http://www.kidnappedchristiangirls.org/ ... idnappings
Magdy Khalil adalah penulis Mesir dan analis yg hidup di AS. Ia ingin menarik perhatian masyarakat internasional terhdp sebuah skandal memuakkan. Dibawah ini adalah tulisannya :
"PENCULIKAN perempuan di sebuah masy beradab dianggap sbg suatu tindak kriminal besar dan oleh karena itu selalu akan dihajar dgn hukuman berat. Penghormatan atas wanita, anak2 dan kaum minoritas adalah tanda keberadaban sebuah masyarakat dan merupakan tolak ukur perbedaan antara peradaban maju dng peradaban primitif. DI negara2 Barat, bahkan mengganggu perempuan saja bisa dihukum keras. Apalagi kalau korban adalah gadis dibawah umur.
Nah, bgm dgn di Mesir ? Dan bgm mungkin
tindak kejahatan paling memuakkan terhdp gadis2 Koptik dilakukan tanpa tanggung jawab moral, perlindungan hukum, ataupun tekanan sosial ? Apa yg mengakibatkan fenomena biadab ini ? Bgm sebuah masy yg pernah dianggap sbg asal mula peradaban umat manusia bisa menopang perbuatan laknatullah spt itu ?
INI fenomena yg sudah diprotes gereja Koptik 25 thn yg lalu, khususnya disebuah konferensi di Alexandria oleh Paus Shenouda tgl 17 Desember
1976 yg menyatakan bahwa
"ADA sebuah tekanan utk memaksakan gadis2 Koptik agar masuk Islam dan menikahi mereka dibawah tekanan kpd suami2 Muslim mereka." Paus Shenouda juga menuntut agar gadis2 yg diculik itu dikembalikan kpd keluarga2 mereka. Fenomena ini ternyata bukan saja berusia lebih dari 30 thn, tetapi SUDAH BERLANGSUNG SELAMA 15 ABAD SEJAK INVASI ARAB KE MESIR.
SEBAB MUSABAB :
[...]
2- Penghasutan Religius Bahaya
Siapapun yg memonitor media dan pendidikan di Mesir bisa menemukan bermacam2 fatwa yg memancing kemarahan terhdp kaum Koptik. Fatwa2 itu berkisar antara 'menganggap mereka kafir yg harus diperangi dan 'harus dihadapkan pada semua bentuk ketidakadilan' sampai dgn 'penghasutan utk menculik puteri2 mereka.' Fatwa2 macam itu ternyata dianggap sbg sebuah kewajiban beragama.
Contoh fatwanya Sheikh Abdel Halim Mahmud, mantan Imam of Al-Azhar
yg menulis dlm bukunya "Percaya kpd Allah" :
"Kristen spt sebuah penyakit berbahaya dan menular. Muslim HARUS tidak adil terhdp mereka, Muslim harus membenci Kristen, memperlakukan mereka secara kasar dan boikot mereka utk memaksa mereka masuk Islam."
Sheikh Muhamed Metwaly El-Shaarawy menulis dlm harian Al-Ahram tgl 9/2/1992 :
"Hubungan sex dgn wanita tahanan perang memberikan kehormatan pada wanita itu, karena itu berarti bahwa sang majikan memperlakukan wanita itu spt sang majikan memperlakukan istrinya."
NAH, KALAU GITU mengapa dong Muslim teriak2 dan mengeluh saat lelaki2 Serbia memperkosa Muslimah2 Bosnia ????? Ataukah ini hanya diijinkan dlm Islam dan dilarang bagi yg lain ????
Imam mesjid
the Juristic Society di Assiut berulang2 dan selama bertahun2 mengatakan dlm kotbah jumatnya bahwa:
"WANITA KRISTEN ADALAH PAMPASAN PERANG BAGI SETIAP MUSLIM."
Saya sendiri mendengar dgn kuping saya sendiri kotbah Jumat di sebuah mesjid kecil bahwa :
"MEMPERKOSA WANITA KRISTEN DIIJINKAN AGAR MEREKA MASUK ISLAM."
Sheikh Gad-El Haq, mantan Imam of Al-Azhar, mengeluarkan sebuah fatwa yg didasarkan pada yurisprudensi Islam yg memutuskan bahwa Yahudi dan Kristen adalah kafir dan oleh karena itu seorang Muslimah tidak boleh menikah dgn seorang non-Muslim, entah Kristen, Yahudi dsb. karena pengikut agama2 tsb adalah kafir dan polytheis. (Konsultan Mohamed Said El-Ashmawy, dlm
"An edict and an article" dlm surat kabar El-Ahaly 10/4/1996).
Sebuah fatwa dikeluarkan Komite Fatwa Al-Azhar thn 1996 ttg keabsahan pernikahan seorang Muslimah dgn lelaki Kristen :
"Menurut yurisprudensi, ini dilarang karena Islam adalah SUPERIOR dari agama2 lainnya. Dan anak2 harus mengikuti agama yg paling baik yg dianut orang tua mereka."
Hisham Khalifa, seorang pengacara, menulis dlm harian Al-Ahram 9/16/
1996 dlm kolum "Urusan Hukum" mengatakan : "macam tindakan kafir termasuk pergi ke gereja."
"Islam adalah unik diantara kepercayaan2 dunia lainnya, tetapi satu2nya yg dapat kami sebut sbg sebuah 'agama.' Juga, Kristen dikirim oleh Tuhan lewat Issa" (Jesus) hilang setelah ia mati." (Hussein Moaness dlm majalah October 15/3/1992.)
Dlm menghadapi Kristen seorang Muslim merasakan supremasi dan tidak menganggap kafir2 ini pantas mendapatkan respek ataupun penghargaan
-- mereka tidak boleh dikagumi atau dianggap terhormat.
Mereka harus diperlakukan spt ternak atau lebih buruk lagi, terlepas dari prestasi dunia mereka. (The Muslims Magazine tgl 10/29/1993).
Lihatlah bunyi penghasutan melawan non-Muslim yg ditulis Zaghloul El-
Naggar dlm artikel mingguannya dlm harian Al-Ahram :
"Kafir, polytheists & munafikun (orang yg berpura2 sbg muslim), khususnya kaum Ahlul Kitab yg memalsukan agama mereka, dan Yahudi, penjahat2 yg merupakan tonggak kekafiran sepanjang sejarah, spt juga sekarang, mereka mencerminkan bentuk kekafiran paling parah." (Al-Ahram 7/15/2002)
Jelas bahwa Yudaisme bukan sebuah agama namun sebuah penyakit yg menginfeksi naluri alamiah dan menyebabkannya melenceng dari jalan
manusia dan jatuh ke lingkaran setan." (Al-Ahram 7/22/2002)
Abdel Gawad Yassin mengatakan : "Dari perspektif nasional, seorang
Muslim, Yahudi, Kristen dan atheis semuanya sama, namun menurut
Islam, mereka tidak semua sama. Mereka berada dibawah kategori berbeda dari Muslim dibawah hukum Syariah. Dlm sebuah negara Islam,
mereka harus membayar jizyah (pajak2 khusus utk non-Muslim), mereka tidak boleh mengambil bagian dlm memerintah negara dan dlm jihad atau pembelaan diri, jangan tergantung pada mereka. Mereka harus selalu berada dlm posisi dimana mereka merasakan kekuatan dan kehebatan, kehormatan, harga diri, kemurahan dan toleransi Islam, yi mereka harus berada dlm posisi yg memaksakan mereka utk masuk Islam." (Source: Abdel-Gawad Yassin,
A Prologue to the jurisprudence of contemporary pre-Islamic Ignorance, 1986)
Mostafa Mashhour, mantan pemimpin the "Muslim Brotherhood" mengatakan dlm mingguan Al-Ahram 4/3/1997: "Koptik harus membayar jizyah ketimbang bergabung dgn angkatan bersenjata agar mereka tidak bersekongkol dgn musuh, kalau bertempur melawan sebuah negara Kristen."
Mari kita baca juga apa yg diajarkan oleh siswa2 Universitas Assiut, cabang Suhag, dlm buku mereka, "Basics of Education" (Dasar2 Pendidikan):
Agama Kristen mengelu2kan Yesus, spt yg dilakukan kaum Marxis.
Agama Kristen, spt Yudaisme adalah gado2 Yudaisme Mesir.
Agama Kristen didasarkan pada Yudaisme dan yg terakhir bukan sebuah agama.
Agama Kristen mengandung keberhalaan/paganisme.
Agama Kristen menjadi agama berhala.
Manusia mengutak atik agama Kristen dan merubahnya menjadi campuran baik Yudaisme dan paganisme.
Rasul Paulus berpura2 sbg Kristen utk mendistorsi agama Kristen'
Bayangkan saja apa yg diajarkan kpd anak2 dlm sekolah2 Islam dan sekolah2 negara (BTW, 22% sistim pendidikan Mesir = agama islam dan bertujuan utk menanamkan kebencian terhdp pengikut agama lain dan menyerukan pengusiran dan eradikasi mereka). Dlm salah satu buku yg menjadi bagian kurikulum anak2:
Seorang Muslim mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan.
Seorang Muslim berjalan dgn tenang dan terhormat.
Kristen adalah orang2 sesat.
Satu2nya agama yg diterima Allah adalah Islam dan tidak ada agama lain yg memuaskan Allah selain Islam.
JADI [...]
4- PENCULIKAN GADIS2 KOPTIK ADALAH SEBUAH TINDAK KEJAHATAN TERORGANISASI
Penculikan dan pemaksaan Islam kpd gadis2 Koptik bukan saja merupakan hasil penghasutan paranoid dan diskriminasi religius, namun juga sebuah proses yg direncanakan terlebih dahulu oleh asosiasi dan organisasi didalam Mesir dgn dana Arab, karena tujuan utama dlm merayu dan menarik gadis2 Koptik ini adalah lewat tipuan, penghasutan, paksaan dan kekerasan.
Dlm sebuah pidato alm Uskup Besar Athanasious, uskup besar dari Beni
Sueif, ia mengekspos taktik2 organisasi2 ini dlm operasi penculikan gadis2 Koptik lewat persahabatan yg berakhir dgn rayuan seksual, penculikan atau penahanan secara paksa di banyak rumah yg tersebar diseluruh Mesir dan memaksa mereka masuk Islam.
Alm Dr. Farag Fouda, dlm wawancaranya dgn DER SPIEGEL, menguak jumlah dana yg mengalir dari Saudi, Libya dan Arab2 kaya lainnya.
Memang aneh bahwa 16 thn setelah wawancara dgn alm Fouda, harian Perancis, Le Monde dlm artikel 9/25/2001, tidak lama setelah tragedi 9/11 berjudul "Jalur Dana Bin Ladin dari Teluk ke Eropa," melaporkan ttg jumlah dana yg mengair ke badan2 Islam di MESIR dan seputar dunia dari sebuah jaringan finansial yg terdiri dari yayasan2 zakat, organisasi2 dan bank2.
Antara lain adalah "The Islamic Solidarity Bank", "Faisal Islamic Bank", "Dubai Islamic Bank", " Dar Al-Maal Al-Islami Trust & "Islamic Relief
Organization" yg kesemuanya bertujuan, antara lain, menyebarkan Islam dgn segala cara. Sebagian besar duit tsb mengalir ke Mesir utk melenyapkan Kotpik lewat pemaksaan masuk Islam dan mengeradikasi minoritas yg sudah berakar dlm sejarah dan tanah Mesir.
5- KESADARAN MAYORITAS MUSLIM
Mayoritas Muslim memang sangat sensitif kalau menyangkut 'penderitaan Muslim' di Bosnia, Kosovo, Afghanistan, Chechen dan Palestina. TAPI kalau sudah menyangkut kaum Koptik, fanatisme religius mereka tidak mampu merasakan penderitaan saudara sebangsa mereka sendiri, yi. kaum Koptik.
Mayoritas Muslim itulah yg menciptakan suasana yg mentolerir huru hara, sementara minoritas Koptik menjawab dgn toleransi yg berlebihan sambil bungkam diri, menahan kepahitan hidup mereka dlm sebuah masy Muslim.
... Apa yg dilakukan mayoritas adalah "mengkolaborasi mayoritas yg terdiam." Alm Dr. Farag Fouda mengatakan bahwa "
Kairo akan menjadi lautan api, kalau satu saja Muslim masuk Kristen."
Saya tambahkan, MESIR akan menjadi lautan api jika seorang lelaki Koptik menculik seorang gadis Muslim dibawah umur, memperkosanya dan memaksanya masuk Kristen.
[...]
-------------------------------------
Magdi Khalil is an Egyptian Coptic political analyst, researcher, author and Executive Editor of the Egyptian weekly Watani International. He is also a columnist for Asharq Al-Awsat newspaper, London, a writer for several Arabic language newspapers, and a frequent contributor to Middle East broadcast news TV. Mr. Khalil has also published three books and written numerous research papers on citizenship rights, civil society, and the situation of minorities in the Middle East.
[email protected]