Reviu A. Sina atas Buku “Karin in Saudi Arabia”

Pelanggaran HAM terhadap sesama umat Muslim, kemiskinan dan keterbelakangan yang disebabkan oleh Islam dan penerapan Syariah Islam.
Post Reply
User avatar
rainy
Posts: 634
Joined: Thu Feb 08, 2007 1:28 pm
Location: makassar

Reviu A. Sina atas Buku “Karin in Saudi Arabia”

Post by rainy »

Reviu A. Sina terhadap Buku “Karin in Saudi Arabia” oleh Dr. Alrabaa

Sebuah buku oleh Dr. Sami Alrabaa berjudul “Karin in Saudi Arabia” akan segera diterbitkan. Buku ini mengkisahkan seorang wanita berkebangsaan Jerman yang mengalami perlakuan yang sangat jahat di Saudi Arabia. Ia diperkosa oleh Mutawas (Polisi Moral Saudi Arabia), anaknya diambil dan Karin akhirnya dideportasi. Buku ini juga mengisahkan seorang wanita bernama Muna yang mengawini Prince Sultan selama satu malam saja. Kisah ini sungguh nyata dan telah diverifikasi.

Dr Ali Sina's review:
Kisah dalam buku ini sungguh sangat menarik perhatian, sekaligus mengerikan, menakutkan, menyedihkan dan mengkhawatirkan. Pada saat saya mengambil buku ini, saya sama sekali tidak ingin meletakannya kembali, namun ada saat dimana saya tidak sanggup lagi membacanya lebih lanjut. Saya harus berhenti, keluar sebentar untuk jalan-jalan, menghela napas dan menjernihkan pikiranku. Kisah kekerasan yang sangat mengerikan, pelanggaran terhadap hak azasi manusia dan kemanusiaan. Kejahatan sempurna yang terkandung dalam buku ini sungguh tidak tertahankan. Sangat tidak dipercaya bahwa suatu negara seperti Saudi Arabia dapat eksis.

Buku ini harus menjadi bacaan wajib bagi siapapun yang hendak berpergian ke Saudi Arabia untuk tujuan tertentu. Jika anda kenal seseorang yang hendak pergi ke sana, berikan buku ini. Pemberian anda dapat menyelamatkannya.
Masalah yang dihadapi oleh Saudi Arabia, seperti negara Muslim lainnya, bukan hanya pemerintahan yang korup tetapi juga masyarakatnya. Anggota masyarakat melakukan kejahatan / kekerasan yang sangat ekstrem (atrocities) terhadap anggota masyarakat lainnya, dan hal itu dilakukan tanpa perasaan bersalah dan dengan senang hati (conscience and gleefully). Muslim bukanlah masyarakat yang terbelakang dalam hal teknologi namun mereka terbelakang dalam hal moral, etika dan spiritual. Masalah mereka adalah pada etosnya, kerangka berpikir yang dimiliki (mindset), cara mereka berpikir dan cara mereka memandang dunia ini. Nilai – nilai yang mereka miliki tidak terbayangkan dalam masyarakat yang beradab saat ini. Akar permasalahannya adalah AGAMA mereka. Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdosa ; cara mereka dibesarkan dan dididik menjadikan mereka berbeda dari yang lain.

Pendidikan / pengajaran islam menurunkan derajat kemanusiaan menjadi setingkat binatang buas (beasts). Atas nama Islam, Muslim melakukan kekerasan / kejahatan berdarah. Kisah itu dan orang – orang yang terlibat didalamnya sungguh nyata namun keluarbiasaannya melebihi kisah – kisah fiksi.
Masyarakat islam diatur oleh jiwa – jiwa yang sakit. Tidak ada cara menjelaskannya secara lebih sopan. Islam adalah kegilaan. Semakin dalam suatu negara menjalani Islam semakin kejam hukum yang diberlakukan, kekejamam diluar batas – batas logika (draconian law), selain itu juga semakin tiran pemerintahannya dan semakin barbar masyarakatnya. Saudi Arabia sebagai jantung iman Islam menjadi negara terjahat di dunia.
Hanya satu hal yang dapat menolong masyarakat ini yaitu membatu mereka menyingkirkan Islam. Islam-lah penyebab kebiadaban, kemunduran moral dan intelektualitas mereka. Manusia sama dimanapun juga. Kepercayaan yang mereka miliki yang membuat mereka berbeda satu sama lain. Islam tidak dapat direformasi namun dapat dihancurkan. Pada saat Islam hancur maka peradaban di negara – negara Islam akan kembali baik seperti semula dan kisah – kisah menakutkan seperti ini akan tinggal sejarah.

Kita berhutang kepada mereka, anak-cucu mereka dan kepada seluruh umat manusia untuk menyelamatkan Muslin dari kekangan Islam dan membebaskan mereka. Hal ini dapat terwujud jika masyarakat membicarakannya, menyuarakan kebenaran dan menyebarluaskannya kepada dunia tentang apa yang terjadi atas nama Islam di negara Muslin. Kebenaran akan membebaskan mereka. Alrabaa telah melakukan sebagian dari hal itu yaitu menyebarluaskan kebenaran ; selebihnya terserah kita. Di dalam kisah – kisah itu terkandung kebenaran Islam yang menakutkan.
________________________________________

Editorial Review (amazon.com):

“Karin” adalah kisah nyata seorang wanita Jerman yang tinggal untuk sementara waktu di Saudi Arabia dan kemudian jatuh cinta dengan seorang Saudi. Beberapa waktu kemudian cintanya berubah menjadi mimpi menakutkan yang menghancurkan. Polisi Moral Saudi Arabia, yang terkenali dengan brutalitas kebinatangannya, memperkosa Karin dan menjebloskannya ke dalam penjara. Kejahatan yang ditduhkan kepadanya adalah dia berkendara sendiri di tengah kota dengan seorang sopir taksi. Bayinya dirampas dan dia dideportasi ke Siprus tanpa paspor dan uang. Muna, seorang wanita muda dari Maroko lebih beruntung. Dia berupaya menyelundupkan dirinya sendiri setelah perkawinan satu malam dengan Sultan, Putra Mahkota Saudi Arabia.

Di Saudi Arabia, anda dapat menikahi dan menceraikan seorang wanita tanpa kehadirannya. Anda hanya membutuhkan seorang ulama (religious man) dan dua orang pria untuk menjadi saksi. Hal ini ini yang terjadi pada Karin ; ia menikah tanpa kehadirannya. Sementara ini Muna tidak pernah melihat adanya surat nikah maupun surat cerai.
Mimi dan Najat secara brutal dihukum mati dengan dirajam (stoned to death). Najat, seorang bisu-tuli (deaf-dumb) ditangkap oleh “Polisi Moral” karena disangka menjadi pekerja seks komersial. Sebenarnya ia sedang menunggu saudaranya yang akan menjemputnya didepan sebuah toko.

Kepala Polisi Moral dengan cepat menjatuhkan hukuman. Sang Kepala Polisi menulis antara lain “Najat melakukan kegiatan prostitusi dan tertangkap sedang akan dijemput seorang pelanggan. Dia merekomendasikan rajam (stone to death) sebagai hukumannya. Dua orang Muttawas (Polisi Moral) mengirimkan dokumen tersebut kepada Pangeran Salman, Gubernur Riyadh. Dia dengan segera membuat surat putusan sesuai dengan rekomendasi yang diterima dan menandatanganinya. Najat kemudian dirajam sampai mati di depan publik pada hari Jumat berikutnya.
Mimi, seorang pembantu rumah tangga dari Filipina, dituduh oleh istri dari pasangan Karin. Dia dijemput oleh Polisi Moral dan juga dirajam. Kisah – kisah ini sering terjadi dan masyarakat terlalu lemah mengatasinya. Tidak ada peradilan di Saudi Arabia dan sang pangeran disana memiliki kekuasaan mutlak.

Nisrin, seorang wanita Bangladesh, menikah dengan seorang Saudi, telah dideportasi dan perkawinannya dibatalkan. Sebelumnya dia diperkosa oleh seseorang dari Polisi Moral. Seorang Saudi yang berasal dari suku tertentu tidak dapat begitu saja menikahi seseorang.
Mohammed, sopir truk berkebangsaaan Siria, kedua lengannya dipotong karena tuduhan tanpa bukti atas pencurian truk yang biasanya ia kemudikan.
Sangat sedikit berita kejahatan luar biasa seperti ini menjangkau media internasional. Dibulan Maret 2002, Polisi Moral Saudi mencegah murid – murid perempuan sebuah sekolah meninggalkan gedung yang sedang terbakar karen mereka tidak mengenakan pakaian yang sesuai menurut Islam. Akibatnya 15 belas perempuan terbakar hidup-hidup. Kisah – kisah ini menjadi suatu pola yang terjadi hari demi hari.

Jika anda mempelajari Islam, quran dan syariah dan hidup di Saudi Arabia untuk beberapa waktu, anda akan mengetahui bahwa orang Saudi benar – benar menerapkan hukum Islam. “Wanita yang melakukan perzinahan harus dirajam sampai mati” (Quran 36:18 : Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".). “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Quran 5:38). Untuk lebih rinci klik http://europenews.dk/en/node/13862 dan baca "Understanding Muhammad" oleh Ali Sina.

Buku ini juga menunjukkan tidak hanya pemerintahan Saudi dan fanatisme relijius yang opresif tetapi juga kelompok masyarakat tertentu ; Pria Saudi menekan dan memperlakukan perempuan secara semena-mena, dan pria dan wanita Saudi menekan warga negara asing.

Ketika saya mengirimkan naskah buku ini kepada para sahabat di luar Saudi Arabia dan meminta mereka untuk membacanya, tanggapan mereka relatif sama. Mereka menggelang-gelengkan kepala untuk menunjukkan ketidakpercayaan. Tidak seorangpun di dunia yang beradab ini yang mungkin mampu memahami ketidakadilan dan kejahatan yang luar biasa ekstrem yang dialami para korban di Saudi Arabia. Bagi mereka, hal ini merupakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya. Beberapa diantara para sahabat tersebut menyatakan bahwa saya menceritakan aksi – aksi monster dari planet lain. Mereka tidak percaya bahwa manusia dapat melakukan tindakan seperti apa yang dilakukan oleh seorang Saudi dengan kekuasaan yang korup.
User avatar
kimi07
Posts: 2218
Joined: Fri Dec 07, 2007 7:59 pm
Location: in the Father's Heart

Re: Reviu A. Sina atas Buku “Karin in Saudi Arabia”

Post by kimi07 »

pertamax

kebudayaan arab memang tidak pernah menghargai wanita. buku ini bukan satu2nya. silahkan baca buku Princess karangan Jean P sasson.
masalahnya Islam mencopi paste smua budaya arab, dari joging ngelilingin kabah sampai pakaian ala ninja bagi wanita. jadi awas bagi negara2 lain yang hendak menerapkan syariah Islam. pasti akan merupakan langkah mundur dalam pelaksanaan ham, bagi wanita dan kafir.
Post Reply