Bagian 11 Jihad vs Mongol abad 14M

Sejarah pedang jihad di Timur Tengah, Afrika, Eropa & Asia.
Post Reply
ali5196
Posts: 16757
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Bagian 11 Jihad vs Mongol abad 14M

Post by ali5196 »

http://www.historyofjihad.org/mongolia.html

Alasan Mongol menyerang hegemoni Islam

Banyak sejarawan Muslim menganggap kaum Mongol sbg bandit dan perampok (lohhh?? Kayak Muhamad dong !). Kata mereka, kaum Mongol telah merusak budaya2 kaya manapun yg dilewatinya. Dan peradaban Muslim di Baghdad, kata Muslim, adalah yang paling kaya di abad ke 13. Ini salah ! Bagdad memang kota kaya raya, tetapi kekayaan itu adalah hasil penjarahan kalifah Muslim atas Persia, Asia Tengah, Afrika Utara, Spanyol yg tidak henti2nya dilakukan Muslim sejak permulaan Islam.

Jika motivasi Mongol memang merampas kekayaan Kalifah, mereka tidak perlu jauh2 melancong 4000 mil dari tanah air mereka di Mongolia utk mencapai Baghdad. Bisa saja mereka menyerang Cina yg hanya berjarak beberapa ratus mil dan bahkan lebih kaya dari Bagdad.

Alasan paling utama menerjang Muslim dari areal yg kini dikenal sbg Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan akhirnya mencapai Iran dan Iraq, adalah karena keberingasan dan taktik licik Muslim utk mengkonversi orang2 Turki dan Mongolia kedlm Islam.

Dari abad 7-13, orang2 Zoroastrian Persia, Kristen Nestorian Persia, Turki, Cina dan Mongol ingin membalas ekspansi Muslim kedlm Persia dan Asia Tengah. Dipendamnya kebencian ini berpuncak kpd ledakan serangan2 Mongol melawan Islam dari th 1200 yg berakibat pada serangan dan pembantaian Baghdad th 1258 dibawah Hulagu Khan yg dipanas2i oleh istrinya yg Kristen Nestorian Persia.

Asal Usul Jenghis Khan

Thn 1200, seorang Mongol bernama Temujin (Temüjin) menjadi khan (kepala) atas clan2 lainnya karena keberanian dan kepandaiannya dalam berperang. Ia seorang manager baik dan mengelilingi diri dgn orang2 yg penuh bakat dibawah. Ia merupakan abdi Ong Khan, kepala sebuah konfederasi, yg terdiri dari clan2 Mongolia yg tercerai berai. Temujin ikut Ong Khan berperang melawan kaum Tatar.

Th 1202, Temujin mengalahkan Tatar, dan karena kesuksesannya ini, Ong Khan tua menyatakan Temujin sbg anak angkat dan penggantinya. Putera Ong Khan, Senggum (Senggüm), diperkirakan akan menggantikan ayahnya dan karena cemburu berencana utk membunuh Temujin. Tetapi ini dibocorkan kpd Temujin. Mereka yg setiap kpd Temujin mengalahkan merkea yg setia kpd Senggum, dan Temujin menjadi penguasa koalisi Ong Khan.

In 1206, Temujin menyatakan diri Penguasa Universal, yg dlm bahasa Mongol disebut Jenghis Khan.

Invasi Jenghis Khan terhdp Asia Tengah dan Iran
DIantara kaum Mongols terdapat sejumlah keturunan orang2 Zoroastria dan Kristen Nestorian (Persia) yg melarikan diri dari ancaman Muslim di Persia sejak abad ke 7 dan tinggal di Cina Barat dan Mongolia.

Pengaruh Kristen dan Zoroastrian terhdp Mongols utk menyerang hegemoni Islam semakin diterima setelah karavan Mongol berisi beberapa ratus pedagang mendatangi provinsi2 Asia Tengah yg baru direbut Muslim Persia. Sang Sultan curiga akan adanya mata2 dlm karavan itu. Jenghis Khan mengirimkan utusan tapi sang sultan membunuh sang kepala utusan dan membakari jenggot2 lainnya yg kemudian di suruh kembali ke Jenghis Khan. Jenghis membalas dgn mengirimkan tentaranya.

Dlm bulan2 yg paling dingin, Mongol melaju lewat gurun pasir ke Transoxiana. Strategi mereka adalah utk menakut2i lawan agar menyerah tanpa perang, shg menyelamatkan nyawa pasukannya, yg sangat dihargai Jenghis. Mereka yg menyerah tidak diperlakukan secara biadab dan merkea yg melawan dibantai didepan orang2, shg membuat yg lainnya lari terbirit2 ke kota Bukhara. Orang2 di Bukhara membuka gerbang kota mereka bagi Mongol dan menyerah. Jenghis Khan mengatakan bahwa mereka, orang2 biasa tidak bersalah, tetapi pemimpin mereka berdosa shg Tuhan mengirimkan tentaranya sbg hukuman.

Ibukota Sultan, Samarkand, menyerah. Tentaranya menyerah, dan ia lari.

Jenghis Khan dan tentaranya semakin memasuki kesultanan sultan ini -- kedalam Afghanistan dan lalu Persia.

Jenghis Khan memiliki 100,000 - 125,000 tentara berkuda, dgn sekutu2 Uighur dan Turki.

Kaum Mongol tidak menyiksa, memotong2i tubuh atau mencincang Muslim. Orang Mongol tawanan Muslim diseret melalui jalan2 dan dibunuh sbg sport dan hiburan penduduk kota. Tapi Mongol sama sekali tidak terlibat hal2 biadab yg menjadi ciri khas kekuasaan Muslim.


Invasi Mongol menandakan invasi non-Muslim pertama yg sukses terhdp Kalifah

Th 1225, Jenghis Khan kembali ke Mongolia, menguasai daerah antara Laut Kaspia dan Beijing. Ia memajukan perdagangan karavan dan agrikultur. Ia menciptakan sistim layanan kilat pengiriman pos dgn kuda. Ia menjamin kenbebasan beragama diseluruh jajahannya, mengutamakan keteraturan dlm pemerintahan dan memungut pajak demi kemakmuran rakyat. Tentaranya dilarang melecehkan hak rakyat.

Th 1227, pada usia 65 ia dikatakan jatuh dari kudanya (saat memimpin perang terhdp Tangut) dan tewas.

Mendengar kabar kematiannya ini, orang Iran berontak dan membunuhi garisun2 Mongol dan menjatuhkan pemerintahan Mongol. Sbg balasan,
Hulagu Khan,
cucu Jenghis, mengadakan invasi kedua terhdp Iran. Sejak saat ini, kebiadaban orang Mongol mulai mirip dgn Muslim.

Mongol menyerang dan mencaplok Baghdad th 1258

Sebelum invasinya terhdp Timur Tengah, Hulagu meminta kalif Abbasid, al-Muta'sim (ke 37 dari dinastinya), agar mengakui kedaulatan Mongol spt pendahulunya menerima kekuasaan Seljuk Turki yg juga berhubungan darah dgn Mongol. Sang Khalif yg menyebut diri Amir-ul-Mukminin sangat yakin dgn kemampuannya dan mengirimkan pesan kpd Hulagu bahwa setiap serangan terhdp kotanya akan memobilisasi seluruh dunia Muslim, dari India sampai ke Afrika Utara. Hulagu tidak peduli dan tetap melanjutkan rencananya menyerang Baghdad.

Pada akhir 1257 ratusan ribu pasukan kavalrinya menuji ibukota Abbasid itu. Mereka menghancurkan tempat Assassin di Alamut dan menghancurkan perpustakaan dimana kaum Assassin (Persia) mengkoleksi teknik2 ttg pembunuhan dan terror, shg menyulitkan generasi berikutnya mempelajari doktrin2 biadab sekte ini. Saat kalif menyadari besarnya ancaman, baru ia mulai bernegosiasi.

Utusan Kalif, Ibn al-Jawzi tiba dari Baghdad menawarkan iming2 upeti tahunan kpd Hulagu, asal ia tidak menyerang Bagdad. Sang Kalif juga mengusulkan agar nama Hulagu diumumkan setiap solat Jumat di mesjid2
Baghdad dan diberi jabatan Sultan. Namun ini semua sudah terlambat, karena pihak Mongol sudah berketetapan utk menghancurkan Bagdad.
Setelah bertahan dgn susah payah selama berminggu2, sang pangeran terpaksa menyerah.

Tgl 10 February 1258, ia menghadap kamp Hulagu dan memohon agar nyawa rakyatnya diselamatkan jika mereka menanggalkan senjata.
Tetapi percuma saja. Begitu tentara Muslim menyerahkan senjata mereka, mereka langsung dihabisi. Setelah itu pasukan Mongol menjarah dan menghancurkan kota prestijius itu, membakari rumah2 dan tanpa ampun membantai lelaki, wanita dan anak2 - hampir 80.000 orang dibantai di Baghdad dlm waktu 2 hari. Hanya masy Kristen dibiarkan, karena isteri Khan yg beragama Kristen. Menurut perkiraan, 800.000 Muslim dibantai Mongol di dan sekitar Baghdad.

Akhir Kalifat

Hulagu Khan mengakibatkan akhirnya kekuasaan kalif Abbasid. Penghinaan terhdp Kalif terakhir ini ironisnya sama dgn penghinaan yg dilakukan Kalif tsb terhdp Shah Persia terakhir, Shah Yazdgard, di kota yg sama th 637 oleh pihak Muslim Arab.

Kesalahan pertama Hulagu yg mengakibatkan kekalahan Mongol oleh Muslim

Saat berlangsungnya pembantaian dan penghancuran, rakyat Bagdad mengirim utusan bagi amnesti. Hulagu setuju. Keputusan ini akhirnya disesalkannya karena secara tidak sadar ia memberi kesempatan kpd Muslim utk mengkonsolidasi kekuatan.

Kesalahan kedua Hulagu membiarkan Mongol memeluk Islam

Ketiak ia membiarkan perkawinan campur antara wanita Muslim dan para tentara Mongol, para isteri Muslimah itu kemudian mempengaruhi suami merkea dan lama kelamaan para tentara memeluk Islam secara terbuka, setelah kematian Hulagu. Lebih parah lagi, Muslim2 Mongol inilah yg kemudian MENGINVASI INDIA dan mendirikan kerjaan Mughal.


Pelajaran dari Pertempuran Baghdad
Di Iraq, Mongol membalas Muslim dgn kelicikan dan kebiadaban yg menjadi ciri khas dan eksklusif Muslim. Memang jaman sekarang ini tidak lagi pantas utk memerangi Muslim dgn cara biadab ini, tapi pelajarannya adalah: MUSLIM HANYA MENGERTI BAHASA DARAH DAN KEMATIAN.
Mereka hanya menghormati musuh yang lebih kejam dari mereka. Mereka jijik dgn prinsip2 keadilan, kasih, pengampunan. Bagi Muslim, ini hanya tanda2 lemah dan kebodohan.

Keteguhan Hulagu melaju ke Baghdad dan bgm Muslim yg kalah menghormati Mongol

Penduduk Hilla, setelah mengetahui apa yg terjadi di Baghdad, menyerah dan malah menyambut baik tentara Mongol dgn girang. Panglima Mongol, Buqa Temi malah melanjutkan perjalanan ke Wasit [February 16, 1258] dan menggasak habis kota itu, dgn cara yg sama Muslim menghancurkan area itu saat dikuasai kaum Persia di th 637.

Setelah perebutan Wasit, Hulagu Khan pergi ke Khuzistan guna merebut ibu kotanya, Shushtar. Basra juga menyerah tanpa perlawanan.
Sang Kalif, Amir Sayfuddin Bitigchi memohon agar HUlagu mengirimkan ratusan tentara Mongol ke Najaf utk melindungi tempat suci Imam Ali dan penduduk disana. bayangkan ! Muslim minta kafir utk melindungi tempat suci Muslim. Ini merupakan titik terendah semangat berperang Muslim. Ciri kas muslim (kesombongan, kekasaran, kekejaman) yg ditunjukkan di Belanda, Perancis, UK, USA (Indonesia), tiba2 menghilang.

Hanya dibawah Mongol, Genghis Khan dan Hulagu Khan, mereka terkaing2.

Invasi Mongol atas Syria dan Palestine

Tgl 12 bulan Rabi` I [Maret 19] Buqa Temur tiba di kamp dan pada tgl 19 [Maret 26] mengirim pulang utusan Muslim dari Aleppo dan Damascus di Syria yg datang ke Baghdad, membawa surat kpd rakyat Damascus dan pemimpin mereka, Aleppo Khwaja Nasiruddin Tusi, dlm bahasa Arab.

Isi singkatnya memerintahkan merkea utk menyerah, kalau tidak "tuhan akan murka dgn mereka dan mereka akan diinvasi dan damai beserta mereka yg patuh."

Surat/ultimatum Hulagu ini mirip dgn surat 'nabi' Mohamad-ibn-Abdullah kpd kaisar2 Persia dan Byzantin utk memeluk Islam dan selamat, kalau tidak akan diinvasi Muslim. Tibalah KARMA bagi muslim !

Terjemahan surat Hulagu bisa didapatkan dari Jumi'u't-Tawarikh (Compendium of Chronicles): A History of the Mongols, translated by W.M. Thackston (Sources of Oriental Languages and Literatures 45, 1998-9).

Kembalinya Hulagu ke Mongolia dan kekalahan mereka di Palestina

Th 1260 Hulagu mengirim ujtusan ke Saif ad-Din Qutuz, penguasa Mamluk di Cairo menuntut agar ia menyerah; Quduz menanggapi dgn membunuh kedua utusan tsb dan memjang kepala2 mereka di pagar kota.

Pihak Mongol bersekutu dgn Kristen Yerusalem, tapi Paus Alexander IV melarang ini. Pihak Kristen tetap netral. Ini kesalahan besar pihak Kristen yg kemudian mereka sesali dgn pahit setelah kekalahan Mongol di Ayn Jalut.


Laju Mongol menuju Mesir

Setelah mengirim ultimatumnya, Mongol menduduki Damascus dan Aleppo, tanpa perlawanan dan dari situ mereka berangkat ke Palestina. Mesir saking ketakutan akan dijadikan obyek pembantaian Mongol. Mereka, baik tentara Mesir dan Mongol, kemudian berjumpa di Palestina, July 1260.

Perang Ayn Jalut (September 3, 1260)

Kedua pasukan akhrinya berhadapan di Ain Jalut, tgl 3 September, dgn keduanya berkekuatan 20 000 tentara. Pertempuran ini berakhir dgn kekalahan Mongol dan tentara Muslim kembali menyerang seluruh Syria sampai pinggir Sungai Efrat, menghancurkan kamp2 Mongol dan menawan isteri dan anak mereka.

Sayangnya, Hulagu terlalu disibukkan dgn urusan dalam negeri shg tidak sempat merebut kembali tanah2 yg dicaplok Muslim.
Setelah kematiannya, kawasan Mongol memang terbentang dari Cina sampai Moscow Moscow. Dan tendensi antara Mongol adalah menjalarnya Islam. Dan semantara itu, pasukan2 Muslim tidak henti2nya mendepak Mongol dari Timur Tengah dan bahkan mengalahkan pertahanan terakhir Kristen di th 1291.

Inilah titik penyesalan Kristen karena tidak bekerja sama dgn Mongol melawan Muslim.

...

Salah seorang pemeluk Islam paling terkenal adalah 'Timur the lame' yg menunjukkan permusuhan terhdp Kristen dgn merebut tanah Kristen,
Smyrna. Inilah akhir hubungan antara Kristen dan Mongol yhg kemudian menjadi Muslim. MOngol2 Muslim terdiri dari kaum Kazak, Ughir, Uzbek dan Khirgiz. Dgn kekalahan Mongol, Kristen kehilangan sekutu dan pada akhir abad ke 13 perang Salib-pun berakhir.

Pelajaran dari Kehilangan Kesempatan bagi Persekutuan Mongol-Crusader

Aliansi Mongol-Crusader memiliki potensi menghancurkan ancaman Islam terhdp peradaban di abad 13. Tapi keduanya tidak sanggup melihat jauh kedepan, diluar kepentingan sempit dan sesaat mereka. Paus saat ini bersikeras agar Mongol memeluk agama Kristen, sebelum menyetujui terbentuknya aliansi.

Paus bersikeras agar Mongol memeluk agama Kristen, sebelum terbentuknya aliansi. Inilah yg mengakibatkan Crusader tidak memabntu Mongol pada th 1260 di Pertempuran at the Battle of Ayn Jalut.
Akibatnya, keduanya kalah melawan Muslim dan sampai sekarang peradaban dunia masih tetap dibawah ancaman Islam.

Setelah berakhirnya Perang Salib, Muslim menunggu 1 abad utk konsolidasi kekuatan dan melanjutkan invasi merkea ke eropa yg berakhir dgn jatuhnya Constantinople pd th 1453 dan akhirnya membawa Muslim ke Vienna th 1683, sampai ke perbatasan dgn Polandia dan Prussia. Karena keberanian raja Polandia, Jan Sobeiski, Turki tidak berhasil merebut Vienna. Dan pahlawan2 tidak dikenal dari Serbia, Kroasia, Yunani, Bulgaria, Romania, Austro-Hungaria, Prussia, memukul Muslim dari Eropa dlm perjuangan yg berlangsung selama 400 tahun, dari 1350 - 1918.
Laurent
Posts: 6083
Joined: Mon Aug 14, 2006 9:57 am

Re: Bagian 11 Jihad vs Mongol abad 14M

Post by Laurent »

Home Kajian Sejarah
Mongol, Penakluk yang Tertaklukkan
.Kedigdayaan militer sebuah bangsa tak otomatis menjadikannya mampu memberikan pengaruh jangka panjang terhadap bangsa-bangsa lainnya yang ditaklukkan



Oleh: Alwi Alatas*

Hidayatullah.com--Pada tulisan tentang “Mozarabic Christian” telah digambarkan betapa bangsa yang kalah, cenderung mengikuti bangsa yang menaklukkannya dalam hal cara berpakaian, berbahasa, dan dalam berbagai aspek kebudayaan lainnya. Namun, ada kalanya bangsa penakluk yang justru pada akhirnya terpengaruh oleh bangsa yang ditaklukkannya.

Fenomena semacam ini sebetulnya bisa dilihat pada kasus raja-raja Norman yang menguasai Sisilia. Mereka merebut dan menguasai pulau di Italia Selatan itu dari tangan kaum Muslimin, tapi kemudian mereka sendiri terpengaruh oleh kebudayaan kaum Muslimin di wilayah tersebut yang memang lebih maju dari kebudayaan Barat pada masa itu. Hanya saja, hal ini tidak berlangsung terus menerus, dan kaum Norman sendiri tidak pernah memeluk Islam sebagai agama mereka. Pada akhirnya, populasi Muslim di wilayah tersebut semakin menyusut dan ketika kendali gereja Katolik makin kuat, maka pengaruh Islam di wilayah tersebut bisa dikatakan lenyap sama sekali.

Tulisan kali ini akan membahas kisah penaklukkan besar-besaran oleh sebuah bangsa yang belakangan justru takluk dan tunduk pada kepercayaan dan kebudayaan bangsa yang ditaklukkannya. Ya, para penakluk tersebut adalah bangsa Mongol, dan yang ditaklukkannya adalah kaum Muslimin, di samping bangsa-bangsa lainnya. Ini terjadi pada abad ke-13. Fenomena ini memperlihatkan kepada kita bahwa kedigdayaan militer sebuah bangsa tidak otomatis menjadikan bangsa tersebut mampu memberikan pengaruh jangka panjang terhadap bangsa-bangsa lainnya yang berhasil ditaklukkannya. Kekuatan militer hanya memberikan kemampuan kontrol secara fisik saja. Pengaruh terbesar tidak datang dari kekuatan fisik semacam ini, melainkan dari sistem keyakinan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang lebih unggul. Kedua hal yang terakhir ini tidak dimiliki secara baik oleh bangsa Mongol.

Dunia di abad ke-13 tidak pernah membayangkan akan lahir seorang seperti Temujin dan akan ada penaklukkan besar-besaran oleh bangsa Mongol. Hal semacam itu sudah lama berlalu sejak era Attila the Hun dan Alexander the Great. Temujin berhasil menyatukan suku-suku Mongolia di bawah kepemimpinnya dan mendapat gelar Genghis Khan pada tahun 1206. Penyatuan suku-suku Mongol ternyata tidak menjadi tujuan akhir Temujin, melainkan hanya permulaannya saja. Seperti dikatakan dalam sebuah ungkapan, “ketika kamu makan, nafsu makanmu bertambah.” Ini juga yang berlaku pada bangsa Mongol di bawah kepemimpinan Genghis Khan dan anak cucunya. Ketika sebuah wilayah berhasil ditaklukkan, nafsu untuk menaklukkan wilayah lainnya tidak berhenti, malah semakin kuat.

Bersatunya bangsa yang masih terbilang barbarik itu, menjadi suatu ledakan yang apinya menjalar cepat dan meruntuhkan peradaban-peradaban yang jauh lebih maju di sekitarnya. Satu per satu kerajaan-kerajaan di China dan Rusia, kesultanan-kesultanan Islam di Afghanistan, Asia Tengah, Persia, bahkan pusat kekhalifahan di Baghdad, hingga wilayah-wilayah Eropa Timur, rontok dan tak mampu membendung laju kuda-kuda Mongol yang agak pendek dan gesit itu. Bagi dunia Islam, penaklukkan oleh Mongol ini mungkin dilihat sebagai suatu pendahuluan, sekaligus miniatur keluarnya Ya’juj Ma’juj pada akhir zaman.

Kengerian yang ditimbulkannya seolah belum hilang di tempat-tempat yang pernah diserbu oleh pasukan Genghis Khan. Saat berkunjung ke Herat, Afghanistan, Mike Edwards mendengar komentar masyarakat tentang peristiwa yang berlaku tujuh setengah abad yang lalu itu, seolah baru saja terjadi sehari sebelumnya. “Hanya sembilan saja! Seluruh yang masih bertahan hidup di sini – sembilan orang!” seru seorang warga tua saat menggambarkan serangan Mongol ke kota itu (National Geographic, Desember 1996). Dan Herat bukan satu-satunya kota yang menerima nasib buruk dari pasukan Mongol.

Wilayah China Utara diinvasi oleh Mongol pada tahun 1211. Cucu Genghis Khan, Kubilai Khan, menyempurnakan penaklukkan China pada tahun 1279, sekitar setengah abad setelah kakeknya meninggal. Dinasti Mongol di China dikenal sebagai Dinasti Yuan.

Pada tahun 1219, pasukan Mongol menyerang kesultanan Khawarizmi dan merebut kota-kota penting, seperti Bukhara dan Samarkand. Dari sana, pasukannya menyerbu ke Utara dan mengalahkan pasukan Rusia. Kemudian berbalik arah lagi dan menaklukkan wilayah-wilayah Afghanistan dan Iran. Setelah kematian Genghis Khan, proses penaklukkan sama sekali tidak berhenti, malah semakin kuat. Pada tahun 1258, Hulagu Khan bahkan menyerang ibukota Kekhalifahan Bani Abbasiyyah di Baghdad dan menyebabkan simbol utama kepemimpinan dunia Islam itu runtuh. Dari sana, pasukan Mongol terus menginvasi Syria dan Palestina, serta berusaha masuk ke Mesir, tapi tertahan oleh tentara-tentara Mamluk Mesir melalui pertempuran Ayn Jalut. Penaklukkan Mongol atas dunia Islam terhenti di situ. Sementara di Utara, tentara-tentaranya terus menginvasi Eropa Timur hingga ke Laut Adriatik, dan nyaris meneruskannya hingga ke Eropa Barat.

Terlepas dari kemampuan militernya yang hebat, Mongol tidak menonjol secara kebudayaan. Walaupun para pemimpin Mongol mengundang para ahli ke pusat pemerintahannya untuk membangun negeri itu, tetapi bangsa Mongol sendiri tidak tampil sebagai ilmuwan, sastrawan, atau arsitek. Mereka tetap memainkan peran yang sama sebagaimana sebelumnya, yaitu sebagai tentara dan penunggang kuda yang tangguh. Kekosongan di lapangan peradaban otomatis diisi oleh bangsa-bangsa lainnya, dan kaum Muslimin memiliki peranan yang besar dalam hal ini.

Sejak awal perkembangannya, Genghis Khan sendiri sudah mengambil aspek kebudayaan Muslim untuk diterapkan bagi kemajuan bangsanya. Ia mengadopasi aksara Uyghur ke dalam bahasa Mongol dan memercayakan pendidikan anak-anak lelakinya pada kalangan Uyghur juga. Kendati bersikap sangat kejam terhadap lawan-lawan yang ditaklukkannya, sikap para pemimpin Mongol di luar pertempuran terhadap para ulama dan agamawan serta tempat-tempat ibadah relatif toleran. Hampir sebagian besar aspek peradaban di wilayah-wilayah Muslim yang ditaklukkan tetap diisi dan dikembangkan oleh para ahli Muslim. Bahkan satu-persatu pemimpin Mongol sendiri akhirnya masuk Islam.

Berke Khan (kami akan menulis secara khusus tentang beliau dan wilayah Golden Horde yang dipimpinnya pada kesempatan lain), salah satu pemimpin Mongol di wilayah Golden Horde yang mencakup Rusia dan sebagian Asia Tengah, termasuk yang awal masuk Islam. Ia ikut berperan menghalangi Hulagu Khan yang masih terhitung familinya sendiri dari upayanya menguasai seluruh Syria serta dari keinginannya merebut Mesir. Berke marah dan memerangi Hulagu karena yang terakhir ini telah meruntuhkan kekhalifahan Islam di Baghdad. Dinasti Il-Khan yang didirikan Hulagu sendiri pada akhirnya berubah menjadi dinasti Muslim. Sejarah Mongol ditulis terutama oleh para sejarawan Persia Muslim seperti Ala al-Din Juwaini dan Rashid al-Din Hamadani yang bekerja pada pemerintahan Mongol.

Keadaan di China tidak kalah menarik. Di bawah Dinasti Yuan, banyak posisi penting pemerintahan dan ilmu pengetahuan diisi oleh orang-orang Islam. Ketika dinasti ini runtuh pada pertengahan abad ke-14, posisinya digantikan oleh Dinasti Ming yang dalam beberapa sumber dikatakan sebagai sebuah dinasti Muslim. Sejak masa Dinasti Yuan, kaum Muslimin di China sudah dikenal sebagai orang-orang yang terpelajar. Pada masa Dinasti Ming, peran mereka jadi lebih menonjol lagi. Cheng Ho, yang dikenal sebagai salah satu admiral terbesar sepanjang sejarah dan disebut-sebut telah tiba di benua Amerika tiga perempat abad lebih dulu dari Colombus, merupakan pelaut Muslim yang mengabdi pada masa awal keberadaan Dinasti Ming. Kaum Muslimin memang telah ditaklukkan oleh bangsa Mongol yang bersatu padu dan kuat secara militer. Namun pada akhirnya justru mereka yang menaklukkan bangsa Mongol melalui sistem keyakinan dan pengetahuan mereka yang lebih menonjol.

Pada hari ini, kaum Muslimin juga telah takluk oleh peradaban Barat yang lebih ungul dalam hal militer dan pengetahuan. Namun, di sela-sela kekalahan tersebut, kita masih dibuat heran dengan begitu banyaknya masyarakat Eropa dan Amerika yang masuk Islam. Umat Islam berada di posisi yang lemah dan tak berdaya. Tidak sedikit dari mereka yang terpengaruh kebudayaan Barat. Tetapi itu ternyata tidak menghalangi masyarakat Barat sekarang ini berbondong-bondong masuk Islam. Begitu juga tidak sedikit gereja-gereja di Eropa dan Amerika Serikat yang dijual dan kemudian berubah menjadi masjid. Akankah fenomena yang pernah terjadi pada bangsa Mongol akan terjadi juga pada bangsa Barat, walaupun yang terakhir ini memiliki keunggulan lebih banyak dibandingkan bangsa Mongol? Akankah pada akhirnya Barat akan menundukkan diri dan menerima Islam, agama dari peradaban yang telah mereka taklukkan? Wallahu a’lam bis showab. [Jakarta, 6 Safar 1431/ 22 Januari 2010/www.hidayatullah.com]


Penulis sedang mengambil program doktoral bidang sejarah di di Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia

http://www.hidayatullah.com/kajian-a-ib ... rtaklukkan
Post Reply