Page 1 of 1

Muslim moderat - fakta, taqqiya, atau ilusi pribadi?

Posted: Wed Jan 01, 2014 8:00 am
by qprim
Catatan Redaksi dari website islam "moderat"
02 Agustus 2013 6652
By: Redaksi

Saya gelisah dengan situs-situs yang sarat pretensi dan provokasi. Bukan hanya jauh dari nilai-nilai Islam dan akhlaq mulia sebagaimana yang diajarkan Nabi, tetapi juga membahayakan ukhuwah

Dari kecil saya hidup di lingkungan pesantren. Ayah saya lulusan pesantren, pengasuh masjid dan guru madrasah. Ibu saya juga guru madrasah. Saya lebih akrab dengan bacaan berbahasa Arab ketimbang bahasa Indonesia. Hingga lulus aliyah (setingkat SMA), lemari saya dipenuhi kitab- kitab berbahasa Arab ketimbang buku-buku berbahasa Indonesia.
Sejak kecil saya sekolah di madrasah: ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah. Sejak kecil saya dididik fasih membaca Al-Qur'an, menghafal sejumlah hadist dan kitab-kitab. Singkatnya, saya dibesarkan di lingkungan yang sepenuhnya islami.
Islami di sini tidak berarti hidup dalam suasana yang melulu ibadah. Saya juga diajar bergaul dan bermain agar bisa belajar mengisi sisi kehidupan sosial saya. Saya diajar santun terhadap orang lain, karena begitulah sikap Nabi terhadap sesama. Saya diajar berbagi terhadap mereka yang membutuhkan, karena itulah yang diperintahkan Nabi Muhammad SAW dalam hadist-hadistnya. Islam yang saya kenal dari kecil adalah islam yang santun, toleran, dan solider terhadap sesama.

Namun sejak di Jakarta, saya menemukan sesuatu yang berbeda: Islam yang lain, yang jauh dari yang saya kenal sejak kecil hingga dewasa. Di Jakarta, untuk pertama kalinya saya saksikan Islam dan takbir diteriakkan dengan nada marah dan mengancam. Oleh PAM Swakarsa, tahun 1998, demi mendukung sebuah kekuasaan.
Di Jakarta pula, untuk pertama kalinya saya saksikan orang-orang beratribut Islam, baju putih dan kopiah, berpawai di jalanan dengan menang-menangan dan sedikit pongah. Padahal menjadi muslim dalam ajaran orang tua saya adalah santun dan senang mendahulukan orang lain, apalagi jika dalam balutan busana muslim.

Waktu kecil, di kampung saya, ketika seseorang mengenakan atribut/baju muslim, sarung dan kopiah, maka ia akan berperilaku dan bertindak hati-hati: santun, mendahulukan orang lain, jauh dari perilaku kasar dan omongan kotor. Karena ia sadar ia sedang menyandang Islam di tubuhnya. Tak boleh ia mencemarinya, atau mengotori kemuliaannya.
Di kampung saya waktu kecil, atribut Islam bisa membuat anak nakal menjadi (berperilaku) baik, orang berangasan bisa bertutur dengan lembut. Namun Islam yang saya kenal di Jakarta berbeda. Di kota ini ada organisasi berlabel Islam tapi tabiatnya suka mengancam dan menang-menangan. Di kota ini ada orang merasa Islam tapi mengafirkan orang yang sudah bersyahadat. Di kota ini ada orang yang jiwanya diliputi kebencian tapi merasa sedang berjihad di jalan Tuhan. Di kota ini, semua kontradiksi umat beragama seolah ada.

Ada situs bernama Islam yang hobinya menebar fitnah dan kebencian. Laporan-laporannya sepertinya lebih sering hasil imajinasi ketimbang investigasi. Ironisnya, banyak orang—khususnya anak muda—yang dipengaruhi.

Sudah beberapa tahun ini saya gerah dengan situs-situs tersebut. Situs-situs yang mengimpor kebencian dan hasrat peperangan. Situs-situs yang mengobarkan nafsu amarah ketimbang persaudaraan (ukhuwah). Dan saya pun membatin, “Islam tidak seperti ini. Islam tidak seperti yang mereka wakili.”

Lalu saya pun bertanya, “Tidak adakah situs keislaman lain yang lebih mewakili Islam yang saya yakini dan pahami?” Ada, tapi hanya beberapa. Dan sebagian besar tidak diupdate sebagaimana mestinya. Kecuali http://www.nu.or.id, sepertinya tidak ada situs keislaman yang mendekati Islam yang saya pahami yang dikelola dengan baik sebagaimana situs-situs Islam garis keras.
Maka dengan bantuan teman programer saya, Saeful Uyun, saya pun memberanikan diri membuat web islami.co ini. Bagi saya, ini tak ubahnya fardhu kifayah—akan celaka kita jika tak seorang pun melakukannya. Ibarat kita menemukan bukit yang tandus, kita harus menanam pohon di atasnya. Selanjutnya, kita berharap Tuhan mengirim orang atau air hujan untuk membesarkan pohon tersebut, yang kelak mengubah bukit tandus itu menjadi kawasan hijau dan lebat.
Jujur, situs-situs yang sarat pretensi dan provokasi tersebut membuat saya gelisah. Bukan hanya karena jauh dari nilai-nilai Islam dan akhlaq mulia sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, tetapi situs-situs itu juga membahayakan ukhuwah—baik di kalangan sesama muslim maupun bangsa Indonesia. Islam bagi saya adalah agama yang menekankan pentingnya akhlaq mulia, bukan sumpah serapah atau caci maki membabibuta. Islam bagi saya adalah rahmat bagi semesta, bukan agama yang ingin memonopoli kebenaran dan ruang-ruang di surga.

Akhirnya, saya berharap apa yang kami mulai bisa bermanfaat, dunia dan akhirat. Dan saya mengundang siapapun—sesuai kompetensinya masing-masing untuk menulis di situs ini. Mulai dari soal keagamaan an sich hingga yang lebih bersifat sosial. Dengan semangat yang sama: mensyiarkan Islam rahmatan lil alamin, karena kita tidak ingin Islam dibajak oleh orang-orang picik yang selalu mengatasnamakan agama dalam segala perilakunya.

Sekian, wassalam....

Mohamad Syafi' Ali
Founder
Sumber: http://m.islami.co/catatan-redaksi/99/1 ... daksi.html

Setiap kali menemukan tulisan seperti ini, selalu muncul pertanyaan-pertanyaan di kepala saya. Kalau memang islam bisa moderat, kenapa yang kelihatan jelas di Indonesia dan negara2x muslim lainnya justru bertolak belakang? Apakah ini cuma taqqiya utk mengelabui kafirun?

Benarkah islam moderat bersumber dari quran dan hadist? Kalau iya, lalu kenapa kelompok yang menyebut dirinya moderat kelihatan kayak minoritas, dan tidak berani mengambil sikap yang tegas menentang kelompok yang disebut muslim radikal? Kalaupun menentang, paling-paling hanya dalam bentuk tulisan di media sosial.

Kenapa debat antara muslim moderat dan muslim radikal mengenai inti ajaran islam tidak pernah muncul di media? Dalil siapa yang sebenarnya lebih kuat dan benar?

Muslim moderat - fakta, taqqiya, atau ilusi pribadi?
FFI Alternative
Faithfreedompedia

Re: Muslim moderat - fakta, taqqiya, atau ilusi pribadi?

Posted: Wed Jan 01, 2014 10:56 am
by OpoBener
setau saya ayat yang "moderat" sudah di nasakh ama ayat yang "militan"

Kalo debat menang mana ?? Ya yg militan lah :D
karena itu wajah asli Islam yang sebenarnya yang mana kata Islam sendiri berarti "Tunduk/Patuh", bukannya "Berserah Diri", seperti menurut pendapat para "moderat2" klonengan itu

Re: Muslim moderat - fakta, taqqiya, atau ilusi pribadi?

Posted: Wed Jan 01, 2014 11:48 am
by Chunk
Biasanya kalau ada teror dg alasan jihad, maka muslim lainnya mengatakan: "Islam itu agama benar, tapi orangnya yang keliru menafsirkan jadi terlihat sesat".
menurut saya seh, kalau islam moderat itu: "islam itu agama sesat, tapi orangnya yang keliru menafsirkan jadi terlihat baik"

Re: Muslim moderat - fakta, taqqiya, atau ilusi pribadi?

Posted: Wed Jan 01, 2014 3:12 pm
by 12345678901
menurut definisi dari muslim kaffah, muslim moderat itu muslim yang salah tapseer

kita harus setuju sengan hal itu

karena kalau dilihat, muslim moderat itu :
1 orang yang ga mengamalkan eslam dengan murni ... dipengaruhi oleh "conscience" mereka sendiri makanya ga ngebom

2. orang yang pura pura damei karena lagi terancam atau belom kuat
contohnya ... muslim myanmar .... karena lagi digebukin n sibuk ngemis menta tulunk, mereka ga bole beringas
atau juga muslim muslim lintah nyang berusaha melintah ke negeri kapeer ... sebelon dikasi visa ... harus tampil alim .... kalau beringas gaya muslim keluar .. ya bakalan ditendang