Johan Pais
Johan Pais adalah Orang Kaya Hative di Pulau Ambon Jasirah Laitimor. Ia juga menjabat sebagai pembantu pendeta. Jan Pais ini dituduh mengepalai perlawanan di Leitimor. Gubernur Belanda yaitu Arnold de Vlamingh van Oudshoorn menangkapnya. Ia disiksa untuk mengakui kesalahannya. Dia dituduh berkomplot dengan Kimelaha Madjiraa yaitu wakil Sultan Ternate yang berkuasa di Jasirah Huamoal Pulau Seram untuk mengusir kompeni Belanda. Sesudah itu dia akan menjadi kepala dari semua orang Kristen dan Madjira dari semua orang Islam.
Sewaktu disiksa Jan Pais mengaku, tetapi dalam keadaan tidak disiksa dia menyangkal. De Vlamingh berpendapat bahwa dia bersalah. Pada malam hari dia dieksekusi mati. Kepalanya dipancung dan tubuhnya dibagi empat. Peristiwa ini terjadi secara rahasia agar tidak diketahui rakyat, mungkin juga supaya jangan menimbulkan kegoncangan di kalangan rakyat. Keesokan harinya Orang-Orang Kaya (pemimpin Negeri) diundang ke benteng Victoria dan mereka menyaksikan keganasan de Vlamingh itu, maksudnya untuk menakutkan mereka.
Bersalah tidaknya Jan Pais ini, memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Namun yang jelas bahwa di daerah Leitomor, rakyat yang sudah lama menderita dan jenuh dengan tuntutan-tuntutan VOC, bangkit menyerang Belanda dimana-mana. Jan Pais adalah pahlawan mereka yang tampil membela kebenaran dan keadilan dan diakui sebagai salah seorang pejuang kemerdekaan rakyat Maluku
==============================================================================================================================================================================================================
Yeremias Latuihamallo
Yeremias Latuihamallo adalah penasihat utama Thomas Matulessy Kapitan Pattimura, ia berasal dari Negeri Porto di Pulau Saparua, berumur 47 tahun waktu pecah perang Pattimura tahun 1817. Ia disebut pula dengan nama Salemba. Pada waktu pemerintahan Inggris, dituduh membunuh Residen Inggris di Saparua. Karena itu ia ditangkap dan dibuang ke Jawa, lalu ke Madras (India). Kemudian dibebaskan dan kembali menetap di Porto. Dia diangkat oleh Pattimura menjadi raja Negeri Porto menggantikan Raja W. P. Nanlohy dan Yeremias ikut menandatangani “Proklamasi Haria” tanggal 28 Mei 1817 di Baileu Negeri Haria sebagai perwujudan tekad seluruh rakyat menentang kelaliman pemerintahan Belanda.
\Yeremias Latuihamallo alias Salemba pada akhir peperangan tertangkap. Tanggal 24 Desember 1817 diinterogasi dan pada tanggal 2 Pebruari 1818 dia dihukum mati gantung oleh Ambonsche Raad van Justitie (Pengadilan Belanda di Ambon). Dia dipersalahkan menjadi penasehat utama Thomas Matulessy Kapitan Pattimura dan turut bertanggung jawab atas segala peristiwa yang telah terjadi. Tetapi nasibnya agak baik. Buykes memberi keampunan kepadanya karena tidak terbukti pernah membunuh seseorang. Hukumannya diperingan menjadi hukuman pembungan ke Pulau Jawa selama 25 tahun. Yeremias Latuihamallo berangkat ke pengasingan dengan kapal perang “Wilhelmina”
===============================================================================================================================================================================================================
Kapitan Lukas Lisapaly (Aaron)
Lukas Lisapaly berasal dari Negeri Ihamahu di Pulau Saparua. Terkenal pula dengan sebutan atau nama Kapitan Aron. Dia mengambil bagian bersama pasukan rakyat dari Hatawano dalam penyerangan benteng Belanda Duurstede di kota Saparua dan penghancuran tentara Mayor Beetjes dalam pertempuran di pantai Waisisil di Pulau Saparua. Sesudah itu dia diangkat sebagai salah seorang komandan pasukan rakyat di Pulau Haruku, dibawah pimpinan Kapitan Lukas Selanno untuk merebut benteng Zeelandia dan juga diserahi tugas memimpin pasukan di Jasirah Hatawano untuk menangkis serangan pasukan Belanda. Pada akhir peperangan, Lukas Lisapaly alias
Kapitan Aron tertangkap dan dibawa ke Ambon. Ambonsche Raad van Yustitie memutuskan hukuman mati gantung. Dia dipersalahkan menyerang benteng Duurstede di kota Saparua dan turut dalam pembunuhan seorang guru di Amahai dengan kakak dan anak-anaknya serta terhadap pembunuhan Yulianus Tuankotta, kakak dari Patih Akoon yang berkhianat. Pada tanggal 16 Januari 1818 Lukas menjalani eksekusi mati gantung di depan benteng Victoria kota Ambon
===============================================================================================================================================================================================================
Anthone Rhebok
Anthone Rhebok Kapten orang Borgor, salah satu dari keempat pahlawan dalam perang Pattimura pada tahun 1817 yang dipimpin oleh Thomas Matulessy Kapitan Pattimura. Anthone Rhebok bersama Thomas Matulessy dan pasukan rakyat merebut benteng Duurstede dan memimpin pertempuran melawan ekspedisi tentara Belanda di pantai Waisisil di Pulau Saparua. Anthone Rhebok juga diserahi tugas oleh Thomas Matulessy untuk mengatur pertahanan rakyat di Pulau Nusalaut dan merebut benteng Belanda yaitu Beverwijk di Sila Leinitu. Ia juga aktif di medan-medan pertempuran di Pulau Saparua dan sekitarnya.
Pahlawan dari staf inti Thomas Matulessy Kapitan Pattimura yang juga bekas mantan pasukan “Korps Limaratus” tentara cadangan Inggris itu tertangkap bersama Patih Negeri Tiouw Jacobus Pattiwael pada tanggal 13 November 1817. Mereka diangkut dengan kapal perang “Evertsen” ke Ambon. Di atas kapal dia bertemu dengan panglimanya Thomas Matulessy dan lain-lain tawanan. Anthone Rhebok mendapat hukuman mati gantung oleh Pengadilan Belanda Ambonsche Raad van Justitie. Laksamana Buyskes mengesahkan hukuman tersebut dengan Surat Keputusan tanggal 13 Desember 1817 Nomor 131. Akhirnya pada tanggal 16 Desember 1817 Anthone Rhebok menaiki tiang gantungan sebagai orang kedua bersama Thomas Matulessy di lapangan eksekusi di depan benteng Victoria di kota Ambon
===============================================================================================================================================================================================================
Philip Latumahina
Philips Latumahina Letnan orang Borgor, salah satu dari keempat pahlawan dalam perang Pattimura di tahun 1817. Bersama Thomas Matulessy dan pasukan rakyat merebut benteng Duurstede pusat pertahanan Belanda di kota Saparua dan membantu Thomas dalam pertempuran melawan tentara Belanda di pantai Waisisil di Saparua. Philips juga ikut memimpin pertempuran-pertempuran di Saparua, Tiouw dan tempat-tempat pertempuran lainnya di Jasirah Hatawano dan Jasirah Tenggara (Ouw – Ullath).
Pahlawan yang adalah staf inti Thomas Matulessy Kapitan Pattimura ini juga bekas mantan pasukan “Korps Limaratus”. Ia tertangkap bersama Johanis Matulessy kakak Thomas Matulessy pada tanggal 13 Nopember 1817 oleh pasukan Letnan Veerman di Hutan Booi – Paperu. Mereka ditahan dan diangkut dengan kapal perang “Reygersbergen”. Pada tanggal 12 Desember 1817, Ambonsche Raad van Justitie (Pengadilan Belanda di Kota Ambon) menjatuhkan hukuman mati gantung atas diri Letnan Philips Latumahina. Vonis ini disahkan oleh Laksanaman Buyskes dengan Surat Keputusan tanggal 13 Desember 1817 Nomor 129.
Pada tanggal 16 Desember 1817 pagi hari, dengan disaksikan oleh para hakim, pasukan Alifuru dari Ternate dan Tidore serta rakyat kota Ambon, Philips Latumahina menjalani hukuman gantung. Philips yang pertama-tama naik tiang gantungan. Ketika algojo melaksanakan tugasnya, Philips jatuh terpelanting karena tali gantungannya putus, sebab badannya besar, gemuk dan kuat. Dengan sudah payah, dia diseret ke atas lagi kemudian dipasang lagi jerat yang baru maka beberapa saat kemudian pahlawan ini tewas
===============================================================================================================================================================================================================
Paulus Tiahahu
Kapitan Paulus Tiahahu (wafat di Nusalaut, 17 November 1817) adalah seorang kapitan perang dari Negeri Abubu di Pulau Nusalaut yang turut dalam perang Pattimura tahun 1817. Paulus dan Anthony Reebok ditugaskan Pattimura untuk mengatur pertahanan di Nusalaut. Bersama-sama dengan pasukan rakyat ia merebut benteng Beverwijk di Negeri Sila Leinitu. Pasukan Belanda di benteng tersebut disergap dan dibunuh. Para pejuang dari Nusalaut mengambil bagian pula dalam pertempuran-pertempuran di Saparua, Haruku dan Jazirah Hatawano di Pulau Saparua. Paulus Tiahahu beserta raja-raja dan pati di Pulau Nusalaut ikut menandatangani Proklamasi Haria di Baileu Haria tanggal 28 Mei 1817.
Paulus mempunyai seorang putri yang bernama Martha Christina. Putrinya selalu mendampingi dirinya dalam medan-medan pertempuran. Semangat tempur srikandi Nusalaut yang masih remaja ini selalu mengobarkan semangat pasukan Pattimura. Selain memimpin kaum wanita ikut pertempuran, ia berada juga di tengah-tengah pasukan dengan ayahnya menghadang musuh dan menggabungkan keberaniannya dalam medan pertempuran di Negeri Ouw Ullath, yang berada di jazirah Tenggara Pulau Saparua. Pertempuran heroik di Front Ouw Ullath berakhir dengan kekalahan pejuang-pejuang rakyat. Kapitan Paulus Tiahahu, putrinya Martha Christina, Raja Hehanussa dari Negeri Titawaai, Raja Ullath dan Pati Ouw tertangkap. Mereka dibawa ke kapal perang “Everstsen”.
Di kapal ini para pejuang bertemu dengan Thomas Matulessy dan para tawanan lainnya. Sesudah diinterogasi, Buyskes menjatuhkan hukuman mati terhadap Paulus Tiahahu. Tanggal 16 Nopember 1817, Kapitan Paulus dengan putrinya Martha Christina diangkut ke Nusalaut dan ditahan di benteng Beverwijk. Pada tanggal 17 Nopember 1817, sesuai dengan vonis yang dijatuhkan Buyskes ia dihukum mati tembak oleh regu penembak Belanda di depan benteng Beverwijk. Putrinya tidak dapat membelanya. Setelah itu Martha dilepaskan dan ia bergerilya dari hutan hingga akhirnya tertangkap dan meninggal di atas kapal perang Eversten pada tanggal 2 Januari 1818.
===============================================================================================================================================================================================================
Yakob Sahetapy
Yakob Sahetapy adalah kepala sekolah rakyat sekaligus guru agama di Saparua. Dia adalah Bapak Rohani bagi rakyat yang berjuang khususnya bagi pejuang di medan pertempuran. Menjelang penyerbuan benteng Duurstede di kota Saparua, ia menaikkan doa untuk para pejuang.
Di dalam musyawarah, guru Sahetapy juga menaikkan doa agar Tuhan selalu menyertai perjuangan rakyat. Mazmur 17 menjadi pedoman untuk memperkuat iman para pejuang. Pengaruh Sahetapy sangat besar di kalangan rakyat dan pimpinan perang, khususnya bagi
Thomas Matulessy Kapitan Pattimura. Pada akahir peperangan Yakob Sahetapy tertangkap dan dibawa ke Ambon. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati gantung kepadanya. Tetapi Laksanaman Buyskes mengubah hukuman itu menjadi hukuman pembuangan ke Jawa. Yakob kemudian dibuang bersama Yohannis Matulessy (kakak Thomas Matulessy) ke Surabaya untuk bekerja di perkebunan pemerintah.
===============================================================================================================================================================================================================
Lukas Selano
Lukas Selanno berasal dari Negeri Noloth di Pulau Saparua. Setelah membantu Kapitan Pattimura dan Anthone Rhebok, mengatur strategi dan pertempuran melawan pasukan Marinir Belanda yang dipimpin Mayor Beetjes di pantai Waisisil di Pulau Saparua. Ia diangkat Pattimura sebagai komandan pasukan rakyat di Pulau Haruku dengan tugas menyerbu dan menduduki benteng Belanda “Zeelandia” di Haruku Sameth.
Lukas dibantu oleh Kapitan Pattisaha yaitu Melchior Kesaulya dan Kapitan Lukas Lisapally alias Kapitan Aron. Ia ikut juga membantu Kapitan Pattimura menyerbu benteng Duurstede di kota Saparua. Lukas Selanno akhirnya ditangkap dan dibawa ke Ambon. Ia dijatuhi vonis hukuman mati gantung oleh Raad van Justitie (Pengadilan Belanda di Ambon) karena dipersalahkan menyerang benteng Duurstede dan turut dalam pembunuhan dengan tuduhan pokok membunuh Nyonya Residen van den Berg. Pada tanggal 26 Januari 1818, Lukas naik tiang gantungan di lapangan eksekusi di depan benteng Victoria di kota Ambon, dan gugur sebagai pahlawan rakyat
===============================================================================================================================================================================================================
cerita2 menarik ttg perjuangan rakyat Maluku, dapat dibaca di sini, seperti apa itu Proklamasi Haria yg disusun oleh PAtimura dan panglima2nya, dan undangan Patimura kepada ayah kapten feldmen setelah mengetahui bhw ayah kapten feldmen adalh seorang pendeta. semakin membaca semakin susah utk diterima bahwa KAPITAN PATTIMURA adalah seorang MUSLIM.