud ttg putera Ibrahim, Ismael, tradisi puasa, Genesis dll. Pemikiran harus dikontrol dan ide2 ditekan. Siapapun yg berani bertanya telah memilih mati.

Kontrol pemikiran aliran Muhamad ini memang luar biasa. Ideologi konyolnya itu memanfaatkan rasa takut, takut akan akhirat dan memberikan kenyamanan bagi orang2 yang **** dan malas menggunakan otak mereka.

Memang aneh bahwa dlm pemikiran rasional ini, Muslim masih juga bersikeras atas kepercayaan bobrok mereka secara fanatik. Ini memang cengkraman kematian. Islam menarik individu dan masyarakatnya jauh kedalam Lobang Gelap yg kita saksikan sekarang di dunia Muslim. Pemikiran bebas ditekan; seni, budaya … semua kena sensor. Tanpa pemikiran bebas, masyarakat manapun akan tercekik dan tidak dapat berimajinasi atau berkreasi. Gambaran jalan2 kumuh dan sambungan listrik yg terputus2 di Oceania sama persis dgn keadaan ‘surga’ Muslim.

Interaksi antara laki2 dan perempuan dilarang dan akibatnya adalah individu2 tertekan yang tidak dewasa, tidak mampu menikmati kehidupan nyaman. Ia hidup spt budak, tidak mampu kreatif, tidak mampu produktif, tidak mampu berpikir rasional, tidak mampu bertanya.

Dlm ’1984’ Winston menulis dlm buku hariannya “Ke masa depan atau masa lalu, ke sebuah jaman dimana pemikiran bebas, saat orang berlainan dan tidak hidup sendiri – ke jaman dimana kebenaran eksis dan apa yg terjadi tidak dapat diulang; dari jaman yg serba seragam, dari jaman ketenangan, dari jaman Big Brother, dari jaman pemikiran ganda – Salam!”
(To the future or to the past, to a time when thought is free, when men are different from one another and do not live alone -- to a time when truth exists and what is done cannot be undone: From the age of uniformity, from the age of solitude, from the age of Big Brother, from the age of doublethink -- greetings!”)

Nah, gantilah seragam biru Oceaenia dgn jenggot dan cara berbusana Muhamad dan komplet sudah kemiripannya.

Kata2 terakhir Winston dlm hariannya adalah bahwa “kebebasan adalah saat kita dapat mengatakan bawa 2+2= 4. Kalau ini diijinkan maka semuanya akan menyusul.” Paling tidak, Winston bisa bermimpi ttg masa depan yg lebih baik. Sementara kalau saya melihat sekeliling saya, yg penuh dgn sesama Muslim, saya tidak dapat membayangkan masa depan.

Inilah kekhawatiran saya. Dlm Jaman Keemasan ini, interaksi dgn masyarakat2 Muslim yg runtuh ini akan menghancurkan peradaban lain yg sudah bersusah payah menciptakan kebebasan pemikiran, keadilan dan kemajuan teknologi. Masyarakat2 Muslim bobrok ini bisa menyeret kita semua kedlm Jaman Kegelapan, pemikiran sinting mereka akan mengkorupsi mereka yg waras. Kebiadaban Islam akan menghancurkan keseimbangan sosial yg peka yg diperkukan bagi terciptanya keadilan, toleransi dan saling menghormati. Hanya otak kuat dapat memisahkan Barat yg makmur dari Muslim bobrok di timur. Dgn semakin meningkatnya interaksi dgn Muslim, maka semakin banyak diperlukan UU Patriot spt di AS, karena bgm lagi masyarakat2 maju ini bisa mengatasi kaum Muhamad yang terbelakang ini ? Jika Barat sampai harus mengorbankan prinsip2 yg saya pegang kuat, spt kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan berekspresi, bukankah ini berarti permulaan dari sebuah akhir tragis ? Namun, bagaimana lagi ktia menghadapi sistim totaliter spt Islam ?

Saya tahu saya benar. Di dunia ini ada filosofii biadab yg harus diperangi. Namanya : Islam.

Cognizance
[email protected]