• Al Sira Al Nabawiyah oleh Ibn Hisham yang mencontek tulisan:
• Ibn Ishaq, Sīrat Rasūl Allāh, hal. 675-676
• Ibn Sa'd, Kitab al-tabaqat al-kabir, Volume 2.
Keterangan pembunuhan Asma juga bisa dibaca di sini:
Pembunuhan atas Asma bt. Marwan di Medina oleh Umayr b. Adiy al-Khatmi —March, 624M
Seketika setelah dia mendapat kemenangan di Badr, Muhammad merasa cukup kuat untuk menutup mulut para pengritiknya yang tidak suka akan kehadirannya di Medina, dan juga gerombolan perampoknya yang menakutkan bagi penduduk Medina dan memecah belah mereka semua. Banyak orang Yahudi yang merasa khawatir akan kekuatan tentara Muslim dan merasa takut kalau mereka jadi korban Muhammad yang berikutnya karena para Yahudi itu kaya raya.
Di waktu itu, cara yang paling sukses dalam mengutarakan pendapat dan kritik kepada lawan adalah melalui puisi. Kalau dibandingkan, para penulis puisi jaman itu adalah seperti jurnalis pada jaman ini. Salah satu penulis puisi waktu itu adalah Asma bint Marwan. Dia berasal dari suku B. Aws dan dia tidak menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap Islam. Dia menikah dengan Yazid b. Zayd yang berasal dari Banu Khatma, dan punya lima anak laki dan seorang bayi yang sedang menyusui. Beberapa penulis biografi mengatakan bahwa ayahnya mungkin adalah seorang Yahudi. Setelah perang Badr, dia menulis puisi satir. Syair2 puisi itu menyebar dari satu mulut ke mulut yang lain sehingga akhirnya sampai ke telinga para Muslim dan mereka sangat tersinggung. Muhammad paling tidak tahan kata2 sindiran atau makian.[Rodinson, hal. 176] Karena itu Muhammad yang sangat marah akan syair2 itu memutuskan sudah saatnya untuk menyingkirkan Asma.
Di mesjidnya malam itu, Muhammad mencari seorang sukarelawan untuk membunuh Asma binti Marwan. Seorang Muslim bernama Umayr b. Adiy al-Khatmi yang berasal dari suku yang sama dengan suku suami Asma (yakni Banu Khatma) bersedia melaksanakan pekerjaan itu. Di tengah malam, dia mengendap-endap masuk ke rumah Atma. Anak2nya yang masih kecil tidur mengelilingi Asma ketika dia sedang tidur. Saat itu bayinya sedang menyusu di dadanya. Umayr memindahkan bayi itu dari dada Asma dan dengan sekuat tenaga membenamkan pedangnya ke perut Asma sampai menembus punggungnya. Tusukan pedang yang kuat ini langsung mematikan Asma saat itu juga. Ini terjadi lima hari sebelum bulan suci puasa Ramadan berakhir di mana seharusnya Muslim tidak boleh menumpahkan darah. [Ibn Sa’d, Kitab At-Tabaqat, vol. ii, p.30]
Setelah membunuh Asma, keesokan harinya Umayr sang pembunuh pergi sembahyang ketika Muhammad juga berada di situ. Muhammad sangat ingin tahu apakah tugas pembunuhan berhasil dilaksanakan atau tidak. Dia bertanya pada Umayr, “Apakah kau sudah membunuh anak perempuan Marwan?” Ibn S’ad [Ibn Sa’d, Kitab At-Tabaqat, vol. ii, p.31] berkomentar bahwa inilah kalimat yang pertama didengar Umayr dari Muhammad di hari itu. Ketika Umayr berkata bahwa Asma telah dibunuh, Muhammad berkata, “Kau telah menolong Tuhan dan RasulNya, wahai Umayr!” Ketika Umayr bertanya apakah dia nantinya harus menanggung dosa pembunuhan yang dilakukannya atas Asma, sang Rasul menjawab, ”Dua kambing tidak akan saling menumbukkan kepalanya tentang Asma.” [ Ibn Ishak, Sirat Rasul Allah, hal.676] Muhammad lalu memuji Umayr atas pembunuhan itu di depan semua orang yang berkumpul hendak sembahyang. Lalu Umayr kembali ke tempat tinggalnya.
(Catatan: beberapa biografer berpendapat bahwa Umayr adalah bekas suami Asma).
Lima hari kemudian para Muslim merayakan Eid yang pertama (puasa berakhir)! Ketika Umayr kembali ke Medina, dia berjumpa dengan anak2 laki Asma yang sedang menguburkan jenazah ibunya. Mereka menuduh Umayr membunuh ibu mereka. Tanpa ragu, Umayr mengaku pembunuhan itu dengan sombon dan mengancam akan membunuh seluruh keluarga mereka jika mereka berani mengejek sang Nabi yang penuh kasih dan pengampunan. Ancaman ini ternyata mujarab sekali. Seluruh suku suami Asma (Banu Khatma) yang diam2 membenci Islam, sekarang terang2an jadi taat agar nyawa mereka selamat. Ibn Ishak menulis, “Itulah hari pertama di mana Islam menjadi kuat diantara B. Khatma. Hari di mana Bint Marwan dibunuh menjadi saat orang2 B. Khatma jadi Muslim karena mereka melihat kekuatan Islam.” [Ibn Ishak,
Sirat Rasul Allah, hal.676]
http://prophetmuhammadillustrated.com/p ... arwan.html