jj wrote:Hehehe.. ini oknum dari sarapan pagi toh...
Sudah baca tantangan saya di halaman 3? jangan dilewat donk...apalagi ayat2 yang extra baik di halaman 4.
Yuk kita diskusi di sarapan pagi ataupun forum bebas lainnya, dan buktikan pendapat saya ini salah:
Muslim bisa jadi jahat karena mereka tidak menjalankan seluruh isi Kitab Sucinya.
Kristen bisa jadi baik karena mereka tidak menjalankan seluruh isi kitab sucinya.
JANGAN GITU AH wrote: heee...what JJ...masih sesumbar juga di sini ya...apa gak punya malu kamu setelah saya tunjukkan sifat sok tahumu di trit sebelah...ckckck...
sangat cacat logika...!
jj wrote: Look at the mirror my friend!!
nap.bon wrote:Lebih tepatnya anda yang perlu look at the mirror.
Wah ga benar tuh, yang benar itu:
Muslim bisa jadi baik karena mereka tidak menjalankan seluruh isi Kitab Sucinya.
Kristen bisa jadi jahat karena mereka tidak menjalankan seluruh isi kitab sucinya.
dari mana logikanya kau nyuruh-nyuruh saya yang bercermin, sementara ada banyak kengawuran dipikiranmu. Di trit sebelah kau tak mampu menunujukkan jalan lurus dari pemahamanmu. Tuduhanmu juga sembarangan ditambah pemaksaan jalan ngawur pikiranmu agar orang kristen menerapkan ajaran "yang kau anggap biadab" (saya juga menganggapnya biadab koq). Lalu kau bawa-bawa rumusan Yesus yang kau kira berbicara masalah itu. Saya sudah tunjukkan bahwa konteks perkataan Yesus tidak seperti anggapanmu. Lalu saya tunjukkan juga aspek lain yang tidak disadari kalian yang muslim dari perkataan Yesus dalam hal "digenapi" dan hubungannya untuk tidak lagi menerapkan perintah-perintah mengerikan itu.
Saya pun sudah menyebutkan sedikit sikap orang Yahudi sendiri yang menolak melaksanakan perintah keras itu. Lalu saya katakan padamu jika orang Yahudi saja sudah menolaknya, lalu kewajiban orang Kristen dimana? Kau sama sekali tak bisa menyanggah apa yang saya katakan kecuali memaksa...memaksa dan terus memaksa pikiranmu yang ngawur itu!
Sayang sekali, jalan pikiranmu tidak bisa membaik. Buktinya ucapanmu itu! Di dalam pikiranmu terdapat penyakit logika dan kau tidak menyadarinya. Kau kira penyakit itu tanda-tanda munculnya kecerdasan berfikir? Mana bisa begitu?
Seharusnya kau yang bercermin agar penyakit itu tampak jelas di matamu dan kau dapat mengobatinya. Tapi tidak kau lakukan. Karena kau tidak lakukan, kau tetap tanpa rasa malu membangkit-bangkit apa yang sebenarnya sudah clear. Apakah kau pikir saya tidak akan mampir di thread ini dan saya melupakannya? Jangan pernah berharap saya tidak melihatnya...saya akan pantau sepak terjangmu...!