Semakin kaffah seorang Muslim, semakin hilang pula akal sehati dan hati nuraninya.
fatwa-perkosaan-atas-wanita-non-sunni-di-syr-t51546/
Fatwa Perkosaan atas Wanita² non-Sunni di Syria
Oleh Raymond Ibrahim on April 2, 2013 i
Telah muncul satu lagi ketua umat Islam yang mendorong Muslim yang berjihad di Syria untuk memperkosa wanita² sesama bangsa di negara itu.
‘Ajlawni menghalakan perkosaan atas nama Islam, persis seperti kejadian Mei 1998 saat Muslim memperkosa wanita² kafir sambil tereak² allahuakbar' saat ejakulasi.
Syeikh aliran Salafi bernama
Yasir al-‘Ajlawni, orang asal Yordania yang dulu hidup di Damaskus, Syria selama 17 tahun, menampilkan video YouTube minggu lalu dimana dia berpesan bagi pejuang Muslim yang ingin menggulingkan Presiden Syria Bashar Assad yang sekuler dan menerapkan Syariah Islam.
Pesannya adalah penghalalan (dalam nama Islam) bagi Muslim untuk “menangkap dan lalu ngesex” dengan semua wanita² non-Sunni, terutama dari masyarakat asal Assad, yakni kaum Alawit, juga Druze, dan lain-lain, pokoknya SEMUA wanita yang non-Islam Sunni dan tentunya yang non-Muslim juga.
Syeikh menyebut istilah Islam bagi para tawanan wanita ini, yakni milk al-yamin, artinya adalah ‘yang dimiliki tangan kanan’. Istilah ini berasal dari Qur’an, dan ditujukan bagi tawanan perang wanita atau budak sex. Contohnya
Q 4:3 menyuruh Muslim untuk “menikahi wanita , dua dan tiga dan empat … atau wanita yang dimiliki tangan kananmu.” Bukti linguistik menunjukkan bahwa wanita ini dianggap setaraf binatang piaraan dan barang milik saja, dan tidak dianggap sebagai wanita terhormat .
Syeikh Yordania Yasir al-‘Ajlawni bukanlah syeikh yang pertama yang menghalalkan perkosaan terhadap kafir wanita akhir² ini. Anjuran untuk menangkap dan memperkosa wanita² non-Muslim semakin sering terjadi di segala penjuru dunia Islam.
Contohnya beberapa bulan yang lalu,
pendakwah Saudi Muhammad al-Arifi juga mengeluarkan
fatwa yang mengijinkan Muslim untuk ngesex dengan wanita² Syria yang ditangkap selama beberapa jam, “agar setiap Muslim punya kesempatan ngesex yang cukup” – atau istilahnya gang-rape, atau salome, atau perkosa rame². (agama yang mendorong Muslim untuk melakukan perbuatan hina kayak gini tentu bukan agama dari Tuhan, malahan agama yang menghujat Tuhan.)
Sheikh Ishaq Huwaini dari Mesir, "jika aku ingin memiliki budak sex, aku akan pergi ke pasar dan memilih wanita mana saja yang kusukai dan lalu membelinya.”
Ada pula
Sheikh Ishaq Huwaini, dari Mesir, yang berdakwah tentang
bagaimana tawanan wanita kafir, atau istilah Qur’annya adalah ghanima (jarahan perang), dibagi-bagikan diantara para Muslim untuk dibawa ke “pasar budak, dimana para budak sex dan selir² dijual.” Dia juga menyebut wanita² sebagai ‘yang dimiliki tangan kananmu’. Katanya, “Kau pergi ke pasar budak dan membelinya, dan dia jadi pasangan sexmu yang sah – tanpa kontrak nikah, tanpa wali, tanpa apapun – dan ini disetujui semua ulama … Dengan kata lain, jika aku ingin memiliki budak sex, aku akan pergi ke pasar dan memilih wanita mana saja yang kusukai dan lalu membelinya.”
Bahkan sebagian Muslimah juga menganjurkan perbudakan dan perkosaan bagi wanita non-Muslim. Aktivis politik Kuwait
Salwa al-Mutairi, contohnya, sedang berusaha untuk mendirikan kembali institusi perbudakan sex. Dalam video yang ditayangkannya di internet, dia menjelaskan bahwa dia dulu bertanya pada ketua umat Muslim tertinggi di Mekah, tentang legalitas budak sex dan mereka semua setuju bahwa hal itu halal. Menurut Mutairi:
Negara Muslim pertama-tama harus menyerang negara Kristen – maaf, maksud saya SEMUA negara non-Muslim – dan wanita²nya (yang nantinya bakal dijadikan budak sex) harus ditangkap saat serangan dilakukan. Apakah perbuatan ini haram? Tidak sama sekali karena menurut Islam, budak² sex tidaklah dilarang sama sekali. Malah sebaliknya, aturan mengatur budak² sex berbeda dengan wanita² mereka (maksudnya wanita Muslimah).
Tubuh Muslimah harus ditutup seluruhnya, kecuali bagian wajah dan tangan, sedangkan budak wanita harus tetap telanjang dari pusar ke atas – ini karena budak sex berbeda dengan wanita merdeka. Wanita merdeka harus nikah resmi dengan suaminya, tapi budak sex sih tidak – karena lelaki bisa dengan mudah membelinya dan sudah, begitu saja prosesnya.
Mutairi, Muslimah pendukung didirikannya pasar budak sex bagi wanita² non-Muslim yang ditangkepin Muslim.
Aktivis wanita Kuwait ini lalu menganjurkan: “Contohnya, di perang Chechnya, tentu para wanita² kafir Rusia ditangkapi. Maka silahkan saja bawa dan jual mereka di sini di Kuwait; dan ini lebih baik daripada Muslim² di sini berzinah. Aku tak melihat ada masalah apapun,
gak ada masalah sama sekali.”
Contoh lain masih banyak. Intinya adalah fatwa perkosaan dan gang rape wanita² kafir non-Sunni Syria itu disetujui banyak kalangan Muslim dan tidak dianggap melanggar hukum Islam.
Artikel Faithfreedom Indonesia
Mirror
Faithfreedom forum static