Al Ghazali : Pelecehan Wanita dalam Islam
Posted: Thu Aug 12, 2010 3:56 am
THE ABUSE OF WOMEN IN ISLAM/PELECEHAN WANITA DALAM ISLAM
by DrThomas Ahmad on Wednesday, August 11, 2010 at 9:01pm.
Abu Hamid Al-Ghazali http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali dianggap sebagai pemikir Muslim terbesar yang pernah eksis setelah nabi Muhammad. Ia dikenal sebagai "Pembela Islam". Ia menulis sekitar 1.000 buku tentang Fiqih Islam. Dalam bukunya yang sangat terkenal, "The Revival Of The Religious Sciences" [Bangunnya Kembali Sains Religius], Al-Ghazali menggambarkan peran wanita :
- Ia harus menetap di rumah dan merajut;
- Ia hanya boleh keluar rumah dalam hal darurat;
- ia tidak boleh banyak tahu. Ia tidak boleh komunikasi dengan tetangganya dan hanya mengunjungi mereka kalau sangat perlu sekali;
- Ia harus merawat suaminya dan menghormatinya baik sewaktu ia hadir maupun absen dan bertujuan untuk memuaskannya dalam segala hal;
- Ia tidak boleh meninggalkan rumah tanpa ijin suami dan jika ia diberi ijin, ia harus berangkat dengan diam-diam;
- Ia harus mengenakan baju tua dan mengambil jalan dan gang yang sepi, menghindari pasar dan memastikan agar orang tidak mendengarkan suaranya, bunyi telapak kakinya atau mencium bau/wanginya atau mengenalinya;
- Ia tidak boleh berbicara kepada teman atau suami, bahkan kalau perlu;
- Ia hanya boleh menyibukkan diri "al bud"nya (organ reproduktif/vagina), rumahnya, solat2nya dan puasanya (lapar bagi Allah);
- Kalau seorang teman suaminya datang saat suaminya absen, ia tidak boleh membuka pintu atau menjawabnya guna menjaga "al bud"-nya;
- Ia harus puas dengan hubungan sex yang diberikan suaminya disetiap saat;
- ia harus bersih dan siap memuaskan kebutuhan seksual suaminya setiap saat;
Teolog Islam paling besar ini lalu memperingatkan lelaki bahwa mereka harus berhati-hati pada wanita karena "kelicikan mereka luar biasa besar dan kenakalan mereka adalah racun; wanita TIDAK bermoral dan berhati jahat". Dan dengan gaya imam yang khas, Ghazali menjelaskan, "Adalah fakta bahwa kesulitan, kerugian dan nasib sial yang diderita lelaki datang dari wanita.'' [3.2]
Dalam bukunya, "Counsel for Kings" [Nasehat bagi para Raja], Ghazali menyimpulkan bahwa seorang wanita harus menderita akibat kelakuan Hawa di Taman Eden:
"Ketika Hawa memakan buah yang dilarangNya dari sebuah pohon di Surga, Allah swt, mengutuk wanita dengan 18 hukuman :
- menstruasi;
- kehamilan;
- melahirkan anak;
- perpisahan dari ibu dan ayah dan perkawinan dengan orang yang tak dikenalnya;
- tidak memiliki kekuasaan atas keadaan fisiknya;
- memiliki bagian yang lebih kecil dalam warisan; (1/2 dari lelaki spt dicatat dlm Quran)
- ia bisa ditalaq dan tidak bisa men-talaq;
- hanya bisa memiliki satu suami, sementara suami bisa memiliki empat istri;
- fakta bahwa ia harus memencilkan diri dirumah;
- fakta bahwa ia harus menutupi wajahnya didalam rumah;
- fakta bahwa kesaksian wanita harus dibarengi oleh kesaksian seorang lelaki;
- fakta bahwa ia tidak boleh keluar rumah kecuali dengan saudara semuhrim;
- fakta bahwa lelaki boleh ambil bagian dalam solat Jumat dan hari2 upacara keagamaan lainnya serta penguburan, sementara wanita tidak boleh;
- didiskualifikasi bagi kepemimpinan dan kehakiman;
- fakta bahwa kemampuan memiliki 1000 komponen dan hanya satu dimiliki wanita sementara yang ke 999 lainnya dimiliki lelaki;
- fakta bahwa bahwa jika wanita melanggar aturan, mereka akan diberikan siksaan yang lebih besar dari yang lainnya pada Hari Kiamat;
- fakta bahwa jika suami mereka mati, mereka harus memasuki masa iddah selama empat bulan dan 10 hari sebelum menikah kembali.
Satu2nya tujuan wanita, "kewajibannya untuk berada di rumah untuk memuaskan nafsu seksual suaminya," kembali ditekankan dalam buku Ghazali, "Bukti Islam." Saking ia begitu dihormati oleh para mayoritas imam sampai saat ini, Ghazali sampai dijuluki "Bukti Islam".
Pemikirannya tentang karakter wanita membentuk pemikiran ke satu milyar pengikut Islam : "Jika anda mengendorkan tali pengikat wanita sedikit saja, ia akan lari dan menyeret anda .... Tipuan mereka begitu hebat dan kejahatan mereka begitu menular ; karakter buruk dan otak lemah adalah sifat mereka yang paling dominan ..." [R2]
Ghazali juga memperingatkan para istri agar TIDAK PERNAH MENOLAK VAGINANYA PADA SUAMINYA, BAHKAN JIKA IA BERADA PADA SADEL ONTA.
Al-Ghazali mendesak para suami agar TIDAK mengajarkan mereka menulis : "Jangan menambahkan kejahatan pada ketidakbahagiaan. belajarlah dari nabi dan kalif Umar Ibn al-Khattab yang memeirntahkan : "Jangan ajarkan wanita menulis, ambillah sikap yang bertolak belakang dengan sikap wanita. Oposisi macam itu mengandung kebijakan besar."''
Kata Ghazali : "Perkawinan adalah satu bentuk perbudakan. Wanita adalah bukan lelaki dan kewajibannya oleh karena itu adalah KEPATUHAN SECARA ABSOLUT kepada suami dalam apa saja yang dimintanya darinya. Hanya wanita yang disukai suaminya akan mendapatkan tempatnya di surga." [R1]
Nabi Muhammad menggambarkan wanita sebagai AURAT. Oleh karena itu, Islam memandang wanita sebagai aurat. The Encyclopedia of Islam mendefinisikan aurat sebagai pudendum, yaitu "genital external, khususnya wanita". [Latin pudendum (literal) barang kemaluan]. Pengikut Imam Hanbali dan Shafi' bahkan menganggap suara wanita, tangannya dan wajahnya sebagai aurat dan oleh karena itu harus ditutup. [3.3] [7].
Untuk membaca lebih lanjut tentang Status Wanita Muslim, silahkan klik :
http://www.publishamerica.net/product56703.html
http://www.publishamerica.net/product90819.html
by DrThomas Ahmad on Wednesday, August 11, 2010 at 9:01pm.
Abu Hamid Al-Ghazali http://en.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali dianggap sebagai pemikir Muslim terbesar yang pernah eksis setelah nabi Muhammad. Ia dikenal sebagai "Pembela Islam". Ia menulis sekitar 1.000 buku tentang Fiqih Islam. Dalam bukunya yang sangat terkenal, "The Revival Of The Religious Sciences" [Bangunnya Kembali Sains Religius], Al-Ghazali menggambarkan peran wanita :
- Ia harus menetap di rumah dan merajut;
- Ia hanya boleh keluar rumah dalam hal darurat;
- ia tidak boleh banyak tahu. Ia tidak boleh komunikasi dengan tetangganya dan hanya mengunjungi mereka kalau sangat perlu sekali;
- Ia harus merawat suaminya dan menghormatinya baik sewaktu ia hadir maupun absen dan bertujuan untuk memuaskannya dalam segala hal;
- Ia tidak boleh meninggalkan rumah tanpa ijin suami dan jika ia diberi ijin, ia harus berangkat dengan diam-diam;
- Ia harus mengenakan baju tua dan mengambil jalan dan gang yang sepi, menghindari pasar dan memastikan agar orang tidak mendengarkan suaranya, bunyi telapak kakinya atau mencium bau/wanginya atau mengenalinya;
- Ia tidak boleh berbicara kepada teman atau suami, bahkan kalau perlu;
- Ia hanya boleh menyibukkan diri "al bud"nya (organ reproduktif/vagina), rumahnya, solat2nya dan puasanya (lapar bagi Allah);
- Kalau seorang teman suaminya datang saat suaminya absen, ia tidak boleh membuka pintu atau menjawabnya guna menjaga "al bud"-nya;
- Ia harus puas dengan hubungan sex yang diberikan suaminya disetiap saat;
- ia harus bersih dan siap memuaskan kebutuhan seksual suaminya setiap saat;
Teolog Islam paling besar ini lalu memperingatkan lelaki bahwa mereka harus berhati-hati pada wanita karena "kelicikan mereka luar biasa besar dan kenakalan mereka adalah racun; wanita TIDAK bermoral dan berhati jahat". Dan dengan gaya imam yang khas, Ghazali menjelaskan, "Adalah fakta bahwa kesulitan, kerugian dan nasib sial yang diderita lelaki datang dari wanita.'' [3.2]
Dalam bukunya, "Counsel for Kings" [Nasehat bagi para Raja], Ghazali menyimpulkan bahwa seorang wanita harus menderita akibat kelakuan Hawa di Taman Eden:
"Ketika Hawa memakan buah yang dilarangNya dari sebuah pohon di Surga, Allah swt, mengutuk wanita dengan 18 hukuman :
- menstruasi;
- kehamilan;
- melahirkan anak;
- perpisahan dari ibu dan ayah dan perkawinan dengan orang yang tak dikenalnya;
- tidak memiliki kekuasaan atas keadaan fisiknya;
- memiliki bagian yang lebih kecil dalam warisan; (1/2 dari lelaki spt dicatat dlm Quran)
- ia bisa ditalaq dan tidak bisa men-talaq;
- hanya bisa memiliki satu suami, sementara suami bisa memiliki empat istri;
- fakta bahwa ia harus memencilkan diri dirumah;
- fakta bahwa ia harus menutupi wajahnya didalam rumah;
- fakta bahwa kesaksian wanita harus dibarengi oleh kesaksian seorang lelaki;
- fakta bahwa ia tidak boleh keluar rumah kecuali dengan saudara semuhrim;
- fakta bahwa lelaki boleh ambil bagian dalam solat Jumat dan hari2 upacara keagamaan lainnya serta penguburan, sementara wanita tidak boleh;
- didiskualifikasi bagi kepemimpinan dan kehakiman;
- fakta bahwa kemampuan memiliki 1000 komponen dan hanya satu dimiliki wanita sementara yang ke 999 lainnya dimiliki lelaki;
- fakta bahwa bahwa jika wanita melanggar aturan, mereka akan diberikan siksaan yang lebih besar dari yang lainnya pada Hari Kiamat;
- fakta bahwa jika suami mereka mati, mereka harus memasuki masa iddah selama empat bulan dan 10 hari sebelum menikah kembali.
Satu2nya tujuan wanita, "kewajibannya untuk berada di rumah untuk memuaskan nafsu seksual suaminya," kembali ditekankan dalam buku Ghazali, "Bukti Islam." Saking ia begitu dihormati oleh para mayoritas imam sampai saat ini, Ghazali sampai dijuluki "Bukti Islam".
Pemikirannya tentang karakter wanita membentuk pemikiran ke satu milyar pengikut Islam : "Jika anda mengendorkan tali pengikat wanita sedikit saja, ia akan lari dan menyeret anda .... Tipuan mereka begitu hebat dan kejahatan mereka begitu menular ; karakter buruk dan otak lemah adalah sifat mereka yang paling dominan ..." [R2]
Ghazali juga memperingatkan para istri agar TIDAK PERNAH MENOLAK VAGINANYA PADA SUAMINYA, BAHKAN JIKA IA BERADA PADA SADEL ONTA.
Al-Ghazali mendesak para suami agar TIDAK mengajarkan mereka menulis : "Jangan menambahkan kejahatan pada ketidakbahagiaan. belajarlah dari nabi dan kalif Umar Ibn al-Khattab yang memeirntahkan : "Jangan ajarkan wanita menulis, ambillah sikap yang bertolak belakang dengan sikap wanita. Oposisi macam itu mengandung kebijakan besar."''
Kata Ghazali : "Perkawinan adalah satu bentuk perbudakan. Wanita adalah bukan lelaki dan kewajibannya oleh karena itu adalah KEPATUHAN SECARA ABSOLUT kepada suami dalam apa saja yang dimintanya darinya. Hanya wanita yang disukai suaminya akan mendapatkan tempatnya di surga." [R1]
Nabi Muhammad menggambarkan wanita sebagai AURAT. Oleh karena itu, Islam memandang wanita sebagai aurat. The Encyclopedia of Islam mendefinisikan aurat sebagai pudendum, yaitu "genital external, khususnya wanita". [Latin pudendum (literal) barang kemaluan]. Pengikut Imam Hanbali dan Shafi' bahkan menganggap suara wanita, tangannya dan wajahnya sebagai aurat dan oleh karena itu harus ditutup. [3.3] [7].
Untuk membaca lebih lanjut tentang Status Wanita Muslim, silahkan klik :
http://www.publishamerica.net/product56703.html
http://www.publishamerica.net/product90819.html